Tiga hari berlalu. Sejak hari itu, Indi tak pernah lagi melihat Rico. Menurut info dari Jeannet, ia mendapatkan misi penting yang mengharuskannya pergi beberapa minggu.
Hari ini Indi disibukkan dengan persiapan Festival Indigofera yang akan dilaksanakan besok. Sebenarnya ia sudah sibuk sejak dua hari yang lalu.
Beberapa anak-anak asrama terlihat berlalu lalang sibuk dengan segala persiapan untuk memenangkan festival tahunan itu, Sementara para hantu sibuk menyiapkan perjamuan, tempal, sampai ke dekorasi festival.
Terkadang Indi merasa iba dengan mereka, tapi menurut Catherine hantu tak lagi memiliki raga yang dapat membuat mereka merasa lelah.
“Ingat, kau harus melakukannya dengan tepat sesuai instruksiku!” kata Catherine memegang busurnya.
Selama berada di UCI Indi selalu membenci segala hal yang berkaitan dengan pedang maupun panah. Beberapa hari ini Catherine memaksanya untuk melatih kemampuannya untuk festival.
“Fokus!”
Indi lalu mengambil anak panah, memasangnya pada busur besar yang dipegangnya. Kuda-kudanya mantap. Indi melihat sasaran. Ia harus berhasil melakukannya kali ini. Ia sudah terlalu lelah untuk kembali mengulangnya.
Sebelumnya ia diberi pilihan oleh Catherine, entah dia mau focus di pedang atau panah, karena Catherine merupakan salah satu gadis berbakat dalam menggunakan dua alat itu. Indi sudah pernah mencoba pedang, untuk mengangkat sebilah pedang saja, Indi memerlukan tenaga ekstra, apalagi memainkannya.
“Tembak!” seru Catherine,
Anak panah melaju menuju papan sasaran sejauh dua meter. Tepat sasaran, tepat sasaran, tepat sasaran batin Indi. Tepat sasaran. Indi lalu melompat kegirangan.
“Tunggu!” seru Catherine, “Sekali lagi, kali ini dengan dua sasaran.”
Indi mendengus kesal. Ia kembali mengambil anak panah. Sekali lagi tepat sasaran. Ia lalu mengambil anak panah kedua, lalu menembaknya. Anak panah melesat, dan tertancap tepat di sasaran.
“Oke, aku sudah menguasainya, bisakah kita melakukan hal lain?” keluh Indi.
Catherine menatap Indi tajam, “Kau sama sekali tidak menguasainya, tapi kau mengendalikannya.”
Indi tak mengerti apa maksud Catherine. Ia mengangkat kedua bahunya. Sepertinya ia hanya iri dengan kemampuan memanahku yang begitu hebat batinnya.
Indi meninggalkan tempat memanah. Ia begitu kelelahan dengan semua persiapan festival, namun ia juga tak sabar untuk melihat hari festival. Saat dia masih kecil, ayah dan ibunya sering mengajaknya ke festival di kota.
Indi tak akan pernah bisa melupakannya. Rasa permen kapas, popcorn, maupun manisan. Kenangan itu membawanya kembali pada ingatan tentang ibunya. Indi merindukan ibunya. Ia tak pernah selama ini berpisah dari ibunya.
“Hei Indi! Sebentar lagi waktunya makan malam, ayo bersiap\-siap,” seru Catherine.
Malam itu, setelah makan malam, anak-anak di tempat itu yang biasanya akan langsung kembali ke asrama, diberikan waktu malam tambahan untuk persiapan festival.
Indi tampak tak bersemangat dengan hal itu. Di saat semua orang mulai sibuk dengan kesibukan mereka, secara diam-diam Indi pergi. Ia menuju ke tempat favoritnya di UCI. Taman.
Selain taman di depan asrama, ada salah satu taman yang terletak di dekat danau. Taman itu dihiasi beragam jenis bunga hias, dan pepohonan. Hal yang membuatnya menarik adalah labirin mini yang dibentuk dari pepohonan.
Sejak hari pertama Indi ke taman itu, ia telah menemukan tempat persembunyian tempatnya bersembunyi saat ia sudah terlalu lelah. Indi berbaring di rerumputan dalam labirin. Bulan di malam itu tampak begitu bersinar, di langit kosong.
“Hai,” sapa suara seorang anak perempuan.
Mendengarnya membuat Indi bangun. Di depannya seorang anak perempuan sedang tersenyum padanya. Anak itu sepertinya berusia7 atau 8 tahun. Ia memakai jaket hoodie berwarna hitam yang kebesaran hingga menutupi lututnya. Kepalanya ditutupi hoodie, namun Indi dapat melihat dua kepangan yang terjatuh dari balik hoodienya.
“kau? Kau anak yang kemarin kulihat!” kata Indi menebak.
Anak itu lalu tersenyum Baru diperhatikannya, kedua mata anak itu memancarkan warna pendar merah, persis seperti nyala bara.
“Aku sudah lama mengikutimu,” kata anak itu lalu membuka hoodie dari kepalanya.
Indi mengernyitkan dahinya, “apa maksudmu? Aku baru melihatmu kemarin, dan bagaimana kau bisa masuk di tempat ini?"
Anak itu lalu menggosok-gosokkan kedua tangannya. Bunga-bunga api lalu mulai beterbangan, yang berhasil membuat Indi terbelalak.
“Karena aku sama sepertimu. Tempat ini mungkin mustahil untuk dimasuki manusia biasa, tapi tidak dengan para indigo. Aku disini untuk menjemputmu.” Jelas anak itu yang membuat Indi semakin bingung.
“Apa maksudmu? Tempat ini adalah tempat yang paling aman untukku saat ini, diluar sana terlalu berbahaya.”
Anak itu menggeleng, “kau salah. Tempat ini bukanlah tempat yang tepat untukmu, dan juga anak-anak lainnya. Tidak ada waktu lagi, kau harus ikut denganku! Aku akan membawamu ke tempat yang seharusnya.” Kata anak itu lalu mulai menarik tangan Indi.
“Tidak!” Indi kembali menarik tangannya,
“Maaf, aku tidak bisa. Tempat inilah rumahku sekarang. Dan kau, kau juga har-“
“Indi!” itu suara Catherine.
Anak itu lalu kembali memasang hoodie di kepalanya, “Kau telah salah.” Katanya lalu pergi.
“Indi darimana saja kau? Aku dari tadi mencarimu!” kata Catherine terengah\-engah.
“Apa kau baik\-baik saja Indi?”
“Aku baik\-baik saja, ayo kita pergi.”
**
Ensiklopedia Indi ✨
Hi Guys! Sekali lagi terima kasih banyak atas apresiasi kalian terhadap cerita Indi Go! tanpa kalian cerita ini tak berarti apa-apa. Okey, untuk kesempatan kali ini author bakal bagi sedikit pengetahuan yang sering membuat teman-teman bingung, langsung disimak ya!
Umentia Circum Indigum (UCI) : Tempat teraman bagi anak-anak Indigo di seluruh dunia untuk tinggal, dan hidup normal. Tempat ini begitu luas dan terdiri dari beberapa gedung sebagai sarana bagi anak-anak Indigo untuk mengembangkan dan melatih diri. UCI hanya dapat dimasuki oleh anak-anak Indigo dan tak bisa diakses oleh manusia biasa.
Cerebellum : Tipe Indigo yang memiliki kemampuan lebih dalam menggunakan otak mereka. Kebanyakan anak Indigo yang terlahir sebagai seorang Cerebellum memiliki IQ diatas rata-rata. Jika dilatih dengan benar, kemampuan mereka dapat berkembang lebih jauh, seperti membaca pikiran, menghapus ingatan, hingga kemampuan telekinesis.
Naturae : Tipe Indigo yang memiliki hubungan yang lebih dekat dengan alam. Kebanyakan Indigo yang terlahir sebagai naturae dapat berkomunikasi dengan alam, dan roh-roh alam. Mereka dapat melihat pancaran aura dari alam, hingga bertemu roh-roh alam, seperti peri.
Interiorem : Tipe Indigo yang memiliki kemampuan lebih dalam mengendalikan batin dan emosi. Indigo yang terlahir dengan kemampuan interiorem dapat memanipulasi emosi dan batin dari orang di sekitarnya.
Spiritus : Tipe Indigo pada umumnya. Mereka yang terlahir dengan kemampuan Spiritus dapat melihat arwah orang mati, hantu, dan roh-roh diluar dari roh alam. Selain melihat, para Indigo spiritus juga dapat melakukan mediasi terhadap arwah.
Tempus : Tipe Indigo yang berkaitan dengan waktu. Para Indigo dengan kemampuan tempus dapat melihat masa lalu maupun masa depan. Kebanyakan Indigo tempus memiliki kemampuan dalam meramal.
Elementum : Tipe Indigo yang paling langka. Mereka yang terlahir sebagai elementum dapat mengendalikan salah satu unsur elemen yang ada di bumi, seperti air, api, tanah, maupun udara.
Festival Indigofera : Festival tahunan yang diadakan UCI sebagai bentuk selebrasi berdirinya UCI. Festival ini umumnya dirangkaikan dengan lomba yang diperuntukkan untuk anak-anak Indigo yang menetap di UCI.
Sekian dulu untuk ensiklopedia kali ini. Tetap dibaca cerita Indi Go! ya. See you. Danke!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Efendi Dalundas
keknya keren kalau jadi indigo yak
2020-10-18
0