Bab 10

MASIH TENTANG BAGAS ADITYA

(satu hari sebelum menikah).

Pak Dirman, ayah Bagas belum begitu stabil keadaannya. Ia masih terbaring lemah di brangkarnya. Netranya berpendar menatap putra semata wayangnya.

"Pa ...," Bagas hendak mengatakan sesuatu tapi papanya langsung menghentikan ucapannya dengan menggeleng.

"Kamu harus menikahi, Kirana, besok!" titahnya tegas.

Bagas mengeraskan wajahnya, tanda ia menolak perintah papanya.

"Tapi, besok Bagas menikah dengan, Ram, Pa!" kali ini sang ibu menginterupsi.

"Salahkan putramu ini! Kenapa dia mesti berbuat mesum dengan wanita lain!" bentak Pak Dirman emosi.

Tiit ... tiit ... !

Bunyi monitor pada layar pacu jantung menandakan bahwa pasien dalam keadaan shock berat. Bu Rasna panik. Ia segera berteriak memanggil para medis. Dokter langsung berlari mengecek keadaan pria yang tengah tersengal hebat itu.

"Tenang ya, Pak ... tenang!" titah sang dokter sambil memegang dada pria tua yang telah ditempeli alat pendeteksi jantung itu.

"Tolong, jangan buat pasien shock atau emosi. Itu berbahaya bagi jantungnya yang lemah," ujar dokter menjelaskan pada istri dan anak dari pasiennya.

Setelah dirasa si pasien stabil. Dokter pun meninggalkan mereka dan tetap mengatakan untuk tidak membuat pasien dalam keadaan tertekan.

[hari pernikahan).

Wajah tampan tampan tertekuk. Ia kini telah resmi menjadi suami dari sebuah seorang wanita yang kemarin bersamanya. Ya. Bagas terpaksa menikahi wanita bernama Kirana Syahputri. Wanita kemarin yang nyaris ia tiduri. Tanpa di dampingi papanya. Bagas melakukan pernikahan. Papanya, Pak Dirman harus dioperasi hari ini karena penyempitan pembuluh darah. Sang mama terus memaksanya agar menikahi gadis itu. Kini, pria itu hanya menyesali perbuatannya. Ia ingat ketika, Ram selalu menolak ajakannya berkencan.

(Maaf Mas. Aku tidak mau berkhalawat berduaan. Takut ada makhluk ke tiga yakni setan.).

Begitu kira-kira bunyi pesan yang dikirimkan oleh gadis yang hendak dijodohkan itu. Bagas menatap ponselnya yang sengaja dimatikan. Ia takut jika paman dari, Ram akan meneleponnya.

Bagas menatap wanita di sebelahnya yang kini sah menjadi istrinya. Tampak senyum bahagia terpancar dari wajah wanita itu.

Bagas mendengkus. Ia hanya bisa pasrah dengan kenyataan ini.

Kirana melirik pria di sebelahnya. Sebenarnya bibirnya terasa lelah terus-terusan memasang senyum lebar. Sebenarnya ia cukup kesal. Pasalnya Bagas hanya memberinya mahar sebesar sepuluh ribu rupiah. Tapi, tujuannya menikahi pria itu sudah terlaksana. Wanita itu hanya tersenyum smirk.

Pesta telah berlalu. Malam berganti kini Kirana tampak tersenyum menggoda Bagas, suaminya.

"Sayang ...," panggilnya dengan suara mendesah.

Perlahan Kirana melepas semua pakaiannya. Bagas menatap istrinya itu.

Sungguh, pria itu merasa heran. Kemana napsunya selama ini ketika melihat wanita di depannya bugil. Ia tak merasakan apapun seperti pertama ia mencumbu wanita sebelum jadi istrinya itu.

Mata Bagas menelusuri tubuh istrinya. Tiba-tiba penglihatannya terhenti pada bagian perut sang istri yang sedikit membuncit. Ia mengernyit.

"Kamu, cacingan?" tanya Bagas.

Kirana tertegun, ia menundukkan kepalanya. Terlihat perut buncitnya.

Sedikit gelagapan ia, tersenyum kikuk dan mengangguk mengiyakan.

Bagas menyipit. Kemarin, ketika ia mencumbu wanita itu, tak begitu diperhatikannya tubuh istrinya ini.

"Ki!" mata penuh selidik menatap wajah si istri yang mulai pias.

"Pakai bajumu, kita periksa!" titah Bagas.

"Ng-nggak us-ah, Mas. Ini karena kekenyangan. Iya," ujarnya gugup.

"Cepat pakai bajumu sekarang!" sentak Bagas.

Mau tak mau, Kirana memakai dress yang dilempar Bagas dari dalam lemarinya. Kemudian, pria itu menarik tangan wanita itu langsung menuju mobilnya.

"Hei, mau kemana kalian?!" Pak Gugun berteriak bertanya.

Namun, tak ada satupun jawaban dari kedua insan yang baru beberapa jam lalu telah sah menjadi suami-istri ini.

Tiga puluh menit mereka keluar. Pak Gugun dan istrinya tampak menunggu dalam cemas.

BLAM!

Terdengar bantingan pintu mobil terdengar. Nampak Bagas menyeret masuk istrinya itu. Lalu ia hempasan tubuh wanita itu hingga nyaris terjatuh jika saja, Bu Aswan tak menangkap tubuh putrinya itu.

"Katakan. Anak siapa yang kau kandung!" bentak Bagas emosi.

Napas pria itu menderu, mukanya memerah menahan amarah.

"Katakan Ki! Itu bukan anakku, kau tahu itu!" bentak Bagas lagi.

Kedua orang tua Kirana nampak tertegun dan sedikit shock.

"Aku hanya mencumbumu. Bagaimana bisa kau hamil dengan usia tiga bulan!?" seru Bagas lagi. "Jawab!"

Bersambung.

OH No ... oh no ... no no no no

Yuk beri dukungan cerita ini dengan love like and vote.

komen juga boleh. kasih hadiah apa lagi 😂

Terpopuler

Comments

nhenhe

nhenhe

waduh... tragis bgt takdir nya si bagas kw /Facepalm/blom jg di unboxing dah isi aja 3 bln aja /Joyful/kena tipuuuuu/Grin//Grin//Grin/

2023-12-21

0

Ratu Emilly

Ratu Emilly

hamil diluar nikah, makanya cari mangsa. ketiban sial deh bagas

2022-07-25

1

Tasrik Yusuf

Tasrik Yusuf

terperangkap deh si cowokx ram

2022-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!