Joelin memutuskan untuk mengikuti Mike. Kesiagaannya mulai menurun, entah karena rasa kantuk yang sangat berat atau Joelin memang sepercaya itu pada lelaki ini. Lelaki yang selalu menerjemahkan segala sesuatunya pada Joelin, kemarahan Profesor dikelas, atau wajah dingin teman sekelasnya yang saling kesal karena satu dan lain hal. Bagi Joelin, bertemu dengan Mike adalah jawaban doa. Minggu-minggu awal Joelin tiba di kampus benar-benar menyusahkan. Jurusannya dihuni oleh mayoritas kaum pria, kalaupun ada perempuan bisa dihitung dengan jari. Awalnya Joelin sungguh kesepian, belum lagi karen kemampuan berbahasa Korea yang belum Pasih membuat Joelin kesulitan memahami materi yang disampaikan dosen. Setiap malam Joelin menangis dalam doanya, memohon Tuhan mengirimkan teman disisinya. Bagi Joelin kehadiran Mike yang selalu siap mengajarinya bahkan tanpa diminta adalah jawaban doa-doa itu.
Mickey mengendarai motornya perlahan membelah malam yang hening dan gelap. Lampu jalan terlihat indah seperti biasanya. Namun jalanan sudah sepi, tentu saja ini sudah subuh. Akhirnya dia berhenti di depan sebuah rumah minimalis berpagar besi. Setelah membuka pagar, Mickey masukkan motornya hingga ke parkiran dan mengajak Joelin masuk kerumah. Joelin yang sungguh mengantuk hanya mengekor langkah kaki Mickey, hingga akhirnya mereka tiba di sebuah kamar tidur dengan nuansa putih. Mickey berjalan kearah lemari, mengeluarkan sebuah baju kaos berwarna putih dan celana training dari dalam sana.
"Gantilah pakaianmu" Ujarnya sambil menyerahkan pakaian dalam genggamannya pada Joelin.
"Aku harus kekamar mandi." jawab Joelin sambil meraih baju dari Mike.
"Disana" jawab Mike singkat sambil menunjuk pintu disalah satu sudut kamar.
"Oke" Joelin segera menggeledah tas nya dan menemukan sebuah tas kecil berisi sabun pencuci wajah, odol dan sikat gigi yang selalu dia bawa setiap hari. setelah menemukan semua yang dia butuhkan, Joelin bergegas memasuki kamar mandi.
Joelin tersentak kaget seketika wajahnya bersentuhan dengan air.
"Apa yang aku lakukan di rumah pria ini?" gumamnya dalam hati.
"ah, ayolah dia tidak akan macam-macam bukan? akankah dia menggangguku? apakah dia memperdayaku? gimana dong ini? gimana kalau dia mengambil keuntungan dariku? apakah kami akan tidur bersama malam ini?" tiba-tiba semua pikiran itu berkecambuk dikepalanya.
"Joelin, kamu akan masuk angin jika terlalu lama disana" sebuah suara menyadarkan Joelin dan membuatnya bergidik ngeri.
"Cepatlah Joelin, kita akan ujian pagi ini." sambung suara itu lagi.
Kalimat yang menyadarkan Joelin, hingga membuatnya bergegas membersihkan diri. Setelah beberapa menit akhirnya Joelin keluar dari kamar mandi, dan jantungnya nyaris copot mendapati sosok yang tergelatak dengan mata terpejam di tempat tidur. Sumpah demi apa, pria itu sudah berganti pakaian dan terlelap dengan tenangnya. Joelin berusaha mengusir semua pikiran anehnya dan memilih naik keatas tempat tidur. Setelah merebahkan diri disebelah pria itu, tidak butuh waktu lama Joelin sudah terbang ke alam mimpi. siapapun akan tahu itu dengan mendengar deru nafas Joelin yang mulai teratur.
Menyadari Joelin yang sudah tertidur lelap Mickey membuka matanya. Mickey menemukan Joelin yang tertidur membelakangi dirinya, tanpa sadar tangan Mickey bergerak meraih tubuh Joelin yang terlelap dan memutar arah tidur Joelin menghadap dirinya.
Joelin merasakan sebuah tangan hangat yang meraih tubuhnya. Dia juga merasakan tubuhnya berbalik ke posisi yang berlawanan, dia bisa memandang wajah dihadapannya dengan jelas. Itu Mickey, lelaki yang lebih banyak berdiam diri setiap kali Joelin bercanda dengan teman-teman lainnya. Lelakia paling Joelin takuti di Lab karena lelaki ini sering bersikap dingin setiap kali Joelin berusaha meramaikan suasana dan mengajak temannya bercanda. Lelaki yang dimata Joelin hanya fokus belajar setiap hari nya. Mr.super serius, demikianlah Joelin menjulukinya.
Tiba-tiba wajah lelaki itu sudah tidak berjarak lagi dengannya. Joelin merasakan bagaimana bibirnya berubah hangat. Sementara tangan pria itu menjelajahi setiap tubuhnya membuat Joelin merinding dan jantungnya berdebar kencang.
"Kamu sangat menggoda" ucap lelaki itu parau.
Kemudian Joelin merasakan bibirnya kembali hangat dan dia juga merasakan sesuatu mendesak di bagian bawah sana. Joelin yakin senjata Mickey sudah memasuki intinya, namun Joelin bingung karena dia sama sekali tidak merasakan sakit. Justru sebaliknya dia merasa seperti sedang melayang diatas awan.
"Mereka bilang itu menyakitkan, tapi kenapa tidak sakit sama sekali?" bisik Joelin pada lelaki yang sedang menindih tubuhnya itu.
"Apa kau menyukainya?" tanya pria itu.
"Rasanya seperti terbang tinggi keatas awan" jawab joelin.
"apa kau penasaran dengan rasa sakit yang mereka katakan?"
"Begini lebih baik" ungkap Joelin sambil meraih leher pria itu dan kembali memangsa bibirnya.
Joelin benar-benar menikmati setiap kecupan dan sentuhan pria itu. Joelin merasa terbang melayang. Dia bahkan lupa sudah berapa lama mereka saling menikmati satu sama lain. Dia menikmati tubuhnya yang berguncang hebat.
"Joe..Joelin" telinganya menangkap suara itu kembali.
"Joelin, bangunlah" kini suara itu makin tegas dan guncangan ditubuhnya semakin terasa.
"Ya.." jawab Joelin malas sambil membuka matanya.
"Apa kau tidak ingin ikut ujian hari ini?" tanya suara itu lagi.
seperti tersambar petir saat mendengar kalimat itu, spontan Joelin duduk di tempat tidur. Dengan wajah yang tak dapat diartikan dia mengintip kedalam selimut yang membungkus tubuhnya.
"APA!!??" mata Joelin terbelalak kaget mendapati bajunya masih utuh melekat di sana.
"Kamu kenapa?" tanya Mickey yang tidak kalah terkejutnya denga teriakan Joelin.
"Kok aku masih pakai baju? apa aku ketiduran setelah kami melakukan semua itu? Apa dia memasang kan kembali pakaianku?" racau Joelin dalam bahasa Indonesia.
"Joelin, tolong gunakan bahasa internasional. aku tidak mengerti bahasamu." tuntut pria itu.
Joelin masih sibuk dengan pikirannya tentang pengalamannya bercumbu dengan Mickey sementara pria itu mengacak rambut Joelin dengan gemas karena ekspresi bangun tidur Joelin yang menurutnya lucu.
"Mimpi apa kamu sampai sehisteris itu?" gumam Mike dalam hati.
"Joe, sana mandi kek, cuci muka kek. Biar gantian pakai tempat tidurnya. Badanku sakit semua semalam harus tidur di sofa ruang tamu." Jelas Mickey panjang lebar.
"APA!!?" seru Joelin makin terkejut.
"Kenapa kamu terkejut begitu? Apa kamu berharap aku akan tidur di sini dan melakukan sesuatu denganmu?" Tanya Mike penuh selidik, sungguh saat ini dia merasa lucu disuguhi wajah bangun tidur milik Joelin yang sedang kebingungan.
"Apaan sih." jawab Joelin sambil pergi meninggalkan tempat tidur Mickey dan masuk ke kamar mandi membawa tas kecil berisi facial wash nya.
"Jadi gue cuman mimpi? yaampun Joe, malu-maluin banget sih lo." omelnya pada diri sendiri. sementara wajahnya semakin merona dan terasa panas.
Sepeninggal Joelin kekamar mandi, Mickey segera merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur dan memejamkan matanya. Bayangan tadi malam berputar kembali dalam ingatannya. Saat dia memandangi wajah Joelin dan tiba-tiba saja dia mendapati dirinya perlahan beranjak meninggalkan tempat tidur dan pindah ke sofa diruang tamu. Bukan karena Mickey pria tidak normal, dia merasakan juniornya yang menegang saat melihat tubuh Joelin yang terlelap dibungkus oleh kaos transparan. Apalagi baju itu betul-betul menyuguhkan bayangan transfaran p*t*ng s**u Joelin. Tapi bukannya menikmati tubuh Joelin yang tidak berdaya, Mickey malah memutuskan meninggalkannya terlelap di sana.
"Aku memang tidak jatuh cinta padanya, mungkin itu alasan kenapa aku tidak melahapnya malam ini. Tapi kenapa aku terus memikirkannya dan selalu ini menjaganya?" tanya Mickey lebih pada diri sendiri.
Sementara itu dikamar mandi Joelin sedang kebingungan karena tidak membawa pakaian ganti. Sementara celana trening yang dia kenakan tadi sudah basah terkena air. Setelah mengenakan kembali baju kaos milik Mickey, dia memutuskan membuka pintu kamar mandi perlahan. Dia melangkah pelan keluar dari kamar mandi tanpa ingin membangunkam Mickey yang menurutnya sedang terlelap diatas tempat tidur. Masih dengan sangat berhati-hati Joelin melangkah mendekati lemari pakaian Mickey untuk menemukan celana lain yang bisa dia pinjam. Merasakan ada seseorang yang bergerak sangat hati-hati Mickey membuka matanya, dan dia terkejut mendapati pemandangan didepannya kini.
Joelin dengan baju kaos putih yang menutupi sedikit bagian bawah tubuhnya namun tanpa mengenakan celana, ditambah lagi baju itu makin transparan karena Joelin mengenakannya tanpa memaka handuk terlebih dahulu.
"A da apa?" tanya Mickey, tenggorokannya terasa kering dan tentu saja dia juga menyadari bahwa sesuatu dibawah sana sudah menjerit ingin diberi makan. Mickey segera bangkit dari posisi tidurnya
"aku lupa membawa handuk dan pakaian ganti kekamar mandi" jawab Joelin sambil tertunduk malu.
Joelin merasa sesuatu kehangatan yang tiba-tiba mendekap tubuhnya. Tentu saja itu Mickey yang tiba-tiba memeluknya. Jantung Joelin semakin berdetak tak menentu, akankah mimpinya terulang? apakah ini masih di dalam mimpi? Joelin sungguh tidak dapat mencerna apa-apa sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Ika Aprianti SSC🌹
akankah mimpi Joelin akan terjadi ????
2020-09-30
1
SR_Muin
next
2020-08-16
1
kopi pahit
joelin lucu bgt sh,,, seru thor...
2020-08-13
1