Shen berdiri sejenak di depan pintu gerbang, antara ingin masuk atau kembali shen merasa sedikit ragu.
" Tenang saja kami tidak akan mencelakai mu " ucap pria tua itu yang tahu shen merasa ragu.
Shen melangkah masuk ke dalam perguruan tanah merah sambil berharap semoga tidak ada jebakan untuknya.
Ketua perguruan tanah merah yang merasa kasihan melihat shen tidak memakai baju meminta len zone mengambilkan baju yang yang cocok untuk shen.
" Terima kasih ketua maaf merepotkan mu " ucap shen.
" Tidak perlu sungkan " sahut ketua perguruan tanah merah itu.
Len hi yang memperhatikan shen merasa sangat kesal dan semakin membenci shen, bagaimana bisa seseorang yang sudah membunuh adiknya diterima dengan baik di perguruannya.
" Len hi kemari " panggil ketua.
" Ada tugas apa ketua " sahut len hi.
" Tidak ada tugas untuk mu tapi aku mau kamu menemani anak muda itu berkeliling melihat perguruan kita " ucap ketua perguruan tanah air.
" Baik ketua " sahut len hi.
Len hi menghampiri shen yang baru saja selesai memakai baju pemberian len zone.
" Aku disuruh ketua membawa mu berkeliling melihat perguruan tanah merah " Len hi berbicara dengan wajah datar tanpa tersenyum
" Terima kasih " ucap shen.
Len hi mengantar shen berkeliling melihat perguruan tanah merah, walaupun berjalan tidak terlalu berjauhan len hi tidak berbicara dan tidak menatap shen sedikitpun.
Len hi menghentikan langkahnya di ruang perjamuan makan sambil tersenyum licik.
Sebelumnya ketua meminta dirinya menemani shen makan, ketua ingin agar shen memiliki kesan yang baik untuk perguruan tanah merah.
" Tunggu disini akan ku siapkan makanan untuk mu " ucap len hi.
Shen hanya diam sambil menatap len hi yang seperti tidak menyukai dirinya.
Len hi tersenyum sendiri sambil membawa beberapa makanan untuk shen, bahkan len hi menuangkan shen segelas air sambil menatapnya.
" Terima kasih " ucap shen tersenyum ke arah len hi.
Len hi hanya diam sambil terus menatap shen, chiktan yang masih di pegang Shen tiba tiba melompat ke atas meja dan menghambur semua makanan.
" Maaf maaf chiktan tidak sengaja " ucap shen yang segera menangkap chiktan kembali.
" Tuan di dalam semua makanan ini terdapat racun " shen terkejut mendengar chiktan berbicara.
" Chiktan kamu bicara apa, tidak boleh berkata seperti itu " Shen menatap ke arah len hi.
Shen melihat len hi yang mengepalkan tangannya dan perlahan membuka kipas di tangannya.
" Serigala sialan kenapa kamu menghancurkan rencana ku " len hi semakin marah.
Whhheeeeeeeeeeesssss....
Len hi mengarahkan kipasnya ke sisa makanan yang berhamburan di atas meja.
" Aku membenci mu seumur hidup aku akan terus membenci mu, bagaimana bisa seseorang yang sudah membunuh adik ku bisa di terima baik di perguruan ini " teriak len hi.
Whhhhheeeessss ....
Cheeetaaar...
Len hi mengarahkan kipasnya berulang kali ke arah shen.
Shen yang melompat menghindari serangan len hi membuat kaca di belakangnya pecah, serpihan kaca pecah itu berhamburan di bawah kakinya.
" Karena ketua tidak ingin membunuh mu, biarkan aku sendiri yang mengambil nyawa mu " teriak len hi.
Shen berlari keluar tidak baik kalau dia harus bertarung di dalam ruangan dan membuat ruangan hancur berantakan.
" Jangan lari kamu " len hi berlari mengejar shen.
Shen berhenti di tanah lapang tepat di belakang perguruan tanah merah.
" Kalau bisa bunuh saja aku " Shen menantang len hi yang baru sampai mengejarnya.
Shen menarik pedang nya.
" Akan ku hancurkan ke sombongan mu " ucap len hi membuka kipasnya kembali.
Whhheeeeessssdsss.....
Whhheeeeeeeessssssssss.....
Beberapa kali len hi mengibaskan kipasnya shen hanya menghindari dan tidak membalasnya.
" Apa hanya segitu kemampuan mu " shen menatap len hi dengan senyuman licik.
Jurus Dewi Kipas... teriak len hi sambil mengibaskan kipasnya.
Jurus pedang tanpa bayangan.... teriak shen sambil mengayunkan pedangnya.
Bruuuuuaaaaaaaakkkk....
Len hi yang tidak kuat menerima serangan shen langsung terlempar dan muntah darah.
Len hi memegangi dadanya sambil berusaha berdiri, shen yang melihatnya hanya tersenyum sambil berjalan menghampiri len hi dengan pedang yang masih di tangannya.
" Tunggu " teriak ketua perguruan tanah merah.
Ketua utama perguruan tanah merah berjalan mendekati shen.
" Nama ku len dangxi ketua utama perguruan tanah merah, aku memohon agar kamu bisa melepaskan len hi murid ku " ucap ketua itu.
Shen hanya terdiam sambil mencoba menarik nafasnya yang masih tidak beraturan.
" Aku mengenal baik ketua xu ling, mohon pertimbangkan kembali " ucap ketua itu.
Shen berpikir kalau dia menghabisi wanita itu sudah pasti dia tidak akan bisa keluar dari perguruan itu dengan selamat, shen juga berpikir dia tidak ingin ketua xu ling dan perguruan langit biru terkena masalah karena dirinya.
" Baiklah karena ketua mengenal guru ku dengan baik aku akan melepaskan wanita itu " ucap shen.
Shen berbalik dan melangkah pergi meninggalkan perguruan tanah merah, shen memegangi tangannya yang masih terus berdarah.
" Tunggu sebentar, kamu tidak bisakah tinggal disini untuk mengobati luka mu " ucap ketua itu.
" Tidak perlu ketua, siapa yang tahu obat kalian juga beracun " sahut shen.
Shen berjalan pergi meninggalkan perguruan tanah merah, tidak jauh dari gerbang perguruan tanah merah shen langsung terjatuh tidak sadarkan diri.
Chiktan yang melihat shen tidak sadarkan diri langsung berubah menjadi besar dan membawa shen ke tempat yang aman.
Shen yang membuka matanya perlahan menatap chiktan yang terus menjilati lukanya.
" Untung saja ada chiktan, kalau tidak mungkin kamu sudah mati sekarang " kata mo.
Shen memeluk chiktan dengan sangat erat sebagai rasa terima kasihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Yusuf Kalaha
untung ada citan
2022-06-20
0
Ilon Serviam
ini kultivator modern atau kuno...soalnya tiba kaca di belakang pecah
2022-06-07
0
Steven Rhatika
lanjut Thor... mantap
2020-11-08
0