Malam harinya, seperti biasa Xiao Shuxiang akan berlatih. Kali ini dia ditemani oleh Qi Xuan dan Jing Mi, mereka bertiga melakukan gerakan-gerakan pemanasan dan melenturkan tubuh, seperti Forward Roll atau guling ke depan dan Back Roll atau guling ke belakang.
Jing Mi menolak, dia merasa ngeri melakukannya. Sementara Qi Xuan hanya bisa melakukan guling ke depan, dia merasa tidak yakin bisa melakukan guling ke belakang.
Berulang kali Xiao Shuxiang meyakinkan keduanya. Hanya saja, caranya malah semakin membuat kedua temannya takut.
"Kalian jangan jadi penakut begitu, tulang kalian tidak akan patah jika melakukannya! Kalaupun patah, sakitnya tidak akan membuat kalian mati. Percayalah padaku," Xiao Shuxiang memasang wajah yang sangat serius dan itu membuat Jing Mi dan Qi Xuan pucat.
Jing Mi menggeleng cepat, "I-itu malah le-lebih buruk da-daripada kematian. Aku tidak mau!!" dia bahkan berlari dan langsung memeluk sebuah pohon dengan sangat erat.
"Ayolah Saudara Jing... Kau bilang akan menjadi pendekar kuat, kan? Masa begini saja kau takut..." Xiao Shuxiang berusaha menarik Jing Mi, namun anak itu bersikeras untuk tidak mau melakukannya.
Jing Mi hampir menangis karena Xiao Shuxiang terus menariknya dan berusaha melepaskan kedua tangannya yang sedang memeluk pohon.
"Tidak Saudara Xiao, aku tidak mau! Kita bisa belajar yang lain. Kejar-kejaran, push up ratusan kali, permainan menangkap pencuri, atau apa pun. Namun aku tidak mau disuruh untuk rolling depan-belakang! Aku takut Saudara Xiao...! Bagaimana jika leherku patah?"
"Saudara Jing, lehermu tidak akan patah jika kau melakukannya dengan benar. Kau itu anak yang kuat, aku percaya padamu..." Xiao Shuxiang merangkul pinggang Jing Mi kemudian menariknya, namun anak laki-laki itu seakan menempel erat pada batang pohon. Ini membuatnya kewalahan.
"Sa-Saudara Xiao, aku tidak mau latihan lagi. Kau bisa jungkir-balik, rolling depan-belakang, memutar kepalamu atau apa pun itu... Tapi jangan libatkan aku. Lakukanlah semuanya dengan Saudara Xuan,"
!!
Qi Xuan yang mendengar ucapan Jing Mi mendadak tersentak, dia segera berlari ke arah Yang Shu dan Xiao Lu. "Ku-kurasa ini saatnya untuk tidur. Kalian berdua juga sebaiknya segera tidur,"
Xiao Shuxiang tahu bahwa itu hanya alasan Qi Xuan saja, "Haah... tsk. Baiklah... ayo tidur...!" dia tidak lagi menarik-narik Jing Mi, dirinya mengikuti Qi Xuan menemui Yang Shu dan Xiao Lu.
Jing Mi merasa lega, dia akhirnya selamat dari Xiao Shuxiang. Dirinya kemudian melepaskan tangannya dari pohon yang dia peluk, lalu berjalan menyusul saudaranya.
Yang Shu memberi beberapa penjelasan kepada keempat muridnya sebelum mereka tidur. "Dengarkan Kakek, ada banyak hewan liar di hutan ini, beberapa dari mereka adalah Demonic Beast. Tidak seperti Kadal Api yang pernah kita temui... Demonic Beast di sini memiliki bentuk tubuh yang besar."
Yang Shu berkata, "Demonic Beast yang sering berkeliaran di hutan ini berwujud Serigala Bertanduk Perak. Kalian harus berhati-hati dan terus waspada sebab Serigala Bertanduk Perak lebih aktif di malam hari. Karena itulah tempat tidur yang paling aman adalah di atas pohon. Kalian mengerti?" dia menatap keempat muridnya. Keempat anak itu langsung mengangguk sebagai tanda bahwa mereka mengerti.
Malam ini sangatlah panjang bagi Yang Shu dan para muridnya, Xiao Shuxiang berbaring pada salah satu dahan pohon yang cukup besar, dia berusaha melihat bintang-bintang yang tersembunyi di celah dedaunan.
Perlahan matanya terpejam, dia bisa merasakan Qi di sekitarnya. "Qi di sini jauh lebih banyak daripada di desa. Dari angka satu sampai sepuluh... Kepadatan Qi di sini adalah dua. Namun meski pun Qi di sini sedikit lebih banyak daripada desa itu... Aku belum bisa menggunakannya untuk mengganti dantianku. Aku butuh tempat dengan kepadatan Qi yang banyak."
Saat sedang melamunkan tentang tempat dengan Qi yang padat, Xiao Shuxiang mulai tertidur pulas.
Tidur di atas pohon adalah pilihan yang tepat bagi Yang Shu dan keempat muridnya sebab tepat di bawah pohon yang mereka tempati tidur... beberapa kali dilewati oleh binatang buas seperti anjing hutan, serigala biasa, dan bahkan Demonic Beast.
Memang cukup berbahaya tidur di atas pohon, bisa saja mereka terjatuh saat sedang pulas-pulasnya tertidur. Namun Yang Shu, Qi Xuan, Xiao Lu dan Jing Mi sudah terbiasa melakukannya. Bahkan bisa dibilang mereka lebih nyaman tidur di atas pohon daripada di atas tempat tidur.
Dan bagi Xiao Shuxiang, tidur seperti ini bukanlah hal yang baru. Di kehidupan pertamanya, sejak dia berusia tujuh tahun... Xiao Shuxiang sudah terbiasa tidur seperti ini. Bahkan itu berlangsung hingga usianya menginjak 39 tahun.
Yang Shu dan keempat muridnya tidur begitu pulas, mereka bahkan tidak terganggu dengan raungan serigala dan gonggongan anjing hutan. Bahkan suara burung-burung yang aktif di malam hari sama sekali tidak dapat mengganggu tidur mereka. Itu pasti karena mereka terlalu kelelahan sehingga suara apa pun tidak bisa membuat mereka bangun.
Yang Shu dan keempat muridnya baru bangun setelah sinar matahari yang lolos dari celah dedaunan menyinari mata mereka.
Yang Shu perlahan bangun, begitu juga dengan Xiao Lu dan Qi Xuan. Mereka berdua terlihat mengusap-usap wajah dan mata mereka. Sementara Jing Mi beberapa kali menguap, dia masih berusaha mengumpulkan jiwanya yang masih berada d ialam mimpi.
Xiao Shuxiang berbeda lagi, saat Yang Shu dan ketiga temannya sudah bangun dan bersiap-siap untuk mencuci wajah mereka disungai... dia masih lelap tertidur. Bahkan suara dengkurannya semakin besar saja.
Xiao Lu memanggil adiknya dari bawah pohon. "Xiao'Er...!"
Jing Mi, "Saudaraku...! Ayo bangun...!"
Qi Xuan, "Saudara Xiao...!"
Xiao Lu, "Xiao'Er...!! Ya ampun... Hei...! Ayo bangun...! Kau ini...!"
Mereka bertiga berusaha membangunkan Xiao Shuxiang dengan memanggil-manggilnya. Bahkan Xiao Lu melemparkan salah satu sepatunya ke arah Xiao Shuxiang, namun adiknya itu sama sekali tidak mau bangun.
"Biarkan saja Xiao'Er tertidur, Kakek rasa... Dia terlalu lelah saat ini," Yang Shu mengusap-usap janggut dan kumisnya. Dia mulai mengajak ketiga muridnya untuk pergi ke sungai, mereka membiarkan Xiao Shuxiang tidur sedikit lebih lama lagi.
Setelah mencuci wajah----Yang Shu, Jing Mi dan Qi Xuan bersama-sama menangkap beberapa ikan. Sementara Xiao Lu pergi menemui Xiao Shuxiang.
Xiao Lu memanggil-manggil nama adiknya dari bawah pohon, namun Xiao Shuxiang belum juga mau bangun. Xiao Shuxiang hanya bergumam pelan lalu dengan malas menggerakkan tangannya sebagai tanda agar Xiao Lu pergi dan meninggalkannya sendirian.
Xiao Lu yang kesal karena tingkah adiknya yang sulit sekali dibangunkan, mendadak berteriak.
"XIAO'ER! XIAO SHUXIANG!!"
Teriakan Xiao Lu membuat Xiao Shuxiang terperanjat. Dengan raut wajah kesal Xiao Shuxiang menatap Xiao Lu.
"Kau Ini...! Aku Masih Ingin Tidur, Sana! Hush hush."
"Xiao'Er...! Kau Anak Yang Keterlaluan!!" Xiao Lu melepaskan sebelah sepatunya dan langsung melemparkannya kepada Xiao Shuxiang, namun dengan cepat anak itu bisa menangkap sepatunya menggunakan tangan kiri.
"Kau ini suka sekali menggangguku yaa, tsk. Aku akan bangun!" Xiao Shuxiang melemparkan kembali sepatu Xiao Lu, dia lalu turun dari pohon dengan perlahan.
Xiao Lu, "Haah... Kau ini... Membangunkanmu itu selalu merepotkan. Lain kali jika kau tidur seperti itu lagi, aku akan meminta Kakek untuk meninggalkanmu. Ayo ikuti aku,"
Xiao Shuxiang mengikuti gadis cerewet ini untuk menemui Yang Shu yang sedang berada di sungai bersama dengan Qi Xuan dan Jing Mi.
Setelah mencuci wajahnya, dia membantu Yang Shu, Jing Mi dan Qi Xuan untuk menangkap ikan. Hasilnya lumayan juga, mereka bisa menangkap enam ekor ikan dan dua ekor kepiting berukuran sedang. Yang Shu lalu membuat api menggunakan Qi miliknya. Apa yang dia lakukan membuat Jing Mi, Qi Xuan dan Xiao Lu tidak pernah lelah untuk kagum.
Sayang sekali... Ketiga anak itu tidak bisa meniru Yang Shu. Mereka tidak tahu cara Yang Shu melakukannya. Meski pun Yang Shu menjelaskan kepada mereka bertiga, tetap saja mereka tidak mengerti. Ini karena Tua Bangka tersebut selalu mengatakan kata seperti 'Swush' atau 'phoft'.
Meski memakan ikan, baik Yang Shu dan keempat muridnya tidak ada yang merasa kenyang sedikit pun. Karena itulah dia kembali mengajak keempat muridnya untuk mencari makanan di dalam hutan.
Mereka membagi-bagi tugas, di mana Yang Shu berburu ayam hutan sedangkan Jing Mi, Xiao Shuxiang, Qi Xuan dan Xiao Lu mencari buah-buahan.
Saat sedang mencari buah-buahan, pandangan Jing Mi tidak sengaja menangkap seekor ayam hutan. Dirinya lalu menepuk-nepuk pundak Qi Xuan dan Xiao Shuxiang.
"Saudaraku, lihat itu..." ucap Jing Mi dengan suara yang pelan.
Qi Xuan dan Xiao Shuxiang juga melihat ayam hutan tersebut. Secara bersamaan, ketiganya saling berpandangan seperti memikirkan hal yang sama.
Qi Xuan, Xiao Shuxiang dan Jing Mi kemudian berjalan pelan mendekati ayam tersebut. Xiao Lu yang melihat ketiganya hanya menghembuskan napas pelan, dia terlalu lapar untuk mengikuti ketiga teman seperguruannya.
"Sebaiknya aku ke tempat Kakek..." Xiao Lu berjalan pergi meninggalkan Qi Xuan, Xiao Shuxiang dan Jing Mi yang sedang mengintai Si Ayam Hutan.
Seakan menyadari bahwa ada yang mengincar nyawanya, ayam hutan tersebut segera berlari bahkan sebelum Jing Mi, Xiao Shuxiang dan Qi Xuan melompat menangkapnya.
Jing Mi, "Dasar ayam nakal!"
Xiao Shuxiang. "Kembali kemari, aku hanya ingin memakanmu?!"
Jing Mi dan Xiao Shuxiang mengejar ayam hutan tersebut, diikuti oleh Qi Xuan yang berada agak jauh dari mereka.
Beberapa kali Jing Mi dan Xiao Shuxiang melompat untuk menangkap ayam tersebut, namun selalu saja lolos. Qi Xuan juga berusaha menangkap ayam itu dengan cara berjongkok sambil memujinya sebagai ayam yang manis dan baik hati.
Saat ayam tersebut perlahan mendekati Qi Xuan, secara tiba-tiba Jing Mi melompat ke arahnya. Ayam hutan yang kaget langsung berlari menjauh.
"Saudara Jing, aku tadi hampir menangkapnya...!" Qi Xuan cemberut dan sedikit kesal.
Jing Mi seakan tidak mendengar Qi Xuan, pandangannya terus fokus kepada Si Ayam Hutan. Dia pun kembali mengejar ayam tersebut bersama dengan Xiao Shuxiang hingga hewan itu tidak bisa lari lagi sebab salah satu kakinya terjerat tanaman rambat. Dengan segera Xiao Shuxiang melompat dan akhirnya dia berhasil menangkap Si Ayam Hutan.
Xiao Shuxiang menepuk pelan kepala ayam dengan tangan kirinya, "Kau berani sekali menyusahkan Xiao Shuxiang," dia lalu menoleh ke arah Jing Mi yang terlihat mematung.
"Ada apa denganmu, Saudara Jing?" Xiao Shuxiang melihat Jing Mi dengan keheranan.
"Sa-Saudara Xiao, ka-kau bergerak pelan-pelan ke-kemari..." Jing Mi memelankan suaranya dan meminta agar Xiao Shuxiang berjalan ke arahnya.
Xiao Shuxiang mengerutkan keningnya, dia benar-benar merasa heran dengan tingkah bocah empat belas tahun ini. "Saudara Jing...? Kau Itu Kenapa...? Ada Apa?"
"Sa-Saudara Xiao, ssst... Pelankan suaramu. Ce-cepat berjalan ke-kemari dan jangan me-melihat ke belakang..." suara Jing Mi terdengar gemetaran dan itu membuat Xiao Shuxiang bingung.
"Kenapa dia memintaku untuk tidak melihat ke belakang, memang ada apa di-" mata Xiao Shuxiang membulat ketika menoleh ke belakang, di mana Jing Mi melarangnya.
Sekitar enam meter dari tempat Xiao Shuxiang berada, terlihat seekor serigala dengan ukuran besar, lebih besar dari serigala biasa pada umumnya.
Serigala itu memiliki bulu berwarna cokelat, dengan sebuah tanduk berwarna perak di dahinya. Serigala ini terlihat membuka sedikit matanya ketika mendengar suara Xiao Shuxiang, namun seketika serigala tersebut kembali tertidur.
Xiao Shuxiang dan Jing Mi bernapas lega, hampir saja mereka membangunkan seekor binatang buas.
Xiao Shuxiang kemudian berjalan perlahan mendekati Jing Mi, namun tiba-tiba saja Qi Xuan berlari ke arah mereka sambil memanggil nama keduanya.
"Saudara Jing?! Saudara Xiao?! Apa Kalian Mendapatkannya?!"
Jing Mi dan Xiao Shuxiang tersentak kaget, segera mereka berdua memberi tanda dengan jarinya kepada Qi Xuan.
Qi Xuan belum melihat serigala bertanduk perak tersebut, dia hanya bingung dengan tingkah Xiao Shuxiang dan Jing Mi.
"Kalian Ini Kenapa?!" Qi Xuan kembali berseru, dia berjalan mendekati kedua temannya.
"Sssssssttt...! Saudara Xuan, pelankan suara-"
Grrrrr
Jing Mi, Xiao Shuxiang dan Qi Xuan tersentak. Mereka mendadak mematung saat mendengar suara geraman. Serigala Bertanduk Perak yang tadinya tertidur kini terbangun dan terlihat marah sekali.
Mata serigala ini berwarna merah menyala, dia menatap tajam ke arah Jing Mi, Xiao Shuxiang dan Qi Xuan. Serigala ini memperlihatkan gigi-giginya yang tajam dan berlendir.
Jing Mi tidak bisa merasakan kakinya, sementara Qi Xuan merasa jantungnya seakan berhenti. Ini pertama kalinya mereka berdua melihat hewan yang begitu besar dan terlihat menakutkan.
Napas Xiao Shuxiang seakan tercekat, "I-ini gawat...!"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 515 Episodes
Comments
Ayahnya Putra Fajar
wkwkwkwkwkwk serigala perak bangun
2023-05-13
0
Heru Sugiarto
👍👍👍👍👍👍
2023-02-22
0
y@y@
👍🏼👍👍🏿👍👍🏼
2022-12-13
0