Joelin dan lelaki itu keluar dari lift, kemudian bergabung bersama dua lelaki tampan lainnya. Mereka berjalan menuju taman kampus. Area yang hijau dan teduh. Disana terdapat beberapa pepohonan rimbun yang menaungi kursi dan meja. Sungguh sangat teduh. Mereka berempat, tepatnya Joelin mengikuti ketiga pria tampan itu, dan memilih duduk di sana.
"Joelin, mau makan apa?" tanya lelaki tampan yang mengundangku untuk makan siang (aku belum tau namanya, tapi dia yang paling tampan)
"sayuran." jawabku singkat.
"kamu vegetarian?" tanya lelaki gemuk yang aku juga belum tau namanya.
"Bukan. Aku hanya sangat menyukai sayuran." jawabku lagi.
"kita mau pesan McD, bagaimana dengan hamburger tanpa daging?" tanya si tampan itu kembali.
"call." jawabku singkat.
"tanpa telur juga?" tanya si gemuk lagi
"aku mau telur." jawabku manja, aku bahkan belum berkenalan dengan mereka, bagaimana kemanjaan ini mengalir begitu saja? menjijikkan.
"No. telur bisa membuatmu gemuk." ujar si tampan lagi.
"oke! aku tidak ingin jadi gemuk." jawabku singkat.
Setelah selesai memesan makanan, mereka kembali sibuk dengan ponsel masing-masing. Ketiga pria itu sepertinya sedang bermain game, sementara Joelin sibuk dengan instagramnya. Setelah bosan membaca feed beberapa akun yang difollownya, Joelin memilih meninggalkan aplikasi itu, kemudian memutuskan merekam beberapa photo menggunakan kamera ponselnya.
"Joelin, kamu sedang apa?" tanya si gendut tiba-tiba.
Joelin yang sedang asik sendiri akhirnya tersadar, bukannya menjawab dia malah balik bertanya, "Nama kamu siapa?"
"Aku Si An, jawabnya."
"hi Si An." jawab Joelin sambil tersenyum lalu kembali bertanya "Nama kamu siapa, dan kamu siapa?" kepada dua lelaki tampan lainnya.
"Aku Mark." jawab lelaki tertampan disana.
"Kamu?" tanya Joelin ragu-ragu pada lelaki yang dari tadi memilih mendiamkannya.
"Eum Son. panggil aku Mickey." dia menjawab sambil terus sibuk dengan ponselnya tanpa memandang Joelin.
"Mark and Mickey, senang bertemu dengan kalian."
"Joelin, bagaimana denganku? kamu tidak senang bertemu denganku?" tanya Si An.
"gimana ya?" jawab Joelin sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Joelin, aku bukan temanmu." Si An berteriak kesal.
"Ya sudah." jawab Joelin santai.
Akhirnya Joelin, Si An dan Mark tertawa lepas. Hanya Mickey yang masih terlena dengan dunianya sendiri.
"Mark, kenapa namamu berbeda? seperti nama orang barat." tanya Joelin akhirnya.
"Ayahku dari Amerika, tapi Ibuku orang Korea." jawab Mark.
Jawaban yang membuat Joelin paham asal dari ketampanan Mark yang luar biasa.
"Apakah rumah kalian dekat dengan sekolah? Apakah kalian tinggal bersama keluarga kalian?" Joelin tiba-tiba jadi banyak tanya.
"Orang tuaku tinggal di Seoul, disini aku menempati apartementku sendirian. Kecuali weekend. Karena biasanya pacarku datang." Jelas Mark.
Tiba-tiba Joelin bergidik mendengar penjelasan Mark.
"Tampan sih tampan, tapi kok pacar dibawa nginap?" omel Joelin dalam hati.
"Bagaimana denganmu Si An?" tanya Joelin.
"Ayahku orang Korea dan Ibu ku juga Korea." jawab Si An.
"Ya..!! Siapapun tau itu. Bukan itu, pertanyaan ku bukan itu." Omel Joelin.
"Lalu apa?" Tanya Si An
"Kamu menyebalkan." jawab Joelin sebelun akhirnya terpaksa diam karena makanan mereka sudah tiba.
mereka berempat akhirnya sibuk menikmati makanan masing-masing.
"Joelin, kamu lelet banget makannya." Serang Si An.
"Apaan sih. Berisik." jawab Joelin.
"Buruan dong. Kamu nggak lihat semua orang sudah selesai makan?" tanya Si An lagi.
"ih... sabar atuh pak." Jawab Joelin dalam bahasa indonesia.
"Joelin, don't speak in alien language." Si An tiba-tiba menggunakan bahasa inggris.
"Wah. Daebak... Si An, ayok kita komunikasi dengan bahasa inggris. jangan pakai bahasa korea, aku kaku banget ngobrol pakai bahasa korea." mohon Joelin dengan bahasa korea nya yang patah-patah.
"kamu harus belajar Joelin. Ngapain datang ke korea kalau mau pakai bahasa inggris? Ke Inggris aja sekalian." Jawab Si An kesal.
"ih.. apaan sih anak ini? nyebelin banget" batin Joelin.
"Hurry up Joelin. Better you continue eating your lunch and don't move your eyes like that. it isn't cute." omel Si An.
"Yaudah sih, pakai inggris aja yok ngomongnya." mohon Joelin.
"No." jawab Si An singkat.
"Mark.. Please, let's use english." mohon Joelin.
"Joelin. Please, let's use Korean." ejek Mark.
"Apa kalian masih lama? Aku ingin kembali ke Lab." Tiba-Tiba Mickey angkat suara.
"Joelin, selesaikan makanamu." Kali ini Si An bicara dengan sangat tegas.
Joelin pun memilih menikmati makanannya dalam diam.
"Dasar lelaki-lelaki aneh." omel Joelin dalam hatinya.
"Guys, sedang apa kalian di sini?" seorang lelaki dalam balutan baju berwarna putih yang terlihat kasual dan sangat tampan menghampiri Joelin dan 3 pria tampan lainnya.
"Nih, nungguin cewe sebijik." jawab Si An
"siapa dia?" tanya pria itu lagi.
"anak baru." jawab Mark.
"Gue juga tau ****. maksud gue, info lengkap tentang dia."
"Tanya aja sendiri." jawab Mark lagi.
"Hi, cewek. kenalan yuk. aku Bill. nama kamu siapa?" tanyanya langsung pada Joelin.
"eh. hi, aku Joelin." jawab Joelin sambil tersenyum malu.
"Gila, tempat ini dipenuhi lelaki tampan. ya ampun, mimpi apa aku semalam? kom bisa masuk drama korea gini sih.." curhat Joelin dalam hati.
"kamu cantik" ujar Bill tiba-tiba.
"Makasih." jawab Joelin yang tersipu malu.
"Gue duluan." tiba-tiba Mickey angkat suara sambil berlalu meninggalkan mereka.
"Mike tunggu dong." Si An setengah berteriak sambil mengekor Mickey.
"Joelin ayok" ajak Mark.
Joelin pun mengikuti mereka sambil mengunyah makanannya yang dari tadi belum habis.
"Guys, tungguin gue belum makan siang." ucap Bill. Namun sia-sia karena keempat orang tadi sudah berlalu.
"Joelin, kamu lucu banget." teriak Bill yang tersenyum sendiri menyaksikan Joelin kewalahan mengikuti langkah kaki ketiga lelaki itu.
"Guys. tungguin." panggil Joelin.
"Panjangin dong kaki kamu. Pendek banget a kayak anak SMP" Si An kembali meledek Joelin.
"dasar gemuk, body shamming aja bisanya." batin Joelin. Dia sungguh kewalahan mengikuti langkah kaki ketiga lelaki itu. Memang Joelin hanya memiliki tinggi badan sekitar 157 cm. Rambutnya yang hitam, matanya yang biru dan kulitnya yang menurut dia sawo matang (padahal orang bilang kulitnya putih loh), rasanya memiliki darah Jerman dan Indonesia tidak serta merta membuat Joelin secantik model. Dia memang sering dikira anak SMP karena tubuhnya yang mungil dan wajahnya yang awet muda. Mereka terus berjalan sampai akhirnya tiba di sebuah Gedung bertuliskan Departement Biotechonogy. Ke empat orang itu kemudian memasuki gedung tersebut dan dengan bantuan lift tiba di lantai 11, menuju sebuah ruangan yang sehari sebelumnya dikunjungi oleh Joelin bersama dosen pembimbing nya.
"Makasih teman-teman udah nemenin aku sampai ke Lab." ucap Joelin tulus.
Mickey, hanya diam dan langsung masuk ke dalam ruangan itu.
"Joelin, kita ini labmates. Bukannya kemarin kamu sudah datang kemari dan bertemu dengan kami?" tanya Si An.
"Astaga. Gue lupa nih, ternyata udah ketemu mereka sejak semalam." batin Joelin.
"Jangan bilang kamu lupa. yuk masuk." ujar Mark santai.
"Ini kursi kamu. masih ingat kan?" Goda Si An.
"ya." jawab Joelin menahan malu.
"Joe, ikut aku yok." ajak Mickey.
deg..deg..deg.. jantung Joelin berdegup kencang.
"Ya Tuhan, mau apa lagi dia? aku sudah nyaman dengan dia yang diam dan sibuk sendiri." Joelin menggerutu dalam hati.
"JOE..!" panggil Mike sekali lagi.
"ok!" Joelin segera berlari ke arah Mickey bersama jantungnya yang terus berdetak makin liar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Elang_amW⃠࿐
lanjot🚴🚴🚴
2020-10-16
1
Ika Aprianti SSC🌹
hmm Joelin jadi primadona niih.... banyaj cogan2 d sampingnya
2020-09-30
1
🇮🇩⨀⃝⃟⃞☯Ayodyatama🌹
sampai sini dulu thor
2020-08-24
1