Aula begitu ribut dengan suara siswa siswi, langit-langit Aula bergema penuh keributan, di ujung sana bicara, di ujung sana juga bicara.
Setiap kali kumpul seperti ini pasti ribut.
Entah apa yang dibicarakan mereka.
Syinggg.. Suara mengilukan meoropon tersebur luas di ruangan Aula, siswa siswi yang mendengarkan menutup kuping masing-masing.
"Tes.. Tes.. 1.. 2.. 3.." Kamarudin, mengetes mekropon. Ia salah satu dari guru yang mengajar di SMA ini, termasuk salah satu guru yang masih bujangan, kulitnya yang hitam manis serta senyumannya yang manis rupanya juga manis, di tambah lagi dia guru yang baik, mudah bergaul, banyak anak murid yang menjadikan ia sebagai guru idola. Idolanya para cewek-cewek sekolah ini. Oi, dia bukan hanya sebagai guru idola, tapi sebagai calon suami idaman.
Guru disekolah ini memang banyak yang belum nikah jadi wajar saja guru-guru sering digombali anak murid. "Di beritahukan kepada anggota osis agar berkumpul di ruang tunggu, dan anak-anak diharapkan untuk tenang semuanya karena sebentar lagi acara akan segera dimulai," suara Kamarudin tersebar luas diruangan Aula yang besar tersebut.
"Tuh, kalian dipanggil cepat pergi." Salasiah mencuil Hana, yang dicuil merespon sebal, "Bilang saja mau usir."
"Iya, ada masalah?" nada suara Salasiah menaik, tangannya mengacak pinggang, melotot menatap Hana, "Cepat sana pergi aku mau duduk sebelah Latika."
Hana mendengus sebal, bangkit dari duduk, "Yuk, Nana kita pergi nanti keburu kena marah."
Nana bangkit dari duduknya berjalan mendahului Hana mereka segera pergi keruang tunggu.
"Latika sini, duduk di sini." Salasiah menepuk-menepuk lantai menyuruh Latika duduk disebelahnya, Latika bergeser mendekati Salasiah.
"Ada apa?" tanya Latika.
Tiba-tiba...
Nana kembali lagi, "Hy! Salasiah jangan kau beritahu. Awaskau kalau kau beritahu, aku cekik kau nanti!" ancam Nana, yang diancam malah membalas dengan senyuman licik mengejek, "Takutnya."
"Beritahu apa?" tanya Latika penasaran.
"Haa!!! Berani kau beritahu aku cekik kau nanti." ancam Nana sekali lagi, tanganya bersiap-siap untuk mencekik Salasiah.
"Iyalah.. Iyalah.." Salasiah melambaikan tangannya, "Pergi lagi sana kau, sudah kena tunggu itu, nanti kena marah."
"Awas ya! Sempat kau beritahu-" Nana belum sempat menyelesaikan kata-katanya sudah dipotong Salasiah, "Iyalah.. Iyalah.. Aman itu."
5 menit kemudian.
Hana menghampiri Kamarudin di mimbar. Entah apa yang mereka bicarakan, yang pasti Kamarudin memberika mekropon kepada Hana.
Guru-guru pada masuk semua duduk di kursi yang disediakan di depan sana belakang mimbar.
'Tapi, wajah-wajah guru lama semua tidak ada wajah-wajah guru baru, tidak ada tanda-tanda guru baru' pikir Latika.
Semua mata melihat wajah satu persatu guru yang masuk.
"Assalamu'alaikum...
Dalam acara menyambut kedatangan kepala sekolah. Bla... Bla... Bla..." Nada Hana terdengar gemetar.
"Tidak salahkah Hana jadi MC." Salasiah berbisik kepada Latika.
"Tidak..." jawab menyakinkan Salasiah.
"Hana pasti gugup." Salasiah menebak.
"Pastilah siapa yang tidak gugup kalau bicara di depan orang banyak, sedangkan aku saja gugup." Latika membenarkan perkataan Salasiah.
Hana masih berdiri disana,
"... Penyampaian kata sambutan yang akan disampaikan oleh Bapak Kamarudin." Hana mundur duduk disamping Guru perempuan lainnya.
"Bapak Kamarudin, woy!" Latika berseru pelan.
"Udin yang ada di kamar namanya?" Salasiah menyanyikan potongan lagu udin sedunia.
"Kamarudin." Sambung Latika, menyengir menyambung potongan lagu udin sedunia.
"Hahaha..." Salasiah tertawa.
Kamarudin berdiri di depan mimbar menyampaikan kata sambutan, "Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puja dan puji syukur kita atas kehadirat Allah SWT, atas nikmatnyalah kita bisa berkumpul di Aula kita ini dalam rangka menyambut kedatangan kepala sekolah.
Shalawat dan salam kita sama-sama lantunkan kepada nabi kita Muhammad SAW. Bla... Bla... Bla..."
"Kepala sekolah saja pakai disambut, emangnya datang dari mana?" Latika bertanya sambil memanjangkan kepalanya
melihat wajah-wajah guru mencari kepala sekolah baru tersebut.
"Bukan itu saja penyerahan jabatan kepada kepala sekolah yang barulah." Kepala Salasiah ikut-ikutan memanjang menacari wajah kepala sekolah tersebut, "Aku tidak tahu dia datang dari mana."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Riris Ayu
Kehadirat Dan kehadiran beda yaa thour.
kehadirat itu Dari belas kasih Allah
sedangkan kehadiran .
Allah lbih dulu hadir dari pd kita .🙏🏻
2021-11-18
0
Kholifah
hahahah,,, humorku hanya sebatas
udian yang ada di kamar
Kamarudin
🤣🤣🤣
2021-07-22
1
Hendrinha
sebenarx apa rahasia apa nana sama Salasiah yg dia bicarakan,
2021-05-14
0