Pagi itu hari festival tiba. Panggung dibangun di depan mansion utama. Indi menatap pernak-pernik panggung itu. Semuanya dihiasi oleh karangan bunga, patung tengkorak, dan foto-foto hitam putih. Lengkap dengan wewangian kematian.
Indi tidak terkejut sama sekali, melihat yang mendekor adalah para hantu. Stan-stan berdiri di sekitar panggung, mulai dari stan seni, maupun penemuan-penemuan.
Beberapa anak cerebellum menunjukkan penemuan mereka.
Indi melihat-lihat beberapa penemuan yang aneh, diantaranya kacamata pendeteksi hantu, alat makan otomatis, hingga mesin pembaca pikiran. Sementara di stan-stan seni Indi melihat lukisan yang sama sekali tak dimengertinya. Salah satu lukisan menarik perhatian Indi.
Di lukisan itu, Indi melihat kobaran api yang tampak benar-benar hidup. Selama menetap di UCI Indi tahu kalau beberapa anak tempus menuangkan ramalannya lewat lukisan. Hal itu menarik perhatian Indi pada pameran lukisan hari itu.
“Hei, apa kau tertarik dengan lukisanku?” Tanya seorang lelaki jakung, dari balik lukisan itu.
“Lukisanmu luar biasa, bagaimana caramu membuat lukisan ini tampak hidup?”
Lelaki itu mengangkat kedua bahunya, “Aku tak tahu, tak ada trik khusus. Setiap kali aku melukis, aku menvisualisasi mimpiku, dan menuangkannya di sebah kanva lukis,” terang lelaki berambut keriting itu.
Indi kembali memerhatikan lukisan itu. Ekspresinya lalu berubah. Ia tampak pucat dengan apa yang dilihatnya.
“Bukankah gedung dibalik api itu adalah salah satu gedung di UCI?” Tanya Indi.
Lelaki itu mengangguk sambil tersenyum. Ekspresinya tampak biasa saja bagi seorang Indigo yang melukis gedung UCI yang dilahap api.
“Apa itu berarti-“
“Tentu saja tidak,” jawab lelaki itu terkekeh, “Mungkin ia kalau aku adalah anak tempus, tetapi aku bukan. Aku dari asrama interiorem. Hanya lukisan mereka yang dari tempus yang dapat meramalkan sesuatu.”
Indi menghembuskan nafas lega. Ia hendak bertanya lebih tentang lukisan itu, ketika seseorang menariknya.
“Kau dari mana saja? Kita harus bersiap-siap, tak ada waktu untuk keluyuran,” kata Catherine, yang hari itu menggunakan jaket parka berwarna biru dongker. Rambut bergelombangnya dibiarkannya terurai.
“Tapi-“
“Nggak ada tapi-tapi, intinya kita harus focus untuk memenangkan pertandingan terakhir!” sela Catherine.
\*\*\*
Festival Indigofera berjalan dengan sangat meriah. Di panggung, pameran bakat sedang berlangsung. Salah satu peserta dari asrama naturae tampak sedang melakukan tarian balet, diikuti oleh kelopak-kelopak bunga yang ikut beterbangan.
Di stan seni dan pameran karya cipta, digerogoti oleh banyaknya anak, maupun hantu yang tertarik untuk melihat jubbah tembus pandang, dan patung dari ukiran es setinggi dua meter yang dapat menyala.
Sayangnya Indi tak dapat menikmati semua itu. Catherine benar-benar memaksanya untuk mempermantap kemampuannya, untuk pertandingan terkahir.
“Kenapa kita masih harus berlatih di hari festival?” keluh Indi.
“Karena inilah satu-satunya kesempatan kita!” tegas Catherine,
“Aku minta, maaf. Aku terlalu berlebihan, aku- lupakan saja,” kata Catherine. Ekspresinya melunak.
Indi tampak tak mengerti dengan Catherine. Ia tahu kalau festival ini merupakan hal penting baginya sebagai pemimpin asrama elementum, tapi memaksakan orang lain untuk sesuatu yang melebihi batas, sangat tidak disukai Indi.
“Kau tak perlu memaksakan diri Cate, kau sudah mempersiapkan segala sesuatu yang terbaik untuk hari ini. Aku tak akan mengecewakanmu, akan kulakukan segala sesuatu yang terbaik, hasil dari latihan kita.” kata Indi lembut.
Catherine menatap Indi. Matanya tampak putus asa. Ia lalu mencoba untuk tersenyum.
“Kau benar. Tapi aku harus memberitahumu hal ini. Apapun yang nanti akan terjadi, aku mau kau tetap percaya kepadaku.” Kata Catherine lalu menggenggam kedua tangan Indi.
Indi tak mengerti apa maksud perkataan Catherine barusan. Tapi ia tak ingin mengecewakan Catherine, setelah semua kerja kerasnya.
Hi Guys ✨ terima kasih banyak buat kalian semua yang masih setia membaca Indi Go! Sebelumnya author mau minta maaf karena episode ini begitu pendek. Author juga mau minta maaf karena kedepannya, Indi Go! akan dipublish setiap satu minggu dua kali, dikarenakan tugas kuliah dan mengisi stok cerita Indi Go! Tapi tenang aja, tetap setia menunggu, dan percaya sama author hehehe. Buat kalian yang mau bertanya seputar cerita bisa juga langsung bercengkrama di sosial media
Ig: @ian_katili
FB: Adrian Christiant Katili
Jangan lupa untuk vote, comment, dan share cerita Indi Go! Ya. Danke!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Efendi Dalundas
catherine kekeuh banget yah
2020-10-18
1