Black Pearl

Black Pearl

Bab 1 : Diary Andy

Langit siang mulai tampak abu-abu. Kencangnya angin membelai rambutku yang terurai. Aku sedang berjalan santai menuju sebuah indekos yang hanya berjarak beberapa meter lagi dari posisiku sekarang, sembari menikmati cuaca siang ini yang menurutku malah cerah. Tidak terlalu panas dan tidak pula turun hujan.

Langit mendung menurutku malah menciptakan cuaca yang romantis, tetapi aku juga suka hujan. Biasanya akan ada hal ajaib yang terjadi pada saat itu. Tangan kananku menenteng sekantong plastik berisi mie yang kubeli dari mini market terdekat. Biasa, anak kos sepertiku pasti akan mengirit kalau sudah tanggal tua ataupun kepepet duit.

Kamar kosku tidak terlalu luas tetapi juga tidak sempit. Harganya juga lumayan murah untuk bisa kubayar perbulan uang sewanya. Pas di sebelah kamarku, ada kamar teman gontok-gontokanku, namanya Yolanda. Di bab selanjutnya akan kuceritakan tentang si Yolanda.

Kuseduh sekotak mie rasa favoritku dalam sebuah wadah berbahan stainless. Setelahnya kuletakan mie tersebut di atas nakas. Pandanganku sekarang mengarah ke jendela kamar yang terbuka. Melihati rinai rintik hujan yang turun melesat dengan cepatnya. Entah mengapa, ada perasaan damai nan tentram bila melihat tetes demi tetes air yang turun dari langit.

Sambil menunggu air panas mematangkan mie yang kuseduh tadi, iseng, kuambil gawai yang sedari tadi tergeletak di atas tempat tidur. Terniat di dalam hati ingin menghubungi mama. Sudah lumayan lama aku tidak menghubungi beliau.

Ddrrtt... Ddrrtt... Ddrrtt...

Usai beberapa kali dering panggilan mengudara, barulah mama menjawab panggilan teleponku.

"Halo Mama," sapaku girang

"Andy Sayang, bagaimana kabarmu, Nak? Baik baik saja kan, Nak?"

Aku tersenyum mendengar celotehan mama yang begitu khawatir dari seberang.

"Iya Ma. Anak Mama sehat kok. Baik-baik saja."

"Mama khawatir karena kamu jauh, Nak. Apalagi tinggal sendirian di kota besar. Cuma ada Yolanda yang menemani kamu di sana. Oh ya, bagaimana kabar Yolanda?"

"Dia juga baik Ma. Kabar Tante Teresha bagaimana, Ma?"

"Tante Teresha baik, Andy. Sepupu kamu, Meera, dia juara satu lomba melukis di sekolahnya. Adiknya yang kecil Ricky, baru saja masuk sekolah dasar."

"Wah, hebat-hebat ya mereka! Titip salam buat Tante Teresha dan keluarga di sana ya, Ma."

"Ya Sayang, nanti Mama sampaikan. Kamu sudah makan, Nak?"

"Sudah Ma, barengan sama Yolanda tadi."

"Makan apa Sayang?"

"Makan ayam, Ma. Beli satu ekoran. Yolanda yang masak tadi. Mama sudah makan?"

Terpaksa aku berbohong supaya mama tidak khawatir.

"Mama senang kalau kondisi kamu terjaga di sana, Nak. Mama juga sudah makan. Tadi Tante Teresha masak bubur ayam."

"Hhmm, pasti enak bubur ayam buatan Tante Teresha."

"Kapan kamu ke sini? Kalau kamu ke sini, nanti Mama buatkan bubur ayam juga."

"Eum, belum tahu, Ma. soalnya aku baru seminggu bekerja magang. Mungkin belum bisa ambil izin libur."

"Ya sudah tidak apa-apa. Kamu fokus saja kerja magangnya. Jangan terlambat makan dan banyak minum air hangat, ya. Apalagi sekarang lagi musim hujan."

"Iya Ma. Mama juga jangan terlambat makan. Kalau ada yang Mama mau bilang saja. Jangan sungkan, aku usahakan buat kasih yang Mama mau."

"Sayang, Mama cuma mau kamu jaga diri baik-baik di sana. Kalau kamu sehat, bahagia. Itu sudah lebih dari cukup buat Mama."

"Terima kasih Mama, sudah jadi ibu yang paling baik sedunia. Love you Mama."

"Mama juga sayang kamu, Andy."

"Ma, sudahan dulu ya teleponnya. Aku mau istirahat."

"Ya Sayang, istirahatlah. Mama juga mau menjahit baju, ada pesanan dari keluarga Pak Bobby. Mereka mau jahit baju seragaman."

"Baik deh, Ma. Dah Mama...."

"Dah Andy."

Tut! Tut! Tut!

Obrolan antara aku dan mama pun usai. Kutengok lagi cuaca di luar dari jendela yang sama. Hujan masih sama derasnya. Sesekali gemuruh juga menyapa. Ah, sungguh suasana yang kontras untuk rebahan dan tidur siang.

Kricuk... Kricuk... Kricuk...

Tanpa sadar suara perutku berbunyi. Mungkin cacing di dalamnya sudah kelaparan minta diberi makan. Lantas kulihat mie yang sudah kuseduh sedari tadi.

Whoaa! Astagaaa!

Betapa terkejutnya aku. Ternyata besarnya sudah mirip ular piton. Ini pasti karena aku terlalu lama mengobrol dengan mama. Mieku sudah mengembang, melar kiri dan melar kanan. Segera kumasukan garpu ke dalam kumpulan mie yang berbelit-belit itu, memutar garpunya dan melahap mienya.

"Ah, enak sekali!" gumamku lalu melanjutkan makan siang.

**

Keesokan harinya di kala senja.

Kubuka dompetku yang berwarna merah muda lalu menghitung uang yang ada di dalamnya. Yang tersisa cuma ada empat lembar uang kertas berwarna merah juga tiga lembar yang berwarna biru. Sedangkan lainnya hanya tinggal pecahan kecil saja.

"Cukup tidak ya sampai menunggu gaji pertama bekerja magang?" tanyaku dengan wajah murung.

Nasib! Nasib! Ah, miskinnya aku. Bahkan kuntilanak saja levelnya lebih kaya sampai bisa extension rambut jadi panjang. Lah aku, masuk kategori fakir miskin dan rakyat jelata. Rautku cemberut sedih, meratapi hidup yang serba kekurangan, tetapi aku berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mencukupi hidupku dan juga membantu mama.

Tak sengaja mataku menoleh foto yang ada di slot dompet. Foto Andy Frederica. M. Gadis dengan wajah berbentuk oval, sepasang mata bundar dan bibir merah muda yang mungil. Aku beritahu, huruf M di akhir namaku adalah singkatan dari Maldyvi. Namaku yang asli adalah Andy Frederica Maldyvi.

Bicara tentang Maldyvi, kata itu diambil dari awalan nama mama yaitu Maldy. Dan Vi adalah awalan nama papa yaitu, Victor. Bila digabungkan jadilah kata Maldyvi. Mamaku, adalah wanita kuat yang mengasuhku dari kecil sebagai orang tua tunggal. Dari pekerjaan mama yang berprofesi sebagai penjahit-lah, Mama bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari kami.

Tidak banyak yang kuketahui tentang papa. Kenapa hanya ada aku dan mama? Di mana keberadaan papa? Mama hanya bilang kalau nama papa adalah Victor. Ia sudah lama pergi meninggalkan kami dan tidak pernah kembali lagi.

Sesekali di dalam hati, ingin rasanya aku bertanya pada mama, alasan apa yang membuat mereka terpisah antara satu sama lain. Namun, kuurungkan niatku itu. Lantaran aku tidak takut melukai mama. Memaksanya kembali mengingat luka lama yang sudah berhasil ia singkirkan demi bisa membesarkan dan membahagiakanku.

Berlanjut ke cerita tentangku. Aku seorang mahasiswi di sebuah universitas swasta dan rencanaku sore ini adalah, ingin memberikan hadiah pada adik sepupuku-Meera karena dia baru memenangkan perlombaan melukis.

Untuk hadiah kemenangannya, aku ingin memberinya poster BTS (Grup penyanyi pria dari Korea Selatan) yang sangat besar. Sampai poster itu bisa dengan jelas memperlihatkan wajah bahkan lubang hidung dari semua anggota penyanyi itu. Agar Meera puas melihatnya.

**

Hari sudah sangat gelap ketika aku berjalan pulang menuju indekos. Hadiah yang kucari untuk Meera juga sudah kudapatkan. Udara malam ini cukup dingin lantaran beberapa hari terakhir sering hujan deras. Apalagi sekarang bulan November. Itu sebabnya aku selalu membawa sebuah payung lipat di dalam tas untuk berjaga-jaga kalau mendadak turun hujan.

Namun, dari kejauhan tepatnya di pinggir jalan yang sepi. Kulihat sesuatu yang aneh terjadi. Terlihat ada tiga orang yang terlibat, tetapi satu di antara mereka nampak begitu lemah, lunglai seperti orang yang sedang mabuk. Dua orang lainnya berdiri tegak merapatkan tubuh mereka pada seseorang yang terlihat lemah tadi.

Lalu apa yang terjadi?

Dua orang itu memukul pria yang lemah hingga pria itu jatuh tersungkur ke tanah.

"Astaga naga, apa yang kulihat ini!"

Seketika aku panik. Selang beberapa detik setelahnya terdengar seseorang berteriak copet.

"Copet! Copet! Copet!"

Akan tetapi, yang membuatku lebih panik adalah karena dua orang yang memukul pria lemah tadi belari ke arahku.

"Ya ampun! Bagaimana ini?" Aku bingung setengah mati. Kakiku sampai gemetaran.

Dan, Braak!

"Akh!"

Dua orang yang berlari tadi ternyata keduanya adalah pria. Mereka menabrakku karena terburu-buru ingin kabur. Membuatku jatuh tersungkur ke tanah.

"Copet! Copet!" teriak seseorang yang tertinggal di belakang.

orang itu berlari sempoyongan mengejar dua pria yang kabur tadi. Namun nahas, ia malah jatuh lagi terjerembab ke tanah. Jarak kami cukup dekat hingga aku yakin dia ternyata seorang pria juga.

Ketika melihatnya tak berdaya, tetapi tetap berusaha mengejar para pencopet tadi membuat hasrat keberanianku muncul.

Jreng! Jreng! Jreng!

Aku pun berubah menjadi pahlawan kemalaman. Sekonyong-konyong bangkit hendak mengejar para pencopet tadi.

"Tolong! Copet! Copet! Ada Copet di sana," teriakku sambil berlari dan menunjuk ke arah para pencopet tadi.

Dua pencopet tadi mau menyebrang jalan tetapi terjebak oleh mobil dan kendaraan roda dua yang padat memenuhi jalan karena lampu merah sedang menyala. Sementara aku masih meneriaki mereka dari belakang.

Orang-orang pun mulai memperhatikan aku karena mendengar suaraku yang kencang. Mereka akhirnya mulai ikut mengejar dua pencopet tadi. Keadaan kini menjadi semakin riuh dan ramai. Bernasib tak mujur, aksi dua pencopet tadi berhasil dipatahkan.

Aku berlari menuju kerumunan tersebut dan seseorang menyerahkan dompet yang tadi dibawa kabur oleh para pencopet tadi padaku. Sempat kulihat wajah para pencopet itu jadi babak belur karena dihajar massa. Untung saja mobil patroli cepat datang. Polisi pun memborgol mereka kemudian membawa keduanya pergi dari kerumunan.

"Ini dompet laki-laki yang sempoyongan tadi," kataku tatkala melihat benda segiempat yang ada dalam genggamanku.

Aku ingat pria itu jatuh tersungkur ke tanah. Bergegas aku pergi menuju lokasi pertama kali aku melihatnya. Namun, apa yang terjadi selanjutnya?

Hilang, pria itu hilang entah ke mana. Sudah tidak ada lagi di tempat kejadian perkara. Aku berkeliling, berputar-putar mencari di sekitar lokasi pria itu jatuh, tetapi tetap tidak kutemukan. Jejaknya pun tidak membekas. Seperti hilang ditelan bumi, digondol demit atau dibawa kabur oleh alien. Hanya ada sebuah dompet ditanganku yang masih tersisa.

***

Bagaimana kelanjutan kisah Andy? Berhasilkah Andy mengembalikan dompet itu? Dan siapakah pemiliknya?

Halo Reades, salam kenal sayang dari Author, penulis cerita ini. Ini cerita pertama yang Author konsep sejak tahun 2015. Tapi baru sekarang Author niat untuk nyelesaiin cerita ini. Mohon maaf kalau tulisannya belum bagus dan kosa katanya ada yang salah.

Terima kasih untuk yang support dan kasi saran. Semoga awal bab ini menarik daya baca kalian untuk menunggu dan membaca kelanjutan ceritanya lagi. Happy reading!

Sehat selalu ♡

Mayu Assanna

Terpopuler

Comments

Win_dha88

Win_dha88

udah pernah baca...
tapi baca ulang lagi,,akh ..

2022-02-10

1

Neny Putri Julirinni

Neny Putri Julirinni

nyimak

2021-08-19

1

Azam Naya

Azam Naya

AQ suka novel kaya gini,,, ada alurnya trus kata" nya jg bagus ko ,,, semangattt ya

2020-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Diary Andy
2 Bab 2 : Tuan Asland Garland
3 Bab 3 : Traktir Teman
4 Bab 4 : Pria Misterius Itu Adalah?
5 Bab 5 : Yolanda
6 Bab 6 : Kabar Dari Tante Teresha
7 Bab 7 : Hari Yang Kelabu
8 Bab 8 : Banyak Jalan menuju Roma
9 Bab 9 : Seorang Pengemis
10 Bab 10 : Pahlawan
11 Bab 11 : Surat Perjanjian
12 Bab 12 : Pulang
13 Bab 13 : Bertemu Lagi
14 Bab 14 : Upik Abu Dan Cinderella
15 Bab 15 : Lowongan Kerja Jadi Pelakor
16 Bab 16 : Menunggu
17 Bab 17 : Lamaran Perbudakan
18 Bab 18 : Karet Pengaman
19 Bab19 : Nyonya Maria Constancygelux
20 Bab 20 : Jaga Jarak 10 Meter
21 Bab 21 : Kain Segiempat Pengaman
22 Bab 22 : Gadis Ca-bul
23 Bab 23 : Ikan Asin Sambal
24 Bab 24 : Itik Buruk Rupa
25 Bab 25 : Pangeran Bulan
26 Bab 26 : Genggaman Tangan
27 Bab 27 : Kesepian
28 Bab 28 : Seorang Pimpinan Kejam
29 Bab 29 : Sosok Baru
30 Bab 30 : Penata Rias Pribadi
31 Bab 31 : Pesta Ulang Tahun Yolanda
32 Bab 32 : Si Dermawan
33 Bab 33 : Tuan Otoriter
34 Bab 34 : Obat Tolak Cinta
35 Bab 35 : Kecupan Pertama
36 Bab 36 : Sate Jengkol
37 Bab 37 : Sakit Perut
38 Bab 38 : Sunflower Cafe
39 Bab 39 : Michael Patrickson
40 Bab 40 : Casanova
41 Bab 41 : Harapan Di Udara
42 Bab 42 : Mau Jadi Pacarku?
43 Bab 43 : Rindu
44 Bab 44 : Dia Kembali
45 Bab 45 : Buah Tangan Dari Tokyo
46 Bab 46 : Isi Kotak Warna Hitam
47 Bab 47 : Pelecehan
48 Bab 48 : Ciuman Resmi
49 Bab 49 : Tarian Dalam Gerimis
50 Bab 50 : Dilarang Jatuh Cinta
51 Bab 51 : Pembantu Durhaka
52 Bab 52 : Melarikan Diri
53 Bab 53 : Curahan Hati
54 Bab 54 : Fly Me To The Moon
55 Bab 55 : Uang Tebusan
56 Bab 56 : Semua Terserah Padamu
57 Bab 57 : Terciduk
58 Bab 58 : Tragedi Jus Jeruk
59 Bab 59 : Cinta Dan Benci
60 Bab 60 : Tipe Pencemburu
61 Bab 61 : Aku Mencintaimu, Tuan Asland
62 Bab 62 : Istri Tuan Asland
63 Bab 63 : Sandiwara
64 Bab 64 : Juru Masak Dadakan
65 Bab 65 : Ba-bi Dan Monyet
66 Bab 66 : Pasangan Di Musim Semi
67 Bab 67 : Hasrat Bercumbu
68 Bab 68 : Hubungan Tanpa Status
69 Bab 69 : Hadiah Menjadi Karyawan Tetap
70 Bab 70 : Kejutan Yang Gagal
71 Bab 71 : Patah Hati
72 Bab 72 : Hubungan Merenggang
73 Bab 73 : Kecupan Mickey
74 Bab 74 : L.O.V.E
75 Bab 75 : Rahasia Mickey
76 Bab 76 : Semua Misteri Terbongkar
77 Bab 77 : Black Pearl
78 Bab 78 : Dilabrak Istri Tuan Asland
79 Bab 79 : Meninggalkan Blue Tower Building
80 Bab 80 : Kembali Ke Indekos
81 Bab 81 : Masihkah Kau Mencintaiku?
82 Bab 82 : Meminta Rujuk
83 Bab 83 : Pekerjaan Baru
84 Bab 84 : Babak Belur
85 Bab 85 : Malangnya Nasibku
86 Bab 86 : Perceraian
87 Bab 87 : Tentang Rumah Tangga Mereka
88 Bab 88 : Penjaga Toko Buku
89 Bab 89 : Pertemuan Tak Terduga
90 Bab 90 : Musim Gugur Di Hatiku
91 Bab 91 : Menjemput Impian
92 Bab 92 : Lamaran Pernikahan
93 Bab 93 : Foto Profil Baru
94 Bab 94 : Membuat Gaun Pengantin
95 Bab 95 : Tentang Tuan Asland
96 Bab 96 : Cinta Tak Direstui
97 Bab 97 : Dia Seperti Pelangi
98 Bab 98 : Backstreet
99 Bab 99 : Dicampakkan
100 Bab 100 : Testpack
101 Bab 101 : Harapan Terakhir Mama
102 Bab 102 : Babak Baru
103 Bab 103 : Pernikahan Itu Tiba
104 Bab 104 : Malam Pengantin
105 Bab 105 : Sarapan Ala Pengantin Baru
106 Bab 106 : Sebuah Mansion
107 Bab 107 : Gelora Cinta
108 Bab 108 : Tipu Muslihat Mickey
109 Bab 109 : 100 Peraturan Istri
110 Bab 110 : Salah Pegang
111 Bab 111 : Guru Privat
112 Bab 112 : Karma Nyonya Maria
113 Bab 113 : Keguguran
114 Bab 114 : Istri Kesepian
115 Bab 115 : Belajar Menerima Takdir
116 Bab 116 : Membalas Nyonya Maria
117 Bab 117 : Meminta Rujuk
118 Bab 118 : Pembuktian Cinta
119 Bab 119 : Membangun Kepercayaan
120 Bab 120 : Lembur
121 Bab 121 : Bulan Madu
122 Bab 122 : Sebuah Rahasia Terkuak
123 Bab 123 : Nyonya Sussanne Morganoe
124 Bab 124 : Akhir Kisah Diary Andy
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bab 1 : Diary Andy
2
Bab 2 : Tuan Asland Garland
3
Bab 3 : Traktir Teman
4
Bab 4 : Pria Misterius Itu Adalah?
5
Bab 5 : Yolanda
6
Bab 6 : Kabar Dari Tante Teresha
7
Bab 7 : Hari Yang Kelabu
8
Bab 8 : Banyak Jalan menuju Roma
9
Bab 9 : Seorang Pengemis
10
Bab 10 : Pahlawan
11
Bab 11 : Surat Perjanjian
12
Bab 12 : Pulang
13
Bab 13 : Bertemu Lagi
14
Bab 14 : Upik Abu Dan Cinderella
15
Bab 15 : Lowongan Kerja Jadi Pelakor
16
Bab 16 : Menunggu
17
Bab 17 : Lamaran Perbudakan
18
Bab 18 : Karet Pengaman
19
Bab19 : Nyonya Maria Constancygelux
20
Bab 20 : Jaga Jarak 10 Meter
21
Bab 21 : Kain Segiempat Pengaman
22
Bab 22 : Gadis Ca-bul
23
Bab 23 : Ikan Asin Sambal
24
Bab 24 : Itik Buruk Rupa
25
Bab 25 : Pangeran Bulan
26
Bab 26 : Genggaman Tangan
27
Bab 27 : Kesepian
28
Bab 28 : Seorang Pimpinan Kejam
29
Bab 29 : Sosok Baru
30
Bab 30 : Penata Rias Pribadi
31
Bab 31 : Pesta Ulang Tahun Yolanda
32
Bab 32 : Si Dermawan
33
Bab 33 : Tuan Otoriter
34
Bab 34 : Obat Tolak Cinta
35
Bab 35 : Kecupan Pertama
36
Bab 36 : Sate Jengkol
37
Bab 37 : Sakit Perut
38
Bab 38 : Sunflower Cafe
39
Bab 39 : Michael Patrickson
40
Bab 40 : Casanova
41
Bab 41 : Harapan Di Udara
42
Bab 42 : Mau Jadi Pacarku?
43
Bab 43 : Rindu
44
Bab 44 : Dia Kembali
45
Bab 45 : Buah Tangan Dari Tokyo
46
Bab 46 : Isi Kotak Warna Hitam
47
Bab 47 : Pelecehan
48
Bab 48 : Ciuman Resmi
49
Bab 49 : Tarian Dalam Gerimis
50
Bab 50 : Dilarang Jatuh Cinta
51
Bab 51 : Pembantu Durhaka
52
Bab 52 : Melarikan Diri
53
Bab 53 : Curahan Hati
54
Bab 54 : Fly Me To The Moon
55
Bab 55 : Uang Tebusan
56
Bab 56 : Semua Terserah Padamu
57
Bab 57 : Terciduk
58
Bab 58 : Tragedi Jus Jeruk
59
Bab 59 : Cinta Dan Benci
60
Bab 60 : Tipe Pencemburu
61
Bab 61 : Aku Mencintaimu, Tuan Asland
62
Bab 62 : Istri Tuan Asland
63
Bab 63 : Sandiwara
64
Bab 64 : Juru Masak Dadakan
65
Bab 65 : Ba-bi Dan Monyet
66
Bab 66 : Pasangan Di Musim Semi
67
Bab 67 : Hasrat Bercumbu
68
Bab 68 : Hubungan Tanpa Status
69
Bab 69 : Hadiah Menjadi Karyawan Tetap
70
Bab 70 : Kejutan Yang Gagal
71
Bab 71 : Patah Hati
72
Bab 72 : Hubungan Merenggang
73
Bab 73 : Kecupan Mickey
74
Bab 74 : L.O.V.E
75
Bab 75 : Rahasia Mickey
76
Bab 76 : Semua Misteri Terbongkar
77
Bab 77 : Black Pearl
78
Bab 78 : Dilabrak Istri Tuan Asland
79
Bab 79 : Meninggalkan Blue Tower Building
80
Bab 80 : Kembali Ke Indekos
81
Bab 81 : Masihkah Kau Mencintaiku?
82
Bab 82 : Meminta Rujuk
83
Bab 83 : Pekerjaan Baru
84
Bab 84 : Babak Belur
85
Bab 85 : Malangnya Nasibku
86
Bab 86 : Perceraian
87
Bab 87 : Tentang Rumah Tangga Mereka
88
Bab 88 : Penjaga Toko Buku
89
Bab 89 : Pertemuan Tak Terduga
90
Bab 90 : Musim Gugur Di Hatiku
91
Bab 91 : Menjemput Impian
92
Bab 92 : Lamaran Pernikahan
93
Bab 93 : Foto Profil Baru
94
Bab 94 : Membuat Gaun Pengantin
95
Bab 95 : Tentang Tuan Asland
96
Bab 96 : Cinta Tak Direstui
97
Bab 97 : Dia Seperti Pelangi
98
Bab 98 : Backstreet
99
Bab 99 : Dicampakkan
100
Bab 100 : Testpack
101
Bab 101 : Harapan Terakhir Mama
102
Bab 102 : Babak Baru
103
Bab 103 : Pernikahan Itu Tiba
104
Bab 104 : Malam Pengantin
105
Bab 105 : Sarapan Ala Pengantin Baru
106
Bab 106 : Sebuah Mansion
107
Bab 107 : Gelora Cinta
108
Bab 108 : Tipu Muslihat Mickey
109
Bab 109 : 100 Peraturan Istri
110
Bab 110 : Salah Pegang
111
Bab 111 : Guru Privat
112
Bab 112 : Karma Nyonya Maria
113
Bab 113 : Keguguran
114
Bab 114 : Istri Kesepian
115
Bab 115 : Belajar Menerima Takdir
116
Bab 116 : Membalas Nyonya Maria
117
Bab 117 : Meminta Rujuk
118
Bab 118 : Pembuktian Cinta
119
Bab 119 : Membangun Kepercayaan
120
Bab 120 : Lembur
121
Bab 121 : Bulan Madu
122
Bab 122 : Sebuah Rahasia Terkuak
123
Bab 123 : Nyonya Sussanne Morganoe
124
Bab 124 : Akhir Kisah Diary Andy

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!