Romansa SMA

Romansa SMA

Bab I : Dia Milikku

Tahun ketiga di SMA Jaya. Sudah dua tahun Prima memendam rasa terhadap Wida, teman seangkatannya yang berbeda kelas. Hanya Eko yang tahu hal itu. Ia hanya memendamnya dalam hati tanpa pernah mengungkapkannya.

Tapi kali ini berbeda. Saat itu pada jam istirahat, saat Prima dan gengnya berkumpul di pinggir lapangan sekolah, Eko menyoleknya.

"Wida" katanya setengah berbisik dan menganggukkan kepalanya searah matanya menatap.

Prima ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Eko. Wida sedang melintas di tengah lapangan, dengan setumpuk buku yang akan dibawanya ke kantor. Sesaat Prima tersenyum tipis. Tapi senyum itu menghilang saat dilihatnya seorang anak laki-laki mengejar Wida. Ryan. Anak kelas satu yang saat ini sering jadi bahan pembicaraan para gadis di kelasnya.

Terjadi percakapan disana. Tampaknya Ryan menawarkan diri untuk membantu Wida membawa bukunya. Wida tampak menolak, tapi entah rayuan apa yang diapakai Ryan sehingga akhirnya Wida menyerahkan buku yang dibawanya ke Ryan. Dan mereka pun berjalan bersama ke arah kantor.

Prima memandang tanpa kedip pada mereka. "Kau tahu Ryan, kan," kata Eko setengah berbisik. "Jangan sampai kau menyesal." Prima melempar plastik es teh yang sedang diminumnya dengan kesal. Soni, Robi dan Iwan yang ada disitu menoleh serempak kearahnya. "Kenapa?" tanya Iwan. Eko hanya mengangkat bahunya. Dengan wajah kesal dan tanpa berkata apa-apa Prima meninggalkan gengnya.

Wida, gadis manis yang sederhana dengan rambut ikal sebahu, hidung yang mancung dan bibir yang sedikit tebal. Tampak sedang merapikan buku di meja guru dan bersiap untuk membawa tumpukan buku itu kekantor. Dengan santai ia melintasi tengah lapangan yang memang saat itu ramai dengan anak-anak yang sedang beristirahat.

Tiba-tiba seseoarang menghalangi langkahnya. "Hai!" sapa si penghalang. Wida tertegun. "Ya?" jawab Wida.

"Sini aku bantu, Kak"

Wida tersenyum bingung menatap heran si penghalang.

"Kok bengong? Kakak tidak ingat aku, ya?"

Wida masih terdiam.

"Aku Ryan.. kita pernah bertemu dua tahun yang lalu.. di kolam renang," Ryan memperkenalkan diri.

Wida masih bingung. Dua tahun lalu.. dikolam renang.. pikirnya.

"Kakak bilang aku mirip artis favorit kakak.. siapa tuh yang main sinetron..lupa aku namanya," kata Ryan memaksa ingatan Wida.

Wida menggeleng, "Lupa.."

Ryan tersenyum. "Tidak apa kalo lupa, kita kenalan lagi."

Ryan menjulurkan tangannya untuk mengajak Wida berjabat tangan. Wida mengangkat bukunya seakan menunjukkan kedua tangannya yang sedang memegang buku. Ryan pun tersenyum. "Oh iya... ," katanya mengerti apa yang dimaksudkan oleh Wida.

"Makanya... sini aku bantu, ya.." Ryan pun mengambil tumpukkan buku dari tangan Wida . "Ayo.. ke kantor, kan?"

Tanpa menunggu jawaban dari Wida Ryan pun melangkahkan kakinya ke arah kantor. Wida dengan diam mengikutinya dari belakang.

Setalah menaruh buku di meja, Wida pun pamit pada bu Arum, guru matematikanya. Ryan dengan sabar menunggunya di depan pintu kantor.

"Sudah, kan?" katanya begitu Wida keluar. Wida mengangguk.

"Kita kekantin yuk," ajak Ryan.

"Aku mau ke toilet," tolak Wida secara halus.

"Oh.." Ryan tampak kecewa. "Kalau begitu aku duluan ya, kak."

Wida mengangguk. Ryan pun meninggalkannya.

Wida berjalan sambil menunduk kearah toilet yang ada di lorong sebelah kantor. Tiba-tiba ada sepasang kaki yang menghadangnya. Tanpa mengangkat kepala dan melihat siapa yang ada di hadapannya, Wida menggeser langkahnya kearah kanan untuk menghindarinya. Namun kaki itu ikut menggeser langkahnya. Wida ke kiri... dan kaki itu ikut menggeser langkahnya ke kiri. Wida pun mendengus kesal. Mau tidak mau Wida mengangkat kepalanya yang tertunduk, untuk melihat siapa yang ada di hadapannya.

Prima..? batin Wida terkejut saat tahu siapa yang ada di hadapannya.

Prima menatap Wida dengan tatapan yang sulit di mengerti. Tanpa berkata apa-apa, Prima tiba-tiba menarik tangan Wida. "Kita kekantin," katanya.

Wida yang masih terkejut tidak tahu harus berbuat apa hanya mengikuti Prima karena tangannya yang ditarik oleh Prima.

Baru beberapa langkah, Wida tiba-tiba menghentikan langkahnya, yang otomatis membuat Prima ikut berhenti.

"Hei! Kamu mau apa?" tanya Wida sambil menatap Prima heran dan berusaha melepaskan pegangan tangan Prima. Tapi pegangan tangan Prima begitu kuat.

"Kita kekantin. Makan." kata Prima dan kembali menarik tangan Wida menuju kantin. Wida kembali menghentikan langkahnya lagi.

"Aku tidak lapar!" serunya.

"Aku lapar," jawab Prima acuh dan kembali menarik Wida.

Merasa kesal, Wida pun kembali berhenti .

"Ya sudah.. kamu saja yang ke kantin! Kenapa harus ajak aku! Aku kan tidak lapar!"

"Kalau begitu, temani aku makan!" Dan Prima pun kembali menarik tangan Wida, yang sepertinya harus pasrah diseret oleh Prima ke kantin. Di ujung lapangan olahraga, Eko tersenyum melihat kejadian itu. Namun Soni yang melihatnya juga, mendengus kesal..

Terpopuler

Comments

Nani Oktavia

Nani Oktavia

baca-baca dulu baru komen

2022-06-02

0

Lusi Lawati

Lusi Lawati

mohon kiranya di bacakan make suara

2021-03-24

0

BijiMrica

BijiMrica

bagus thorr

2020-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I : Dia Milikku
2 Bab II : Ya Atau Tidak
3 Bab III : Jangan Jauh Dariku
4 Bab IV : Dia.. Dari Masa Lalu
5 Bab V : Bolehkah aku..
6 Bab VI : Jangan Menghilang Dari Pandanganku..
7 BAB VII : Cinta Pertama.. Muncul..
8 BAB VIII : Sampai Jumpa Besok...
9 BAB IX : Perhatianmu..
10 BAB X : Perhatianmu Dan Perhatiannya..
11 BAB XI : Antara Kau dan Dia...
12 BAB XII : Dia Hanya Temanku..
13 BAB XIII : Aku Sudah Bertanggung Jawab..
14 BAB XIV : Saatnya Untuk Menghindar
15 BAB XV : Sukurlah Kamu Ada..
16 BAB XVI : Ada Cinta Yang Lain..
17 BAB XVII : Saatnya Mengungkapkan Cinta..
18 BAB XVIII : Maaf.. Ini Karenaku...
19 BAB XIX : Cemburuku Bikin Gila
20 BAB XX : Dan Yang Ku Takutkan Terjadi..
21 BAB XXI : Kamu.. Selalu Ada Dimana Aku Ada.. Haruskah..?
22 BAB XXII : Apapun Caranya.. Kau Harus Jadi Milikku
23 XXIII : Akhirnya Aku Bisa Kehilanganmu..
24 BAB XXIV : Kak.. Aku Menyukaimu..
25 BAB XXV : Aku Akan Menunggu..
26 BAB XXVI : Karena Aku Terbiasa Ada..
27 BAB XXVII : Aku Tak Ingin Kau Tahu..
28 BAB XXVIII : Apa Kau Kehilanganku..
29 BAB XXIX : Akankah Ia Datang..
30 BAB XXX : Ada Hati Yang Lain...
31 BAB XXXI : Ternyata Sudah Bukan Rahasia...
32 BAB XXXII : Kau..Sakit Karena Aku..?
33 BAB XXXIII : Ini..Aku Datang..
34 BAB XXXIV : Sakitku.. Di sini...
35 BAB XXXV : Aku Sayang Kamu..
36 BAB XXXVI : Jangan Biarkan Aku Menunggu..
37 BAB XXXVII : Asalkan Aku Dihatimu..
38 BAB XXXVIII : Bolehkan Aku Datang..
39 BAB XXXIX : Alangkah Menyenangkannya Bila Itu Kamu..
40 BAB XL : Minggu Cerahku Hilang..
41 BAB XLI : Sekali Lagi.. Aku Kehilangan Mu..
42 XLII : Jangan Ambil Yang Bukan Milikmu
43 XLIII : Kau Pacarku Dan Dia Temanku..
44 BAB XLIV : Andai Aku Sabar..
45 BAB XLV : Akan Kuhadapi Esok
46 BAB XLVI : Kita Kencan
47 EPISODE XLVII : Hari Ini Kau Milikku..
48 EPISODE XLVIII : Siang Itu Di Mall..
49 BAB XLIX : Aku Ajari Kau Kencan
50 BAB L : Sebenarnya Ini Kencan Pertamaku..
51 BAB LI : Apa Pun Kau Mau, Aku Beri..
52 BAB LII : Aku Suka Hari Ini..
53 BAB : LIII : Karena Ini Bolos Pertamaku
54 BAB LIV : Apakah Dia...
55 BAB LV : Pasti Ada Akibatnya
56 BAB LVI : Bukan Aku..
57 BAB LVII : Romeo Dan Juliet...
58 BAB LVIII : Hukuman..
59 BAB LIX : Jangan Ada Kita...
60 BAB LX : Jauhi Dia..
61 BAB LXI : Maafkan Aku...
62 BAB LXII : Cemburumu..
63 BAB LXIII : Aku Menikungmu...
64 BAB LXIV : Bukan Salah Paham... Lagi...
65 BAB LXV : Diammu Melemahkanku...
66 BAB LXVI : Maaf, ya...
67 BAB LXVII : Aku Ingin Kau Tahu Perasaanku...
68 BAB LXVIII : Maaf... Ada Rasa Yang Ku Jaga...
69 BAB LXIX : Sedihmu Karenaku...
70 BAB LXX : ... Kau Lebih Berhak
71 BAB LXXI : Peluk Aku...
72 BAB LXXII : Untung Aku Lebih Dulu...
73 BAB LXXIII : Apa Aku Yang Terlalu Percaya...
74 BAB LXXIV : Kau Mau Aku Buat Apa...
75 BAB : LXXV : Kecanggungan Kita...
76 BAB LXXVI : Aku Ingin Kau Lepas Darinya...
77 BAB LXXVII : Kecupan Pertamaku...
78 BAB LXXVIII : Aku Ingin Kita Jujur...
79 BAB LXXIX : Pacaran?!
80 BAB LXXX : Kau Boleh Merasa Diatas Angin...
81 BAB LXXXI : Maju Terus Walau Tak Restu...
82 LXXXII : Aku Akan Datang
83 BAB LXXXIII : Kau Juga Mencemaskanku...
84 BAB LXXXIV : Lagi-Lagi... Maafkan Aku...
85 BAB LXXXV : Mata Yang Terluka
86 BAB LXXXVI : Ini Salahku...
87 BAB LXXXVII : Salah Paham... Lagi?
88 BAB LXXXVIII : Ia Tak Lebih Dari....
89 BAB LXXXIX : Kita... Berpisah Sejenak
90 BAB XC : Tetap.. Selalu Ada Dia Di Antara Kita..
91 BAB XCI : Dan Rasa Bersalahku Semakin Besar...
92 BAB XCII : Kau Ada Dimana...
93 BAB XCIII : Cemas Dan Khawatir...
94 BAB XCIV : Kita Mulai Dari Awal...
95 BAB XCV : Rindu Yang Terpendam
96 BAB XCVI : Kita Lihat Kebenarannya...
97 BAB XCVII : Terjawab Sudah...
98 BAB XCVIII : Putus...
99 BAB XCIX : Aku Ingin Semua Ini Berakhir...
100 BAB C : Kerinduan...
101 BAB CI : Kita Bersama Lagi...
102 BAB CII : Pertandingan...
103 BAB CIII : Lihat Aku...
104 BAB CIV : Bukan Sandiwara...
105 BAB CV : Hati Yang Sakit...
106 BAB CVI : Kita Masih Berteman...
107 BAB CVII : Suatu Rencana....
108 BAB CVIII : Ada Apa Dengan Senyum Itu...?
109 BAB CIX : Siapa Dia...?
110 BAB CX : Perkenalan...
111 BAB CXI : Ini pacarku...
112 BAB CXII : Hari Ini Kau Boleh Menang...
113 BAB CXIII : Sekali Lagi Kau...
114 BAB CXIV : Jangan...!
115 BAB CXV : Lagi-Lagi.. Tatapan Itu...
116 BAB CXVI : Sepasang Mata...
117 BAB CXVII : Apa Keburukkanku...
118 BAB CXVIII : Ancaman Ibu...
119 BAB CXIX : Suara Siapa Itu...?
120 BAB CXX : Terima Kasih...
121 BAB CXXI : Apakah Tidak Apa-Apa...
122 BAB CXXII : Ini Rahasia...
123 BAB CXXIII : Apakah Ini Karena Terbiasa...?
124 BAB CXXIV : Apa Lagi Yang Harus Aku Lakukan...
125 BAB CXXV : Lebih Dari Sekedar Cemas..
126 BAB CXXVI : Air Matamu...
127 BAB : CXXVII : Bebanku Bukan Bebanmu..
128 BAB CXXVIII : Pesan Masuk...
129 BAB CXXIX : Aku Datang...
130 BAB CXXX : Kau.. Menggemaskan..
131 BAB CXXXI : Menunggu... Siapa dia?
132 BAB CXXXII : Apakah Itu...Kamu..?
133 BAB CXXXIII : Kerumunan Di Pagi Hari....
134 BAB CXXXIV : Ancaman Yang Menjadi Nyata...
135 BAB CXXXV : Menunggu Apa Yang Akan Terjadi...
136 BAB CXXXVI : Jangan Kau Tanggung Sendiri...
137 BAB CXXXVII : Bukan Aku....
138 BAB CXXXVIII : Aku Tak Bisa Mengabaikannya...
139 BAB CXXXIX : Benci Itu Untukku...
140 BAB CXL : Aku Tak Ingin Kau Terluka...
141 BAB CXLI : Bisakah Kau Terima Uluran Ku..
142 BAB CXLII : Asal Kau Nyaman...
143 BAB CXLIII : Bila Kau Tak Mampu... Maka Lepaskanlah...
144 BAB CXLIV : Motif di balik foto...
145 BAB : CXLV : Akhirnya...
146 BAB CXLVI : Ada Foto Yang Lain...
147 BAB CXLVII : Pengakuan...
148 BAB CXLVIII : Ada Yang Membenci Kalian...
149 BAB CXLIX : Siapa Pelakunya...?
150 BAB CL : Menunggu...
151 BAB CLI : Biar Aku Yang Terima...
152 BAB CLII : Tidak Terjadi Apa-Apa... Kan?
153 BAB CLIII : Satu Persatu... Mulai Terungkap
154 BAB CLIV : Ada Pelaku Yang Lain...?
155 BAB CLV : Kau... Lagi!
156 BAB CLVI : Apa Kau Tidak Mengenalku....
157 BAB CLVII : Teman Mu... Apa Bedanya...
158 BAB CLVIII : Saksi... Atau Pelaku...
159 BAB CLIX : Kau.. Juga Temannya..
160 BAB CLX : Ketegangan Yang Berkumpul...
161 BAB CLXI : Ku Lakukan Ini Untukmu...
162 BAB CLXII : Aku Tak Ingin Bantuanmu..
163 BAB CLXIII : Aku Tidak Bersalah, Kan...?
164 BAB CLXIV : Apakah Kita Akan Baik-Baik Saja...?
165 BAB CLXV : Akan Ku Ubah Ke Putusan Itu...
166 BAB CLXVI : Aku Tidak Apa-Apa...
167 BAB CLXVII : Lagi - Lagi.. Kau Menghilang..
168 BAB CLXVIII : Akulah... Pengaruh Buruk Bagimu...
169 BAB CLXIX : Ternyata... Kau Lebih Percaya Dia...
170 BAB CLXX : Sekali Lagi Aku Kalah Selangkah...
171 BAB CLXXI : Kau.. Kali Ini.. Mengabaikan Ku..
172 BAB CLXXII : Akhirnya Mata Kita Bertemu... Tapi...
173 BAB CLXXIII : Kami Tidak Berselisih...
174 BAB CLXXIV : Maafkan Aku Terlalu Menyayangi Mu...
175 BAB CLXXV : Memang Aku Lebih Hebat...
176 BAB CLXXVI : Apakah Kau Akan Pergi..?
177 BAB CLXXVII : Janji Yang Tersembunyi...
178 BAB CLXXVIII : Janji Itu.. Benarkah Tidak Apa-Apa..?
179 BAB CLXXIX : Syukurlah... Kau Tak Marah...
180 BAB CLXXX : Bikin Kesal Saja...
181 BAB CLXXXI : Mengalah... Lagi...
182 BAB CLXXXII : Kau Simpan Saja Sendiri...
183 BAB CLXXXIII : Kita Lupakan Sejenak...
184 BAB CLXXXIV : Asal Kau Percaya....
185 BAB CLXXXV : Ku Ikuti Kemana Kau Mau...
186 BAB CLXXXVI : Pergilah... Walau Hatiku Tak Rela...
187 BAB CLXXXVII : Maaf... Aku Menghentikanmu...
188 BAB CLXXXVIII : Keputusan Sudah Bulat...
189 BAB CLXXXIX : Kesalahan Fatal...
190 BAB CXC : Kita Bertahan...
191 BAB CXCI : Kencan Terakhir Kita...
192 BAB CXCII : Ku Antar Kepergianmu...
193 BAB CXCIII : Jarak Di Antara Kita...
194 BAB CXCIV : Percaya...
195 BAB CXCV : Keresahan...
196 BAB CXCVI : Sebuah Rencana...
197 BAB CXCVII : Ia Tetap Di Sini...
198 BAB CXCVIII : Perlahan... Akan Kuraih Hatimu..
199 BAB CXCIX : Andai Itu Milikku...
200 BAB CC : Akankah Ia Goyah...?
201 BAB CCI : Sekali Lagi... Aku Meragukanmu...
202 BAB CCII : Aku... Kembali...
203 BAB CCIII : Kau Mulai Mengawasiku...?
204 BAB CCIV : Lagi...lagi... dan lagi...
205 BAB CCV : Karenanya Kita Bisa Bertemu
206 BAB CCVI : Jogja... Aku Datang...
207 BAB CCVII : Ada Apa Dengan Wida...?
208 BAB CCVIII : Rahasia Wida
209 BAB CCIX : Kau Ingin Aku Mencari Tahu...?
210 BAB CCX : Ilusi Atau Nyata?
211 BAB CCXI : Akankah Ia Memberitahu?
212 BAB CCXII : Menurutmu.. Apakah Ia Akan Datang?
213 BAB CCXIII : Ternyata Kita Di Tempat Yang Sama...
214 BAB CCXIV : Ada Bayangmu...
215 BAB CCXV : Apa Kau Tidak Mengenaliku?
216 BAB CCXVI : Ternyata Ia Nyata...
217 BAB CCXVII : Pertemuan Yang Membuat Canggung...
218 BAB CCXVIII : Aku Akan Berusaha...
219 BAB CCXIX : Apakah Boleh Begitu...?
Episodes

Updated 219 Episodes

1
Bab I : Dia Milikku
2
Bab II : Ya Atau Tidak
3
Bab III : Jangan Jauh Dariku
4
Bab IV : Dia.. Dari Masa Lalu
5
Bab V : Bolehkah aku..
6
Bab VI : Jangan Menghilang Dari Pandanganku..
7
BAB VII : Cinta Pertama.. Muncul..
8
BAB VIII : Sampai Jumpa Besok...
9
BAB IX : Perhatianmu..
10
BAB X : Perhatianmu Dan Perhatiannya..
11
BAB XI : Antara Kau dan Dia...
12
BAB XII : Dia Hanya Temanku..
13
BAB XIII : Aku Sudah Bertanggung Jawab..
14
BAB XIV : Saatnya Untuk Menghindar
15
BAB XV : Sukurlah Kamu Ada..
16
BAB XVI : Ada Cinta Yang Lain..
17
BAB XVII : Saatnya Mengungkapkan Cinta..
18
BAB XVIII : Maaf.. Ini Karenaku...
19
BAB XIX : Cemburuku Bikin Gila
20
BAB XX : Dan Yang Ku Takutkan Terjadi..
21
BAB XXI : Kamu.. Selalu Ada Dimana Aku Ada.. Haruskah..?
22
BAB XXII : Apapun Caranya.. Kau Harus Jadi Milikku
23
XXIII : Akhirnya Aku Bisa Kehilanganmu..
24
BAB XXIV : Kak.. Aku Menyukaimu..
25
BAB XXV : Aku Akan Menunggu..
26
BAB XXVI : Karena Aku Terbiasa Ada..
27
BAB XXVII : Aku Tak Ingin Kau Tahu..
28
BAB XXVIII : Apa Kau Kehilanganku..
29
BAB XXIX : Akankah Ia Datang..
30
BAB XXX : Ada Hati Yang Lain...
31
BAB XXXI : Ternyata Sudah Bukan Rahasia...
32
BAB XXXII : Kau..Sakit Karena Aku..?
33
BAB XXXIII : Ini..Aku Datang..
34
BAB XXXIV : Sakitku.. Di sini...
35
BAB XXXV : Aku Sayang Kamu..
36
BAB XXXVI : Jangan Biarkan Aku Menunggu..
37
BAB XXXVII : Asalkan Aku Dihatimu..
38
BAB XXXVIII : Bolehkan Aku Datang..
39
BAB XXXIX : Alangkah Menyenangkannya Bila Itu Kamu..
40
BAB XL : Minggu Cerahku Hilang..
41
BAB XLI : Sekali Lagi.. Aku Kehilangan Mu..
42
XLII : Jangan Ambil Yang Bukan Milikmu
43
XLIII : Kau Pacarku Dan Dia Temanku..
44
BAB XLIV : Andai Aku Sabar..
45
BAB XLV : Akan Kuhadapi Esok
46
BAB XLVI : Kita Kencan
47
EPISODE XLVII : Hari Ini Kau Milikku..
48
EPISODE XLVIII : Siang Itu Di Mall..
49
BAB XLIX : Aku Ajari Kau Kencan
50
BAB L : Sebenarnya Ini Kencan Pertamaku..
51
BAB LI : Apa Pun Kau Mau, Aku Beri..
52
BAB LII : Aku Suka Hari Ini..
53
BAB : LIII : Karena Ini Bolos Pertamaku
54
BAB LIV : Apakah Dia...
55
BAB LV : Pasti Ada Akibatnya
56
BAB LVI : Bukan Aku..
57
BAB LVII : Romeo Dan Juliet...
58
BAB LVIII : Hukuman..
59
BAB LIX : Jangan Ada Kita...
60
BAB LX : Jauhi Dia..
61
BAB LXI : Maafkan Aku...
62
BAB LXII : Cemburumu..
63
BAB LXIII : Aku Menikungmu...
64
BAB LXIV : Bukan Salah Paham... Lagi...
65
BAB LXV : Diammu Melemahkanku...
66
BAB LXVI : Maaf, ya...
67
BAB LXVII : Aku Ingin Kau Tahu Perasaanku...
68
BAB LXVIII : Maaf... Ada Rasa Yang Ku Jaga...
69
BAB LXIX : Sedihmu Karenaku...
70
BAB LXX : ... Kau Lebih Berhak
71
BAB LXXI : Peluk Aku...
72
BAB LXXII : Untung Aku Lebih Dulu...
73
BAB LXXIII : Apa Aku Yang Terlalu Percaya...
74
BAB LXXIV : Kau Mau Aku Buat Apa...
75
BAB : LXXV : Kecanggungan Kita...
76
BAB LXXVI : Aku Ingin Kau Lepas Darinya...
77
BAB LXXVII : Kecupan Pertamaku...
78
BAB LXXVIII : Aku Ingin Kita Jujur...
79
BAB LXXIX : Pacaran?!
80
BAB LXXX : Kau Boleh Merasa Diatas Angin...
81
BAB LXXXI : Maju Terus Walau Tak Restu...
82
LXXXII : Aku Akan Datang
83
BAB LXXXIII : Kau Juga Mencemaskanku...
84
BAB LXXXIV : Lagi-Lagi... Maafkan Aku...
85
BAB LXXXV : Mata Yang Terluka
86
BAB LXXXVI : Ini Salahku...
87
BAB LXXXVII : Salah Paham... Lagi?
88
BAB LXXXVIII : Ia Tak Lebih Dari....
89
BAB LXXXIX : Kita... Berpisah Sejenak
90
BAB XC : Tetap.. Selalu Ada Dia Di Antara Kita..
91
BAB XCI : Dan Rasa Bersalahku Semakin Besar...
92
BAB XCII : Kau Ada Dimana...
93
BAB XCIII : Cemas Dan Khawatir...
94
BAB XCIV : Kita Mulai Dari Awal...
95
BAB XCV : Rindu Yang Terpendam
96
BAB XCVI : Kita Lihat Kebenarannya...
97
BAB XCVII : Terjawab Sudah...
98
BAB XCVIII : Putus...
99
BAB XCIX : Aku Ingin Semua Ini Berakhir...
100
BAB C : Kerinduan...
101
BAB CI : Kita Bersama Lagi...
102
BAB CII : Pertandingan...
103
BAB CIII : Lihat Aku...
104
BAB CIV : Bukan Sandiwara...
105
BAB CV : Hati Yang Sakit...
106
BAB CVI : Kita Masih Berteman...
107
BAB CVII : Suatu Rencana....
108
BAB CVIII : Ada Apa Dengan Senyum Itu...?
109
BAB CIX : Siapa Dia...?
110
BAB CX : Perkenalan...
111
BAB CXI : Ini pacarku...
112
BAB CXII : Hari Ini Kau Boleh Menang...
113
BAB CXIII : Sekali Lagi Kau...
114
BAB CXIV : Jangan...!
115
BAB CXV : Lagi-Lagi.. Tatapan Itu...
116
BAB CXVI : Sepasang Mata...
117
BAB CXVII : Apa Keburukkanku...
118
BAB CXVIII : Ancaman Ibu...
119
BAB CXIX : Suara Siapa Itu...?
120
BAB CXX : Terima Kasih...
121
BAB CXXI : Apakah Tidak Apa-Apa...
122
BAB CXXII : Ini Rahasia...
123
BAB CXXIII : Apakah Ini Karena Terbiasa...?
124
BAB CXXIV : Apa Lagi Yang Harus Aku Lakukan...
125
BAB CXXV : Lebih Dari Sekedar Cemas..
126
BAB CXXVI : Air Matamu...
127
BAB : CXXVII : Bebanku Bukan Bebanmu..
128
BAB CXXVIII : Pesan Masuk...
129
BAB CXXIX : Aku Datang...
130
BAB CXXX : Kau.. Menggemaskan..
131
BAB CXXXI : Menunggu... Siapa dia?
132
BAB CXXXII : Apakah Itu...Kamu..?
133
BAB CXXXIII : Kerumunan Di Pagi Hari....
134
BAB CXXXIV : Ancaman Yang Menjadi Nyata...
135
BAB CXXXV : Menunggu Apa Yang Akan Terjadi...
136
BAB CXXXVI : Jangan Kau Tanggung Sendiri...
137
BAB CXXXVII : Bukan Aku....
138
BAB CXXXVIII : Aku Tak Bisa Mengabaikannya...
139
BAB CXXXIX : Benci Itu Untukku...
140
BAB CXL : Aku Tak Ingin Kau Terluka...
141
BAB CXLI : Bisakah Kau Terima Uluran Ku..
142
BAB CXLII : Asal Kau Nyaman...
143
BAB CXLIII : Bila Kau Tak Mampu... Maka Lepaskanlah...
144
BAB CXLIV : Motif di balik foto...
145
BAB : CXLV : Akhirnya...
146
BAB CXLVI : Ada Foto Yang Lain...
147
BAB CXLVII : Pengakuan...
148
BAB CXLVIII : Ada Yang Membenci Kalian...
149
BAB CXLIX : Siapa Pelakunya...?
150
BAB CL : Menunggu...
151
BAB CLI : Biar Aku Yang Terima...
152
BAB CLII : Tidak Terjadi Apa-Apa... Kan?
153
BAB CLIII : Satu Persatu... Mulai Terungkap
154
BAB CLIV : Ada Pelaku Yang Lain...?
155
BAB CLV : Kau... Lagi!
156
BAB CLVI : Apa Kau Tidak Mengenalku....
157
BAB CLVII : Teman Mu... Apa Bedanya...
158
BAB CLVIII : Saksi... Atau Pelaku...
159
BAB CLIX : Kau.. Juga Temannya..
160
BAB CLX : Ketegangan Yang Berkumpul...
161
BAB CLXI : Ku Lakukan Ini Untukmu...
162
BAB CLXII : Aku Tak Ingin Bantuanmu..
163
BAB CLXIII : Aku Tidak Bersalah, Kan...?
164
BAB CLXIV : Apakah Kita Akan Baik-Baik Saja...?
165
BAB CLXV : Akan Ku Ubah Ke Putusan Itu...
166
BAB CLXVI : Aku Tidak Apa-Apa...
167
BAB CLXVII : Lagi - Lagi.. Kau Menghilang..
168
BAB CLXVIII : Akulah... Pengaruh Buruk Bagimu...
169
BAB CLXIX : Ternyata... Kau Lebih Percaya Dia...
170
BAB CLXX : Sekali Lagi Aku Kalah Selangkah...
171
BAB CLXXI : Kau.. Kali Ini.. Mengabaikan Ku..
172
BAB CLXXII : Akhirnya Mata Kita Bertemu... Tapi...
173
BAB CLXXIII : Kami Tidak Berselisih...
174
BAB CLXXIV : Maafkan Aku Terlalu Menyayangi Mu...
175
BAB CLXXV : Memang Aku Lebih Hebat...
176
BAB CLXXVI : Apakah Kau Akan Pergi..?
177
BAB CLXXVII : Janji Yang Tersembunyi...
178
BAB CLXXVIII : Janji Itu.. Benarkah Tidak Apa-Apa..?
179
BAB CLXXIX : Syukurlah... Kau Tak Marah...
180
BAB CLXXX : Bikin Kesal Saja...
181
BAB CLXXXI : Mengalah... Lagi...
182
BAB CLXXXII : Kau Simpan Saja Sendiri...
183
BAB CLXXXIII : Kita Lupakan Sejenak...
184
BAB CLXXXIV : Asal Kau Percaya....
185
BAB CLXXXV : Ku Ikuti Kemana Kau Mau...
186
BAB CLXXXVI : Pergilah... Walau Hatiku Tak Rela...
187
BAB CLXXXVII : Maaf... Aku Menghentikanmu...
188
BAB CLXXXVIII : Keputusan Sudah Bulat...
189
BAB CLXXXIX : Kesalahan Fatal...
190
BAB CXC : Kita Bertahan...
191
BAB CXCI : Kencan Terakhir Kita...
192
BAB CXCII : Ku Antar Kepergianmu...
193
BAB CXCIII : Jarak Di Antara Kita...
194
BAB CXCIV : Percaya...
195
BAB CXCV : Keresahan...
196
BAB CXCVI : Sebuah Rencana...
197
BAB CXCVII : Ia Tetap Di Sini...
198
BAB CXCVIII : Perlahan... Akan Kuraih Hatimu..
199
BAB CXCIX : Andai Itu Milikku...
200
BAB CC : Akankah Ia Goyah...?
201
BAB CCI : Sekali Lagi... Aku Meragukanmu...
202
BAB CCII : Aku... Kembali...
203
BAB CCIII : Kau Mulai Mengawasiku...?
204
BAB CCIV : Lagi...lagi... dan lagi...
205
BAB CCV : Karenanya Kita Bisa Bertemu
206
BAB CCVI : Jogja... Aku Datang...
207
BAB CCVII : Ada Apa Dengan Wida...?
208
BAB CCVIII : Rahasia Wida
209
BAB CCIX : Kau Ingin Aku Mencari Tahu...?
210
BAB CCX : Ilusi Atau Nyata?
211
BAB CCXI : Akankah Ia Memberitahu?
212
BAB CCXII : Menurutmu.. Apakah Ia Akan Datang?
213
BAB CCXIII : Ternyata Kita Di Tempat Yang Sama...
214
BAB CCXIV : Ada Bayangmu...
215
BAB CCXV : Apa Kau Tidak Mengenaliku?
216
BAB CCXVI : Ternyata Ia Nyata...
217
BAB CCXVII : Pertemuan Yang Membuat Canggung...
218
BAB CCXVIII : Aku Akan Berusaha...
219
BAB CCXIX : Apakah Boleh Begitu...?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!