Pikirannya terlalu rumit, jika dibiarkan tetap berdiam diri di rumah ia bisa gila. Karena itu Kaina memutuskan untuk keluar rumah mencari suasana tenang sejak pagi hari tadi.
Pamit? Tentu tidak, ia hanya mengatakan pada kakaknya bahwa hari ini ingin pergi keluar. Tidak memberitahukan kemana ia akan pergi, bersama siapa dan kapan ia akan kembali ke rumah.
Terlalu random. Ia mengendarai mobilnya tanpa tujuan yang jelas. Turun saat ada sesuatu yang menarik untuk di kunjungi, dan kembali melakukan perjalanan setelah bosan.
Sampai akhirnya ia berhenti kembali di sebuah cafe kekinian. Tujuannya hanya untuk membeli segelas minuman dan duduk sebentar, tapi—
"Kai?" Seseorang memanggil namanya sembari menepuk pelan pundaknya.
Kaina menoleh, dan mendapati sosok tampan berdiri di belakangnya. Sebuah kejutan.
"Joshua?"
Joshua Christiansen, salah satu orang yang enggan memanggil Kaina dengan panggilan Nana. Alasanya karena itu terlalu imut, untuk kepribadian Kaina yang sedikit bar-bar.
Joshua adalah teman sekelas Kaina SMA. Dia tergolong dalam jajaran orang dengan penggemar terbanyak di sekolah mereka dan sekolah lain pada masa itu karena bergabung di tim futsal sekolah.
Saat ini Joshua sedang menyelesaikan pendidikan pelayarannya di salah satu sekolah tinggi yang ada di kota Surabaya.
"Hai" laki-laki itu menyapa. Senyumnya sangat manis, membuat Kaina hampir saja terkena diabetes.
"Hai—"balas Kaina.
Laki-laki itu duduk di bangku depan Kaina. "Long time to see 😊"
"Ah, ya."
"Ngomong-ngomong, kabar baik kan?" tanya Joshua.
"Baik kok."
"Kamu sendiri?"
"Ya beginilah." jawab Joshua, ia tak berhenti memberi senyum manis pada Kaina.
"Syukur deh."
"Kamu sendiri aja di sini?" tanya laki-laki itu sedikit penasaran.
Kaina menjawab dengan anggukan.
"Pacar kamu mana?" tanya Joshua yang mengundang tawa Kaina.
"Hahaha" Kaina tertawa kecil.
"Pacar apaan Jo?"
"Bawa pulang banyak laki cuma di pantengin sama orang rumah doang 😂" curhatan spontan Kaina berhasil mengundang gelak tawa Joshua.
Suaranya sangat khas. Sangat sopan ketika masuk ke indra pendengaran Kaina.
"Coba deh kamu bawa aku ke rumah, pasti nga di pantengin." Nadanya terdengar tidak sedang bercanda, seolah ia ingin Kaina benar-benar membawanya pulang ke rumah. Semacam kode keras.
"Lain kali deh."
"Bener ya."
"Awas bohong. Nanti aku main ke rumah mu sendiri lho :v" dia masih sama seperti remaja laki-laki yang Kaina kenal ketika duduk di bangku kelas 2 sekolah menengah atas dulu. Hanya saja sekarang Joshua lebih manis dan tumbuh tinggi dibanding saat itu.
"Main aja deh~"
"Nanti kalo aku beneran main ke rumah mu, pintu nya di tutup lagi nga?", tanya Joshua mencoba menggoda Kaina.
"Duh, jadi malu kalo ke inget." tutur Kaina.
Insiden tutup pintu terjadi saat mereka sama-sama duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas. Waktu itu, Joshua bersama teman sekelas mereka dengan random datang ke rumah Kaina tanpa memberitahu terlebih dahulu.
Yang ternyata bertepatan dengan kedatangan teman laki-laki Kaina dari sekolah lain. Dan secara kebetulan Joshua dan orang itu saling bermusuhan.
"Hahaha~" Joshua tartawa.
"Tau nga waktu itu aku sama Miko gimana speechlessnya? 😂😂"
"Ya dari pada nanti malah beratem, kan aku yang repot 😭" kata Kaina dengan jujur.
Obrolan terus berlanjut, sampai akhirnya Joshua pamit untuk pergi karena ada urusan mendadak. Tinggalah Kaina sendirian, namun tak lama ia pun memutuskan untuk pergi jua.
Kaina melajukan mobilnya dengan sangat pelan. Bahkan laju sepeda ontel lebih cepat dibanding dengan laju mobilnya. Semata-mata itu dilakukan untuk memperlambat perjalanannya pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments