Mau tidak mau Wida mengikuti langkah Prima. Bukannya ia tidak mengenal Prima. Dari kelas satu ia selalu tidak berkutik bila di tatap Prima. Seakan-akan dengan tatapannya saja sudah mengandung banyak kata. Pernah suatu hari saat ia dikelas bercanda dengan Rudi teman sekelasnya, melintaslah Prima di depan kelasnya. Berhenti dan menatapnya dengan angker.. dan Wida yang seakan tahu pandangan tidak suka Prima menghentikan candaannya dengan Rudi. Dan setelah itu, Prima pun berlalu pergi.
Dan tidak hanya sekali itu saja, banyak hal lain yang terjadi yang hanya sekali tatap dapat membuat Wida menuruti tatapannya itu. Dan sekarang, tanpa bisa menolak ia mengikuti Prima yang menarik tangannya ke kantin. Prima memilih bangku yang ada di pojok kantin dan menyuruh Wida duduk disana. Padahal ada anak perempuan yang sedang duduk disana.
"Maaf.. bisa pindah?" pinta Prima sopan. Dan tanpa kata siswi itu pun pindah.
"Duduklah," perintahnya pada Wida, yang langsung duduk dengan kesal. Dan Prima pun duduk di sebelahnya.
Prima melambaikan tangannya memanggil pak Somad yang berjualan di kantin.
"Pak.. pesan mie kuah dua ya.. pakai telur," pesan Prima begitu Pak Somad datang.
"Sama es teh manisnya.. juga dua."
"Satu saja pak.. saya tidak makan," tolak Wida dengan masih kesalnya.
"Dua," kata Prima kekeh.
"Satu!" kata Wida sambil melotot pada Prima. "Kan aku sudah bilang, kalo aku tidak lapar!"
Pak Somad yang bingung, dengan sabar menunggu pesanan Prima dan Wida.
"Mana yang bener ini..?" katanya.
"Dua pak.. jangan dengarkan dia.." jawab Prima sambil tersenyum melihat Wida yang manyun.
Pak Somad pun mengerti dan beranjak pergi, untuk membuat pesanan dua sejoli itu.
"Satu saja!" teriak Wida dan berhasil memghentikan langkah pak Somad.
"Aku tidak suka telur!"
"Ooh.. maksudnya yang satu tidak pakai telur ya, Pak.." Prima tersenyum jahil seraya mengubah pesanannya.
Pak Somad hanya menggeleng dan kemudia ia pun berlalu.
Sambil menatap mie dan es teh manis yang terhidang di depannya, Wida mengomel.
"Kan aku sudah bilang kalo aku tidak lapar."
"Ya sudah.. minum saja kalo begitu.." jawab Prima santai sambil mengaduk mienya dengan garpu.
Beberapa siswa yang sedang makan di kantin tampak kasak kusuk. Nina teman sekelas Prima, yang sedang makan bersama Anin dan Sifa menatap heran.
"Tumben.." ujarnya, "Tidak biasa-biasanya Prima makan sama cewek.. apa ada sesuatu, ya..?"
Anin hanya mengangkat bahu.. dan Sifa melirik cuek.
"Pdkt kali.." kata Anin, yang membuat Nina langsung menatap Anin dengan tatapan tak suka.
Wida yang masih kesal, hanya mengaduk-aduk es tehnya. Sedangkan Prima, memakan mienya dengan santai. Tiba-tiba datang Eko, Iwan dan Robi.
"Waah!.. Ada mie nganggur nih", seru Iwan menatap mie Wida yang masih utuh.
Belum juga Iwan meraih mie itu, Prima langsung mengambilnya. "Enak saja! Beli sana sendiri!" ujarnya kemudian meracik mie Wida dengan saos, dan meletakkan mie itu kembali di hadapan Wida.
"Makan!" perintahnya dengan mata melotot.
Wida dengan rasa segan, akhirnya memakan mie yang ada di hadapannya.
"Saosnya kurang," katanya sambil meraih botol saos.
"Jangan banyak-banyak.. nanti sakit perut," kata Prima sambil mengambil botol saos dari tangan Wida, dan menuangkan sedikit saos ke mie tersebut.
Tiga sekawan yang ada dihadapannya hanya memperhatikan kelakuan Prima dengan heran. Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, Eko menjawil dua temannya untuk pergi dari sana. "Ayo ah.. Jangan ganggu yang lagi berduaan," ajaknya pada Iwan dan Robi. Dan mereka pun beranjak pergi diiringi pandangan terima kasih Prima atas pengertiannya.
"Kenapa sih, maksa-maksa orang untuk makan," kata Wida sambil menyuap mienya dengan kesal.
Prima hanya tersenyum menanggapi perkataan Wida.
"Teman bukan, pacar bukan, kenal dekat juga enggak. Memangnya tidak ada ya, orang lain yang bisa di ajak untuk menemani kamu makan mie?!"
"Tidak ada," jawab Prima santai.
"Eko.. bukannya dia sahabat kamu? Kemana-mana selalu bersama dia.. kenapa sekarang ajak aku?"
"Dia laki-lak," masih dengan santainya Prima menjawab.
"Yaa.. tapi kenapa aku?!"
"Memangnya kenapa..? Memangnya kita tidak berteman ya?" tanya Prima sambil menatap Wida.
"Tidak!" jawab Wida ketus tanpa membalas tatapan Prima.
"Kita tidak kenal dekat?"
"Tidak!" jawabnya lagi dengan cepat.
"Tapi tidak.." pertanyaan Prima terputus karena Wida tiba-tiba menjawab dengan cepat.
"Tidak..! Tidak..! Tidaak!"
"Oh .. ya sudah.. kalo begitu.." jawab Prima santai, sambil tersenyum nakal.
"Tidak salah kan, kalo aku mengajak kamu makan..?"
"Kook..?" tanya Wida bingung, tidak mengerti maksud perkataan Prima.
"Kan kamu yang bilang.. kita tidak berteman. Kenal dekat juga tidak, tapi.. tidak menolak jadi pacar aku, kan..? Dan kamu menjawab tiga kali.. tidak! Tidak! Tidaaak," kata Prima sambil tersenyum menang.
Wida ternganga.. dan akhirnya tersadar akan maksud Prima.
"Mana aku tahu, kalo kamu akan bilang begitu..!" seru Wida kesal.
"Sudah.. makanlah. Pokoknya mulai sekarang kamu jadi pacar aku.."
"Hah!" seru Wida dan kemudian mengaduk-aduk mienya dengan kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 219 Episodes
Comments
Xys_zann
cara baca pakek sound gimana ya?
2022-07-02
1
Sri Mawardi
aku paling suka crita masa sma
2020-10-12
4
ameng
weww
2020-10-08
2