Heilong kembali ke kamarnya dan tidak mengikuti jamuan makan karena Ia ingin melanjutkan latihan kultivasinya. Ia harus menstabilkan auranya karena terobosan kemarin malam membuat auranya sering tiba-tiba bergejolak.
Meskipun Heilong telah berhasil mengalahkan Long Chen yang tingkat kultivasi jauh lebih tinggi darinya, tapi Heilong tidak bisa sombong dan menjadi malas berlatih. Sebab, ia sadar bahwa tingkat kultivasinya saat ini masih'lah hanya tingkat awal dalam dunia kultivasi.
Waktu berlalu dengan cepat, tidak terasa Heilong telah seminggu berada di dalam kamar menghabiskan waktunya hanya untuk bermeditasi.
Heilong lalu membuka matanya secara perlahan dan mengakhiri meditasinya.
“Sudah berapa lama aku bermeditasi? Perutku terasa sangat lapar,” ucap Heilong memegang perutnya yang terus berbunyi.
Heilong lalu melangkah keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur karena ia sama sekali tidak melihat ada makanan di atas meja makan yang ada di kamarnya.
Di dapur, Heilong menemukan beberapa pelayan yang langsung memberinya makanan yang sangat enak.
Tanpa basa-basi lagi, Heilong segera menghabiskan semua makanan yang disediakan oleh para pelayan karena ia memang sudah berhari-hari tidak makan.
Setelah selesai makan di dapur dan perutnya terasa kenyang, Heilong berjalan menuju ke kamar ayahnya untuk mengobrol.
**
Sesampainya di kamar Long Bao mereka ber-dua mulai mengobrol.
"Jurus apa yang kau gunakan untuk melawan Long Chen kemarin? Jurus itu sepertinya jauh lebih kuat dari tapak es membelah laut," tanya Long Bao penasaran.
"Jurus yang aku gunakan kemarin adalah jurus yang tidak sengaja aku ciptakan saat aku berlatih," jawab Heilong santai.
"Oh … Jadi seperti itu, pantas saja Ayah sepertinya baru pertama kali melihat jurus itu," ucap Long Bao yang mulai kagum pada kemampuan putranya karena di usia semuda ini, dia telah berhasil menciptakan sebuah jurus. Long Bao lalu lanjut bertanya. “Lalu apa rencanamu setelah ini, apakah kamu akan kembali ke Perguruan Awan Biru?”
"Tidak. Aku tidak akan kembali ke Perguruan Awan Biru karena aku telah diusir dari sana. Aku akan membuktikan pada mereka bahwa keputusan mereka mengusirku adalah keputusan terburuk yang pernah mereka ambil. Ayah, aku ingin berkelana untuk mencari pengalaman dan aku akan menemukan Guru yang hebat di luar sana. Aku harap ayah mengijinkannya," pinta Heilong penuh harap pada Long Bao.
"Apa kau serius!? Lalu ke mana rencananya kamu akan pergi?" tanya Long Bao memastikan.
"Sepertinya aku akan pergi ke Benua Utara. Aku dengar di sana udaranya sangat dingin. Tempat seperti itu sangat cocok bagi kita para kultivator yang mendalami teknik kultivasi elemen es untuk berlatih. Dan, aku juga mendengar bahwa di sana banyak sekali Beast elemen es yang sangat kuat. Jika ada kesempatan, aku juga ingin bertarung dengan para Beast itu," jawab Heilong.
"Apa kamu tahu bagaimana keadaan alam di Benua Utara?" tanya Long Bao.
"Aku pernah mendengarnya dari Kakek bahwa Benua Utara selalu diselimuti dengan salju yang sangat tebal. Hujan salju yang ada di Benua Utara tidak pernah berhenti turun meskipun seharusnya sudah memasuki musim panas," jawab Heilong.
"Apakah kamu juga tahu bahwa di sana juga ada sebuah Sekte yang sangat kuat?" lanjut Long Bao bertanya.
"Aku tidak tahu. Apakah Ayah bisa memberitahuku sedikit informasi tentang sekte itu?" tanya Heilong menatap Long Bao.
"Ayah hanya tahu sedikit tentang sekte itu karena sekte itu telah menutup diri dari dunia luar. Bahkan aku dengar Kaisar Kerajaan Black Tortoise sangat menghormati Master Sekte dari sekte itu," jawab Long Bao.
Melihat keyakinan di mata Heilong, Long Bao hanya bisa menghela nafas panjang dan menjelaskan semua yang ia ketahui tentang wilayah Benua Utara.
''Karena kamu bersikeras untuk pergi ke Benua Utara maka Ayah akan mengijinkanmu. Akan tetapi, kamu harus berjanji pada Ayah bahwa kamu akan kembali dengan selamat. Ingat! Jangan pernah bertindak ceroboh saat kamu menghadapi kesulitan, pikirkan baik-baik sebelum kamu membuat keputusan,” ucap Long Bao memberi peringatan.
''Jangan khawatir, Ayah. Aku akan selalu mengingat pesan Ayah," jawab Heilong mencoba menenangkan Long Bao.
**
Gerbang Mansion Keluarga Long.
Empat hari telah berlalu.
Sekarang adalah waktu bagi Heilong untuk meninggalkan Benua Timur dan menuju ke Benua Utara.
Heilong tidak membawa banyak barang karena ia takut jika barang-barang itu akan menghambat perjalanannya. Ia hanya membawa beberapa pakaian, makanan kering dan beberapa keping emas.
''Ayah, aku akan pergi,'' ucap Heilong menatap mata Long Bao saat ia mengucapkan perpisahan.
''Hati-hatilah Anakku. Selama dalam perjalanan kau harus ingat semua pesan yang sudah Ayah berikan padamu,'' jawab Long Bao.
Heilong langsung naik ke kudanya dan bergegas pergi menuju ke arah utara.
**
Setelah dua hari perjalanan dengan mengendarai kuda, Heilong akhirnya sampai di sebuah desa yang paling dekat dengan gerbang perbatasan Benua Timur.
Ia terus memacu kudanya dengan kencang untuk memasuki Desa itu karena ia sudah merasa kelelahan.
Heilong akhirnya berhenti di depan sebuah penginapan dan menyewa sebuah kamar yang cukup bagus. ia lalu beristirahat dan tidur dengan nyenyak di sana.
Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara orang minta tolong. Padahal waktu sudah menunjukkan tengah malam.
"Tolong .... Tolong .... Ada rampok."
Heilong yang mendengar suara teriakan orang minta tolong segera terbangun dan bergegas keluar untuk menolong.
Akan tetapi, ketika dia akan melewati pintu penginapan, seorang penjaga penginapan menahannya. "Tunggu anak muda, jangan pergi ke sana karena suara itu hanyalah sebuah jebakan."
"Apa maksud anda?" Heilong bertanya pada penjaga penginapan yang menahannya.
"Suara itu adalah jebakan. Setiap ada orang baru yang datang ke sini, suara itu pasti akan muncul dan setiap seseorang pergi ke sana untuk menolong, mereka tidak akan pernah kembali," jawab penjaga penginapan.
"Bisakah anda menjelaskan padaku lebih rinci lagi," tanya Heilong semakin penasaran.
"Sebenarnya suara itu adalah suara gerombolan perampok yang sedang menyamar. Mereka selalu berpura-pura menjadi korban dan akan menyerang orang yang menolongnya," jawab penjaga penginapan.
"Lalu kenapa mereka melakukan cara yang sulit seperti itu? Bukankah akan lebih mudah jika mereka datang kemari dan menyerang tempat ini," lanjut Heilong bertanya.
"Karena mereka semua terjebak di area terlarang. Di sana terdapat makam orang suci yang dikelilingi oleh medan pelindung yang sangat aneh. Setiap orang yang masuk ke dalam medan pelindung itu tidak akan pernah bisa keluar lagi,” jawab penjaga penginapan, ia berhenti sejenak sebelum kembali menjelaskan. "Mereka semua adalah perampok yang sangat kejam dan sangat serakah. Para penduduk sudah pernah mengingatkan mereka agar jangan masuk ke tempat itu. Tapi, setelah mereka mengetahui banyaknya harta yang tersimpan dalam makam, mereka tidak mau mendengar peringatan para penduduk dan menerobos masuk ke sana."
"Jadi begitu ceritanya. Kalau saya boleh tau apa nama desa ini dan apa nama makam itu?" Tanya Heilong.
"Desa ini bernama Desa Wage dan makam suci itu adalah makan milik pendekar pedang emas Qiu, " jawab penjaga penginapan.
Setelah mendengar cerita dari penjaga penginapan itu, Heilong mengurungkan niatnya untuk pergi menolong mereka dan memutuskan untuk kembali ke kamarnya.
Di dalam kamar, Heilong merasa sangat penasaran dengan makam itu dan berencana untuk mengunjunginya suatu hari nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 441 Episodes
Comments
Harman LokeST
laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuuuuuuutttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss
2024-01-15
2
Kaisar Huang R
menghambat perjalanannya apa gak ada cincin ruang🤔
2023-12-08
0
Kaisar Huang R
ibu nya kemana wafat kah 🤔
2023-12-08
0