Catatan Penulis :
Hai, untuk Arc 1 cerita tidak terlalu disorot pada MC. Ini mungkin akan membuatmu berpikir, 'Lah kok MC-nya gini sih? Ini mana yang MC sebenarnya?', 'Kok yang lebih sorot kamera tokoh yang ini sih?', 'MC-nya gak guna. Sekalian aja jadikan Si Fulan ini jadi MC.'
Percayalah Minna-Sama, penulis sengaja melakukannya. Ini salah satu keunikan dalam karya kami yang mungkin sebagian pembaca atau kamu sulit menerimanya. 'Karya' ini memang hanya ditujukan pada mereka yang istimewa walaupun ini dapat diakses semua orang. Terima kasih dan semangat menyaksikan^^
*
*
*
*
Saat berjalan pergi meninggalkan desa, yang dilihat oleh Yang Shu dan keempat muridnya adalah padang rumput kering yang luas.
Tidak ada satu pun rumah dan pohon yang terlihat. Semuanya hanya rumput dan ilalang yang begitu kering. Keadaan ini membuat Xiao Shuxiang mengerti bahwa tempat tinggalnya benar-benar berada di wilayah terpencil.
Meski sinar matahari begitu terik, namun karena mereka baru saja meninggalkan desa----panas seperti ini masih dapat mereka hadapi.
"Luas Sekaliii...!" Jing Mi kagum dengan padang rumput kering begitu luas membentang di depannya. Ini pertama kalinya dia meninggalkan desa tempat tinggalnya.
Qi Xuan dan Xiao Lu juga tidak pernah meninggalkan desa, karena itulah mereka terlihat senang, bahkan Xiao Lu terlihat berlari-larian.
Xiao Lu, "Waaah~ Lihat! Lihat...! Aku seperti terbang...!"
Jing Mi, "Saudara Xuan, lihat aku! Aku adalah pengendali angin...!"
Qi Xuan, "Ha ha ha. Itu gaya yang aneh!"
Xiao Shuxiang yang berjalan di samping Yang Shu menggeleng pelan melihat kelakuan ketiga anak itu, "Mereka ini seperti baru keluar dari kandang saja,"
"Kalian bertiga, kemarilah! Ada yang ingin Kakek sampaikan." Yang Shu memanggil Jing Mi, Xiao Lu dan Qi Xuan. Ketiga muridnya itu lalu menghampiri dirinya dan Xiao Shuxiang.
Xiao Lu, "Ada apa, Kakek?"
"Kakek harus memberi tahu ini. Perjalanan dari desa hingga keluar dari padang ini memakan waktu tiga hari, setelah itu kita harus mendaki sebuah bukit bebatuan dan dilanjutkan dengan melewati hutan. Tetapi Kakek tidak yakin kita bisa melewatinya dalam waktu 3 hari, dan bekal makanan kita juga tidak banyak. Karena itulah--"
"Tetua?! Kenapa Tetua tidak yakin kita bisa melewati padang ini dalam tiga hari?!" Jing Mi bertanya dengan penuh semangat.
Xiao Shuxiang menggeleng saat melihat tingkah anak itu, "Dia terlalu bersemangat padahal ini bukanlah perjalanan untuk bersenang-senang."
Yang Shu menatap keempat muridnya, dia mengusap kumis dan janggutnya pelan. "Kalian lihat padang luas ini? Tidak ada satu pun pohon sebagai tempat berteduh, apa kalian tahu maksud Kakek?"
!?
Xiao Lu, Qi Xuan, dan Jing Mi tersentak. Mereka baru menyadari bahwa padang yang begitu luas ini----Pohon adalah satu-satunya tempat berteduh dari terik matahari, namun tidak ada satu pun pohon yang mereka lihat. Sementara mereka pasti membutuhkannya.
Qi Xuan, "Lalu bagaimana sekarang, Tetua? Kami bisa saja tahan sehari. Tapi jika besok kita melanjutkan perjalanan. Aku takut kami tidak akan sanggup."
Qi Xuan disamping sudah mengetahui tentang maksud Yang Shu, dia juga mulai menyadari alasan kenapa mereka pergi saat siang hari.
Yang Shu, "Itulah sebabnya Kakek meminta kalian untuk mendengarkan."
!!
Mendengar ucapan dari gurunya, Xiao Lu, Qi Xuan dan Jing Mi merubah posisi mereka dari yang awalnya berdiri menjadi duduk bersila di atas rumput kering. Xiao Shuxiang juga ikut melakukannya, dia merasa seperti akan mendengar sesuatu yang hebat.
Mereka berempat lantas begitu fokus dan dengan ekspresi wajah yang serius. Di sisi lain, justru Yang Shu merasa keheranan dengan tingkah keempat muridnya. Alisnya sedikit terangkat dan saat menyadari apa yang para muridnya ini pikirkan----dia pun mulai menghela napas pelan.
"Haiih... Kalian tidak perlu seserius itu. Kakek hanya ingin menyampaikan agar kalian jangan terlalu bersemangat berlari, nanti tenaga kalian cepat terkuras. Kakek akan kerepotan nantinya."
!!
Secara bersamaan Jing Mi, Qi Xuan dan Xiao Lu menepuk pelan jidat mereka.
Xiao Lu, "Ya ampun. Padahal aku sudah berharap kita akan diberi sebuah teknik untuk bisa menahan terik matahari yang menyengat. Atau paling tidak kita diberi teknik mengubah Qi untuk menyejukkan tubuh. Kakek ini... Jangan terlalu pelit pada kami,"
"Lu'Er... Kalau Kakek tahu teknik seperti itu, pasti sudah lama Kakek ajarkan kepada kalian."
Xiao Shuxiang tersentak, bahkan ketiga anak di sampingnya juga merasakan hal yang sama.
Xiao Lu tertunduk lesu sambil memanyunkan bibirnya, "Yaaah, a-aku kecewa..."
Xiao Shuxiang menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Aku juga sempat berharap, tapi ternyata apa...? Haah... Dasar kakek tua! Kenapa kau harus mengatakan itu dengan ekspresi yang serius?!"
Perjalanan kembali dilanjutkan.
Meski tidak berlari-larian lagi namun Jing Mi dan Xiao Lu terlihat menyanyi gembira. Nyanyian keduanya membuat Yang Shu menahan tawa, sementara Xiao Shuxiang dan Qi Xuan terlihat tercengang.
Xiao Shuxiang mengambil jarak beberapa langkah dari Xiao Lu dan Jing Mi, "Luar biasa... Suara mereka berdua benar-benar cocok untuk membuat telinga orang berdengung!"
Qi Xuan, "Saudara Xiao. Kau benar sekali. Mereka sangat percaya diri dengan suara bagai ringkikan keledai itu."
Xiao Shuxiang, "Ah. Itu kata yang pas untuk menggambarkannya..."
*
*
Mulanya, perjalanan awal mereka berjalan dengan baik. Yang Shu dan keempat muridnya makan malam dengan bekal yang diberikan Xiao WeiWei dan juga beberapa warga di desa.
Setelah makan malam. Seperti biasanya, Xiao Shuxiang akan latihan. Hanya saja kali ini dia tidak berlatih pedang.
Dia hanya berlatih gerakan-gerakan biasa. Alasannya tentu karena Tua Bangka dan ketiga anak tengil itu melihatnya.
Yang Shu mengelus-elus kumis dan janggutnya. Dia tersenyum sambil memperhatikan cucunya. "Xiao'Er terlihat bersemangat..."
Jing Mi kemudian berjalan mendekati Xiao Shuxiang, "Saudaraku. Aku juga ingin berlatih sepertimu."
"Baiklah, kalau begitu ayo bermain kejar-kejaran." Xiao Shuxiang menepuk pelan lengan Jing Mi dan kemudian berlari.
"Eh! Tunggu. Main kejar-kejaran? Di malam hari...?" Jing Mi terlihat keheranan saat mendengar ucapan saudaranya.
"Bukankah bagus?" Xiao Shuxiang tersenyum tipis sambil menaikkan-turunkan alisnya, itu memberi semacam isyarat bahwa bermain kejar-kejaran bukan sekadar menggerakkan seluruh tubuh, tetapi juga melatih kelincahan gerak, fokus, kekebalan otot, dan merangsang otak berpikir untuk dapat menangkap lawan.
Lebih baik lagi latihan tersebut dilakukan pada malam hari. Penglihatan yang minim justru dapat melatih indra lain agar lebih peka.
"Wooh! Aku Mengerti Saudara Xiao!" Jing Mi terkejut dan nampak kagum. Dia tersenyum dan lalu berlari mengejar Xiao Shuxiang.
Yang Shu, Xiao Lu, dan Qi Xuan melihat Jing Mi terus mengejar anak laki-laki berusia 7 Tahun itu sambil berusaha menangkapnya.
Saat Xiao Shuxiang berhasil ditangkap oleh Jing Mi, secara cepat dia menggunakan kakinya untuk mengait kaki anak yang sedikit lebih tinggi darinya. Tindakan yang tidak terduga ini membuat Jing Mi terjatuh, Xiao Shuxiang pun kembali berlari.
"Saudara Xiao?! Awas Kau...!"
"Jangan hanya bicara saja. Ayo tangkap aku."
Jing Mi kembali berhasil menangkap tangan kiri Xiao Shuxiang dan secara cepat anak itu kembali mengait kakinya. Namun kali ini, dirinya bisa menghindar.
"Ha ha, aku tidak akan jatuh dalam lubang yang sama,"
"Bagus, kau ternyata cukup pintar. Tapi bisakah kau menghindari ini?" Xiao Shuxiang mencengkeram lengan Jing Mi dengan tangan kanannya dan membanting anak itu ke tanah.
!!
Qi Xuan terkejut saat melihatnya. Meski dari kejauhan dan nampak samar, tetapi dia yakin melihat Jing Mi dibanting oleh anak kecil. "Aku tidak menyangka Saudara Xiao bisa sekuat itu. Hebat sekali...!"
Xiao Lu, "Aku juga bisa membanting Saudara Jing, memang apa bagusnya Xiao'Er?"
Qi Xuan, "Kakak Lu. Kudengar kau tidak pernah sekali pun melawan adikmu jika tentang adu kekuatan. Kau harus banyak berlatih,"
"Xuan'Er...!" Xiao Lu cemberut, dia mencoba membela diri. "Adikku kan laki-laki, jadi memang harus kuat. Tapi... Tapi dia tidak pernah bisa menjitak kepalaku. Jadi aku yang paling kuat."
"Ehm... Baiklah. Kakak Lu Yang Cantik memang paling kuat." Qi Xuan tersenyum.
Di tempat lain, Jing Mi nampak merintih kesakitan. "AADUUH...! Saudara Xiao...! Kau Tega Sekali! Pu-punggungku...!"
"Ka-Kau tidak apa-apa? Sepertinya aku terlalu keras melakukannya.." Xiao Shuxiang juga sebenarnya kaget, dia tidak menyangka tubuh Jing Mi begitu ringan.
Dia pikir karena tubuhnya sekarang hanya tubuh anak berusia tujuh tahun, apalagi dengan dantiannya yang cacat----maka tidak mungkin bagi dirinya bisa membanting Jing Mi yang memiliki tubuh anak berusia 13 tahun tanpa kekuatan penuh.
Jing Mi menatap Saudara Xiao-nya sambil memperlihatkan wajah yang cemberut. "Tidak apa bagaimana...? Punggungku sakit tahu...!"
"Aku tidak sengaja, anggap saja sebagai latihan fisik... yah?" Xiao Shuxiang menepuk pelan pundak anak itu, tindakannya membuat Jing Mi terdiam.
"Saudara Xiao, kau membuatku marah. Rasakan ini!" Jing Mi menarik Xiao Shuxiang, dia kemudian melakukan kuncian kepada saudaranya.
Xiao Shuxiang sendiri terkejut dengan serangan yang begitu tiba-tiba. Namun dirinya bukanlah orang yang mudah menerima perlakuan seperti ini.
Dia membalas perlakuan Jing Mi padanya. Mereka lantas berakhir bergulat sambil berguling-gulingan.
Apa yang keduanya lakukan ini membuat Yang Shu, Xiao Lu dan Qi Xuan terkejut. Padahal tadi mereka melihat saudara seperguruannya itu nampak saling bermain kejar-kejaran, namun entah sejak kapan berubah menjadi pergulatan yang sengit.
Qi Xuan khawatir, apalagi selain melakukan kuncian--kedua saudaranya nampak saling bertukar pukulan. "Tetua, apa sebaiknya kita pisahkan mereka? Aku takut mereka berakhir menjadi musuh,"
"Xuan'Er, kau lihat mereka...? Apa wajah mereka seperti orang yang bermusuhan?"
Qi Xuan menaikkan sebelah alisnya saat mendengar ucapan Yang Shu, dia menatap tetuanya dengan keheranan. Dia lalu mengarahkan pandangan kepada Jing Mi dan Xiao Shuxiang yang terlihat saling mencengkeram tangan satu sama lain.
"Ka-kau boleh juga Saudara Xiao!" Jing Mi tersenyum lebar, dia tidak menyangka bisa bergulat sampai seperti ini saat melawan anak laki-laki yang usianya lebih muda darinya.
"Kau sepertinya suka pertarungan?" Xiao Shuxiang tersenyum tipis, yaah setidaknya dia bisa mengeluarkan sedikit keringat dengan pergulatan kecil ini.
"Sa-Saudara Xiao. Harus kuakui, kau orang selain Saudara Hou yang bisa membuatku kewalahan!"
Jing Mi dan Xiao Shuxiang saling mendorong dan dengan cepat kembali bertukar pukulan. Kadang saling kejar-kejaran, saling membanting, berguling-gulingan, bahkan saling melakukan kuncian. Mereka melakukan itu selama kurang lebih tiga jam lamanya.
Keduanya baru berhenti saat benar-benar tidak dapat bergerak sama sekali karena kehabisan tenaga.
Xiao Shuxiang perlahan mengatur napasnya sambil memandang bintang-bintang. "Untuk seorang anak kecil... Jing Mi lumayan juga..."
"Hah hah... Saudara Xiao. Kali ini kita seri. Tapi lain kali aku pasti akan menang," Jing Mi terengah-engah, dia menoleh ke arah Xiao Shuxiang yang berbaring di sampingnya.
"Mm... Ucapanmu malah terdengar seperti kau mengaku kalah Saudara Jing..." Xiao Shuxiang tersenyum mengejek sambil menatap bocah tengil ini. Pertama kalinya dia mengatakan kata 'Saudara' kepada salah satu teman seperguruannya.
Yaah, setidaknya untuk saat ini Xiao Shuxiang mengakui Jing Mi sebagai teman sepetualang.
"Aku tidak mengaku kalah! Kita 'seri' Saudara Xiao!"
"Baiklah, baiklah. Tapi lain kali kau tidak akan pernah bisa seri lagi denganku."
"Kita lihat saja!"
Xiao Shuxiang dan Jing Mi saling tersenyum sambil memandangi bintang di langit. Yang Shu juga tersenyum saat melihat kedua muridnya itu.
Sementara Qi Xuan sendiri merasa lega sebab kekhawatirannya tidak terjadi, Xiao Lu malah
menggeleng melihat kelakuan kedua saudaranya itu.
"Dasar bocah laki-laki!"
***
Catatan Penulis :
Alurnya Slow, kan? Tapi kalau tidak suka, maka sebaiknya jangan dibaca. Kami tidak pernah mau memaksa.^^ Kami hanya mau berterima kasih karena kamu sudah menemani kami mengikuti perjalanan XIAO SHUXIANG hingga di Episode ini. Kamu terbaik! ( ´ ▽ ` )ノ
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 515 Episodes
Comments
ZR Queen
AQ rela membaca ulang demi rasa rinduku pada yang mulia Xiao Shuxiang
cerita paling menarik yg pernah AQ baca diantara novel2 yg lainnya
semakin kedepan novel ini makin greget betul2 blm rela berpisah dengan yang mulia yang luar biasa 😘❤️
2023-10-04
2
Rayerha Alonez
xiao shuxiang adalah pria dari masa lalu...sosok yg legendaris. yang membunuh tanpa berkedip dan melewati ribuan pertempuran, pengalaman dan segala macam asam garam kehidupan.
mungkin di sini Thor merujuk ke sisi bromance untuk MC. tapi menurut tingkat pemahaman masa lalunya, pengalaman serta kejiwaan sosok dewasa sebelumnya...mkn lebih baik menyikapi saudara2 seperguruannya dari sekte kupu2 dgn sedikit lebih sabar dan bijaksana....
semangat Thor..sukses selalu dlm karyanya👍👍👍
2023-08-25
0
Rayerha Alonez
apes banget si kakek....😅 paling teknik menahan lapar yg dia tau🤣
2023-08-23
0