Xiao Shuxiang berpikir, bagaimana mungkin rumput yang begitu kering sama sekali tidak terbakar oleh api di tubuh kadal kecil ini. Dan yang terlihat adalah kadal tersebut bukanlah hewan yang suka berbagi tempat tinggalnya dengan kadal lain.
Jadi jika kadal ini bertemu dengan kadal lainnya, mustahil mereka tidak akan bertarung bukan?
"Mungkinkah rumput ini...?"
Xiao Shuxiang memperhatikan rumput yang ada di sekeliling Kadal Api, rumput itu memiliki tinggi 15 cm dan terlihat seperti rumput biasa pada umumnya. Cuma yang membedakannya adalah Kadal Api seakan melindungi rumput tersebut.
"Saudara Jing, bantu aku." Xiao Shuxiang meraih rumput yang agak jauh dari Si Kadal Api, dia berusaha mencabut rumput itu.
Baik Jing Mi, Qi Xuan, Xiao Lu, termasuk Yang Shu merasa bingung dengan tindakan Xiao Shuxiang.
Jing Mi bertanya, "Saudaraku. Apa yang akan kau lakukan?"
Xiao Shuxiang, "Kau akan segera tahu setelah membantuku menarik rumput ini,"
Jing Mi tidak mau bertanya lagi, dia hanya mengangguk kemudian membantu Xiao Shuxiang untuk menarik rumput kering itu.
"I-ini rumput apa? Kuat sekali...!" Jing Mi mengerahkan semua tenaganya, namun apa boleh dikata. Kekuatan Jing Mi melemah sebab terik matahari begitu menyengat dan dia juga merasa lapar serta kehausan.
Kadal Api melihat Jing Mi dan Xiao Shuxiang berusaha mencabut salah satu rumput. Dengan segera Kadal Api itu berlari ke arah Jing Mi sambil mengeluarkan api di mulut dan juga tubuhnya.
"Awas Saudara Jing!" seru Qi Xuan saat dirinya melihat kadal itu hampir membakar pakaian temannya.
Mendengar seruan Qi Xuan, Jing Mi refleks bangkit dan melompat jauh untuk menghindari api yang disemburkan oleh Si Kadal.
Api itu membakar rumput kering, namun dengan cepat api tersebut padam. Hal ini membuat Xiao Shuxiang semakin penasaran dengan rumput kering ini.
Kadal Api lalu bergerak menghampiri Xiao Shuxiang sebab anak laki-laki itu hanya diam di tempatnya dan tidak menghindari serangannya seperti yang Jing Mi lakukan.
Kadal tersebut kembali menyemburkan api di mulutnya, dia mengarahkannya kepada tangan Xiao Shuxiang. Secara mengejutkan Xiao Shuxiang melakukan tindakan yang membuat mata dan mulut Yang Shu, Xiao Lu, Jing Mi dan Qi Xuan terbuka lebar.
Ciiitp
Xiao Shuxiang menginjak Kadal Api dengan kaki kirinya hingga membuat Kadal itu menjerit. Detik berikutnya, saat Xiao Shuxiang mengangkat kaki kirinya----Si Kadal Api sudah terlihat yang meringkuk kaku.
"Memalukan! Masa pembunuhan pertama Xiao Shuxiang, Sang Bintang Penghancur ini adalah seekor Kadal?! Apalagi Kadal kecil seperti ini... Haiih...! Memalukan sekali..." Xiao Shuxiang kembali mencabut rumput di tangannya tanpa mempedulikan ekspresi Yang Shu dan ketiga teman seperguruannya.
"Sa-Saudara Xiao? A-apa yang kau la-lakukan tadi...?" Jing Mi tidak percaya dengan tindakan Xiao Shuxiang barusan. Dia bahkan berulangkali mengusap-usap kedua matanya.
Yang Shu, "Xiao'Er...?"
Bukan hanya Jing Mi, namun Yang Shu juga tidak percaya cucunya begitu mudahnya membunuh Kadal Api tanpa ragu sedikit pun. Bahkan setelah dia memberi penjelasan menyedihkan mengenai rentang usia Kadal Api.
"Ada apa dengan kalian? Jangan diam saja, ayo bantu aku..." Xiao Shuxiang tidak memperhatikan lebih jelas raut wajah Yang Shu dan Jing Mi yang menatapnya dengan tatapan tak percaya.
Berbeda dengan Jing Mi dan Yang Shu, Xiao Lu setelah begitu kaget melihat tindakan adiknya yang menginjak Si Kadal Api... raut wajahnya berubah bahkan tetes demi tetes air mulai terbentuk di pelupuk matanya.
"Xiao'Er...? Apa... yang kau lakukan...? Ke-kenapa kau menginjak Ka-kadal kecil ini...? hiks..." Xiao Lu terisak kecil sambil melihat Kadal Api yang sudah terbujur kaku.
Xiao Shuxiang tidak mengatakan apa pun kepada Xiao Lu, dia hanya fokus mencabut rumput yang begitu kuat.
"Sebenarnya ini rumput apa? Akarnya kuat sekali!" Xiao Shuxiang menarik pedangnya, dia kemudian menggunakan pedangnya untuk menggali tanah di sekitar rumput yang akan dia cabut.
"Xiao'Er, kau benar-benar tega sudah membunuh Kadal ini. Kasihan sekali..." Xiao Lu mulai menarik pedangnya dan kemudian menggali tanah untuk mengubur Si Kadal Api.
Qi Xuan mengusap pelan punggung Xiao Lu, dia berusaha menenangkannya. Bahkan dia sendiri juga tidak menyangka dengan tindakan Xiao Shuxiang tadi.
"Untuk apa kasihan? Kadal itu membakar sepatu Saudara Jing dan melukai tangannya. Jadi Kadal itu memang pantas mendapatkannya,"
Yang Shu, Jing Mi, Qi Xuan dan Xiao Lu kembali tersentak setelah mendengar ucapan Xiao Shuxiang. Jing Mi bahkan membuka mulutnya lebar saat mendengar bahwa Saudara Xiao-nya ternyata membunuh Kadal itu demi dirinya.
"Sa-Saudaraku, kau melakukannya untukku?" Jing Mi menghampiri Xiao Shuxiang sambil menatapnya tak percaya.
"Ta-tapi tak seharusnya kau membunuh Kadal kecil ini...! Apa kau tidak punya belas kasihan sama sekali...?!" Xiao Lu kesal mendengar ucapan Xiao Shuxiang.
Xiao Shuxiang menoleh ke arah Xiao Lu, gadis cerewet dan berisik ini menatapnya dengan kesal sambil cemberut. Detik berikutnya dia mengalihkan perhatiannya dari Xiao Lu, dia kembali pada kegiatannya menggali tanah agar rumput itu bisa diangkat dengan mudah.
Xiao Shuxiang mendengus dan kemudian kembali berbicara. Namun, ucapannya kali ini membuat Xiao Lu kesulitan berkata-kata.
"Apa kadal itu juga punya rasa kasihan pada Saudara Jing...? Bisa saja Saudara Jing mati terbakar gara-gara Kadal itu dan kau malah memintaku untuk memberi rasa kasihan padanya?! Hah, jangan bercanda...!"
Jing Mi menatap kagum Xiao Shuxiang. Padahal mereka berteman belum genap sepuluh hari dan Xiao Shuxiang melindunginya sampai seperti ini. "Saudarakuu!"
Berbeda dengan Jing Mi yang terkesan kagum, Xiao Lu malah terlihat semakin cemberut. Memang ucapan Xiao Shuxiang juga ada benarnya, tapi apakah Kadal itu harus dibunuh? Kadal itukan hanya hewan kecil dan dia pasti memiliki alasan menyerang Jing Mi.
"I-itu... Kadal kecil ini hanya melindungi rumahnya saja, ka-karena itulah Kadal itu menyakiti Jing Mi..." Xiao Lu mencoba mencari alasan sebagai bentuk pembelaan, namun ucapan Xiao Shuxiang berikutnya membuat Xiao Lu terdiam.
"Oh, kalau begitu aku juga melakukannya untuk melindungi Saudara Jing,"
Jing Mi terharu, dia seketika memeluk Xiao Shuxiang, "Saudara Xiao?! Kau adalah Sahabatku!!"
Xiao Shuxiang jelas terkejut, dia saat ini sedang sibuk mencabut rumput dan sekarang Jing Mi malah memeluknya. "I-iya, tapi jangan dipeluk. Kau bantu saja aku..."
Jing Mi mengangguk penuh semangat. Dan entah karena angin apa, dia begitu bertenaga. Dengan cepat Jing Mi menggali tanah di sekitar rumput itu. Xiao Shuxiang hanya menggeleng melihat tingkah Jing Mi dan kemudian melanjutkan pekerjaannya.
Xiao Lu menghampiri Yang Shu, dia masih terlihat cemberut.
"Kakek..." lirihnya.
Yang Shu tahu apa yang sedang dirasakan oleh cucu perempuannya. Bisa dibilang Xiao Lu seakan meminta bantuannya untuk menegur Xiao Shuxiang karena telah berani menginjak hewan kecil tanpa rasa kasihan sama sekali.
"Kakek, apa yang hewan kecil itu lakukan... Tidak seharusnya Xiao Shuxiang menginjaknya sampai mati."
"Lu'Er, ikut dengan Kakek..." Yang Shu mengusap kepala cucunya, dia kemudian mengajak Xiao Lu untuk pergi agak menjauh dari tempat di mana Xiao Shuxiang dan Jing Mi berada.
Qi Xuan melihat Yang Shu dan Xiao Lu berjalan pergi dan duduk di bawah pohon sambil terlihat berbicara. Dia tidak ingin mengganggu pembicaraan tetuanya dan Xiao Lu. Dia melanjutkan mengubur Si Kadal Api. Setelah selesai, Qi Xuan menghampiri Jing Mi dan Xiao Shuxiang.
Yang Shu dan Xiao Lu yang duduk di bawah pohon menatap teman-teman seperguruannya, termasuk adiknya. Dia bisa melihat betapa kerasnya usaha Jing Mi menggali tanah untuk dapat menarik rumput yang saat ini dipegang oleh Xiao Shuxiang.
Sama seperti Xiao Lu, Yang Shu juga memperhatikan murid-muridnya dan Xiao Shuxiang. Dia kemudian mulai berbicara.
"Menurut Kakek, apa yang dilakukan oleh Xiao'Er adalah benar. Dia..." Yang Shu mengembuskan napas pelan, "Lu'Er... Kau dengarkan ini. Dunia yang akan kalian datangi adalah dunia yang penuh bahaya. Kalian pasti akan bertemu dengan hewan-hewan kecil atau pun besar, lemah atau pun ganas. Tidak jarang kalian bisa saja menemukan pertarungan para kultivator atau pun terlibat dalam pertarungan itu."
"Lu'Er, perlu kau ketahui... Memiliki hati lembut dan baik seperti dirimu memang penting. Tapi kau juga harus tahu, siapa yang pantas dikasihani dan tidak. Bukannya Kakek lebih memilih Xiao'Er, tapi jika dibandingkan dirimu... Dia lebih siap berjalan di dunia para pendekar."
Yang Shu mengusap pelan pundak Xiao'Lu. Dia sebenarnya berat untuk mengatakan hal semacam ini pada cucunya, namun Xiao Lu harus bisa lebih paham hukum dalam dunia mereka. Yang kuat berada di atas, berkuasa dan juga dihormati. Sementara yang lemah akan selalu ditindas.
Yang Shu, "Tidak ada salahnya memiliki hati yang lembut, itu benar-benar sangat penting. Tapi butuh pengendalian diri yang kuat agar bisa membedakan kapan saatnya berlemah lembut atau tidak..."
"Kakek... A-apa itu artinya... a-aku harus pu-pulang?" Xiao Lu sebenarnya agak takut dengan penjelasan Yang Shu.
Dia pun berkata, "Kakek selalu menceritakan padaku bahwa dunia ini adalah tempat yang penuh dengan pertumpahan darah. Namun aku belum pernah melihat seperti apa dunia itu dengan mata kepalaku sendiri. Saat melihat Xiao'Er membunuh kadal dengan mudahnya... Entah kenapa hatiku terasa sakit..."
Xiao bernapas pelan dan melanjutkan, "Aku tahu kadal itu bisa saja berbahaya, namun setelah mendengar cerita kakek yang mengatakan bahwa usia kadal ini terbilang singkat... Aku merasa kasihan padanya. Hatiku mungkin terlalu lemah. Jadi... Apa aku harus... Pu-pulang?"
Yang Shu mengusap kepala Xiao Lu dengan pelan, dia kemudian tersenyum lembut sambil menjawab pertanyaan dari cucunya. "Tidak perlu, Kakek yakin selama perjalanan kau akan mengerti dan perlahan bisa lebih mengendalikan hatimu,"
Xiao Lu mengangguk, dia kemudian memeluk erat Yang Shu. Saat sedang asyik berpelukan dengan kakeknya, tiba-tiba saja Jing Mi berteriak. Hal itu membuat Yang Shu dan Xiao Lu tersentak dan seketika menoleh kearahnya.
"Berhasil...!!" Jing Mi berteriak karena berhasil mencabut rumput yang susah payah digalinya bersama dengan Xiao Shuxiang dan Qi Xuan.
Sekilas rumput ini mirip seperti rumput biasa pada umumnya, namun rumput tersebut memiliki akar berbentuk umbi-umbian, sangat mirip dengan bawang.
"Ini... Rumput apa?" Jing Mi baru menyadari bahwa dia belum pernah melihat rumput dengan model seperti ini sebelumnya.
"Aku juga tidak tahu, ini pertama kalinya aku melihat rumput yang seperti itu." Qi Xuan memberikan pendapatnya.
Jing Mi, "Saudaraku. Kita sudah mendapatkan rumput bawang ini... Selanjutnya apa?"
Xiao Shuxiang yang sejak tadi memperhatikan bentuk tanaman yang digenggam oleh Jing Mi tiba-tiba mengerutkan keningnya. Ini juga pertama kali baginya melihat rumput seperti itu.
Xiao Shuxiang mengambil rumput di tangan Jing Mi sambil bertanya, "Kenapa kau menyebut ini Rumput Bawang?"
"Karena bentuk akarnya seperti bawang, mirip seperti bawang bombay! Apa jangan-jangan ini memang bawang...?" Jing Mi menusuk-nusuk akar pada rumput yang ada di tangan Xiao Shuxiang dengan jari telunjuknya. Akar itu keras dan lunak secara bersamaan.
Xiao Shuxiang, "Ini bukan Rumput Bawang, tapi Rumput Air."
"Air?!"
Jawaban Xiao Shuxiang membuat Jing Mi dan Qi Xuan terkejut. Mereka memang sudah lama menginginkan air, tapi bagaimana itu mungkin?!
Qi Xuan, "Saudara Xiao. Kau jangan bercanda. Apa kau mau mengatakan gumpalan seperti bawang di akar rumput ini adalah air?"
"Kau tidak percaya? Baiklah, akan kuperlihatkan."
Xiao Shuxiang mengusap akar rumput yang berbentuk bawang itu, berusaha menyingkirkan tanah liatnya.
Setelah itu Xiao Shuxiang melubangi sedikit akar dari rumput tersebut dan kemudian meminumnya dengan cara menuangkannya sedikit tinggi di atas mulutnya, ini agar Jing Mi dan Qi Xuan bisa melihat air yang keluar dari lubang yang Xiao Shuxiang buat pada akar rumput itu.
Jing Mi dan Qi Xuan tersentak kaget, mata dan mulut mereka terbuka lebar. Itu Benar-Benar Air! Air yang sudah mereka idam-idamkan selama ini!
"AAAH!! Segarnyaa...!!" Xiao Shuxiang tersenyum puas setelah dapat meminum air yang susah payah dia gali, yaah... tentu dengan bantuan Jing Mi dan Qi Xuan.
"Saudara Xiao?! Apa tidak ada lagi?!" Jing Mi meminta agar Xiao Shuxiang memberinya minum juga dari akar rumput tersebut. Namun Xiao Shuxiang menatapnya dengan wajah polos miliknya.
"Kalau mau, kau gali sendiri. Ini punyaku." Xiao Shuxiang segera berdiri dan berlari meninggalkan Jing Mi dan Qi Xuan yang hampir saja jantungan gara-gara mendengar ucapannya.
"Saudara Xiao?! Kau Tega Sekalii!! Kami Juga Membantumu Menggali Rumput Itu!!" Jing Mi mengejar Xiao Shuxiang, dia tidak terima Xiao Shuxiang tidak membagikan hasil dari jerih payahnya menggali dan mencabut rumput tersebut.
Meski Qi Xuan kecewa karena Xiao Shuxiang tidak memberinya air, namun di satu sisi dia juga merasa lega. Kini dia sudah tahu bahwa ada rumput yang bisa menghilangkan dahaganya dan dahaga tetuanya.
Qi Xuan menghampiri Yang Shu dan Xiao Lu, dia menceritakan semuanya.
Bersama dengan Yang Shu dan Xiao Lu, Qi Xuan mulai menggali untuk mencabut rumput lainnya.
Jing Mi yang sudah lelah mengejar Xiao Shuxiang akhirnya menyerah, dia sudah tidak kuat untuk mengejar bocah tujuh tahun yang nakalnya mirip sekali dengan Hou Yong, bahkan mungkin lebih parah.
"Kau mau Saudara Jing...?" Xiao Shuxiang menghampiri Jing Mi sambil tersenyum nakal ke arahnya.
"Saudaraku...? Kau jangan main-main, aku ini sangat sangat dan sangat haus sekali..."
"Baiklah, ambillah."
Xiao Shuxiang akhirnya memberikan rumput dengan akar seperti bawang itu kepada Jing Mi. Jing Mi langsung kegirangan, dia mengucapkan terima kasih kepada Xiao Shuxiang sambil memujinya sebagai Sahabat Terbaik.
Saat dia meminum akar bawang itu, dia tiba-tiba terdiam. Jing Mi tertunduk lesu dengan wajah gelap, sementara Xiao Shuxiang berusaha menahan tawanya.
"Sa-Saudara Xiao... KAU MENGERJAIKU!! INI TIDAK ADA LAGI AIRNYAA!!" Jing Mi berteriak, bersamaan dengan tawa Xiao Shuxiang yang pecah.
Teriakan Jing Mi membuat Yang Shu, Xiao Lu, dan Qi Xuan yang sedang serius menggali akar rumput tiba-tiba tersentak kaget.
"SAUDARA XIAO!! KEMBALIKAN PUJIANKU SEBELUMNYAA!!" Jing Mi berteriak sambil mengejar Xiao Shuxiang. Dia bahkan tidak melihat ada beberapa Kadal Api yang terinjak olehnya.
Namun Xiao Shuxiang tahu itu, dia memang sengaja memancing Jing Mi ke arah anakan Kadal yang baru berusia empat hari. Karena dengan begini... Yang Shu, Xiao Lu, dan Qi Xuan bisa mencabut lebih banyak Rumput Bawang untuk mereka tanpa harus diganggu oleh Kadal kecil ini. Benar-benar siasat licik dari sosok yang memiliki wajah sepolos anak tidak berdosa.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 515 Episodes
Comments
Bang A.Ai
/Facepalm//Facepalm/
2025-01-18
0
Bang A.Ai
/Facepalm//Chuckle/
2025-01-18
0
Bing Ruyue
hmmmm....
cerdik yaaa
2023-12-17
0