Caffe Latte 2

"Udah puas kamu lihatnya?"

***

"Hem ... enggak ... aku nggak liatin kamu kok, aku cuman lihatin Caffe Latte punyamu aja, soalnya aku kan suka banget sama Caffe Latte, dan punyaku belum dingin masih belum bisa diminum, hehehe," jawabku dengan senyuman palsu dan canggung karena menahan malu.

"Haha Ruby ... kamu lucu banget sih, jadi kamu pingin minum punya Ken gitu?" sahut Anggita.

"Hah? Enggak kok, aku kan juga punya sendiri, ini aku mau minum punyaku," ucapku yang lebih panik lagi.

Aku pun mulai salah tingkah. Tanpa sadar aku mengambil Caffe Latte milikku yang uapnya masih mengepul di cangkirnya dan langsung mencicipinya.

"Aaaaaauuucth ... panas banget," teriakku kaget setelah bibirku merasakan sensasi terbakar dari Caffe Latte panas.

"Gimana sih Ruby, itu kan masih panas, kok kamu langsung minum aja!" sahut Anggita.

"Kamu nggak papa Ruby?" tanya Reyhan.

"Huhu nggak papa kok, hah ... hah ...," jawabku sambil mengipas-ngipas mulut dengan tanganku.

Kulihat Ken masih terus menatapku, rasanya sungguh ingin menggali lubang dalam-dalam dan bersembunyi di dalamnya mengingat betapa memalukannya kejadian saat ini.

"Dasar bodoh," sahut Ken dengan nada datar.

Ken langsung mengambil cangkir Caffe Latte milikku yang masih panas dan menggantinya dengan Caffe Latte miliknya.

"Hah kenapa kamu tuker?" tanyaku.

"Bukannya kamu tadi ngeliatin aku terus karena pingin itu?" jawabnya.

"Ta ... tapi ... kan di cangkirku ada bekas bibirku, dan punyamu juga sama, abis kamu minum tadi!" sahutku.

"Terus?" Ken mengerutkan keningnya seakan tak peduli.

"Terusssss? Bukannya kalau dia minum punyaku tepat di bekas bibirku, berarti sama aja kita ciuman secara nggak langsung ya? Gimana sih? Kan aku nggak pernah begini! Bisa-bisanya dia nuker minumanku seenaknya di depan Anggita dan Reyhan!" gumamku dalam hati.

"Hmm ... nggak perlu kok Ken aku bisa sabar nunggu punyaku dingin dulu baru aku min ...."

Belum sempat menyelesaikan kalimatku tiba-tiba Ken langsung menyeruput Caffe Latte itu. Dia meniup ujung cangkirnya dengan bibir tipis nan merah muda miliknya lalu menyeruputnya lagi.

"Hee? yaudah deh kalau gitu," ucapku pasrah.

Disisi lain tampak Anggita dan Reyhan sama sekali tak bergeming. Mereka masih terheran melihat apa yang dilakukan Ken barusan, dimana sebelumnya sulit sekali hanya sekedar mengajaknya berbicara, tetapi sekarang dia malah mau mengganti minumannya dengan minumanku. Dan dia juga meminumnya langsung di hadapan mereka.

Lagi-lagi suasana menjadi semakin canggung, kami larut luruh dalam keheningan sepersekian detik, hanya berdiam, entah apa yang ada di pikiran kami masing-masing.

Klingg!

Tak lama suara otomatis bel Toko berbunyi saat terdapat pengunjung yang baru saja masuk. Aku pun berbalik badan dan bersiap untuk menyambutnya karena Ibu masih sibuk di dapur.

"Selamat sore, ada yang bisa diban ...."

Lagi-lagi belum selesai menyambut pengunjung itu, aku dikejutkan dengan sosok yang tampak tak asing, seorang wanita cantik dengan rambut panjang hitam tergerai dan tubuh yang seakan menggoda sedang berdiri di dekat pintu masuk Toko, dia seolah memiliki aura tersendiri yang hampir sama ketika Ken yang berdiri disitu sebelumnya. Dia adalah Luna gadis tercantik di sekolah.

Dia melambaikan tangannya pada kami seolah dia sudah tahu sebelumnya jika kami ada disini, terlihat jelas matanya hanya terfokus pada Ken, dan dia mulai berjalan mendekat menghampiri tempat duduk kami yang letaknya paling ujung.

"Weits bro lihat deh ada cewek sexy,"

"Lu liatin apaan sih sampe ngiler gitu?"

"Suit ... suit ... cewek kenalan dong,"

"Ahem, yang pake baju item jangan sampe lepas...,"

Beberapa pelanggan laki-laki pun seketika terbelalak dan tak dapat mengontrol raut wajah mereka saat melihat Luna. Entah apa yang membuat Luna datang ke Toko kami mengingat dia juga salah satu murid terkaya di sekolah yang tidak mungkin mau menginjakkan kaki di Toko sederhana seperti ini.

"Selamat sore, ada yang bisa dibantu? Lun? Luna?" ucapku menyapa dengan nada yang masih terkejut.

Luna tak menghiraukanku dan langsung melewatiku begitu saja, dia mengambil kursi yang didekatkannya di sebelah Ken, dan dia pun langsung duduk di sebelahnya.

Dengan memasang wajah sok imut, Luna pun bergaya sedang kebingungan memilih menu yang ada di Toko Kue.

"Ehhmm ... aku mau Mango Cake sama minumnya Cola aja deh," ucapanya.

"Ah, oke tunggu sebentar ya aku ambilkan pesanan kamu dulu," sahutku sambil bergegas pergi ke dapur untuk mengambil pesanan milik Luna.

***

"Hai Lun, mimpi apa kamu kesini? Kok bisa tau sih kita ada disini?" celetuk Anggita.

"Hehe sorry kita kenal ya emang?" sahut Luna.

"Aku kesini bukan buat kamu loh ya, aku kesini cuman buat Ken, tadi ada postingan tentang dia yang viral di Instagram, dan fotonya ada di Toko kecil ini, tau dong ya aku pasti mudah dapat informasi apa aja," ucap Luna.

***

Aku kembali dari dapur dan membawa sebuah baki berisi Mango Cake dan Cola pesanan milik Luna di atas tanganku. Aku mulai meletakkannya satu persatu di atas meja.

"Ini Luna pesanan kamu, silakan dinikmati ya," sahutku.

"Ah ya ya ...," jawabnya.

"Oh ya, karena aku juga kan calon pacarnya Ken, jadi aku juga harus ikut dong kemana aja dia pergi, ya kan Ken?" Luna melanjutkan pembicaraannya dan seketika mengarahkan pandangannya pada Ken.

Ken hanya mengernyitkan dahinya dan menatap Luna seolah tak setuju dengan apa yang baru saja Luna katakan.

"Hmm, oh ya Ken, kamu ngapain sih ke Toko kecil begini? Kita kan bisa pergi ke restoran yang paling mahal," ucap Luna yang sedang menggoda Ken, tak jarang Luna membasahi bibirnya sendiri dan sesekali memilin rambutnya agar terlihat sexy di hadapan Ken.

Namun Ken sama sekali tak bergeming, dia hanya diam dan menganggap seolah Luna tak ada di sampingnya.

"Ken, kamu mau Cola punyaku ini nggak? Seger banget loh aku udah coba," sahut Luna lagi mencoba terus menggoda Ken.

Tapi sayangnya Ken lagi-lagi tak menghiraukan Luna, dia asyik bermain dengan telepon genggam di tangannya dan sesekali meminum Cafe Latte di mejanya.

"Hahaha, Ken risih tuh Lun, jelas-jelas Ken nggak suka kamu nemplok kayak gitu terus, tapi kamu kok nggak ngerti juga sih," celetuk Anggita.

Luna menatap tajam kedua bola mata Anggita, dia merasa sangat tidak senang dengan apa yang dikatakan Anggita, tapi dia berusaha untuk tetap tenang seolah ingin menjaga image nya di hadapan Ken yang saat ini tengah duduk di sebelahnya.

"Hmmph, Ken nggak risih kok sama aku, dia cuman malu aja kalau di depan umum kayak gini hehe, iya kan Ken?" Lagi-lagi Luna mengarahkan pandangan matanya pada Ken seolah mengharapkan jawaban darinya, tapi sayangnya Ken sama sekali tak terpengaruh.

"Oh ya dan kalian tau kan, kalau Ken itu cowok paling kaya dan tampan di sekolah kita, jadi cocoknya sama siapa lagi kalau bukan sama aku yang cantik dan juga kaya sepertinya, di sekolah kita mana ada yang lebih cantik dan lebih kaya dari aku? Ya kan?" Luna mengangkat bahunya seolah meyakinkan apa yang dia katakan.

Aku, Anggita dan Reyhan seketika hanya bisa ternganga melihat kepercayaan diri Luna yang begitu luar biasa. Aku pun berpura-pura mendengarkan dan menyetujui apa pun yang dikatakan oleh Luna agar dia merasa senang. Lebih tepatnya aku hanya tak ingin memulai perdebatan dengannya.

Namun dalam hati sebenarnya aku sangat merasa kasihan melihatnya yang begitu terobsesi dengan Ken, walaupun aku tidak dapat membedakan dengan pasti mana cinta sejati dan mana obsesi, tapi aku yakin kalau yang dialami Luna saat ini adalah obsesi, obsesi yang sangat berlebihan dimana dia tidak bisa menerima penolakan dari Ken.

Luna melakukan usaha apa saja untuk mendekati Ken hanya untuk kepentingannya sendiri, agar dia merasa lega. Dan dia juga tidak terlalu peduli, apakah Ken menyukainya atau tidak ataupun merasa nyaman dengannya atau tidak.

Aku sejenak berfikir apakah Ken memilih diam dan sama sekali tak menghiraukan Luna di saat Luna terus menggodanya karena dia sudah mengetahui jika Luna hanya terobsesi padanya sejak awal.

Karena terlalu pusing sendiri memikirkan hal itu, aku pun tanpa sadar mengambil Caffe Latte di depanku dan langsung menyeruputnya, disaat cup cangkir itu sedang asyik menempel di mulutku aku mulai tersadar bahwa ini adalah cangkir bekas milik Ken yang baru saja ditukarnya dengan milikku.

"Byuuuuurrrrr ... uhuk ... uhuk ...."

Aku pun tak sengaja menyemburkan minuman Cafe Latte ku dan mengenai baju hitam yang dipakai oleh Luna, sontak semua pengunjung kaget dan melihat ke arah kami untuk kesekian kalinya. Sepertinya baru saja aku membuat masalah lagi, terlebih mengapa minumanku harus mendarat mulus di baju milik Luna si macan betina.

***

.

.

.

.

.

*Mohon dukungannya untuk Author ya :) dengan klik favorit, like, vote dan komen..

Terpopuler

Comments

Lailatul Azizah

Lailatul Azizah

hahaaa parah dech si Ruby cerobohnya kumat,,,

2022-02-14

1

Elya Roza Herel

Elya Roza Herel

iya betul ceroboh ☺️☺️☺️

2021-10-20

0

Rahayu Puspitasari

Rahayu Puspitasari

ada Mbah dukun
sedang ngobatin paseeeenyaa
konon katanya
sakitnya karna di guna guuunaaa
sambil komat Kamit mulut Mbah dukun baca mantra
dengan segelas cofelate lalu pasen di sembur....
Wuuur......

2021-09-01

5

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Penyamaran
3 Teman
4 Roti Sobek
5 Kesedihan Pangeran Hanz (Mimpi)
6 Kue
7 Freeckles
8 Perlombaan
9 Deja Vu
10 Senyuman
11 Marah
12 PENGUMUMAN VISUAL
13 Lelaki Lembut
14 Bersembunyi
15 Sendok Emas
16 Caffe Latte
17 Caffe Latte 2
18 Siluet Punggung
19 Cookies Buatan Ibu
20 Kecewa
21 Kesedihan Ayah dan Ibu (Mimpi)
22 Greentea Cheese dan Reyhan
23 Filosofi Pohon
24 Ruby si Upik Abu
25 Love Test for Reyhan
26 Love Test for Reyhan (2)
27 First Kiss
28 Apakah Dia Mengenalku?
29 Ujian Akhir Semester
30 Rahasia
31 It's Time to Change
32 It's Time to Change (2)
33 It's Time to Change (3)
34 Liburan di Pulau Bali
35 Permainan Bola Kertas
36 Hal yang Mengejutkan
37 Lubang Hitam
38 Ken Psycopath?
39 Rahasia Kecil
40 Hukuman Ayah dan Ibu (Mimpi)
41 Second Kiss
42 Surat Kabar
43 Teman Masa Kecil
44 Reyhan POV
45 Reyhan POV (Setitik Cahaya)
46 Perjalanan Pulang
47 Menunggumu
48 Siapa Sesungguhnya Di Balik Semuanya?
49 Gantungan Kunci
50 Gunung Es Mencair?
51 Sirloin Steak
52 Jadian
53 Hujan
54 Surat Misterius
55 Pertandingan Basket
56 Lily Putih
57 Mie Ramyun
58 Situs Web Sekolah
59 Gadis Kecil Menangis (Mimpi)
60 Pengakuan Reyhan
61 Setitik Kebenaran
62 Kencan Pertama
63 Kecupan Perpisahan
64 Naik Kereta Api
65 Siapa Gadis Itu? (Mimpi)
66 Secercah Harapan
67 Titik Terang
68 Saat Terakhir
69 S2 ~ Reinkarnasi
70 S2 ~ Permainan Dimulai
71 S2 ~ Pertemuan Pertama
72 S2 ~ Cambukan
73 S2 ~ Serigala Berbulu Domba
74 S2 ~ Kekesalan
75 S2 ~ Tak Seindah Dongeng
76 S2 ~ Pesta Pengenalan Regina
77 S2 ~ Berdansa
78 S2 ~ Genggaman Pertama
79 S2 ~ Time Travel 2
80 S2 ~ Istana Karoling
81 S2 ~ Sambal Terong
82 S2 ~ Pangeran Felix
83 S2 ~ Pangeran Hanz
84 S2 ~ Acara Minum Teh
85 S2 ~ Ksatria Merah
86 S2 ~ Melarikan Diri
87 S2 ~ Curahan Hati
88 S2 ~ Pemilihan Regina Tahap Kedua
89 S2 ~ Pangeran Mesum
90 S2 ~ Perasaan
91 S2 ~ Jawaban
92 S2 ~ The Secret
93 S2 ~ Perangkap
94 S2 ~ Pernyataan Cinta
95 S2 ~ Semangat
96 S2 ~ Crying
97 S2 ~ Penobatan
98 S2 ~ Kesepakatan
99 S2 ~ New Day
100 S2 ~ Penyamaran
101 S2 ~ Rindu
102 S2 ~ Sapu Tangan
103 S2 ~ Foie Gras dan Ratatouille
104 S2 ~ Ginger
105 S2 ~ Black Death
106 S2 ~ Wangi Lavender
107 S2 ~ Usulan Ruby
108 S2 ~ Memperbaiki Benang Kusut?
109 S2 ~ Salep
110 S2 ~ Sisi Lain
111 S2 ~ Kesal
112 S2 ~ Baling-baling Bambu
113 S2 ~ Rapat Delegasi
114 S2 ~ Rapat Delegasi 2
115 S2 ~ Cemburu
116 S2 ~ Membuka Tirai
117 S2 ~ Matahari Terbit Lagi
118 S2 ~ Awal Hari Baru
119 S2 ~ Genggaman Hangat
120 S2 ~ Kaisar Bucin
121 S2 ~ Rumah Ginger
122 S2 ~ Masalah Air Bersih
123 S2 ~ Masalah Air Bersih 2
124 S2 ~ A Kiss That's You Can't Resist
125 S2 ~ Ruby is an Angel of Love
126 S2 ~ Ruby is an Angel of Love 2
127 S2 ~ It's Not Dream
128 S2 ~ Barbara Bar-Bar
129 S2 ~ Nilai 7 Dari Kaisar
130 S2 ~ The Story About a Witch
131 S2 ~ The Story About a Witch 2
132 S2 ~ Tekhnologi Tepat Guna
133 S2 ~ Senyuman Menawan Lelaki Tampan
134 S2 ~ Mata-mata
135 S2 ~ Masalah Air Telah Usai
136 S2 ~ Rencana Jahat
137 S2 ~ Rambut Brokoli
138 S2 ~ Gadis yang Bersinar
139 S2 ~ Bukti Mencurigakan
140 S2 ~ Pinky Promise
141 S2 ~ Wanita Paruh Baya
142 S2 ~ Dokter Patricia
143 S2 ~ Sejarah Kopi di Benua Eropa
144 S2 ~ Diabaikan
145 S2 ~ Kesal
146 S2 ~ Kopi Bubuk
147 S2 ~ Terbalaskan
148 S2 ~ Tenda Biru Tua
149 S2 ~ Your Grades Still Remain
150 S2 ~ Modus
151 S2 ~ Rayuan Lily
152 S2 ~ Menepati Janji
153 S2 ~ Hari Bahagia Bersamanya
154 S2 ~ Dibius
155 S2 ~ Satu Lagi Kepingan Puzzle
156 S2 ~ Rasa Takut
157 S2 ~ Kecurigaan
158 S2 ~ Titik Terang
159 S2 ~ Lily is a Witch
160 S2 ~ Sosok Yang Dirindukan
161 S2 ~ Saat Terakhir
162 S2~ New World
163 S2 ~ On The Way
164 S2 ~ My Prince (END)
165 Pengumuman
166 S3 ~ Flashback
167 S3 ~ Melepas Rindu
168 S3 ~ Berjalan-jalan
169 S3 ~ Sayang
170 S3 ~ Ken Mesum?
171 S3 ~ Ken Mesum? (2)
172 S3 ~ Sosok Lama
173 S3 ~ Flying Fish Channel
174 S3 ~ Gunung Es Mencair
175 S3 ~ Flashback Reyhan & Sabina
176 S3 ~ Breakfast Together
177 S3 ~ Lukisan
178 S3 ~ Remember
179 S3 ~ Firasat Buruk
180 S3 ~ The Secret
181 S3 ~ Ambyar
182 S3 ~ Tersedak
183 S3 ~ Keano Abian
184 S3 ~ Cincin dan Rindu
185 S3 ~ Aura Suram
186 S3 ~ Dua Kutub yang Berbeda
187 S3 ~ Pesan Singkat
188 S3 ~ Miranda
189 S3 ~ Jembatan Keledai
190 S3 ~ Benci Jadi Cinta?
191 S3 ~ Kutu Mati
192 S3 ~ Hari Terakhir
193 S3 ~ Ken's Story
194 S3 ~ Pertarungan Sengit
195 S3 ~ A Thousand Years
196 S3 ~ Mata Tidak Bersalah
197 S3 ~ CPR
198 S3 ~ Breathing
199 S3 ~ Salah Bicara
200 S3 ~ Pendekatan
201 S3 ~ Informasi Dari Reyhan
202 S3 ~ Kisah Baru
203 S3 ~ Teman Lama
204 S3 ~ Married?
205 S3 ~ Operan
206 S3 ~ Pesona Ruby
207 S2 ~ Cemburu?
208 S3 ~ Cemburu? (2)
209 S3 ~ Hitam Berenda
210 S3 ~ Kode
211 S3 ~ Poli Jantung
212 S3 ~ Don't Hate Me
213 S3 ~ Reuni
214 Pengumuman
215 S3 ~ Candelaria Bar
216 S3 ~ Candelaria Bar (2)
217 S3 ~ Truth or Dare
218 S3 ~ Pompa balon intra-aorta (IABP)
219 S3 ~ Kafetaria
220 S3 ~ Bus
221 S3 ~ Dua Lelaki
222 S3 ~ Tiga Lelaki
223 S3 ~ Cemburu Kecil
224 S2 ~ Siapakah wanita itu?
225 S3 ~ Red Velvet
226 S3 ~ Cemburu Lagi
227 S3 ~ Menuju Titik Terang
228 S3 ~ Titik Terang
229 S3 ~ Virus
230 S3 ~ Virus 2
231 S3 ~ Virus 3
232 S3 ~ Virus 4
233 S3 ~ Last Virus
234 Epilog
235 PENGUMUMAN
236 Bonus Chapter 1
237 Bonus Chapter 2
238 Bonus Chapter 3
239 Bonus Chapter 4
240 Bonus Chapter 5
241 Bonus Chapter 6
242 Bonus Chapter 7
243 END
244 PENGUMUMAN
245 Pengumuman
Episodes

Updated 245 Episodes

1
Prolog
2
Penyamaran
3
Teman
4
Roti Sobek
5
Kesedihan Pangeran Hanz (Mimpi)
6
Kue
7
Freeckles
8
Perlombaan
9
Deja Vu
10
Senyuman
11
Marah
12
PENGUMUMAN VISUAL
13
Lelaki Lembut
14
Bersembunyi
15
Sendok Emas
16
Caffe Latte
17
Caffe Latte 2
18
Siluet Punggung
19
Cookies Buatan Ibu
20
Kecewa
21
Kesedihan Ayah dan Ibu (Mimpi)
22
Greentea Cheese dan Reyhan
23
Filosofi Pohon
24
Ruby si Upik Abu
25
Love Test for Reyhan
26
Love Test for Reyhan (2)
27
First Kiss
28
Apakah Dia Mengenalku?
29
Ujian Akhir Semester
30
Rahasia
31
It's Time to Change
32
It's Time to Change (2)
33
It's Time to Change (3)
34
Liburan di Pulau Bali
35
Permainan Bola Kertas
36
Hal yang Mengejutkan
37
Lubang Hitam
38
Ken Psycopath?
39
Rahasia Kecil
40
Hukuman Ayah dan Ibu (Mimpi)
41
Second Kiss
42
Surat Kabar
43
Teman Masa Kecil
44
Reyhan POV
45
Reyhan POV (Setitik Cahaya)
46
Perjalanan Pulang
47
Menunggumu
48
Siapa Sesungguhnya Di Balik Semuanya?
49
Gantungan Kunci
50
Gunung Es Mencair?
51
Sirloin Steak
52
Jadian
53
Hujan
54
Surat Misterius
55
Pertandingan Basket
56
Lily Putih
57
Mie Ramyun
58
Situs Web Sekolah
59
Gadis Kecil Menangis (Mimpi)
60
Pengakuan Reyhan
61
Setitik Kebenaran
62
Kencan Pertama
63
Kecupan Perpisahan
64
Naik Kereta Api
65
Siapa Gadis Itu? (Mimpi)
66
Secercah Harapan
67
Titik Terang
68
Saat Terakhir
69
S2 ~ Reinkarnasi
70
S2 ~ Permainan Dimulai
71
S2 ~ Pertemuan Pertama
72
S2 ~ Cambukan
73
S2 ~ Serigala Berbulu Domba
74
S2 ~ Kekesalan
75
S2 ~ Tak Seindah Dongeng
76
S2 ~ Pesta Pengenalan Regina
77
S2 ~ Berdansa
78
S2 ~ Genggaman Pertama
79
S2 ~ Time Travel 2
80
S2 ~ Istana Karoling
81
S2 ~ Sambal Terong
82
S2 ~ Pangeran Felix
83
S2 ~ Pangeran Hanz
84
S2 ~ Acara Minum Teh
85
S2 ~ Ksatria Merah
86
S2 ~ Melarikan Diri
87
S2 ~ Curahan Hati
88
S2 ~ Pemilihan Regina Tahap Kedua
89
S2 ~ Pangeran Mesum
90
S2 ~ Perasaan
91
S2 ~ Jawaban
92
S2 ~ The Secret
93
S2 ~ Perangkap
94
S2 ~ Pernyataan Cinta
95
S2 ~ Semangat
96
S2 ~ Crying
97
S2 ~ Penobatan
98
S2 ~ Kesepakatan
99
S2 ~ New Day
100
S2 ~ Penyamaran
101
S2 ~ Rindu
102
S2 ~ Sapu Tangan
103
S2 ~ Foie Gras dan Ratatouille
104
S2 ~ Ginger
105
S2 ~ Black Death
106
S2 ~ Wangi Lavender
107
S2 ~ Usulan Ruby
108
S2 ~ Memperbaiki Benang Kusut?
109
S2 ~ Salep
110
S2 ~ Sisi Lain
111
S2 ~ Kesal
112
S2 ~ Baling-baling Bambu
113
S2 ~ Rapat Delegasi
114
S2 ~ Rapat Delegasi 2
115
S2 ~ Cemburu
116
S2 ~ Membuka Tirai
117
S2 ~ Matahari Terbit Lagi
118
S2 ~ Awal Hari Baru
119
S2 ~ Genggaman Hangat
120
S2 ~ Kaisar Bucin
121
S2 ~ Rumah Ginger
122
S2 ~ Masalah Air Bersih
123
S2 ~ Masalah Air Bersih 2
124
S2 ~ A Kiss That's You Can't Resist
125
S2 ~ Ruby is an Angel of Love
126
S2 ~ Ruby is an Angel of Love 2
127
S2 ~ It's Not Dream
128
S2 ~ Barbara Bar-Bar
129
S2 ~ Nilai 7 Dari Kaisar
130
S2 ~ The Story About a Witch
131
S2 ~ The Story About a Witch 2
132
S2 ~ Tekhnologi Tepat Guna
133
S2 ~ Senyuman Menawan Lelaki Tampan
134
S2 ~ Mata-mata
135
S2 ~ Masalah Air Telah Usai
136
S2 ~ Rencana Jahat
137
S2 ~ Rambut Brokoli
138
S2 ~ Gadis yang Bersinar
139
S2 ~ Bukti Mencurigakan
140
S2 ~ Pinky Promise
141
S2 ~ Wanita Paruh Baya
142
S2 ~ Dokter Patricia
143
S2 ~ Sejarah Kopi di Benua Eropa
144
S2 ~ Diabaikan
145
S2 ~ Kesal
146
S2 ~ Kopi Bubuk
147
S2 ~ Terbalaskan
148
S2 ~ Tenda Biru Tua
149
S2 ~ Your Grades Still Remain
150
S2 ~ Modus
151
S2 ~ Rayuan Lily
152
S2 ~ Menepati Janji
153
S2 ~ Hari Bahagia Bersamanya
154
S2 ~ Dibius
155
S2 ~ Satu Lagi Kepingan Puzzle
156
S2 ~ Rasa Takut
157
S2 ~ Kecurigaan
158
S2 ~ Titik Terang
159
S2 ~ Lily is a Witch
160
S2 ~ Sosok Yang Dirindukan
161
S2 ~ Saat Terakhir
162
S2~ New World
163
S2 ~ On The Way
164
S2 ~ My Prince (END)
165
Pengumuman
166
S3 ~ Flashback
167
S3 ~ Melepas Rindu
168
S3 ~ Berjalan-jalan
169
S3 ~ Sayang
170
S3 ~ Ken Mesum?
171
S3 ~ Ken Mesum? (2)
172
S3 ~ Sosok Lama
173
S3 ~ Flying Fish Channel
174
S3 ~ Gunung Es Mencair
175
S3 ~ Flashback Reyhan & Sabina
176
S3 ~ Breakfast Together
177
S3 ~ Lukisan
178
S3 ~ Remember
179
S3 ~ Firasat Buruk
180
S3 ~ The Secret
181
S3 ~ Ambyar
182
S3 ~ Tersedak
183
S3 ~ Keano Abian
184
S3 ~ Cincin dan Rindu
185
S3 ~ Aura Suram
186
S3 ~ Dua Kutub yang Berbeda
187
S3 ~ Pesan Singkat
188
S3 ~ Miranda
189
S3 ~ Jembatan Keledai
190
S3 ~ Benci Jadi Cinta?
191
S3 ~ Kutu Mati
192
S3 ~ Hari Terakhir
193
S3 ~ Ken's Story
194
S3 ~ Pertarungan Sengit
195
S3 ~ A Thousand Years
196
S3 ~ Mata Tidak Bersalah
197
S3 ~ CPR
198
S3 ~ Breathing
199
S3 ~ Salah Bicara
200
S3 ~ Pendekatan
201
S3 ~ Informasi Dari Reyhan
202
S3 ~ Kisah Baru
203
S3 ~ Teman Lama
204
S3 ~ Married?
205
S3 ~ Operan
206
S3 ~ Pesona Ruby
207
S2 ~ Cemburu?
208
S3 ~ Cemburu? (2)
209
S3 ~ Hitam Berenda
210
S3 ~ Kode
211
S3 ~ Poli Jantung
212
S3 ~ Don't Hate Me
213
S3 ~ Reuni
214
Pengumuman
215
S3 ~ Candelaria Bar
216
S3 ~ Candelaria Bar (2)
217
S3 ~ Truth or Dare
218
S3 ~ Pompa balon intra-aorta (IABP)
219
S3 ~ Kafetaria
220
S3 ~ Bus
221
S3 ~ Dua Lelaki
222
S3 ~ Tiga Lelaki
223
S3 ~ Cemburu Kecil
224
S2 ~ Siapakah wanita itu?
225
S3 ~ Red Velvet
226
S3 ~ Cemburu Lagi
227
S3 ~ Menuju Titik Terang
228
S3 ~ Titik Terang
229
S3 ~ Virus
230
S3 ~ Virus 2
231
S3 ~ Virus 3
232
S3 ~ Virus 4
233
S3 ~ Last Virus
234
Epilog
235
PENGUMUMAN
236
Bonus Chapter 1
237
Bonus Chapter 2
238
Bonus Chapter 3
239
Bonus Chapter 4
240
Bonus Chapter 5
241
Bonus Chapter 6
242
Bonus Chapter 7
243
END
244
PENGUMUMAN
245
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!