Pagi yang cerah membuat Callista selalu bersemangat untuk bekerja. Callista memang menyukai sinar matahari pagi. Shift pagi menjadi kesukaannya karena dia akan disambut dengan matahari pagi. Hari ini Callista harus datang ke Queen Hospital untuk mengatur jadwalnya. Besok Callista sudah harus keperusahaan milik keluarganya.
Restaurant yang Callista miliki saat ini sedang menerima banyaknya orderan. Callista sudah meminta tolong kepada kakaknya untuk mencarikan assistent pribadi untuknya. Sebenarnya Callista yang mulai kelimpungan dengan orderan dari Daniel dan juga keluarga Adam. Membuatnya untuk segera mendapatkan assitent. Callista sangat yakin assitent pilihan sang kakak adalah yang terbaik. Dia tahu jika kakaknya tidak akan sembarangan dalam memilih pegawai.
Callista yang sudah berada di Queen Hospital. Dia sudah mengatur jadwalnya dirumah sakit hanya hari selasa dan kamis disetiap minggunya. Akan tetapi jika ada pasien VVIP yang harus operasi. Callista akan berusaha untuk mengutamakan pasiennya. Callista masih tetap memiliki kakaknya yang dapat dia andalkan. Jika keadaan darurat di rumah sakit yang mengharuskan dirinya datang, Callista akan berusaha untuk tetap datang.
Callista berjalan menuju ruangannya tiba tiba dirinya sudah disambut oleh sahabatnya Olivia dengan wajah marah.
“Cal, kenapa kamu ini tidak menceritakan apapun kepada ku? Sekarang rupanya kamu tidak menganggap ku lagi hah?”Olivia dengan wajah yang emosi
“Calm down liv”
“Aku datang kerumah sakit hanya dua kali seminggu karena aku harus memimpin perusahaan papa ku. Disatu sisi aku tidak bisa meninggalkan profesi ku sebagai dokter. Kamu tahu jika dokter adalah mimpi ku sejak kecil”
“Apa ini semua dengan bantuan kekasih mu yang berkuasa itu?”
“Tentu semua karena Daniel. Jika bukan karena Daniel bagaimana aku bisa datang kerumah sakit hanya dua kali seminggu. Aku terpaksa meminta bantuannya karena kamu tahu kan semenjak keluarga ku diserang, aku sudah berjanji harus melindungi keluarga ku. Aku takut ada yang berniat jahat dengan kakak ku liv”ucap Callista lirih
“Cal, aku adalah sahabat mu. Aku sangat bangga dengan mu yang selalu berusaha melindungi keluarga mu. Meskipun kamu keras kepala tapi kamu sangat baik. Aku akan selalu mendukung mu cal”Olivia sambil memeluk Callista
“Liv, terimakasih kamu selalu mendukung ku. Meskipun kita akan jarang bertemu di rumah sakit, kita harus tetap bertemu diluar.”
“Tenang saja, aku juga pasti akan berkunjung ke perusahaan mu”
“Liv, apa kamu mau aku kenalkan dengan Taylor? Sahabat Daniel itu tampan dan kaya raya”
“Sudah lah cal, jangan melakukan hal aneh. Dia itu pemilik club kan? Pasti dia suka main dengan Jal*ng”
“Hust, sembarangan kamu ini kalau bicara. Kamu kenal saja belum, hanya melihat dari luar tapi kamu sudah menuduhnya”
“Yasudah aku harus pulang dulu, aku mau memasak dan membawa makan siang untuk Daniel”
“Baiklah, setelah kamu sudah tidak sibuk. Weekend ini kita harus perawatan disalon. Aku rasa wajah ku sudah kusam”ucap Olivia
“Baiklah”
Callista berjalan meninggalkan Olivia dan segera pulang ke apartemenya. Hari ini Callista mengendarai mobil Ferari merahnya. Sebenarnya Callista ingin membeli mobil yang seperti Daniel tapi dia tahu jika mobil yang di punya Daniel bisa untuk membuka cabang restaurantnya. Bisa saja Callista meminta kepada ayahnya. Tapi Callista merasa malu, perusahaan saja dia baru mau belajar sudah ingin meminta mobil ratusan milyar. Callista memutuskan untuk fokus dengan bisnis miliknya dan perusahaan keluarganya. Setelah kondisi memungkinkan dia akan membeli mobil buggati dengan uang miliknya sendiri.
Sesampainya di apartement, Callista mulai memasak mashed potato dengan sirloin steak. Sirloin steak adalah makanan kesukaan Daniel. Callista juga membuat puding serta irisan buah segar untuk Daniel. Setelah semua makanan siap, Callista memasukan semua makanannya kekotak makanan yang sudah dia sediakan.
Sebelum berangkat ke perusahaan Daniel, Callista mengganti bajunya dengan mini dress berwarna pink muda tanpa lengan ditambah dipadukan dengan perhiasan yang tidak berlebihan dan tas hermes yang berwarna senada dengan bajunya. Callista pun memakai sepatu heels 12 cm. Banyak orang yang mengatakan Callista sangat cocok menjadi seorang model. Tapi dia tidak tertarik masuk kedunia model.
Sesampainya di kantor Daniel, Callista berjalan menuju lobby. Para receptionist yang mengingat jika Callista adalah tamu tuannya yang dulu pernah datang, para receptionist pun meminta Callista untuk naik langsung ke lt 45 tempat dimana ruangan Daniel.
Callista berjalan menuju lift dan setibanya di lt.45, Angelica Secretary Daniel sudah berdiri menyambutnya.
“Nona Callista, selamat siang” sapa Angelica
“Siang, apa Daniel tidak sibuk?”
“Tuan Daniel sedang ada tamu, nona”
“Tamu? Ini sudah waktunya jam makan siang. Boleh saya tahu Daniel sedang meeting dengan perusahaan apa?” tanya Callista yang curiga melihat Angelica sedikit gugup
“Nona itu.. Nona” ucap Angelica terbata bata membuat Callista mengerutkan alisnya.
“Baiklah, kalau kamu tidak mau bicara. Saya akan masuk sendiri” Callista berjalan menuju ruangan Daniel. Saat Callista membuka pintu, dirinya dikagetkan dengan Rossa yang memeluk Daniel.
“Oh maaf, saya menggangu”
Daniel yang kaget saat Callista datang, langsung mendorong tubuh Rossa hingga membuat Rossa tersungkur kebawah.
“Sayang, kamu sudah sampai?” kata Daniel sambil berjalan kearah Callista dan menggenggam tangan Callista.Callsta pun meletakan makanan yang dibawanya diatas meja Daniel.
“Kau Jal*ng untuk apa kesini!” teriak Rossa
“Harusnya anda jaga bicara anda. Jika anda ingin tetap bernafas didunia ini. Satu lagi, yang jal*ng itu anda. Kenapa anda harus mengejar seorang pria? Dimana harga diri anda? Jika saya menjadi anda, saya akan tahu diri jika pria yang saya kejar tidak menyukai saya” Callista menatap tajam Rossa
“Kau berani sekali berurusan dengan ku. Kau ini hanya seorang gadis rendah” Rossa menatap tajam Callista
“Gadis rendah? Diri mu terlalu sombong, lebih baik kau bicara dengan cermin. karena kau itu sedang membicarakan diri mu sendiri” ucap Callista dengan senyuman meledek
Daniel yang hanya diam, mulai tersenyum. Callista memang sangat tangguh bisa membuat Rossa tidak berkutik.
“Rossa pergi kamu dan kalau sampai aku dengar kamu menyebut kekasih ku Jal*ng lagi akan aku buat hidup mu menderita dan kau akan kehilangan segalanya” bentak Daniel yang mulai emosi
“Daniel aku mohon, jangan seperti ini. Kamu dulu sangat mencintai ku. Aku yakin sampai detik ini pun kamu tetap mencintai ku.”
“Wanita ini sangat tidak tahu diri” gumam Callista dalam hati.
Daniel yang mulai lelah dengan drama yang Rossa buat, akhirnya dia memutuskan memanggil security untuk mengusir Rossa dan memerintahkan seluruh staffnya untuk melarang Rossa menginjakan kakinya di perusahannya.
Saat Rossa mendengar dirinya tidak diperbolehkan lagi masuk ke perusahaan Renaldy. Membuat Rossa sangat marah dan membenci gadis yang telah merebut kekasihnya.
“Lihat saja kau jal*ng, akan aku buat hidup mu menderita karena berurusan dengan ku” gumam Rossa.
***
Follow Ig Author : abigailranadewi
Like, coment dan vote yaa
Terimakasih ataa dukungan kalian😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments
Martini
yang jalang itu ksmu Rosa udah di tolak masih aja ngebet dasar
2022-01-16
0
Megandaru
wow rosa cari perkara loe
2021-10-21
0
Yarni Manao
Rossa tau idti dong,kok maksa
2021-09-12
0