Happy Reading.....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
°▪︎°▪︎°▪︎°▪︎°▪︎°
DAMIAN
"WHAT?! Kau akan menikah?! " Aku yang sudah tahu respons Sarah hanya diam, dan ia yang menatapku nyalang.
"KAU ANGGAP HUBUNGAN KITA APA DAMIAN?!!" Bentak Sarah yang kali ini malah membuatku geram, berani sekali dia meninggikan suaranya.
"JAGA UCAPANMU SARAH!!" Bentakku balik yang langsung membuatnya menciut dan terdiam.
"Kau tega padaku Damian. " Ucapnya pelan.
"Hei tenanglah, pernikahan ini tidak akan lama." Ucapku melembutkan suara.
"Apa maksudmu?" Tanya Sarah.
"Pernikahan ini hanya akan ku jalani selama satu tahun, dan setelahnya aku akan menceraikan wanita itu." Jawabku sambil merangkulnya.
"Ini demi Mama yang ingin aku menikahi wanita pilihannya. " Lanjutku.
" Benarkah kau akan segera menceraikan wanita itu, setelah waktunya tiba? " Tanya sarah sambil memandangku.
"Ya."Ucapku.
"Apa kita harus backstreet setelah kamu menikah Damian?" Tanya sarah.
"Ya, kecuali pada wanita yang akan menjadi istriku nanti." Ucapku.
"Maksudmu? " Tanya Sarah dengan bingung.
"Karena dia sudah aku beritahu, bahwa aku sudah memiliki seorang kekasih." Ucapku sambil mengusap pipinya lembut.
"Aku mencintaimu Damian. "Ucapnya yang tersenyum dengan memelukku.
"Aku tahu " Balasku memeluknya balik.
Entah mengapa, ketika Sarah mengatakan kata cinta padaku membuatku tidak mampu membalasnya. Aku dengannya menjalin kasih karena ia baik, cantik dan juga sexy . Tidak akan ada pria yang menolak pesonanya, termasuk aku.
Pekerjaan Sarah yang berprofesi sebagai salah satu model majalah dewasa. Membuat orang tuaku tidak menyukai aku berhubungan dengan Sarah.
"Aku harus kembali lagi ke kantor ada pekerjaan yang belum ku kerjakan." Ucapku melepaskan pelukan kami.
"Bukannya kamu akan menemaniku berbelanja hari ini? " Tanyanya dengan wajah cemberut.
"Lain hari saja nanti akan ku temani dan ini pakailah sepuasmu. "Balasku sambil memberikan salah satu kartu ATM goldku padanya.
"Oh, terimakasih sayang."Ucapnya merangkul leherku dan membuat kami berciuman panas sebelum aku pergi dari apartemennya.
*****
Aku duduk di ruang kerjaku di kantor, memeriksa dokumen ke dokumen lainnya, membuat ku harus teliti dengan data yang keluar masuknya barang yang telah di hasilkan dari perusahaan yang ia pegang.
Perusahaan propety dan otomotif yang Romanov Company miliki membuat perusahaan ini salah terbesar di dunia membuat siapa saja yang bekerja di sini akan selalu menerima gaji yang fantastic.
Tok! Tok! Tok!
"Masuk." Ucapku saat pintu kerja yang di ketuk.
"Tuan, ada ibu anda di luar." Ucap Joshua.
"Suruh masuk." Ucapku yang di angguki hormatnya. Kernyitan heran di wajahku, karena tidak biasanya Mama harus laporan terlebih dahulu jika akan masuk.
"Damian besok kau jemput Anne di rumahnya untuk fitting baju pengantin kalian. " Ucap Mama yang baru saja masuk serta duduk di sofa dan ku hampiri seraya duduk di depannya.
"Mama tidak menerima penolakan." lanjut ibuku saat aku akan menyela.
"Baik aku akan menjemputnya besok." Lebih baik menurutinya dari pada harus mendengar Mama memarahiku, ku helakan napas pelan dan bersandar pada sofa.
"Mama bahagia kamu akan segera menikah apalagi dengan Anne. Dia wanita yang baik dan sopan.
Mama harap kau tidak mengecewakan Mama Damian, janjilah pada Mama bahagiakan dia dan jangan sakiti Anne." Wajah yang tadinya berbinar bahagia kini menatap serius padaku, menanti balasan janjiku.
"Aku janji Ma. " M**aafkan aku Ma, sengaja atau tidak dia pasti akan tersakiti olehku, lanjutku dalam hati.
"Ya sudah Mama pulang dulu, Papa mu sudah menelpon Mama terus-terusan. Ini untukmu makan siang tadi Mama masak makanan kesukaanmu." Ucap ibuku sambil memberikan sebuah kotak yang berisi makan siangku.
"Tidak makan siang bersamaku saja, Ma?" Tanyaku.
"Tidak sayang, Papa mu sudah membuat kencan siang kita." Ucap ibuku mengerlingkan matanya membuatku tersenyum.
"Hati-hati Ma, bilang pada supirnya jangan ngebut bawa mobilnya. " Ucapku saat mengantar Mama keluar ruangan, dan di antarkan turun ke lobby oleh Joshua.
Meski usia mereka sudah tidak muda lagi, tapi mereka selalu menjaga keharmonisan mereka untuk tidak pernah surut, dan itu membuatku bahagia melihatnya.
*****
Kini aku yang sedang di dalam mobil berada di depan rumah kediaman keluarga Mavros. Setelah turun dari mobil dan menekan bell tepat di samping pintu.
Pintu pun terbuka dan wanita paruh baya yang mempersilahkan aku masuk membawaku ke arah ruang makan.
"Tante,"
"Oh Damian, kamu kesini mau jemput Anne kan untuk fitting baju kalian. "
Salamku dengan sambutan hangat dari ibu calon mertuaku.
"Iya Tante.." Jawabku tersenyum kecil.
"Apa Anne tidak memberitahumu, dia sedang pergi untuk membeli bibit bunga persediaan untuk di tokonya." Ucap calon mertuaku dengan heran.
Ahh.. sial! Aku lupa memberitahukan akan menjemputnya. umpatku dalam hati.
"Tapi Anne akan langsung ke sana jika urusannya selesai." lanjutnya.
"Oh jika begitu, saya langsung ke butik saja Tante. Saya permisi Tante. "Ucapku.
"Hati - hati Damian," Ucapnya.
"Ya Tante." Ucapku tersenyum sopan.
Aku yang sudah berada di mobil kembali pun segera menancapkan gas untuk pergi ke butik yang di tuju.
*****
"Hallo Damian apa kabar? Sudah lama kamu tidak ke sini. "Tanya Tante Selly adik dari ibuku ketika aku telah tiba di butik.
"Baik Tante, maaf aku sibuk dengan pekerjaanku. " Jawabku sambil membalas pelukkannya.
"Di mana calon istrimu, kenapa ke sini sendirian? "Tanyanya heran.
"Calon menantuku masih di jalan Selly." Balas suara yang mengintrupsi kami.
"Oh, Mbak Rose." Ucap tanteku sambil berpelukkan dengan Mama.
"Seperti apa wanita yang akan di nikahi keponakan tampanku ini. " Lanjut Tante sambil menggodaku.
"Kamu pasti akan tahu sendiri, pokoknya dia wanita baik-baik dan juga cantik." Ucap Mama.
"Aku jadi tidak sab— " Sebelum ucapan tanteku selesai wanita yang kami tunggu tiba, berjalan masuk dan menghampiri kami.
"Maaf saya terlambat." Suaranya yang lembut mengalun di telingaku. Saat pertama kali kami bertemu di makan malam itu pun membuat perasaanku aneh, ekspresinya datar dan dia sangat misterius.
(Pakaiannya sesuai cast)
Rambut panjangnya yang di gerai, berwarna coklat terang, dengan di sinari cahaya matahari membuatnya bersinar. Walaupun memakai baju casual yang pas di tubuhnya, sempat membuatku terpesona sangat lama. Jika saja suara ibuku tidak membuyarkan semuanya. Berdehem singkat membuat aku mengalihkan pandangan dari mereka.
"Tidak apa sayang, Mama juga baru sampai."Suara lembut Mama membuatku mengalihkan pandanganku ke Mama yang menatap Anne dengan hangatnya.
"Mbak jadi ini mempelai wanitanya? Sangat cantik sekali. Hallo sayang kenalkan aku Selly tantenya Damian." Ucap tanteku menatap Anne dengan mata berbinar dan saling cipika-cipiki.
"Senang bertemu denganmu tante, saya Anne" balas Leanne tersenyum hangat lagi-lagi aku terpesona, dan membuat dada ku berdebar.
"Ya sudah. Ayo kita segera melihat gaun yang akan di pakai kamu sayang, "Ucap Mama sambil merangkul Anne.
"Dan Damian, cobalah tuxedo yang sudah di siapkan Selly. "Lanjutnya.
Melihat pantulan diriku di dalam cermin menggunakan tuxedo berwarna putih dan sedikit warna hitam, terlihat sangat pas di tubuh kekar ku, membuat diriku terlihat berbeda.
"Tampan dan menawannya kamu Damian. "Ucap tanteku dengan mata berbinarnya saat melihatku keluar dari ruang ganti.
"Aku jadi ingin segera menikahkan Rafael jika, melihat aura ketampanan mu terpancar seperti ini. Tapi sayangnya anak itu selalu saja banyak alasan ketika ku tanyakan kapan menikah." Lanjutnya panjang lebar dengan dengusan kesalnya.
Pada Rafael anak kandungnya sendiri dan sepupuku juga.
"Mungkin saja belum ada yang cocok tante. "Ucapku memberi pengertian.
"Apa ku jodohkan saja seperti denganmu, ya? Kamu beruntung Damian mendapatkan calon istri seperti Anne. Tante sangat suka pada Anne saat awal tante melihatnya, bahagianya tante jika Rafael menikahi Anne saja. "Aku yang mendengar ucapan tanteku, entah mengapa membuatku kesal dan mendengus pelan.
"Hei, hei, tante kan hanya bercanda. Mukamu sudah masam sekali." Cekikikan tante membuat mood ku buruk.
"Damian, apa kamu sudah selesai? " Tanya Mama yang tengah berjalan ke sini dengan Anne.
"Apa Anne tidak mencoba gaunnya? " Benar juga apa yang di katakan tanteku. Kenapa dia tidak memakai gaunnya dan memperlihatkannya padaku.
"Sudah tante semuanya pas sesuai ukuran ku, tidak ada yang perlu di rombak lagi, dan aku sangat menyukai gaunnya." Ucapnya dengan senyum simpulnya.
"Baiklah, padahal tante ingin sekali melihat kamu memakainya. Tapi tidak apa-apa, nanti juga di pernikahanmu tante juga akan melihatnya." Ucap tanteku.
"Kalau gitu aku pergi dulu Sel, masih banyak yang perlu di urus untuk pernikahan mereka."Ucap Mama.
"Dan Damian antarkan Anne pulang, sayang.
Mama pulang dulu kamu bareng sama Damian, ya sayang." Lanjut Mama sambil memeluk Anne.
"Ya, Ma."Balas Anne memeluk Mama.
Setelah Mama berlalu pergi, kami pun pamit juga pada tanteku sebelum kami pergi keluar dari butik.
*****
Next Chapter...
Like, Vote And Follownya ya guys!!
See U 😉
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Sulati Cus
ada rival keknya nih
2022-12-24
0
👑☘ɴͪᴏͦᴠᷤɪͭᴛͤᴀᷝ💣
sy udh baper akut mih, mbak tor... mdh2an upnya gak lama2 y
2021-02-12
0
TraiN HeartNet🔰π¹¹™
like it
2021-02-02
0