PERTEMUAN 2

“Iya, Ma.”

“May, mama lupa nanti malam ada undangan di rumahnya ibu Bambang. Kamu di rumah sama Prawira bisa ‘kan?”

“Hm ...” Maya fokus membereskan barang-barang sesekali melihat seseorang di depanya.

"Kamu denger mama gak, sih?” tanyanya di seberang sana.

Maya beranjak dari kursi. “Iya, nanti malam sama Prawira ‘kan?”tanya Maya sembari berjalan keluar. “Mama, sakitnya udahan?” tanya Maya mengejek, tahu betul kalau tadi pagi hanya pura-pura.

“Em ... ini mama paksain. Gak enak kalau gak datang. Kamu ‘kan tau sendiri hubungan mama dengan Bu Bambang seperti apa?” Maya hanya memutar bola matanya sembari membuang napasnya kasar.

Setelah selesai Maya mematikan sambungan teleponnya. Terlalu banyak pertanyaan yang harus dijawab dengan nada malas, apa lagi menyangkut masalah nanti malam. Ia harus menahan panasnya Jakarta untuk berbicara yang menurutnya tidak penting.

Dengan cepat Maya memesan mobil online, beruntung sekali tidak sampai sepuluh menit menunggu, mobil itu tiba di depannya. Ia membuka pintu, kedua alis matanya terangkat ketika melihat sang supir seorang perempuan. Sekali lagi keberuntungan berpihak kepadanya.

Tubuh Maya bersandar setengah tiduran pada kursi penumpang, kepalanya mengadah, menatap kosong pada AC mobil lalu terpejam. Memikirkan beban yang ada di hidupnya saat ini. Bagi dia pernikahan hanya dilakukan satu kali dan itu harus dengan pasangan yang saling mencinta, sedangkan dirinya belum mengetahui bagaimana sifat calon suaminya.

Suara anak kecil menyadarkannya Maya. Ia lupa kalau di depannya ada seorang yang wanita hebat. Bekerja sembari membawa anaknya, tidak habis pikir dengan pikiran suaminya yang membiarkan anak dan istri bekerja.

Maya ingin bertanya, di mana suaminya? kenapa anaknya sampai dibawa? apa tidak ada orang di rumah? tetapi pertanyaan itu diurungkan sebab tidak ingin membuat keduanya semakin terluka jika kebenarannya berada pada kesalahan sang suami.

Sesampainya di rumah. Maya disambut dengan beberapa pertanyaan dari sang Ibu, tetapi Maya hanya menjawab dengan mengangguk dan menggeleng saja. Terlalu malas menanggapi. Ia berlalu meninggalkan Ibunya ketika pembicaraan sudah mulai membahas nanti malam. Segitu istimewanya orang itu, sampai pakaian pun diharuskan rapi.

Memang bener kesan pertama adalah hal yang paling diingat. Apa lagi kalau sampai dapat kesan terbaik. Itu akan menjadi nilai plus buat diri sendiri. Maya mengerti ini bukan salah orang tua ataupun calon mertuanya, mungkin mereka hanya tidak tahu bahwa Prawira sudah mempunyai seorang kekasih.

Maya menghempaskan tubuhnya di atas ranjang. Memikirkan nanti malam membuat kepalanya serasa mau pecah. Orang tua yang aneh bisa-bisanya menitipkan anak semata wayang pada orang yang baru dikenal. Ia berjanji jika terjadi sesuatu pada dirinya, akan diusut hingga tuntas tanpa damai kekeluargaan.

🌷🌷🌷

Malam pun tiba. Sejak sore tadi ponsel Maya tidak berhenti bergetar. Ia mengira sang Ibu menghawatirkan dirinya tetapi kenyataannya dihubungi hanya untuk menanyakan beberapa hal yang tidak penting. Seperti 'Kamu pakai apa nanti? Saat ada dia jangan main ponsel, jangan dicuekin, jangan, jangan, dan jangan lainnya.' yang pada akhirnya ponsel Maya tersilent.

Terdengar seseorang mengetuk, Maya langsung membuka pintu. Sedari tadi memang ia duduk di sofa menunggu sampai tiga puluh menit berlalu. "Masuk, Ra," ujar Maya mempersilakan masuk sembari menunjuk sofa untuk diduduk, "mau minum apa?" tanya Maya lagi.

"Gak usah, kita keluar aja." Sedikit mengulum senyum di bibir Maya, tahu saja apa yang ada di dalam pikirannya. Terlalu canggung untuk duduk berdua tanpa ada pembahasan.

"Kalau begitu, aku ganti baju dulu," ucap Maya seraya melihat penampilannya.

Maya hendak pergi, tetapi tertahan oleh tangan prawira yang sedang memperhatikannya dari bawah hingga atas. Ia mundur selangkah terlalu risih ditatap seperti itu, lalu tersenyum masam saat pandangan mereka bertemu.

"Kamu kaya begini aja!" Dahi Maya mengkerut. "Cantik," kata Prawira lagi. Maya hanya menggeleng lalu tetap pergi ke dalam kamar.

Setelah mengganti pakaian. Maya keluar dari kamar, terlihat sederhana dan kasual. Menggunakan kaos berwarna putih dipadu dengan gardigan hitam serta celana jeans dengan gaya rambut terikat menggulung.

"Yuk!" ajak Maya.

"Nyamain ceritanya?" tanya Prawira membuat langkah Maya terhenti sebelum sampai ke arah dia.

"Huh?" Sedikit terkejut ditanya seperti itu.

"Ah ... biar seimbang aja. 'Kan gak lucu kalau kamunya santai akunya seperti resmi," kata Maya. Setelah berpamitan pada Mbok Win. Mereka pergi menggunakan sepeda motor.

Maya membuat jarak saat duduk di motor. Tidak banyak percakapan saat di perjalanan. Maya fokus pada pemandangan yang ia lihat dibalik helmnya. Lama kelamaan laju motornya memelan. Berbelok di sebuah rumah makan. Mereka berhenti di parkiran. Setelah turun dari motor, matanya mengitari setiap sudut.

Maya seperti baru pertama kali ke sini. Dipandangnya lampu-lampu kecil yang menggantung di seluruh lekuk bangunan. Tanaman hias yang tertata rapi di beberapa tempat, serta bangku-bangku kayu khas menjadikan suasana nyaman. Ia sedikit terlonjak saat tangan Prawira menyentuh pipinya. Terasa gugup membuat kelopak matanya terurus berkedip.

Maya berdehem ketika Prawira membuka lalu mengangkat helmnya. "I-ini di mana?" tanya Maya terbata-bata.

"Ini daerah kemang." Bibir Maya membentuk huruf O lalu mengangguk. "Yuk, masuk," ajak Prawira menggenggam tangan Maya.

Mereka masuk, mencari tempat yang kosong. Setelah dapat, mereka memesan makanan dan minuman yang ada di menu. Tidak ada pembicaraan diantara Maya dan Prawira hingga sebagian pesanan datang.

"Kerja di mana?" tanya Prawira membuka percakapan.

"Di daerah selatan," jawab Maya.

"Bagian?" tanyanya lagi.

"Keuangan." Singkat Maya.

Kelihatan sekali kalau Prawira hanya basa-basi. Mungkin karena bosan Maya sedari tadi hanya diam. Setelah itu, mereka kembali sibuk dengan ponselnya masing-masing.

"Hay." Seseorang datang.

Maya menatap dari ujung kaki naik perlahan hingga berhenti tepat di kedua bola matanya. Orang itu tersenyum, Maya pun membalas senyumannya. Wanita cantik, berkulit putih, berambut ikal serta tubuhnya ramping. Memakai kemeja berwarna pink muda dengan rok plisket cocok dengan fisiknya yang sempurna.

"Kenalin ini kekasih aku," ungkap Prawira.

Maya mengulurkan tangan pada wanita itu. "Maya."

"Kania," ucapnya sembari berjabat lalu duduk di sebelah Prawira.

Tidak lama kemudian pesanan yang lainnya datang. Terlihat mereka bercanda layaknya pasangan yang sedang kasmaran. Maya mengerutuki dirinya kenapa bisa menuruti kemauannya untuk keluar. Ia melirik pasangan di depannya "Tidak tahu malu bermesraan di tempat umum," ucapnya dalam hati. Ia diam sembari makan makanan yang dipesannya.

"Aku sudah selesai, aku pulang dulu, ya, Ra," dusta Maya lalu berdiri.

Prawira dengan cepat mengangguk lalu berkata, "Hm ... hati-hati, ya."

Maya mematung sejenak, menelan salivanya sembari berkedip. "Hm ... pergi, ya," pamit Maya.

Maya keluar dari sana, mengambil ponselnya–memesan mobil online. Lumayan lama ia menunggu yang akhirnya sebuah mobil fortuner berplat B XXXX TZA menghampiri. Segera ia masuk, bersandar pada kursi penumpang. Tujuan Maya sudah jelas tertera di ponsel, maka tidak harus lagi menjelaskan. ia mengambil earphone dari dalam tasnya lalu memasang di kedua telinganya. Alunan lagu sendu membuat matanya terpejam.

Maya memikirkan bagaimana nasip pernikahannya nanti, jika ia masih tetap mempertahankan Prawira, hatinya akan terluka. Tidak terasa butiran air mata mengalir begitu saja. Hatinya sakit diperlakukan seperti tadi. Walaupun Maya tidak ada status tetapi paling tidak jagalah perasaannya.

Ponsel Maya bergetar, membuat matanya terbuka. Terlihat nama yang tertera di ponsel adalah 'Putra'. Ia bingung, merasa tidak pernah menyimpan yang nama Putra di dalam kontak. Maya menjawab dengan ragu.

"Hallo," sapa Maya.

"Hay, apa saya mengganggu?" Suara husky terdengar.

"Tidak. Maaf ini siapa ya?" tanya Maya penasaran.

"Saya Putra yang tadi siang di kedai coffiee. Maaf, kalau saya lancang." Maya baru ingat. Pria yang mematikan rokoknya demi dirinya. Seketika Maya tersenyum.

bersambung ...

Terpopuler

Comments

🌹S RosEMarY 🌹🕌

🌹S RosEMarY 🌹🕌

NEXT 👍🏻👍🏻

2020-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!