Tiga jam berlalu keenam murid yang habis menerima hukuman cambuk kembali menghadap pria tua itu.
" Sebenarnya aku tidak tega menghukum kalian seperti ini, tapi kalian membuat Len ha sampai meninggal dunia " ucap pria tua itu.
" Maafkan kami ketua " Jawab keenam murid serentak.
" Aku ingin tahu siapa yang berani menghabisi putri ku " sahut pria tua itu.
" Seorang anak muda berusia sekitar delapan belas tahun, berada di tingkat perak tahap akhir memiliki spiritual naga " jawab Len zone kakak tertua.
" Bagaimana bisa sesama tingkat perak tahap akhir len ha bisa kalah " sahut pria tua itu.
" Anak muda itu mengeluarkan satu jurus yang sangat kuat ketua " jawab Len hi kakak kedua satu satunya wanita di antara keenam murid.
" Jurus apa yang bisa membuat Len ha harus kehilangan nyawanya hanya dengan satu serangan?" tanya pria tua itu.
" Jurus telapak naga suci ketua " jawab Len hi.
" Telapak naga suci sudah punah ribuan tahun yang lalu, bagaimana mungkin masih ada yang bisa menguasainya " sahut pria tua itu.
" Yang lebih aneh pemuda itu memiliki perubahan mata berwarna merah darah dan tatapannya seperti ingin membunuh. Kami yang ingin memakai susunan telapak dewa terpaksa menggagalkannya" Jawab len zone.
" Aku ingin bertemu dengan anak muda itu, bagaimana bisa dia sampai memaksa kalian mengeluarkan susunan telapak dewa bawa aku ketempat anak muda itu " sahut pria tua itu.
" Baik ketua " Jawab keenam murid serentak.
" Tidak perlu semua cukup len zone dan len hi saja yang lain bisa pergi ke ruang pengobatan untuk mengobati luka kalian " ucap pria tua itu.
" Baik ketua "
Disisi lain shen yang merasa kelelahan langsung beristirahat di bawah pohon sambil menutup matanya.
" Masalah mu akhirnya datang juga " ucap mo yang langsung menghilang.
" Masalah apa jelaskan dulu mo " teriak shen.
Dari kejauhan seorang pria tua bersama dua muridnya berjalan mendekati shen.
" Anak muda kenapa kamu membunuh murid ku?" tanya pria tua itu yang terlihat sangat tenang.
" Maaf ketua perguruan tanah merah, aku tidak bermaksud membunuhnya dengan sengaja " sahut shen sambil membungkukan badannya.
" Bagaimana kamu tahu aku ketua perguruan tanah merah, siapa yang memberi tahu mu " ucap pria tua itu.
" Tidak ada, aku hanya asal menebaknya saja " jawab shen santai.
" Tidak usah bermain main dengan ku katakan siapa nama mu dan dari mana asal mu?" tanya pria tua itu.
" Nama ku shen xu, aku tidak memiliki asal usul yang jelas aku hanya pengembara saja " sahut shen.
" Tidak mungkin kalau kamu hanya pengembara saja, kenapa bisa kamu memakai xu di nama belakang mu "
" Itu pemberian dari ketua ku " sahut mo.
Whhheeeesss...
Ketua itu langsung mengibaskan tangannya ke arah shen, shen yang melihat gerakan tangan pria tua itu dengan cepat melompat menghindarinya.
Shen melihat tiga paku menancap di antara pepohonan tepat di belakang shen.
" Mengapa ketua menyerang ku, apakah ketua ingin membalaskan kematian murid ketua " sahut shen sambil mencabut pedangnya.
" Hahahahaha, perguruan langit biru sangat beruntung bisa memiliki murid jenius seperti mu " ucap pria tua itu.
Len zone dan len hi merasa aneh kenapa ketua malah tertawa lepas di hadapan anak muda itu.
" Bagaimana kalau kita lupakan saja soal kamu membunuh murid ku, kamu bisa singgah ke perguruan tanah merah sepuasnya m anggap saja sebagai salam pertemuan dari ku " ucap pria tua itu.
" Ketua " panggil kedua murid di belakangnya.
Mereka berdua tidak mengerti kenapa ketua mereka dengan mudah melupakan kalau pemuda yang di depannya sudah membunuh murid yang kesayangannya.
" Tidak perlu ketua, kedua murid di belakang anda tidak ingin aku menginjakan kaki di perguruan ketua " ucap shen sambil berbalik dan melangkah pergi.
Ketua menatap kedua muridnya dan mengisyaratkan keduanya untuk meminta maaf pada shen.
" Maaf kami yang salah tidak seharusnya kami mengganggu mu " ucap len zone.
Len hi mengepalkan tangannya sambil menggigit bibirnya, len hi yang merasa sangat kesal berjanji pada dirinya sendiri dia akan menghabisi shen.
" Sekarang bisakah kamu singgah di perguruan kecil ku " ucap pria tua itu.
" Karena ketua yang memaksa aku akan menerimanya " sahut shen dengan terpaksa.
Shen memegang chiktan dengan erat dia berpikir kalau semua hanya tipuan untuk mengambil chiktan darinya.
" Hati hati dengan mereka terutama ketua perguruan tanah merah, dia sudah berada di tingkat jendral tahap akhir aura nadi berwarna hijau dan memiliki spiritual tingkat sembilan " Bisik mo.
" Sial ini namanya aku masuk kedalam kandang macan " sahut shen.
" Tidak perlu takut bersikaplah setenang mungkin " ucap mo.
Shen menarik nafas dan membuangnya perlahan lalu mengikuti pria tua itu dari belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 214 Episodes
Comments
Yusuf Kalaha
mantap lanjutkan thor
2022-06-20
0
Aswantio Wasito
perhatikan setiap kalimat yg ditulis...jgn terburu-buru sehingga mengakibatkan kalimat yg ada menjadi amburadul..tidak perlu cepat2 menyelesaikan perepisode ...itu klo memang pingin jadi penulis yg handal
2022-04-24
0
adi sudarmanto
alur kayak gini yg ak cari....lanhjut tor
2020-08-16
2