8

Hari ini aku sudah benar benar pulih meski lara hatiku masih terlalu dalam untukku obati, aku yakin lambat laun akan tergantikan dengan kebahagian yang aku ciptakan di masa depan, rencana pertamaku adalah untuk bekerja kembali, karna sudah lama aku berhenti kerja saat aku menikah dengan laki laki brengsek itu, tapi berhubung ini hari jumat jadi senin aku akan melamar diperusahaan temenya papah, Parviz Coperation atau di perusahan Percetakaanya kata papah ada lowongan disana sebagai Sekertaris jadi aku akan mencoba.

Dan kedua aku akan pergi ke luar kota, ya benar aku akan pergi ke rumah mamah sesuai apa yang aku rencanakan kemarin tapi sayang papah hanya memberiku waktu tiga hari. Begitulah papah dulu setiap satu tahun sekali itupun di akhir tahun aku cuma dikasih waktu 5 hari di rumah mamah lengkap dengan para maid yang mengawalku, bayangkan saja kebersamaanku dengan mamah selalu terganggu oleh para maid dan bodyguardnya, papah ngeselin banget kan? tapi itu semua ngga masalah karna aku senang mamah bisa sehat kembali. Setelah aku tinggal dengan papah segala biaya pengobatan mamah diurus dan di fasilitasi, bahkan mamah dikirim ke Jerman agar pengobatanya semakin intensif, alhasil mamah bisa sehat dan masih bisa temani aku sampai sekarang.

Kutatap penampilan ku di cermin yang besar di sudut kamarku pakaianku sudah sangat santai memakai jeans hitam tidak terlalu ketat dan yah kaos putih polos yang sedikit longgar sepatu kets warna putih dan rambut panjang kubuat kerli dengan hiasan bando kain lurik warna kuning kunyit, tak lupa ku bawa beberapa alat kosmetikku tapi kali ini aku membwa tas gendong ya kira kira ukuran 30x20 cm warna hitam, dan make up tipis santai, sudah seperti remaja 17 tahunan jelas lah wajahku ini memang baby face.

Aku keluar mencari papah dan kakek diruang kerja untuk berpamitan pergi tapi mereka tidak disini ya kuputuskan langsung turun kebawah karna ruangan kerja dan kamarku berada di lantai dua rumah ini, saat aku turun kudapati tamu yang sedang ngobrol serius aku bisa melihat wajah papah dan kakek yang menyerngitkan dahi tanda tidak menyukai dengan perbincangan antara mereka, satu lagi kurasa aku kenal dengan tuan dan nyonya yang sedang duduk berhadapan kakek dan papah.

"hai sayang kamu sudah bersiap rupanya untuk pergi, mang udin sepertinya sudah siap dan ya mba marni juga sudah papah suruh membereskan barang yang kamu butuhkan sayang" seolah papah mengalihkan pembicara kedua keluarga ini, tapi mungkin itu urusan bisnis mereka aku tak perlu mengkhawatirkan kondisi ini.

"pah Grizelle sama mang udin aja, dan mba Marninya ngga perlu ikut apa lagi para bodyguard papah kayanya ngga perlu, karna aku butuh quality time sama mamahku"rajukku yang masih berdiri diantara mereka dan aku merasa ada mata yang memperhatikanku sedari tadi.

"ya udah pah, kakek Grizelle berangkat dulu, dan mari Om Tante, maaf Grizelle tidak bisa menemani karana Grizelle ada urusan, mari semuanya" jawabku santun kepada mereka semua, akhirnya aku ke rumah mamah juga.

dilain sisi

"Grizelle makin cantik saja, ditambah kedewasaanya yang luarbisa dalam menanggapi masalahnya sangat cocok menjadi putri di istanaku" ucap pria yang seumuran dwngan Harry

" ckck aku tetap tidak akan meng "Iya" kan permintaan gilamu, aku tidak akan menjatukan Grizellku ke dalam penjara anakmu itu" ucap Harry angkuh

"pikirkan saja tawaranku tuan Jarvis, bukankan ini kerja sama yang saling menguntungkan, kau menyelamatkan perusahaanmu dan aku mendapat seorang putri untuk istanaku"jawabnya menampar perasaan Harry.

hayoo siapa yah kira kira tamu itu, bahkan Grizelle kaya kenal gitu hemm jadi penasaran gak sih

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***