Bab 4 : Pria Misterius Itu Adalah?

Seperti mengetahui sinyal yang diberikan tubuhku. Hatiku jadi berdebar. Mengapa bisa berdebar?

Akan kuberitahu jawabannya. Itu karena seorang pria tinggi memakai setelan jas eksekutif warna abu-abu gelap sedang berdiri di depanku sekarang. Manik mata kami saling bertemu. Aku kenal sepasang mata biru itu. Baru beberapa hari lalu sejak pertama kali aku melihatnya.

Dengan sikap profesionalnya, ia masuk ke dalam lift. Sementara aku beringsut mundur memberi ruang. Pria itu melihatku sebentar lalu mengalihkan pandangan, diikuti posisinya yang berdiri tegak menghadap ke depan.

Seorang pria lain bersetelan jas warna hitam turut masuk ke dalam setelahnya. Ia mendampingi pria pertama sambil berdiri di samping agak ke belakang. Pintu lift kemudian tertutup.

Seketika, Seeeng....

Harum ini, wangi ini, seluruh ruangan lift dipenuhi aroma ini.

Bunga-bunga bermandikan air hujan.

Wangi ini kembali kucium. Kembali menyinggahi hidungku. Ini wangi yang sama seperti beberapa hari yang lalu. Aku suka wangi ini. Wangi yang menurutku adalah wangi orang kaya. Diam-diam kucuri kesempatan untuk tersenyum.

Hanya ada kami bertiga di dalam di lift sekarang. Posisiku yang berada mentok di dinding paling belakang memberiku keuntungan agar dapat meneliti dua orang pria yang berada di depanku saat ini.

Pria pertama berdiri tegak membelakangiku. Kedua tangannya yang masuk ke dalam saku celana, menambah kesan berwibawa pada dirinya. Sedangkan pria kedua tengah memegang sebuah buku agenda bersampul kulit hitam di tangannya. Pria itu nampak sibuk membaca seraya beberapa kali terlihat membolak-balik kertas. Suara lembaran kertas yang dibuka pun mengisi kekosongan di dalam lift.

Selagi memperhatikan kedua pria itu, sebenarnya aku ingin menyapa. Aku masih ingat nama si pria pertama, yaitu Tuan Asland Garland. Namun, niatku tertahan sebab ada perasaan lain yang mengganjal hatiku.

'Kenapa pria itu juga muncul di sini?' Dahiku mengernyit bingung.

Ting!

Lift berdenting, pintu pun terbuka. Dua pria yang berada di depanku keluar lebih dulu. Aku pun juga menyusul keluar karena lantai kantor yang kutuju sudah tiba.

Kedua pria tadi berjalan cukup cepat. Membuatku tertinggal di belakang. Dan ternyata, mereka juga menuju ke arah ruangan yang menjadi tempat tujuanku, yaitu ruang rapat di lantai 11.

'Sebenarnya siapa dia? Siapa juga orang yang bersamanya?'

Ketika kedua pria tadi masuk ke ruang rapat, semua direktur yang berada di dalam sontak berdiri memberi salam.

"Selamat siang, Presdir," sapa semuanya serempak seraya mengangguk singkat.

'A-apa? Presdir?' Betapa terkejutnya aku sampai mataku membulat.

Tampak pria yang bersetelan jas abu-abu gelap duduk di kursi paling depan meja rapat yang bentuknya lonjong. Sementara pria yang sedari tadi mengekorinya berdiri di sisi kiri bagian belakang sambil masih memegang buku agenda.

Lantas sekarang, semua orang yang berada di ruang rapat melihatku mematung di depan pintu.

"Andy!" panggil Pak Rudy cukup kencang dari posisinya yang berdiri di sisi kiri meja pada baris ketiga.

Barulah aku tersadar dari sikap melongoku. "I-iya pak!" jawabku terbata-bata.

Sebelum masuk ke dalam ruangan itu, aku meminta izin lebih dulu pada pria yang tadi dipanggil Presdir oleh semua peserta rapat.

"Permisi, Tuan!" ucapku pelan lalu menunduk.

Kupercepat langkah agar bisa sesegera mungkin menjangkau Pak Rudy dan memberikan dokumen yang kubawa padanya. Lalu bergegas kembali keluar. Namun, sebelum mencapai pintu, aku yang masih penasaran memberanikan diri untuk menoleh. Hendak memastikan, apakah orang yang kulihat memang benar?

Dan,

"Akh!" refleks tersentak tatkala kutemukan sorot mata pria itu rupanya juga melihatku. Lekas kutundukan kepala lagi saking malunya. Buru-buru pergi dari situ.

**

Aku jadi lebih banyak diam sekembalinya ke ruangan bagian pemasaran. Kulanjutkan lagi mengetik pekerjaanku yang sempat tertunda, tetapi, ah, aku kembali diam. Pikiranku tidak tenang lantaran terus digelayuti bayangan sosok sang presdir.

Tidak ingin seharian ini pikiranku dipenuhi pertanyaan tanpa jawaban. Lantas kuberanikan diri mendatangi meja kerja Mbak Sheryn.

"Mbak!" panggilku pelan.

Mbak Sheryn yang tadinya fokus menekan papan ketik komputer kini menoleh. "Ya Andy, ada apa?"

"Eumm...." Kulipat bibir sampai tinggal segaris. "Aku mau tanya nih, boleh?"

"Boleh, tanya apa?"

"Eumm...." Lagi-lagi dehaman raguku berkumandang. "Pak Asland itu presdir di sini ya, Mbak? "

"Oh, Tuan Asland. Panggil Tuan ya, Ndy. Jangan Pak," sahut Mbak Sheryn, menjelaskan.

"Iya Mbak, Tuan Asland."

"Iya, dia itu presdir di sini. Dia pemilik perusahaan ini."

Glek!

Aku menelan saliva dalam.

'Yang punya perusahaan ini? Berarti dia pimpinan utama Mbak Sheryn dan pastinya aku juga, dong! Pantas saja wangi parfumnya wangi orang kaya.'

"Tadi kamu jumpa sama dia, ya?" tanya Mbak Sheryn lagi.

"Iya Mbak. Waktu mengantar dokumen untuk Pak Rudy.

Sekonyong-konyong Mbak Sheryn mencondongkan tubuhnya ke arahku yang berdiri di depan meja kerjanya. Lalu celingukan ke sekitar ruangan sebelum berbicara kata-kata yang menggoda.

"Ssst ... Dia tampan, kan? "

Setengah berbisik, raut wajah Mbak Sheryn terlihat nakal.

"Hehehe! Ya begitulah."

Aku senyam-senyum tersipu malu.

"Tapi dia sudah punya istri."

Deng! Deng! Deng! Betapa terkejutnya aku.

"Sudah punya istri?" ulangku cukup kencang.

"Sstt ... Jangan kuat-kuat!" Mbak Sheryn meletakan jari telunjuknya di bibir. "Nanti orang lain dengar kalau kita lagi menggosip tentang Presdir."

"Oh, iya Mbak. Maaf ya, aku keceplosan tadi."

"Jangan kecewa, dong! Yang lain juga sama seperti kamu ekspresi akhirnya. Pas tanya-tanya tentang Tuan Asland." Mbak sheryn menggodaku lagi.

"Ah, tidak kok, tidak! Ih, Mbak ini, deh!" sangkalku manyun manja.

"Hahaha!"

Mbak Sheryn malah bergelak tawa melihat kepolosanku.

"Tapi maksud Mbak yang lain itu siapa, sih? Aku masih tidak mengerti."

"Karyawan baru di perusahaan ini, Ndy. Tuan Asland itu kan handsome, tinggi, kaya dan berwibawa. Siapa saja yang melihat pasti langsung suka dan penasaran sama dia."

"Hhmm ... Begitu ya!"

Kutundukan pandanganku lalu menghela napas panjang. Sepertinya ada yang meleleh di hatiku dan aku tidak tahu apa itu.

**

Hari ini sungguh hari yang ajaib. Fakta bahwa Tuan Asland sempat menggugah hatiku, menambah selera nafsu makanku, itu adalah benar. Tuan Asland, dia memiliki aura yang berbeda. Tidak seperti laki-laki kebanyakan.

Selain tampan, auranya tegas dan serius. Sikap tak acuh serta diamnya menambah kesan misterius. Apalagi wangi parfumnya yang tidak pasaran. Seolah-olah hanya dia satu-satunya yang memiliki aroma itu.

Bunga-bunga bermandikan air hujan.

Apa seleraku memang suka bos besar seperti dia?

Hahaha!

Mimpiku terlalu ketinggian. Kalau level sepertiku, mendapat pasangan seorang manager saja sudah bersyukur. Apalagi mau mendapatkan seorang presiden direktur? Ah, reinkarnasi sampai tujuh kali pun rasanya mustahil. Dan keajaiban hari ini adalah, aku segera tahu status Tuan Asland yang ternyata sudah punya seorang istri.

Stop!

Cukup berhenti berkhayal dari sekarang, Andy. Daripada tahunya belakangan. Aku pasti akan jatuh, tersungkur, terjerembab dan tidak bisa bangun lagi. Ah, ya sudahlah.

Banyak berbasa-basi pada diri sendiri membuat perutku membunyikan alarm. Keroncongan minta diberi makan. Lantas kuambil dua butir telur ayam lalu kugoreng menjadi telur dadar. Usai semenit, hasil masakanku siap disantap. Tinggal menambahkan nasi saja ke atas piring.

Apa yang terjadi setelah kubuka rice cooker?

***

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Frau Zasky

Frau Zasky

nyesek thot

2020-04-25

2

Siti Asmaulhusna

Siti Asmaulhusna

tp jngn smpe jual diri jg kan ank kuliahan

2020-04-21

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Diary Andy
2 Bab 2 : Tuan Asland Garland
3 Bab 3 : Traktir Teman
4 Bab 4 : Pria Misterius Itu Adalah?
5 Bab 5 : Yolanda
6 Bab 6 : Kabar Dari Tante Teresha
7 Bab 7 : Hari Yang Kelabu
8 Bab 8 : Banyak Jalan menuju Roma
9 Bab 9 : Seorang Pengemis
10 Bab 10 : Pahlawan
11 Bab 11 : Surat Perjanjian
12 Bab 12 : Pulang
13 Bab 13 : Bertemu Lagi
14 Bab 14 : Upik Abu Dan Cinderella
15 Bab 15 : Lowongan Kerja Jadi Pelakor
16 Bab 16 : Menunggu
17 Bab 17 : Lamaran Perbudakan
18 Bab 18 : Karet Pengaman
19 Bab19 : Nyonya Maria Constancygelux
20 Bab 20 : Jaga Jarak 10 Meter
21 Bab 21 : Kain Segiempat Pengaman
22 Bab 22 : Gadis Ca-bul
23 Bab 23 : Ikan Asin Sambal
24 Bab 24 : Itik Buruk Rupa
25 Bab 25 : Pangeran Bulan
26 Bab 26 : Genggaman Tangan
27 Bab 27 : Kesepian
28 Bab 28 : Seorang Pimpinan Kejam
29 Bab 29 : Sosok Baru
30 Bab 30 : Penata Rias Pribadi
31 Bab 31 : Pesta Ulang Tahun Yolanda
32 Bab 32 : Si Dermawan
33 Bab 33 : Tuan Otoriter
34 Bab 34 : Obat Tolak Cinta
35 Bab 35 : Kecupan Pertama
36 Bab 36 : Sate Jengkol
37 Bab 37 : Sakit Perut
38 Bab 38 : Sunflower Cafe
39 Bab 39 : Michael Patrickson
40 Bab 40 : Casanova
41 Bab 41 : Harapan Di Udara
42 Bab 42 : Mau Jadi Pacarku?
43 Bab 43 : Rindu
44 Bab 44 : Dia Kembali
45 Bab 45 : Buah Tangan Dari Tokyo
46 Bab 46 : Isi Kotak Warna Hitam
47 Bab 47 : Pelecehan
48 Bab 48 : Ciuman Resmi
49 Bab 49 : Tarian Dalam Gerimis
50 Bab 50 : Dilarang Jatuh Cinta
51 Bab 51 : Pembantu Durhaka
52 Bab 52 : Melarikan Diri
53 Bab 53 : Curahan Hati
54 Bab 54 : Fly Me To The Moon
55 Bab 55 : Uang Tebusan
56 Bab 56 : Semua Terserah Padamu
57 Bab 57 : Terciduk
58 Bab 58 : Tragedi Jus Jeruk
59 Bab 59 : Cinta Dan Benci
60 Bab 60 : Tipe Pencemburu
61 Bab 61 : Aku Mencintaimu, Tuan Asland
62 Bab 62 : Istri Tuan Asland
63 Bab 63 : Sandiwara
64 Bab 64 : Juru Masak Dadakan
65 Bab 65 : Ba-bi Dan Monyet
66 Bab 66 : Pasangan Di Musim Semi
67 Bab 67 : Hasrat Bercumbu
68 Bab 68 : Hubungan Tanpa Status
69 Bab 69 : Hadiah Menjadi Karyawan Tetap
70 Bab 70 : Kejutan Yang Gagal
71 Bab 71 : Patah Hati
72 Bab 72 : Hubungan Merenggang
73 Bab 73 : Kecupan Mickey
74 Bab 74 : L.O.V.E
75 Bab 75 : Rahasia Mickey
76 Bab 76 : Semua Misteri Terbongkar
77 Bab 77 : Black Pearl
78 Bab 78 : Dilabrak Istri Tuan Asland
79 Bab 79 : Meninggalkan Blue Tower Building
80 Bab 80 : Kembali Ke Indekos
81 Bab 81 : Masihkah Kau Mencintaiku?
82 Bab 82 : Meminta Rujuk
83 Bab 83 : Pekerjaan Baru
84 Bab 84 : Babak Belur
85 Bab 85 : Malangnya Nasibku
86 Bab 86 : Perceraian
87 Bab 87 : Tentang Rumah Tangga Mereka
88 Bab 88 : Penjaga Toko Buku
89 Bab 89 : Pertemuan Tak Terduga
90 Bab 90 : Musim Gugur Di Hatiku
91 Bab 91 : Menjemput Impian
92 Bab 92 : Lamaran Pernikahan
93 Bab 93 : Foto Profil Baru
94 Bab 94 : Membuat Gaun Pengantin
95 Bab 95 : Tentang Tuan Asland
96 Bab 96 : Cinta Tak Direstui
97 Bab 97 : Dia Seperti Pelangi
98 Bab 98 : Backstreet
99 Bab 99 : Dicampakkan
100 Bab 100 : Testpack
101 Bab 101 : Harapan Terakhir Mama
102 Bab 102 : Babak Baru
103 Bab 103 : Pernikahan Itu Tiba
104 Bab 104 : Malam Pengantin
105 Bab 105 : Sarapan Ala Pengantin Baru
106 Bab 106 : Sebuah Mansion
107 Bab 107 : Gelora Cinta
108 Bab 108 : Tipu Muslihat Mickey
109 Bab 109 : 100 Peraturan Istri
110 Bab 110 : Salah Pegang
111 Bab 111 : Guru Privat
112 Bab 112 : Karma Nyonya Maria
113 Bab 113 : Keguguran
114 Bab 114 : Istri Kesepian
115 Bab 115 : Belajar Menerima Takdir
116 Bab 116 : Membalas Nyonya Maria
117 Bab 117 : Meminta Rujuk
118 Bab 118 : Pembuktian Cinta
119 Bab 119 : Membangun Kepercayaan
120 Bab 120 : Lembur
121 Bab 121 : Bulan Madu
122 Bab 122 : Sebuah Rahasia Terkuak
123 Bab 123 : Nyonya Sussanne Morganoe
124 Bab 124 : Akhir Kisah Diary Andy
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bab 1 : Diary Andy
2
Bab 2 : Tuan Asland Garland
3
Bab 3 : Traktir Teman
4
Bab 4 : Pria Misterius Itu Adalah?
5
Bab 5 : Yolanda
6
Bab 6 : Kabar Dari Tante Teresha
7
Bab 7 : Hari Yang Kelabu
8
Bab 8 : Banyak Jalan menuju Roma
9
Bab 9 : Seorang Pengemis
10
Bab 10 : Pahlawan
11
Bab 11 : Surat Perjanjian
12
Bab 12 : Pulang
13
Bab 13 : Bertemu Lagi
14
Bab 14 : Upik Abu Dan Cinderella
15
Bab 15 : Lowongan Kerja Jadi Pelakor
16
Bab 16 : Menunggu
17
Bab 17 : Lamaran Perbudakan
18
Bab 18 : Karet Pengaman
19
Bab19 : Nyonya Maria Constancygelux
20
Bab 20 : Jaga Jarak 10 Meter
21
Bab 21 : Kain Segiempat Pengaman
22
Bab 22 : Gadis Ca-bul
23
Bab 23 : Ikan Asin Sambal
24
Bab 24 : Itik Buruk Rupa
25
Bab 25 : Pangeran Bulan
26
Bab 26 : Genggaman Tangan
27
Bab 27 : Kesepian
28
Bab 28 : Seorang Pimpinan Kejam
29
Bab 29 : Sosok Baru
30
Bab 30 : Penata Rias Pribadi
31
Bab 31 : Pesta Ulang Tahun Yolanda
32
Bab 32 : Si Dermawan
33
Bab 33 : Tuan Otoriter
34
Bab 34 : Obat Tolak Cinta
35
Bab 35 : Kecupan Pertama
36
Bab 36 : Sate Jengkol
37
Bab 37 : Sakit Perut
38
Bab 38 : Sunflower Cafe
39
Bab 39 : Michael Patrickson
40
Bab 40 : Casanova
41
Bab 41 : Harapan Di Udara
42
Bab 42 : Mau Jadi Pacarku?
43
Bab 43 : Rindu
44
Bab 44 : Dia Kembali
45
Bab 45 : Buah Tangan Dari Tokyo
46
Bab 46 : Isi Kotak Warna Hitam
47
Bab 47 : Pelecehan
48
Bab 48 : Ciuman Resmi
49
Bab 49 : Tarian Dalam Gerimis
50
Bab 50 : Dilarang Jatuh Cinta
51
Bab 51 : Pembantu Durhaka
52
Bab 52 : Melarikan Diri
53
Bab 53 : Curahan Hati
54
Bab 54 : Fly Me To The Moon
55
Bab 55 : Uang Tebusan
56
Bab 56 : Semua Terserah Padamu
57
Bab 57 : Terciduk
58
Bab 58 : Tragedi Jus Jeruk
59
Bab 59 : Cinta Dan Benci
60
Bab 60 : Tipe Pencemburu
61
Bab 61 : Aku Mencintaimu, Tuan Asland
62
Bab 62 : Istri Tuan Asland
63
Bab 63 : Sandiwara
64
Bab 64 : Juru Masak Dadakan
65
Bab 65 : Ba-bi Dan Monyet
66
Bab 66 : Pasangan Di Musim Semi
67
Bab 67 : Hasrat Bercumbu
68
Bab 68 : Hubungan Tanpa Status
69
Bab 69 : Hadiah Menjadi Karyawan Tetap
70
Bab 70 : Kejutan Yang Gagal
71
Bab 71 : Patah Hati
72
Bab 72 : Hubungan Merenggang
73
Bab 73 : Kecupan Mickey
74
Bab 74 : L.O.V.E
75
Bab 75 : Rahasia Mickey
76
Bab 76 : Semua Misteri Terbongkar
77
Bab 77 : Black Pearl
78
Bab 78 : Dilabrak Istri Tuan Asland
79
Bab 79 : Meninggalkan Blue Tower Building
80
Bab 80 : Kembali Ke Indekos
81
Bab 81 : Masihkah Kau Mencintaiku?
82
Bab 82 : Meminta Rujuk
83
Bab 83 : Pekerjaan Baru
84
Bab 84 : Babak Belur
85
Bab 85 : Malangnya Nasibku
86
Bab 86 : Perceraian
87
Bab 87 : Tentang Rumah Tangga Mereka
88
Bab 88 : Penjaga Toko Buku
89
Bab 89 : Pertemuan Tak Terduga
90
Bab 90 : Musim Gugur Di Hatiku
91
Bab 91 : Menjemput Impian
92
Bab 92 : Lamaran Pernikahan
93
Bab 93 : Foto Profil Baru
94
Bab 94 : Membuat Gaun Pengantin
95
Bab 95 : Tentang Tuan Asland
96
Bab 96 : Cinta Tak Direstui
97
Bab 97 : Dia Seperti Pelangi
98
Bab 98 : Backstreet
99
Bab 99 : Dicampakkan
100
Bab 100 : Testpack
101
Bab 101 : Harapan Terakhir Mama
102
Bab 102 : Babak Baru
103
Bab 103 : Pernikahan Itu Tiba
104
Bab 104 : Malam Pengantin
105
Bab 105 : Sarapan Ala Pengantin Baru
106
Bab 106 : Sebuah Mansion
107
Bab 107 : Gelora Cinta
108
Bab 108 : Tipu Muslihat Mickey
109
Bab 109 : 100 Peraturan Istri
110
Bab 110 : Salah Pegang
111
Bab 111 : Guru Privat
112
Bab 112 : Karma Nyonya Maria
113
Bab 113 : Keguguran
114
Bab 114 : Istri Kesepian
115
Bab 115 : Belajar Menerima Takdir
116
Bab 116 : Membalas Nyonya Maria
117
Bab 117 : Meminta Rujuk
118
Bab 118 : Pembuktian Cinta
119
Bab 119 : Membangun Kepercayaan
120
Bab 120 : Lembur
121
Bab 121 : Bulan Madu
122
Bab 122 : Sebuah Rahasia Terkuak
123
Bab 123 : Nyonya Sussanne Morganoe
124
Bab 124 : Akhir Kisah Diary Andy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!