Mata Vellin memandang tajam, menampakkan amarah yang begitu besar. Perlahan Ranzi melepaskan tangan gadis itu, takut ia akan kehilangan wanita yang telah ia cintai selama tiga tahun ini.
"Lupakan, kita lupakan masalah ini oke, aku salah dan aku minta maaf. Ini sudah malam, aku akan mengantarmu pulang," ucap Ranzi.
Jaksa penuntut umum yang terkenal cukup ulet dalam pekerjaannya, tak akan ada yang menyangka kehidupan percintaannya begitu rumit.
Vellin menarik napas panjang, " iya kita lupakan .... lupakan kalo kita pernah saling jatuh cinta selama tiga tahun ini. Hari ini juga kita putus."
Gadis itu melepas cincin pemberian Ranzi dan melemparnya tepat di wajah.
"Vel tunggu ..."
Terlambat, Vellin telah berlari meninggalkan rumah itu. Ranzi berusaha mengejar akan tetapi Vellin menghilang di antara gang.
Kini istana yang diimpikan Vellin telah runtuh, semuanya hancur dalam sekejap. Tinggalah puing-puing yang menyisakan luka.
Bukankah luka akan sembuh beriringnya waktu? Tidak! Semua tergantung bagaimana sang pemilik luka merawatnya. Jika dia berhasil menyingkirkan reruntuhan yang tertinggal, maka istana baru akan terbangun dengan lebih megah. Akan tetapi jika sang pemilik luka tak menyingkirkannya maka istana baru pun menjadi terganjal oleh puing-puing sebelumnya.
Kini Vellin berjalan tanpa tujuan, tasnya tertinggal di rumah orang yang telah menghancurkan istananya, membuat gadis itu sangat terluka.
"Dasar brengsek! Seenggaknya selingkuh jangan di hari Anniv. Aku dah susah-susah nyiapin kejutan sampek ambil cuti. Ranzi brengsek!" teriak Vellin meluapkan emosi, jalanan tampak sepi.
Air mata terus menetes, seketika itu juga Vellin menghapusnya.
"Jangan cengeng! Vellin bukan orang lemah!"
Akan tetapi kata-katanya berbanding terbalik, luka di hati yang muncul ke permukaan tak mampu ia sembunyikan.
Ia menangis sejadi-jadinya, meluapkan seluruh emosi yang tengah menyakiti jiwa.
"Nak, kamu kenapa?"
Vellin membuka matanya, melihat ke samping dan mendapati seorang nenek yang pernah ia selamatnya di tempat itu.
Gadis itu segera mengelap air mata dan ingusnya.
"Kenapa kamu nangis nak? Apa kamu kesulitan uang karena nolong nenek waktu itu?" tanya sang nenek.
Nenek pengumpul kardus itu beberapa bulan lalu mengalami kecelakaan, Vellin yang membawanya ke rumah sakit serta menanggung seluruh biaya pengobatan.
"Nggak Nek, bukan masalah uang kok."
"Jangan bohong Nak, Nenek janji akan mengumpulkan uang dan mengembalikannya padamu."
"Nenek ini ngomong apa? Jangan ngumpulin uang buat aku. Lebih baik uangnya nenek simpan, aku nangis bukan karena itu kok tapi karena ...." Vellin menghentikan kata-katanya.
"Karena apa?"
Gadis itu tak ingin memberitahu hal yang sebenarnya, terlalu menyakitkan untuk diceritakan ulang. Bukannya ingin berbohong, tetapi nenek ini kenal dengan Ranzi, pasti nanti akan banyak pertanyaan yang diajukan. Mau tidak mau Vellin akan repot menjawab
"Karena aku suka orang itu, aku pingin nikah sama dia. Tapi nggak kesampean Nek, makanya aku nangis di depan posternya." Vellin menunjuk sebuah poster seorang superstar yang tengah mengiklankan minuman soda. Tampak sangat tampan.
Nenek mengamati poster itu Sembari manggut-manggut.
"Dia ganteng Nak, nenek doakan semoga kamu bisa nikah secepatnya sama dia. Semoga kalian dikaruniai anak laki-laki yang manis."
"Ma ... Makasih doanya Nek, kalau gitu aku pulang dulu."
Vellin mencium tangan sang nenek kemudian berlari meninggalkannya.
Menikah dengan superstar seperti Eric? benar-benar tidak mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
icungfrost_
aduh jadi pengen ketemu nenek² itu biar do'ain jadi jodoh sama bias 😭🙏
2023-04-11
1
Linda Nedia
udah tak kasi jempol👍Thor.. awal aja dah buat aku ketawa 😀😀
2022-11-17
0
sakura senja
minta alamat nenek itu Thor.. AQ mau Lee min ho di rumahku sekalian kekayaan nya😂😂😂😂😂
2022-06-06
0