Tiga hari sudah Callista menunggu Daniel bangun.Setiap harinya Callista selalu menjaga Daniel. Gio dan Alin pun selalu datang, tapi saat mereka melihat ada sosok gadis cantik, yang begitu setia merawat anak mereka. Mereka pun sangat bahagia.
Saat Alin mengetahui jika putra sulungnya memiliki seorang kekasih. Dia sangatlah bahagia, sejak dulu dia ingin Daniel memiliki kekasih. Alin pun bertekad meskipun kekasih putranya bukan dari keluarga kaya, dia pun akan tetap menerimanya. Dia berfikir pekerjaan dokter sudah cukup membanggakan sebagai seorang menantu. Putri bungsunya pun seorang dokter. Itu mengapa Alin sangat bahagia saat mengetahui kekasih dari Daniel bukanlah model yang dulu dibicarakan di media.
"Pa, Callista sangat cantik dan pintar ya. Ditambah dia seorang dokter" ucap Alin tersenyum kearah Callista yang setia berada disisi Daniel
"Iya ma, dia memang dokter yang cantik dan baik. Papa harap dia pun berasal dari keluarga yang baik ma" jawab Gio
"Yasudah pa, kita pulang saja. Daniel sudah aman disini dan dijaga Callista. Mama bisa tenang pa"
Gio dan Alin memutuskan untuk pulang kerumahnya. Sedangka Callista, dia terus menjaga Daniel. Callista meminta kakaknya untul menangani urusan perusahaan selama dia menjaga Daniel. Dia ingin saat Daniel membuka matanya, Callista berada disisi sang kekasih.
Callista selalu mengajak Daniel berbicara. Dia yakin meskipun Daniel memejamkan matanya tapi Daniel bisa mendengar suaranya. Setidaknya Callista ingin memberitahu kekasihnya jika dia menanti kekasihnya untuk sadar.
"Sayang, aku tahu kamu bisa mendengar aku. Kamu sadar ya sayang. Aku janji tidak akan keras kepala lagi. Aku janji akan menuruti permintaan kamu , kalau kamu sadar" Callista sambil memegang tangan Daniel
"Sayang, kamu tahu? sejak pertama kali kita bertemu. Aku sudah menyukai mu. Kamu adalah pria yang paling tampan yang pernah aku lihat dalam hidup ku. Tapi kamu itu sombong. Hingga detik ini pun aku tidak percaya kalau kita adalah sepasang kekasih"
Callista menundukan kepalanya ke lengan Daniel. Tiba-tiba tangan Daniel bergerak. Dan perlahan dia membuka matanya.
"Sayang kamu sadar" Callista langsung memeluk Daniel dan air matanya sudah membasahi pipinya.
"Aku sudah bilang, aku baik baik saja. Aku punya kekasih dokter yang hebat. Sekali pun aku berada di tengah kematian. Kamu akan menarik ku kembali" Daniel mengelus rambut Callista. Sedangkan Callista masih terus terisak.
"Begini cara mu menyambut ku? Menyambut ku dengan air mata?"
"Tuan Daniel, jangan lakukan hal bodoh lagi. jangan pernah kamu seperti ini! Aku hampir mati melihat mu. Kau tahu saat aku membawa mu masuk keruang operasi, aku hampir tidak mampu menyalamatkan mu. Peluru yang berada di tubuh mu, sedikit lagi sudah mengenai jantung mu. Dan jika sampai peluru itu tembus ke jantung mu. Percayalah, kalau kau mati karena menyelamatkan ku maka aku tidak akan pernah hidup didunia ini lagi."
"Sayang, sudahlah. Nyatanya kamu bisa menyelamatkanku. Aku tahu, kamu adalah dokter hebat" Daniel yang mengelus rambut Callista
Tiba-tiba perawat masuk membawa makanan. Dan Callista pun mengambil makanan yang perawat antar. Lalu dia menyuapi Daniel.
"Sayang, apa bisa makanannya diganti?" tanya Daniel saat melihat makanan rumah sakit.
"Setelah kamu sembuh, aku akan memasak untuk mu. sekarang cepat habiskan" Callista sambil menyuapi Daniel.
"Ini tidak ada rasanya" keluh Daniel
"Makanan rumah sakit mana ada rasanya. Kamu ini jangan aneh-aneh. kamu baru sadar, nanti setelah sehat aku akan memasak makanan yang lezat untuk mu"seru Callista yang kesal dengan Daniel.
Daniel pun mengehela nafasnya dan menghabisi makanan yang disuapi kekasihnya.
Setelah Daniel menghabiskan makanannya, Daniel yang terus menatap sang kekasih.
"Ada sesuatu diwajahku?"tanya Callista yang bingung Daniel selalu menatapnya.
"Aku mendengar semua ucapan mu. Kamu bilang aku pria paling tampan bukan?" goda Daniel
"Sepertinya kamu gegar otak. Aku tidak pernah bicara seperti itu" Callista dengan wajah panik karena ketahuan Daniel mendengar ucapannya.
"Dokter Callista, Aku pun menyukai gadis cantik yang bisa benghabisi pria berbadan besar di Marien Caffe. Aku terpukau dengan kecantikannya dan kagum dengan sosok gadis yang tangguh. Saking tangguhnua gadis itu, dia sampai menghancurkan kursi dan meja" goda Daniel
Callista pun malu saat Daniel mengatakan itu, lalu Daniel menarik dagu Callista, dan mencium bibir Callista. Callista pun membalas ciuman kekasihnya.
Setelah mereka kehabisan nafas, Daniel pun melepas ciumannya.
"Sayang, apa kamu memberi tahu orang tua ku?" tanya Daniel.
"Iya aku memberitahunya, saat kamu tertembak, kamu butuh donor darah. Tapi rumah sakit kekurangan golongan darah AB. Akhirnya ayah mu datang dan mendonorkan darahnya"
Setelah mendengar ucapan Callista, Tiba-tiba wajah Daniel menunjukan rasa cemas.
"Apa papa ku membicarakan sesuatu?"
"Tidak sayang, papa mama mu sangat baik. Mereka hanya menjenguk mu saja. Mereka tidak berbicara apapun"
"syukurlah, Bagimanapun aku harus mencari tahu. Kenapa papa membenci Keluarga Hutomo"batin Daniel
"Tapi sayang, aku sudah mengenal papa mu. Dia adalah pasien VVIP yang ditangani dokter kevin. Saat itu dokter kevin shift malam, lalu aku yang menggantikannya dan memeriksa papamu"
"Jadi papa ku sudah mengenal mu?" tanya Daniel. lalu Callista pun mengangguk.
"Apa dia mengetahui jika kamu putri bungsu Keluarga Hutomo?" Daniel yang menatap Callista menunjukan rasa cemas diwajahnya.
"Tentu tidak, kamu tahu kan. aku tidak pernah membawa nama Hutomo dibelakang nama ku. Kartu nama rumag sakit ku saja tidak ada nama keluarga ku"
Daniel menghela nafas. Setidaknya Daniel berfikir untuk saat ini dia masih aman. Dia sudah berencana untuk mencari tahu, setelah semua urusannya selesai. Dia akan mulai mencari tahu alasan ayahnya membenci keluarga kekasihnya.
"Sayang, bisakah kamu berjanji?"Daniel menarik tangan Callista
"Tentu"
"Apapun yang terjadi didepan, percayalah padaku. Jika terjadi sesuatu besar dihubungan kita. Teruslah percaya padaku"
Ucapan Daniel membuat Callista bingung dengan apa maksud kekasihnya.
"Apa maksud mu? apa kamu berfikir akan terjadi sesuatu diantara kita"
Daniel menarik tangan Callista dan langsung memeluk Callista. Callista pun membalas pelukannya.
"Tidak akan terjadi apapun diantara kita"ucap Daniel
Callista pun tersenyum
"Sayang kamu harus beristirahat, kamu baru saja sadar"
"Tidak, aku merindukan mu. Dan aku pun mendengar kamu akan menuruti perintah ku. Jadi sekarang kamu harus menuruti semua perintah ku. Mengerti?"
Callista memutar bola matanya malas.
"Bagaimana ini, dia kenapa bisa mendengar semuanya? menyebalkan sekali" batin Callista
Acara pertunangan Adam dan Jessica akan dilaksanakan dalam beberapa hari lagi. Awalnya Callista ingin membatalkan untuk membawa Daniel. Tapi Daniel terus memaksanya. Akhirnya Callista pun menyetujuinya.
Tujuan Daniel bisa datang, ke acara pertunangan Jessica adalah ingin melihat orang tua dari sang kekasih. Sekaligus ingin melihat reaksi orang tua dari kekasihnya, jika tahu putri bungsunya menjalin hubungan dengan Keluarga Renaldy.
***
Terimakasih atas dukungannya.
Like, koment, dan vote yang banyak ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Windi Carolina
cerita jos..ga berbelit belit..tujep poin👍😀
2022-10-23
0
Ati Awal
lanjut
2021-07-24
0
Ati Awal
Lanjut Kk
2021-07-22
0