Bab 8

AKTA TENTANG AMELIA DAN BAGAS ADITYA 1.

flashback

(empat hari sebelum pernikahan.)

Amelia. Wanita berusia Dua puluh tujuh tahun itu tampak tersenyum sinis. Di tangannya tergenggam tiga buah kartu debit. Dua kartu berwarna silver dan satu kartu berwarna gold.

"Bagaimana, Mel? Apa semua sudah kau kuras habis?" tanya seorang wanita berusia kepala tiga dengan dandanan tebal.

"Sabar, Tante. Walau kita memiliki tiga kartu limit ini. Kita tidak bisa menguras semuanya," jawab Amel sedikit berdesis.

"Jadi percuma dong, kamu melayani mereka selama ini?" ujar wanita itu kesal.

"Di tanganku hanya ada satu setengah miliyar rupiah dan dua ribu dolar, Amerika, Tan," jelas, Amel menatap wanita yang selalu berperan menjadi mamanya itu.

Tiba-tiba seorang pria berusia empat puluhan berjalan kearah mereka dengan wajah pucat.

"Ada apa, Sayang?" tanya Amel sedikit cemas.

Napas pria itu sedikit terengah. Mulutnya terbuka lalu menutup, begitu seterusnya. Seperti ikan kehabisan air.

"Sayang ... ada apa? Kenapa kau panik?" tanya Amel mendekati pria itu lalu memeluk dan menciumnya.

"Gawat ... Kita dalam masalah yang besar!" serunya panik.

Wanita bermake-up tebal nampak mengernyit.

"Bicara yang jelas Bram! Ada apa?!" sergahnya gusar.

"Kau tahu. Salah satu kekasihmu itu adalah orang yang paling berkuasa di kota ini. Jika kita tidak segera ambil langkah seribu. Kita benar-benar mati!" jelas pria yang bernama Bram Adi.

Bram Adi adalah suami dari, Amelia. Tapi, dalam peran untuk mengelabui korbannya, dia menjadi ayah bagi istrinya.

Sedangkan wanita bermake-up tebal itu adalah Priyana. Dia bukan wanita tulen. Dia adalah waria. Berkat oplas yang ia jalani beberapa tahun lalu. Waria bernama asli Priyono ini tidak kelihatan jika ia adalan seorang pria. Hanya saja, ia belum merubah jenis kelaminnya.

"Memang siapa dia, Sayang?" tanya Amel sambil duduk dipangkuan suaminya itu.

"Bagaskara Raditya Anugrah. Ayahnya adalah Tuan Anugrah dan istrinya adalah Almira Bramantyo. Kau tahu siapa kedua orang itu?" tanya Bram.

Amel menggeleng.

"Mereka adalah pemilik dari perusahaan raksasa bernama PT. Anugrah co.," jelas Bram lagi.

Amel sedikit tercenung. Ia tidak pernah bertanya tentang pekerjaan apa yang digeluti oleh para kekasihnya itu. Ia hanya mengerok keuangan para kekasihnya itu.

"Pokoknya kita harus lari. Jangan lagi kau ambil uang dari ketiga kartu-kartu itu, Mel. Sepertinya ibu dari Bagas mencurigai data transaksi pada kartu debit itu," ujar Bram lagi.

"Apakah semengerikan itu, Sayang?" tanya Amelia dengan kening berkerut. Bram mengangguk.

"Tapi ... kita ada uang lebih kan untuk pelarian ini?" tanya Priyana khawatir.

Amel hanya terbungkam. ia tahu tidak banyak uang kas yang mereka miliki. untuk mengubah identitas dan tinggal di tempat baru, membutuhkan uang yang tidak sedikit.

"Dari pada kita dipenjara seumur hidup. Sebaiknya kita langsung lari sejauh mungkin. Aku sudah suruh teman-temanku untuk membuat identitas baru untuk kita," ujar Bram lagi menjelaskan.

"Dan kita harus bersembunyi beberapa bulan agar pergerakan kita tak terendus!" lanjutnya serius.

"Baiklah, Sayang. Aku jadi takut atas apa yang kau ceritakan tadi. Sebaiknya kita berkemas sekarang!" ujar Amelia lugas.

Mereka pun bergegas mengemasi semua barang. Tepat sore hari mereka meninggalkan rumah yang selama satu tahun itu mereka tempati.

bersambung

oh oh ternyata seperti itu toh...

maafkeun jika othor jarang update. soalnya banyak kerjaan.

boleh dong klik like, love juga vote nya... kasih hadiah juga nggak nolak kok.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***