Latika berlari menuju kelasnya dengan nafas terhengah-hengah ia sampai di depan kelas.
Ternyata kelasnya...
"Haaaa... Kosong!" Latika melongo melihat kelas yang kosong, "Di mana semua orang? Apa hari ini hari libur? Masaa sih." Latika kebingungan melihat kelas tak ada penghuninya, ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
'Masaa iya jam segini kelas kosong tidak berpenghuni, bahkan bukan kelas aku saja kelas yang lain juga tidak ada penghuni, lorong-lorong juga sunyi' pikir Latika melangkah-langkah kecil mengitari sekitar kelasnya.
Salah seorang siswi melihat Latika dari ke jauhan ia menghampiri Latika dengan jalan terjingkit-jingkit.
"Latikaaaa!!!" kejut siswi tersebut, suaranya bagaikan bom atom yang meledak di kota Nagasaki jepang membuat jantung Latika hampir meloncat dari tempatnya, nyaris dijemput malaikat maut.
Siswi tersebut tidak lain ialah Hana salah seorang teman akrab Latika, ia paling jago soal masak orang tuanya memiliki beberapa restoran bintang 5. Intinya dia anak orang kaya tapi, walaupun anak orang kaya ia tidak sombong dan ringan tangan untuk membantu, mudah berteman tidak peduli orang itu mau kaya atau miskin baginya sama saja.
"Latika mengapa kau masih di sini? Ayo cepat acaranya akan segera dimulai." Hana menepuk bahu Latika, yang ditepuk tidak merespon perkataan Hana. Perkataan Hana tidak kedengaran oleh Latika mungkin itu karena efek kejutan tadi jantungnya masih berdebar kencang.
"Latika," panggil Hana sekali lagi, Latika tidak merespon Hana ia sibuk menenangkan jantungnya, Hana geram melihat Latika.
"Latikaaaaa!!!" teriak Hana di telinga Latika, membuat Latika terkejut dua kali, telinga Latika berdengung. Suara Hana kek terompet.
"Jangan teriak-teriak, tidak cukupkah tadi kau mengejutkanku," omel Latika.
"Maaf ya." Hana memeluk Latika, "Ayo pergi."
"Kemana?" tanya Latika singkat.
Hana tidak menjawab pertanyaan Latika, ia membawa Latika ke Aula.
Terdengar suara riuh dari dalam Aula, Hana membuka pintu Aula.
"Ternyata semua anak murid ada di sini," seru Latika dalam hati, terkejut.
"Hoy! Sini... Sini..." salah seorang siswi yang duduk di ujung sana melambai-lambaikan tangannya.
Ha.. Itu, siswi yang melambai-lambaikan tangan itu namanya Salasiah salah satu sahabat akrab Latika, ia termasuk anak orang kaya juga, orang tuanya pengusaha sukses, ya walaupun anak orang kaya ia juga sama dengan Hana tidak ia tidak sombong dan ringan tangan untuk membantu, mudah berteman tidak peduli orang itu mau kaya atau miskin baginya sama saja, ia anak yang ceria, dan agak lemot sedikit orangnya.
Mereka pergi kesana ketempat Salasiah duduk.
"Kenapa lama betul kalian ini?" tanya seorang siswi yang duduk di sebelah Salasiah, kepalanya muncul di sebelah bahu Salasiah.
Ha.. Itu pula, namanya Nana dia juga sama dengan Hana dan Salasiah salah satu teman akrab Latika, dia juga anak orang kaya, orang tuanya pengusaha. Mereka bertiga ni sama, ringan tangan dan mudah berteman tanpa pandang bulu.
"Kau ini ke toilet tu kencing kah? Atau apa kah? Lambatnya," perotes Salasiah lengkap dengan muka sebal.
"Ala... Aku lambat gara-gara ini." Hana menyenggol bahu Latika, "Aku ketemu anak tersesat ini tadi."
"Eh.. Eh.. Acara apa ini?" tanya Latika duduk yang di sebelah Hana.
"Astaghfirullah, kau tidak tahu?" Nana antusias, tangannya menempel di wajah Salasiah, menyingkirkan muka Salasiah dari pandangannya.
"Fuh.. Tangan kau bau." Salasiah menyingkirkan tangan Nana dari mukanya, "Huh.. Fuh.. Fuh..."
Nana mendelik mencium tangannya, tak bau pun malah harum. Nana melirik Salasiah tajam mengusap telapak tangannya ke wajah Salasiah, yang kena usap menepis tangan Nana mengusap wajahnya.
Hana dan Latika hanya melihatkan saja.
Hana memukul pelan bahu Latika "Haisss... Apalah dua orang ni."
"Biasalah, kan masih bocah," sindir Latika menyengir lebar.
"Kau juga satu, masih bocah." Hana balik mengomeli, "Masa hari ni tak tahu."
Latika menggaruk kepalanya, benar-benar tidak tahu. Hana hanya menepuk jidat, "Hari ini pengankatan kepala sekolah baru."
"Hemm... Kepala sekolah yang lamakan masih ada. Kenapa harus mengangkat kepala sekolah yang baru?" Latika benar-benar tidak tahu soal itu.
"Aiiisss.. Ini anak memang tidak tahu informasi." Kepala Salasiah menghalangi pandangan Nana, "Kau semalam kemana?"
"Hem.. Nana jelaskan pada dia." Salasiah memoleh kebelakang, terkejut wajahnya dekat dengan wajah Nana selisih satu jari saja lagi, Salasiah tersenyum.
Nana menyingkirkan muka Salasiah "Kau ini tak tahukah? Kepala sekolah yang itu bukan kepala sekolah tapi wakil kepala sekolah itu, dia mengantikan tugas kepala sekolah yang inilah,"
Jari Latika mengketuk-ketuk dagu "hem.. Tidak paham."
"Kau tidak paham lalu, panjang lebar aku jelaskan." Nana marah, sebab aku tidak paham dengan penjelasan Nana.
"Hem.. Begini." Hana menggantikan Nana menjelaskan, "Kepala sekolah yang lalu itu punya anak, posisi kepala sekolah diserahkan kepada anakanya. Tapi, anaknya itu masih sekolah S2 jadi wakil kepala sekolah menggantikan posisinya sementara-"
"Nah, jadi anak kepala sekolah itu sudah selesai S2 jadi dia diangkatlah jadi kepala sekolah, posisi dia dikembalikan." Salasiah memotong perkataan Hana, "Gitu paham?"
"Em.." Latika mencoba memahami perkataan yang diucapkan temanya.
Kelihatan sekali Latika tidak paham Hana yang geram kepada Latika "Pahamkan saja."
Sudah berkali-kali teman Latika menjelaskan. Tapi, Latika tatap tidak paham, Latika menggaruk kepalanya.
"Eh, dengar-dengar gosip katanya Bapak kepala sekolahnya tampan. Hihihi.." Nana berbisik pelan.
"Iya, aku dengar juga katanya tampan." Kepala Salasiah menghalangi pandangan Nana.
Nana menjauhkan kepala Salasiah, lagi-lagi Salasiah menghalangi pandangan Nana.
"Hem.. Ingat woy.. Ingat." Hana menginggatkan jangan membeyangkan kepala sekolah berlebihan.
"Tahulah.." Salasiah sebal, lagi asik-asiknya membicarakan kepala sekolah baru, dalam pikirannya masih membayangkan seperti apa rupa Kepala sekolah itu? Sambil menyengir-nyengir sendiri.
Hana yang menebak kalau temanya itu masih memikirkan rupa kepala sekolah.
PAAAKKK..
Hana menepuk paha Salasiah, yang ditepuk menciut kesakitan mengosok-gosok pahanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Aiswarahhhh
alur bagus tapi kayaknya pakai logat sendiri hehehe nama tokoh juga belibet nyebutin nya.....
2022-01-27
1
mai
ini author ny org mna ya?🤭 bhsny macam bahasa timur 😂🙏
2021-11-09
0
Ismiati Djailani
asyik lanjut thor
2021-10-01
0