Bab 17

DRAMA LILY 2

Orang tua Lily datang. Lily makin terpuruk. Dengan sengaja ia melukai nadinya. Orang tua Lily panik, begitu juga Almira dan Anugrah.

Mereka langsung membawa Lily ke rumah sakit. Beruntung, ia dapat tertolong. Justru perbuatan nekatnya lah yang membuat kedua orang tuanya langsung mempercepat kepulangan mereka dengan membawa Lily dalam keadaan sakit.

Anugrah hanya menggeleng tak percaya akan kenekatan gadis itu. Salahnya dari dulu ia tak pernah melarang gadis itu berkhayal menjadi istri masa depan putranya.

"Apa kamu kecewa dengan keputusan ku, Ma?" tanya Anugrah pada istrinya.

Almira menatap suaminya dengan senyum manis. Almira menggenggam erat tangan Anugrah lalu mengecupnya.

"Tidak Sayang. Aku menurut semua keputusanmu," jawab Almira.

Mereka pulang setelah keberangkatan Lily dan kedua orangtuanya dari bandara menggunakan jet pribadi.

Sesampainya, mereka mendapati rumah dalam keadaan sepi. Hanya beberapa maid yang datang menghampiri.

"Kemana Tuan dan Nyonya muda, Bik?" tanya Almira. Sedang Anugrah langsung masuk ke kamar.

"Oh, semenjak Tuan muda pulang. Mereka belum turun Nyonya besar," jawab Bibik sambil membungkuk hormat.

"Baiklah.Tolong siapkan makan malam ya," titah Almira dengan lembut.

lagi-lagi Bibik membungkuk hormat mengiyakan perintah majikannya.

Sedangkan di dalam kamar. Bagas dan Ram tengah memadu kasih.

"Sayang," dijawab deheman oleh Ram.

"Kok hmm sih jawabnya," ujar Bagas keberatan.

"Maaf sayang. Iya kenapa?"

"Aku dengar Lily mencoba melakukan bunuh diri. Apa itu benar?" tanya Bagas.

"Iya. Sebenarnya dia hendak melakukan sedikit drama agar, anak itu tidak diajak pulang oleh orang tuanya," jawab Ram. "Sayangnya. Goresannya terlalu dalam. Makanya tadi semua sangat panik."

"Sayang. Apa ini sudah ada nyawanya?" tanya Bagas lagi sambil mengelus perut rata sang istri.

Tiba-tiba wajah Ram mendung. Bagas yang melihat itu, langsung buru-buru minta maaf.

"Sudah jangan kau pikirkan. Toh, kita baru menikah. Aku juga masih ingin pacaran denganmu," ujar Bagas penuh rasa bersalah.

"Maaf ya Sayang. Aku belum bisa mencetak generasi penerus untuk keluarga ini," ujar Ram menyalahkan dirinya sendiri.

"Sudah ... sudah. Aku tidak akan mempermasalahkan lagi. Syukur-syukur jika Allah ngasih cepat, jika tidak, Aku akan bersabar menunggunya," ucap Bagas menenangkan Ram.

Ram langsung memeluk Bagas dengan erat. Wanita itu sangat berterima kasih atas pengertian sang suami.

Tok

Tok

Tok

Bunyi suara pintu diketuk.

"Iya, sebentar!" Ram bergegas bangkit dari rengkuhan Bagas.

Pintu terbuka. Bibik ada di sana sambil menundukkan kepalanya.

"Maaf, Nyonya besar memanggil untuk makan malam bersama," ujar Bibik memberi tahu.

"Baik, kami akan turun sebentar lagi, makasih Bik," ujar Ram ramah.

"Sama-sama Nyonya muda, Saya permisi dulu," Ram mengangguk.

Setelah Bibik pergi, Ram memberi tahu Bagas, suaminya agar bersiap-siap untuk makan malam.

Bagas dan Ram turun bersama. Sampai di sana mereka saling mengobrol sebelum makan. Tapi, ketika makanan sudah disiapkan mereka pun diam menikmati makanan yang tersedia.

Selesai makan. Mereka semua diwajibkan bercengkrama bersama di ruang keluarga.

"Oh ya, Mas. Besok Ram mulai kerja lagi. Cutinya kan sudah habis," ujar Ram meminta ijin.

Bagas mengangguk. "Oh ya, kamu kerja di mana sih?' tanya Bagas.

"Ram kerja di PT. Sinar Berkah," jawab Ram.

Bagas mengernyit. Ia sangat tahu perusahaan yang cukup bonafit itu. Perusahaan penyuplai bahan berat seperti traktor dan kontainer, juga memiliki beberapa hotel terbaik dan pengelolaan parawisata di kota mereka.

"Oh. Di sana kamu sebagai apa?" tanya Bagas kemudian.

Ram bingung menjawab sebagai apa. Masalahnya itu adalah perusahaan yang ia rintis sendiri dari nol hingga sebesar ini. Hanya saja untuk mengakuinya Ram masih malu.

"Hmmm ... hanya karyawan biasa," akhirnya terlontar jawaban yang terpikirkan oleh wanita itu.

Bagas pun mengangguk.

"Bagaimana jika kamu resign dari perusahaan itu, terus kamu kerja di perusahaan suamimu, Ram?" anjuran Anugrah bikin Ram tersedak.

Bagas bergegas memberikan air minumnya.

"Hati-hati kalo makan," ujar Bagas khawatir.

"Bagaimana Ram?" tanya Anugrah lagi.

bersambung.

eh kira-kira jawaban Ram apa ya?

sorry baru update ... maklum kendala biaya kuota. hehehe...

makanya saya berharap kebesaran hati para readers untuk meringankan jempolnya untuk klik like, love and vote.

ya syukur-syukur ngasih hadiah 😂

makasih ya atas dukungannya.

Terpopuler

Comments

Suprapti Prapti

Suprapti Prapti

tidak mau🤣

2022-04-10

0

Amanah Amanah

Amanah Amanah

wiiiiih keren ram...pnts dia bisa tegas SMA lily

2022-02-12

0

Tuty Tuty

Tuty Tuty

waaah raamm maen rahasiaan yaaa makin seru nih cerita thor

2021-12-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!