Kriiiiiing!! Bel panjang berbunyi, saatnya bagi para siswa untuk pulang. Prima yang tengah bersiap-siap untuk pulang menghentikan kegiatannya saat seseorang memanggilnya. Suara anak perempuan. Dilihatnya seorang siswi berdiri di depannya yang sepertinya adik kelas.
"Ya..?" tanyanya ramah.
Anak perempuan itu tersenyum dan menunduk malu.
"Kakak..." katanya pelan, "kenalkan, nama aku Sofi.." katanya sambil mengulurkan tangannya mengajak bersalaman.
Prima hanya mengangguk tanpa menyambut uluran tangan itu. "Ada apa ya?" tanyanya.
"Aku.. bolehkah aku jadi pacar kakak?" tanpa malu Sofi mengutarakan keinginannya.
Prima terdiam. Ia menghela nafas lalu berkata, "Coba kamu tanya Kakak Wida di kelas 3, apakah bisa kamu jadi pacar aku. Kamu kelas satu kan?"
Sofi mengangguk.
"Tahu kakak Wida kan? Kalau tidak tahu.. cari di kelas 3 Ipa 2. Nanti kalo sudah ketemu tanya.. apakah boleh jadi pacar aku, ya. Kalau sudah tahu jawabannya datang lagi ke aku."
Sofi yang terlihat masih polos itu, segera berlari meninggalkan Prima untuk mencari Wida. Tanpa tahu senyum jahil yang tersungging di bibir Prima.
Wida baru saja beranjak dari tempat duduknya untuk keluar kelas saat Sofi datang.
"Kak Wida ya..?" tanya Sofi sambil terengah-engah mengatur napasnya. Rupanya ia benar-benar berlari tadi.
"Iya.." jawab Wida. "Ada apa?"
"Aku disuruh menemui kak Wida oleh kak Prima," tutur Sofi setelah nafasnya mulai tetatur.
"Untuk apa?" tanya Wida tidak mengerti.
"Aku.. Bolehkah aku menjadi pacar kak Prima?"
Wida melongo.
"Haah!" serunya. "Kenapa tanya aku? Tanya kak Prima, dong."
"Tapi kak Prima suruh aku tanya kak Wida," Sofi menjelaskan.
"Iya.. Tapi kenapa harus tanya aku?" Wida bingung.
Tiba-tiba Prima muncul dari balik pintu kelas. Dengan santai dia berjalan mendekati kedua gadis itu.
"Kenapa tidak?" tanyanya, "kan kamu pacar aku."
Wida dengan sedikit geram menjawab, "Sejak kapan aku jadi pacar kamu?"
"Kemarin," ujar Prima kalem sambil duduk di meja, tidak jauh dari tempat duduk Wida.
Anak-anak yang belum keluar dari kelas, tampak menyaksikan mereka dengan antusias, seakan sedang menonton opera tiga babak.
Sofi yang bingung akhirnya bertanya, "Kak Wida pacarnya kak Prima, ya?"
Belum sempat Wida menjawab, Prima nyeletuk, "Iya. Maaf ya.. siapa tadi.. Sofi ya.. kakak tidak bisa menerima Sofi jadi pacar kakak.. nanti kalau kak Wida marah, kan berabe."
Dengan senyum manisnya Prima melirik Wida yang sedang memelototinya.
Sofi sepertinya mengerti kalau ia telah ditolak oleh Prima. Dengan wajah kecewa.. ia pun segera berlalu pergi keluar kelas tanpa pamit pada Wida dan Prima.
Wida berdiri dan menghampiri Prima dengan kesal.
"Aku tidak pernah setuju untuk jadi pacar kamu!" katanya dengan emosi.
"Tapi kamu kan tidak menolak," kata Prima menanggapinya dengan santai.
"Tidak menolak bagaimana?" tanya Wida nyolot.
Prima tersenyum.
"Oke.. aku tanya sekali lagi dan kau harus jawab, iya atau tidak.. " kata Prima mempermainkan Wida.
"Kamu tidak menolak kan, jadi pacar aku?"
Wida terdiam. Ia bingung dengan pertanyaan Prima yang sepertinya simalakama baginya. Di jawab tidak artinya iya.. di jawab iya.. ya iya. Hadweh.. Akhirnya dengan sedikit tergagap Wida menjawab, "Aa..aa.. Aku tolak!"
"Bagaimana siih.. " Prima menanggapinya sambil tersenyum menggoda. "Jawabannya hanya dua.. ya atau tidak."
"Tidak!" jawab Wida cepat.
"Ya sudah.. jadi benar kan, kamu pacar aku? Buktinya kamu tidak menolak," kata Prima sambil menegaskan kata 'tidak'nya.
"Eh.. iya.." Wida meralat jawabannya.
"Tuuh.. kamu bilang iya kalau kamu tidak nolak.." kata Prima sambil tersenyum karena merasa menang. Ia lalu turun dari meja dan berjalan kearah meja Wida, untuk mengambil tas Wida yang ada di atas meja.
"Ayo!" ujarnya sambil menarik tangan Wida untuk segera keluar kelas.
Wida yang masih bingung dengan perkatan Prima, hanya diam saja ketika Prima menarik tangannya. Dan seperti orang linglung, ia pun mengikuti langkah Prima.
Para penonton yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka, sepertinya ikut bingung dengan perkataan Prima. Dan tanpa komando, akhirnya mereka juga bubar. Hehe.. dasar Prima.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Dian Rosma
pinter bisa dijadikan contoh cara nembak yang manjur
2021-09-12
0
Thomas Juwita
🤣🤣🤣🤣🤣pinter prima
2021-02-20
0
Gian Atta
hahhhahh...pinter jawabnya....
2020-10-31
3