Happy Reading and Enjoy...😊😊
****
"Majalah Wanita ada, Bang?" Nadhira berhenti di sebuah toko buku kecil di dekat sekolahnya sepulang sekolah.
"Itu majalah wanita semuanya tuh gambarnya, emang nggak liat?"
"Dih, gue juga punya mata kali, ditanya baik-baik malah nyolot," ucap Nadhira kesal.
"Gue tau elo punya mata, gue kan cuma kasih tau itu majalah gambarnya wanita semua."
Jawab pemuda itu lebih kesal.
"Huh, mana sih Pak Abu? kan ini tokonya pak Abu."
"Gue anaknya, kenapa?"
Nadhira mengamati wajah laki-laki seusianya itu dengan seksama.
"Elo gak mirip Pak Abu sih, Pak Abu mah mukanya adem, kelihatan orangnya baik wajahnya bersahaja, gak judes kaya elo!"
"Yeee nyolot ini cewek lama-lama."
"Nando...!!" suara pak Abu terdengar dari arah belakang Nadhira.
"Eh Pak Abu." Nadhira mencium punggung tangan Pak Abu yang baru sampai.
"Kamu nggak diomelin kan sama dia?" tanya Pak Abu pada Nadhira.
"Diomelin Pak, tadi aku tuh cari majalah eh malah di maki-maki pak katanya emang gak punya mata? tuh majalah mukanya wanita semua."
Nadhira mencontohkan gaya bicara Nando sambil memonyong - monyongkan bibirnya.
"Terus ya, Pak..."
Belum sempat Nadhira menyelesaikan ucapannya Nando sudah membekap mulutnya dari belakang.
"Bohong, Yah, lebay banget nih cewek, mana mulutnya pedes banget kaya cabe bubuk abal-abal."
"Hmmmpp hmppp."
Nadhira mencoba membuka bekapan tangan Nando.
"Nando, lepasin! kasian Nadhira gak bisa napas!"
Nadhira mencoba memberontak menarik tangan Nando dari mulutnya lalu Nando kehilangan keseimbangan dan terjatuh bersama Nadhira. Keduanya saling bertatapan saat terjatuh ke trotoar depan toko buku Pak Abu.
"Ih... jijik gue, kaya adegan FTV aja tatap-tatapan hiiiy."
Nadhira berdiri dengan membersihkan rok seragam nya dengan menepuk-nepuk nya.
"Apalagi gue, lebih jijik, mana pake elo jilat tadi tangan gue, ya kan? bakal mandi pake tanah deh gue."
"Eh apa elo bilang? elo pikir gue anj*ng apa pake najis segala, lagian siapa juga yang ngejilat tangan elo, ih kepedean wahai kau manusia purba."
"Siapa yang kepedean, emang nyatanya elo ngejilat tangan gue sih dasar barbie bengkok."
"Eh sandal jepit putus, jaga yak ucapan elo!" Nadhira makin kesal menunjuk Nando.
"Ini apa-apaan sih, cukup-cukup malah pada berantem gini, saya jadi ngerasa ngeliat acara tv yang nggak bermutu, yang cuma sahut-sahutan saling menghina pake nama benda ckckkckc aduh." Pak Abu melerai keduanya.
"Dia duluan, Pak," sahut Nadhira.
"Lah kok gue, Ayah lihat sendiri kan, kalau dia duluan yang mulai," sahut Nando membela diri.
"Elo tuh yang duluan," tunjuk Nadhira ke arah Nando.
"Elo yang duluan." Nando gantian menunjuk Nadhira.
"Sudah sudah stooooppppp!!!" Pak Abu mulai kehilangan kesabarannya membuat Nando dan Nadhira terdiam segera.
"Kamu kembali ke dalam toko!" seru Pak Abu pada Nando.
"Syukurin elo." ucap Nadhira senang mendengarnya.
"Kamu juga Non, silahkan kembali ke mobilnya, majalah yang biasa Non ambil, besok baru datang."
"Yah, Pak Abu kok bisa gitu sih."
"Mohon maaf sebelumnya saya juga gak tau, Non."
"Ya udah deh, Nadhira pamit yak, Pak." Nadhira kembali mencium punggung tangan Pak Abu.
Nadhira melangkah pergi menuju mobil nya yang terparkir di sebrang toko itu, lalu ia sempat menoleh ke arah Nando dengan lirikan tajamnya. Nando membalas tatapan Nadhira dengan juluran lidahnya.
"Wleeekkk..." ledek Nando
***
Nadhira sampai di rumah.
"Aduh pegel banget Bi, aku mau susu jahe dong," pinta Nadhira pada Bibi Ayu.
"Beres Non, susunya coklat, kan?"
"Yup bener banget, nanti bawain ke kamar ya Bi."
Belum juga Nadhira melangkah ke lantai atas salah satu asisten rumah tangga Nadhira datang menyampaikan bahwa ada tamu untuk Nadhira di teras depan.
"Siapa, Yan?" tanya Nadhira pada Yani salah satu pelayannya.
"Den Bagas, Non."
"Mau ngapain Bagas ke sini?"
"Mau nanyain pe er kali," sahut Bi Ayu.
"Pe er? Hahaha lucu, dia mah otaknya terjun bebas kaya air terjun, nggak mungkin nanyain peer. Ya udah aku keluar."
Nadhira melangkah menuju teras rumahnya menemuin Bagas.
"Hai, Gas." sapa Nadhira.
"Hai, Nad."
"Ngapain elo, tumben ke rumah gue?"
"Gue cuma mau nanya," ucap Bagas tersipu.
"Nanya apaan, Gas, eh iya duduk dulu. Enggak usah minum yak gue males nyuruh bibinya hehhehe."
"Iya, Nad, enggak apa-apa, gue duduk, ya."
"Terus...?" tanya Nadhira lagi.
Bagas terlihat kikuk, kedua tangannya menepuk paha yang digerak-gerakkan tak berhenti itu.
"Elo beneran putus dari Eko?" akhirnya Bagas membuka suara.
"Oh... itu rupanya. Ia beneran maaf ya gue gak bisa lanjut lagi sama sahabat elo itu."
"Nggak apa, Nad, nggak usah di paksa kalau udah gak cinta."
"Gue nggak cinta kok sama dia."
"Kenapa elo jadian sama dia kalo nggak cinta?"
"Emang jadian harus cinta, ya? gue suka aja kok, terus sekarang udah nggak suka lagi hehehe."
"Kalo sama gue, suka nggak, Nad?"
"Hah...? elo suka sama gue, nggak salah emangnya nanya kayak gitu?"
Bagas menggeleng lalu tersipu malu lalu memberanikan diri menoleh ke arah Nadhira dan tersenyum.
"Jangan senyum kayak gitu deh bingung gue mau bilang apa."
"Gimana Nad, elo suka sama gue, kan?" tanya Bagas lagi.
"Enggak."
"Yah gue pikir elo suka sama gue."
"Terus kenapa? jangan-jangan elo mau gue jadi pacar elo gitu?" tanya Nadhira.
"Kok tahu Nad? ya gitu deh."
"Elo kan sahabatnya Eko, Gas."
"Ya terus kenapa? gue udah suka sama elo lebih dulu dari dia, eh dia malah nikung gue."
"Kodir... ayo masuk udah malem." ucap Oma Murni dari tepi pintu.
"Udah malem, Gas, elo pulang gih besok kan sekolah."
"Terus jawabannya gimana, Nad?"
"Besok aja deh udah sana pulang, nanti Oma gue makin marah."
"Ya udah gue pulang, besok jawab yak."
"Iyaaaaa."
"Oma Bagas pulang dulu yak."
Oma murni tersenyum dan mengangguk kepada Bagas seiring Bagas yang masuk kedalam mobilnya melajukan mobilnya keluar gerbang rumah Nadhira dan menghilang di luar sana.
"Siapa lagi itu pacar baru kamu?" goda Oma Murni.
"Ih apaan sih Oma orang cuma temen kok."
"Ohhh gitu, tuh liat Kodir ada yang meringis merhatiin kamu?" Oma murni menunjuk sosok makhluk halus di balik pepohonan taman rumah Nadhira.
"Ah Oma mah, nakutin... jangan bilang itu Kunti yang kemaren?"
"Beda lagi, lihat dulu deh."
Nadhira memberanikan diri menoleh ke belakang dan benar saja sosok pocong muncul dari balik pohon memperlihatkan ujung ikatannya, lalu wajahnya tersenyum sambil meringis.
******
Bersambung ya guys...
Jangan lupa kepoin novel aku lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
jangan2 ga cuman teman²nya yang suka sama Nadhira, apa mungkin pocong itu juga suka sama Nadhira 😂😂🏃🏃
2023-01-26
2
Wulan Zahira
kangennnn ma abang hyunjin si POTAM🥰🥰
2021-07-18
0
ALICE💙💛
Author ini spesialis horor😅👍👍
2020-12-07
3