Episode 17

Pagi hari di kediaman Ibu Nafisah semua sibuk dengan tugas nya masing masing , begitu juga dengan Raesa yang sibuk menyiapkan makan untuk keluarganya, semetara bik Ijah membantu menata makanan itu di meja, setelah semua selesai Raesa memanggil Ibu Nafisah , Nando ,Nanda. Setelah itu langsung menuju ke kamarnya.

“ Mas sudah siap? Sarapan sudah siap loh mas ” Ujar Raesa pada suaminya , sedang Syaif sibuk dengan berkas berkasnya.

“ Lagi bentar sayang masih tinggal beberapa yang harus di tanda tangani ” Ujar Syaif tengah sibuk

“ Oke aku tunggu di bawah mas, kasian mama menunggu “ Ujar Raesa pada Syaif

“ Tunggu lah sayang aku belum mencium

kamu, biar rapatku lancar hari ini” Ujar nya lagi

Sambil meminta istrinya menunggu, Raesa hanya tersenyum dengan kenakalan suaminya , tampa

fikir panjang Raesa langsung mencium bibir suaminya lalu pergi.

“ Sayang kamu curang, kenapa tampa rasa “ Teriak Syaif pada Raesa yang langsung pergi meninggalkan suaminya.

Di ruang makan semua sudah berkumpul, hanya Syaif yang belum turun, semua menunggu untuk makan

“ Kak mana kak Syaif, keburu siang nih " Ujar Nando

“ Sebentar ya, kakakmu masih menyiapkan

berkasnya " Ujar Raesa pada Nando

“ Kebiasaan mulai dulu seperti itu kak Syaif selalu telat di meja makan ” Ujar Nanda juga karena merasa akan terlambat ke sekolah

“ Kakak janji besok semua akan kakak siapkan malam saja , biar pagi kak Syaif nya tidak terlambat lagi untuk sarapan bersama ” Ujar Raesa pada adik adiknya, tak lama smSyaif muncul langsung di tegur adik adik nya.

“ Yang kebiasaa dari jaman gak enak sampai jaman udah nikah gak mau berubah ” Ledek Nando pada kakak tertuanya itu, Syaif hanya tertawa cengingisan

“ Udah makan jangan Cuma bisanya tegor kakaknya terus ” Jawab Syaif senyum senyum

“ Mama heran ya sama anak anak mama mulai tadi selalu rebut kalo mau sarapan pagi ” Ujar Ibu Nafisah sambil tersenyum, sambil meletakkan Koran yang di bacanya lalu mereka sarapan bersama.

Selesai sarapan Syaif , Nanda dan Nando berpamitan untuk pergi kesekolah dan Syaif berangkat kekantornya .

Raesa langsung masuk ke dalam rumah itu setelah mengantar suaminya ke teras depan, sesampainya di ruang keluarga raesa melihat Ibu Nafisah sedang duduk sendiri seakan memikirkan sesuatu, Raesa melangkah menuju ke Ibu Nafisah mertua sekaligus mama yang menyayanginya.

“ Mama kenapa akhir akhir ini resah rasanya Raesa lihat mama sedang ada masalah, ma ceritakan pada Raesa mungkin Raesa bisa membantu mama, meski tidak dengan uang tapi dengan saran atau apa ma”

umUjar Raesa cemas, Ibu Nafisah memegang tangan rmRaesa dan memeluk nya ,seakan Raesa melihat Ibu Nafisah memendam masalah besar

“ Raesa mama ingin bercerita dan tidak mau menutup nutupi semua dari Raesa “ Ujar Ibu Nafisah pelan.

“ Ada apa ma katakana lah ”

“ Sebenarnya sebelum pernikahan ini terjadi, mama hanya meminta Syaif untuk menikahi mu sementara, sampai pamannya datang, dan setelah itu mama menyerahkan semua keputusan pada Syaif, tapi mama bahagia kamu bisa mengambil perhatian Syaif dan dia mencintaimu ” Ujar Ibu Nafisah

Ibu Nafisah bercerita tentang perjodohan itu dari awal sampai akhir tak ada yang di tutupi lagi, Raesa terkejut sampai tak terasa Raesa menangis, Raesa merasa akan di tinggalkan Syaif, Ibu Nafisah menghapus air mata Raesa

“ Nak jangan hawatir ya , mama yang pertama menetang percerai ini “ Ujar Ibu Nafisah memeluk Raesa lagi, Raesa semakin terisak dengan tangisannya.

“ Ma, apapun keputusan mas Syaif insyaallah Raesa akan menerimanya ma, asal mas Syaif tidak menceraikan Raesa ma, Raesa ikhlas “ Ujar Raesa pelan yang sudah tak bisa menahan tangisnya itu

“ Tapi mama yakin Syaif pasti sudah melupakan wanita itu nak ” Ujar Ibu Nafisah meyakinkan Raesa.

“ Ma tidak semudah itu melupakan wanita pertama yang di cintainya ” Ujar Raesa , tapi Raesa mencoba tegar , tidak ada yang perlu di persalahkan dalam pernikahan ini , karena Raesa yakin ini adalah petunjuk dari Allah.