Ch : 6 Kekerasan Hati Seorang Bocah

Terkena tendangan orang ke 5 dari harimau emas,

Shin mo, yang tak sadar kan diri, perlahan mulai siuman, bocah itu sempat mendengar percakapan dari Sun siu kongcu, dan saudara saudara seperguruan nya.

Akibat tendangan keras dan terlempar jauh, perut dan hampir seluruh badan bocah berumur 7 tahun itu merasakan sakit yang luar biasa, walau sudah sadar kan diri, tetapi shin mo tak bisa bergerak, ia hanya terdiam dengan mata terpejam, terkadang terdengar erangan lirih dari mulut kecil nya.

Ciu su,..!! "sambil menunggu adik ke 3 dan 4, coba kau lihat, bocah kerbau itu, apakah dia masih hidup ?

"baik dji ko,..!! Ciu su..bungsu dari 5 harimau emas menjawab.

Walau pun mata terpejam, kepala pening dan seluruh anggota tubuh sakit semua, tp shin mo dapat mendengar, apa yg diperintah kan Huang tay,

kepada adik ke 5 nya.

Ciu su melangkah menghampiri Shin mo yg tergeletak tak jauh dari situ.

Walau pun aku harus mati, aku harus balaskan dendam Ibu, keluarga juragan Tang, paman Pek dan Mo mo, batin Shin mo bicara.

Ketika Ciu su sampai di tempat Shin mo tergeletak, ia perlahan menunduk, mau meraba leher bocah itu untuk memastikan, mati dan hidup nya.

Jantung Shin mo berdetak kencang, dengan sangat perlahan, ia menggemgam erat suling bambu pemberian paman Pek, di tangan kanan nya.

Setelah 2 jari Ciu su sampai pada leher Shin mo.

tangan mungil Shin mo, bergerak dengan sangat cepat menusuk kan suling bambu itu ke wajah Ciu su,

karena tidak curiga dan waspada Ciu su lengah,

dengan tepat suling bambu Shin mo meluncur, menancap di mata kiri Ciu su.

Creeeep,..!!

"Mati kau, iblis laknat," teriak Shin mo

sambil meloncat menjauhi Ciu su.

Terdengar raungan keras yang menggelegar.

Mata kuu,..Mata kuuu,...!!

Sambil menjerit jerit, Ciu su

berguling guling di tanah, merasakan sakit yang amat sangat di mata kiri nya.

Huang tay terkejut, ia meloncat menghampiri Ciu su.

Tak lama, 2 bayangan berkelebat menghampiri,

yang ternyata adik seperguruan Huang tay, yang berkeliling mencari penduduk dusun bambu hitam yang berusaha melarikan diri, mereka kaget dan segera datang mendengar raungan keras Ciu su.

Adik ke 5,..Adik ke 5, apa yang terjadi ?,..tanya Huang tay, sambil memegangi tubuh Ciu su.

"Mata ku,..kakak, mataku,..!!

Bocah setan itu, menusuk mataku dengan sesuatu.kak Huang tay,"..jawab Ciu su.

Tenang kan diri dulu adik Ciu su, kita obati dulu matamu, bocah setan itu ta kan lari kemana, berkata Huang tay pada adik nya.

Huang tay menotok jalan darah di sekitar leher Ciu su, membuat Ciu su tak sadar kan diri, dan menghentikan darah yang keluar dari mata.

Perlahan ia mencabut keluar suling bambu milik Shin mo, dan menaburi bubuk obat kemata, untuk mencegah infeksi.

" Hmm..!! mata kiri mu agak nya tak bisa di selamat kan lagi, berkata Huang tay kepada Ciu su, setelah Ciu su di bebas kan dari totokan dan sadar kan diri.

Mana bocah setan itu Dji ko,...? tanya Ciusu.

di sana,..!! Huang tay, menunjuk sebuah pohon, dimana Shin mo ter ikat.

Tiba tiba, Huang tay membisikan sesuatu ke telinga Ciu su, tampak Ciu su menyeringai sadis, mendengar apa yang Huang tay bisikan kepada nya.

Ciu su dan Huang tay berjalan ke arah tempat Shin mo terikat, sementara 2 adik seperguruan Huang tay yang lain, tampak berjaga jaga.

Ciu su mengambil 2 buah jarum perak dari balik baju nya.

Aku akan membalas ber puluh kali lipat, dari apa yang ku alami hari ini terhadap mu bocah setan,..!! Ciu su berkata sambil tertawa seram.

Bocah ber umur 7 tahun yang gagah berani itu, hanya menatap kosong kepada Ciu su, dan tak menjawab.

"Kau lihat dì atas bukit itu ? berkata ciu su.

"kau akan ku gantung di sana, biar menjadi santapan burung burung gagak."

Sebelum ku gantung ke dua biji mata mu akan ku buat buta terlebih dahulu, Shin mo melotot matanya dan tersirat penuh kebencian, mendengar perkataan Ciu su, tapi ia tak menjawab