Mayang mengendarai motornya memasuki pelataran sebuah kafe yang tak jauh dari rumahnya. Ia memarkirkan motor berwarna merahnya itu di antara beberapa motor lain. Usai merapikan penampilan, ia bergegas mendekati tempat nongkrong anak muda yang di desain bertemakan out door itu.
Sejenak pandangannya berkelana menyisir seluruh area kafe itu. Tak lama kemudian, dari tempatnya, Mayang mendapati sesosok pemuda di ujung sana tengah berdiri seraya melambaikan tangannya.
Mayang merasa sedikit aneh. Jika biasanya kafe itu selalu ramai dikunjungi pemuda-pemudi yang datang silih berganti ataupun berlama-lama, tetapi hari ini tampak berbeda. Suasana lengang, padahal hari ini adalah akhir pekan.
Tak ingin mencurigai hal yang tak penting, Mayang berjalan menghampiri pemuda itu dengan senyuman yang masih terpatri.
“Hai, udah lama, ya?” sapanya basa-basi setelah jarak mereka telah dekat.
“Ah, enggak. Baru sampai juga, kok,” balas cowok bernama Rangga itu ramah. Senyuman semanis madu juga tak lepas dari bibirnya. Pemuda dengan kemeja hitam kotak-kotak yang berpadu dengan jeans warna gelap itu beranjak dari tempatnya demi menarik kursi di seberang.
“Silahkan duduk Tuan Putri,” ucapnya lembut, mempersilakan Mayang menempati kursi itu.
Mayang terseyum simpul. Ia mengangguk, lantas menduduki kursi itu dengan sikap elegan.
“Terima kasih, Rangga,” ucapnya kemudian.
“Sama-sama,” jawab Rangga. Ia lantas kembali ke kursinya semula dan duduk di sana.
Sejenak keduanya saling pandang dengan sikap canggung, lantas sama-sama terseyum tanpa suara dan menunjukkan sikap malu-malu.
Tak ingin lama-lama terjebak dalam suasana kaku, Rangga berinisiatif untuk mengajak Mayang mengobrol lebih dulu. Diambilnya buku menu yang berada di tengah meja, lantas membuka dan bertanya,
“Kamu mau pesan apa?”
“Apa aja boleh,” jawab Mayang sopan. Ia tak ingin membuang-buang waktu dengan berpura-pura memilih menu yang memang sudah ia hapal di luar kepala. Tentu saja hapal, sebab sudah tak jarang ia mengunjunginya.
Rangga bergerak sigap. Ia segera memanggil pelayan dan memesan beberapa menu minuman serta makanan masing-masing dua porsi.
Keduanya lantas mulai mengobrol dengan topik ringan hanya untuk basa-basi. Sesekali keduanya terlihat tertawa bersama ketika obrolan dirasa lucu dan menghibur. Obrolan terus berlanjut hingga Rangga beranjak dari kursi dan menekuk lutut di depan Mayang.
Pria tampan dengan jambang tipis itu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku dan menunjukkan pada Mayang setelah membukanya.
“Mayang, maukah kau menjadi kekasihku?” tanyanya kemudian dengan penuh pengharapan.
Mayang tergemap. Tangannya refleks membungkam mulut yang sedikit ternganga karena tak percaya. Jujur, sebenarnya ia juga respect terhadap Rangga. Namun, tak pernah menyangka jika pria itu akan menyatakan cinta begitu cepatnya.
Beberapa waktu terakhir ini Rangga memang gencar melakukan pendekatan. Meskipun tetangga satu kampung, tetapi keduanya jarang dipertemukan karena sama-sama kuliah di luar kota, tetapi pada kampus yang berbeda.
Kini keduanya sudah lulus. Rangga sudah mendapatkan pekerjaan di kota, sedangkan Mayang tetap tinggal di kampung sebab ingin membantu ayahnya di perkebunan buah milik keluarga.
“May, plis jawab dong. Jangan melamun gitu. Capek ini jongkok terus dari tadi,” gurau Rangga pada Mayang yang masih terbengong di tempatnya. Gadis itu sontak berjingkat serta memasang wajah malu-malu dan penuh rasa bersalah.
“Eh, maaf, maaf. Aku Cuma kaget.”
“Kok kaget?” tanya Rangga.
“Nggak nyangka ditembak kamu di sini,” jawab Mayang sambil mengulum senyum.
“Jadi gimana? Kamu mau, kan?” tanya Rangga. Lelaki itu terlihat serius. “May, kita ini sudah dewasa, bukan saatnya lagi mencari pacar. Kamu mau kan, jadi istri aku?” sambungnya lagi untuk memperjelas maksud keinginannya.
Mayang menyimpul senyum, lantas menganggukkan kepalanya. Tak ada alasan baginya untuk menolak. Di matanya, sosok Rangga begitu sempurna. Wajah rupawan, tubuh tegap dan sikap yang tegas. Ya, sejauh ini yang Mayang lihat memang seperti itu. Kehidupan yang mapan pastilah menjadi penunjang masa depan. Ditambah, Rangga adalah calon dokter pertama di kampungnya.
“Jadi kamu nerima aku?” tanya Rangga tak percaya sambil membulatkan bola mata. Walaupun Mayang jelas-jelas menganggukkan kepala, tetapi ia ingin mendengar sendiri gadis itu mengatakan iya.
“Iya, Rangga,” jawab Mayang meyakinkan. Rangga sudah hendak bersorak hore, tetapi urung saat Mayang melanjutkan kata. Ia pun diam sejenak demi untuk mendengarkan sang pujaan hati berbicara.
“Tapi aku nggak mau kita buru-buru, Ga. Kita jalani dulu sambil mengenal satu sama lain, ya,” pinta Mayang.
“Cuma itu syarat kamu?” tanya Rangga memastikan.
Mayang mengangguk.
“Aku pasti penuhi keinginan kamu, May. Aku akan sabar menunggu sampai kamu siap.” Rangga bangkit dari jongkoknya dan berdiri. Raut wajahnya begitu bahagia, hingga tanpa pikir panjang, ia pun mendekap tubuh Mayang begitu erat tanpa aba-aba.
“Hore ... aku diterima. Aku punya pacar sekarang!” teriaknya dengan girang.
Aksi selebrasi kebahagiaan Rangga diterima lain oleh Mayang. Rupanya ekspresi bahagia hanya dirasakan oleh Rangga semata, sedangkan Mayang justru melotot tak percaya.
“Ga, lepasin!” teriak Mayang sembari meronta.
Namun, alih-alih melepaskan, Rangga justru kian mempererat pelukannya.
“Bentar, May. Aku sedang menikmati kebahagiaan.”
Larut dalam euforia kebahagiaan, sampai-sampai Rangga tak menyadari perubahan mimik kekasihnya. Mayang sudah meronta minta dilepaskan, tetapi ia tetap bersikeras memeluknya. Alhasil, Rangga harus merasakan ganjaran akibat ulahnya sendiri.
Bugh!
Tanpa peringatan, lutut Mayang menendang ************ Rangga hingga pria itu melepaskan dekapan. Rangga memekik kesakitan seraya membungkuk dan memegangi area yang terasa nyeri. Di saat itulah, Mayang mendorongnya hingga terjungkal usai melayangkan pukulan ke arah perut dan wajah.
“Rasakan! Dasar otak mesum! Baru juga jadian sudah main peluk-peluk, besok-besok mau apa lagi, hah?” ucap Mayang dengan tangan menunjuk ke arah Rangga. Sesaat kemudian, ia pun beranjak dari sana meninggalkan Rangga yang masih terkulai tak berdaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
Čhä
lanjut Thor
2020-11-16
0
ARSY ALFAZZA
😳👍👍🐾🐾
2020-10-13
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
next
2020-08-27
0