KANGEN

KANGEN

KANGEN

NovelToon
Malam tadi, pukul setengah 11, ada yang menghubungiku.
Dia
Dia
kok aku kangen sama kamu ya?
Penasaran bagaimana responsku? Jika kamu membayangkan rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu terbang di perutku, tidak. Itu tidak terjadi semalam. Aku sudah menduga maksud dia menghubungiku adalah karena hal itu. Kenapa? Karena aku tahu dia masih menginginkanku.
Aku tidak menanggapi pernyataannya dengan serius. Hanya begitu saja.
Aku
Aku
hahaha, biasa. Orang yang belum move on kan emang gitu.
Dia
Dia
eh, kok kamu tahu aku belum move on?
Aku
Aku
iya lah. Kalau udah move on, ya gak bakal ngechat lagi. Apalagi ngechat kaya kamu gini.
Skakmat! Aku bicara tepat sesuai dengan apa yang dia rasakan.
Sebenarnya, malam itu entah kenapa aku merasa sangat ingin mengobrol dengan seseorang, siapa saja. Ternyata dia dengan tiba-tiba yang menghubungiku lebih dulu. Apakah aku senang? Tidak. Aku tidak senang dihubungi olehnya. Bukan dia yang kuharapkan untuk mengobrol denganku malam itu.
Dia
Dia
kalau kamu udah move on?
Aku sejenak merenungkan pertanyaannya. Kemudian dengan mantap aku jawab.
Aku
Aku
hmm udah sih kayanya. Soalnya aku gak mau nyimpen dendam. Lagipula aku udah gak nuntut apa-apa lagi dari dia.
Wow. Aku mengatakan hal seperti itu padanya. Tapi bukankah jawabanku sedikit tidak meyakinkan? Entahlah.
🤭
Mungkin karena moodku sedang berantakan akibat datang bulan, atau ada hal lain, aku merasa sangat emosional. Sampai-sampai aku tidak sadar kalau percakapan kami melibatkan orang lain. Orang yang selama 10 tahun selalu aku pikirkan, yang selama 10 tahun itu aku menyukainya.
Ternyata dia masih ingin mengobrol denganku.
Dia
Dia
Syukurlah kalau kamu udah move on. Semoga kamu bisa dapet orang yang bener-bener kamu mau dan orang itu juga serius sama kamu.
Aku agak tidak sepakat dengan pernyataan dia tentang ‘mendapatkan orang yang aku mau’. Di pikiranku itu terdengar terlalu egois dan memaksa. Jadi kubalas dengan kalimat,
Aku
Aku
orang yang aku mau 😊
Dia
Dia
Tentu saja dengan orang yang kamu mau. Soalnya kamu tipe orang yang gak bisa menyukai sembarangan orang, apalagi gak tau sifat dan sikapnya.
Aku merasa agak lucu di bagian ini. Seolah dia mengetahuiku dengan baik, hingga bisa menebak bagaimana aku bersikap dan mengambil keputusan.
Lagipula, memang siapa yang mau menyukai orang dengan sembarangan, terlebih tidak mengetahui sifat dan bagaimana ia bersikap. Rasanya semua orang juga akan seperti itu, kan?
Aku
Aku
Nope. Seseorang yang dibutuhkan, dan membutuhkan aku di hidupnya.
Aku
Aku
Poinnya itu. Lagipula kayanya aku juga yang ribet orangnya.
Dia
Dia
Sekarang aku yang butuh kamu, tapi kamu gak butuh aku.
Aku menjawabnya dengan pasti.
Aku
Aku
Bagus, berarti kamu tau. Lagian dari awal aku gak ada perasaan apapun ke kamu.
Dia
Dia
Iya, aku tau. Udah peka dari bahasa kamu juga.
Entah mengapa, aku menyisipkannya dalam kalimatku berikutnya.
Aku
Aku
Dulu juga sebelum bilang sama dia, aku udah punya firasat kalau kami gak bakal bisa lanjut. Ternyata beneran kejadian.
Dia
Dia
mengapa aku dari awal tidak memiliki perasaan padanya?
Aku
Aku
aku gak tau. Emang biasa aja rasanya. Soalnya firasatku jarang meleset, dan hampir selalu bener.
Aku
Aku
Aku aja bisa terbuka dan sampai ngasih tau rahasiaku ke temen karena aku udah punya firasat baik soal dia. Padahal awalnya kami gak sedekat itu. Alasannya kenapa? Karena aku udah ngerasa ‘klik’.
And he judge me again.
Dia
Dia
Berarti kamu menyukai seseorang dengan firasat yang kuat meskipun orang itu gak terlalu kamu kenal.
Ini agak lucu sebenarnya. Bagaimana dia berusaha seolah masuk ke dalam duniaku dengan semua keingintahuannya dan keterbatasan yang aku berikan.
Aku hanya menikmatinya. Terdengar agak picik? Kuakui memang seperti itu. Firasatku memang benar tentangnya.
Aku jelas tidak menyetujui tanggapannya itu.
Aku
Aku
ya gak gitu juga sih maksudnya.
Dia
Dia
iya, aku juga sadar diri kok. Paham.
Kemudian dia mengalihkan pembicaraan, dan mengatakan bahwa apa yang ia lakukan dan rasakan dulu terdengar lucu baginya. Aku hanya merespons seperlunya.
Dia
Dia
Aku juga gak tau ya kenapa bisa suka sama kamu
Aku
Aku
ya namanya juga hati. Emang kita bisa ngatur mau suka ke siapa? Kan enggak. Kalau bisa juga, kenapa aku bisa suka sama dia sampai 10 tahun lamanya? Kan gak ada yang tahu isi hati seseorang. Diri kita sendiri aja kadang gak tahu.
Dia menanggapi pernyataanku soal perasaan 10 tahunku.
Dia
Dia
ya mungkin karena ada satu hal yang bikin kamu suka dan mempertahankan rasa itu.
Aku
Aku
mungkin. Who knows.
Percakapan ia selingi dengan hal yang umum. Sampai kemudian aku menanggapi ucapan dia tentang aku yang mungkin dapat hal yang membuatku mempertahankan perasaan 10 tahunku.
Aku
Aku
padahal nih ya, dia cuman ngasih surat yang isinya bilang dia suka sama aku. Tapi bertahannya lama banget. Lagian itu kan pas masih 12 tahun. Gak ngerti.
Dia
Dia
namanya juga cinta pertama.
Aku memikirkan kembali perkataannya. Apakah memang benar dia cinta pertamaku?
Sebenarnya cinta itu apa?
Apakah orang pertama yang membuat aku menyayangi dan jatuh cinta padanya adalah cinta pertama? Mungkin di dalam hati kecilku membenarkan bahwa dia memanglah cinta pertamaku.
Aku
Aku
hahahaha bukan cinta pertama sih kayanya.
Dia
Dia
kok kayanya?
Dia
Dia
Wkwk
Aku
Aku
gak tau sih. Kalau dipikir sekarang ya rasanya kaya gitu. Mungkin dulu aku bisa bilang iya, itu cinta pertama. Tapi sih kata temenku iya juga. Hahaha. Ya anggap aja gitu lah.
Selanjutnya percakapan kami berlangsung seputar teman dan sebagainya, sampai akhirnya kututup percakapan itu dengan sebuah stiker bergambar senyum.
😊
Episodes
Episodes

Updated 1 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!