Bab 6

Hah! Sholat! Mampus gue!" Bagas panik dalam hati.

Ia jarang. Bukan jarang tapi sudah tidak pernah menjalankan kewajibannya sebagai umat Islam. Bagas menelan saliva. Dalam otaknya berputar tata cara shalat. Jangankan itu. Ia nyaris lupa surah Al-fatihah.

'Mampus gue. Gue beneran mampus hari ini,' kalutnya lagi dalam hati.

Dalam kamar mandi ia kembali tercenung. Warna hijau dengan bunga-bunga berwarna kuning menjadi hiasan dinding kamar mandi. Sebuah shower, WC duduk berikut ember sedang dan gayung terpampang dalam penglihatan Bagas.

Bagas menghirup udara di sekitarnya. Tak ada bau pesing yang membuat ia mual. Wangi buah jeruk menyeruak dalam penciumannya.

Ia menggeleng membuyarkan keterkejutannya. Segera ia ambil ponsel dari saku celananya. Membuka aplikasi YouTube dan mencari vidio tentang tatacara shalat berikut bacaannya. Butuh waktu dua puluh menit untuk dia menghafal semua gerakan dan bacaannya.

Beruntung Bagas memiliki otak cerdas. Kemampuannya dalam mengingat pun sangat tinggi. Hingga dalam waktu pendek ia bisa menghafal Al Fatihah secara baik dan beberapa ayat pendek untuk pelengkap bacaan setelah surah inti.

Selesai mandi ia berwudhu. Dalam wudhu, terlintas ia semua gerakan shalat dan bacaannya. Entah mengapa ia merasa berdebar.

Bagas keluar kamar mandi. Ia sudah mendapati istrinya dengan balutan mukena warna krem dengan bordiran bunga-bunga kecil warna senada.

"Dobel pakaiannya dengan ini, Mas," ujar Ram sambil menyerahkan baju koko dan sarung.

"Aku buka aja piyamanya," ujar Bagas.

Ram nampak memalingkan wajah, ketika Bagas, sang suami melepas piyama yang dikenakannya. Sedikit melirik. Ram dapat melihat roti sobek yang tercetak di perut suaminya itu.

Ram berdebar bukan main. Dada, Bagas yang bidang dan kekar. Membuat hatinya meleleh. Ram adalah gadis normal, jika melihat pria tampan. Ia akan histeris sejadi-jadinya.

Terlebih ini adalah tubuh suaminya sendiri. Bagaimana bisa ia menetralkan degup jantung yang menggila sedari tadi.

Bagas telah selesai memakai baju Koko dan sarung. Berjalan menuju sajadah yang telah digelar istrinya. Ram.

Bagas memulai sholat dengan takbir.

"Allahuakbar!"

*******

Selesai shalat, Ram beranjak kesamping Bagas. Ia menarik tangan sang suami dan menciumnya takzim.

"Mas nggak pegang kepalaku sambil berdoa?" tanya Ram.

Bagas tercenung. "D-doa?" cicitnya gugup.

Ram menaruh telapak tangan Bagas di atas kepalanya. Lalu ia melantunkan sebait doa.

“Allahumma baarikli fi ahli wa baarik li-ahli fiyya warzuqhum minni warzuqniy minhum.”

Yang artinya: “Ya Allah ya Tuhan, berkahilah aku dalam permasalahan keluargaku. Berkahilah keluargaku dalam permasalahanku, berilah keluargaku (istri dan keturunan) rezeki dariku, dan berilah aku rezeki dari mereka." Doa ini merupakan hadis riwayat At-Thabrani.

Bagas tercenung mendengar suara istrinya yang begitu merdu. Sedang Ram menunggu Bagas, sang suami mengecup pucuk kepalanya. Tapi, tak kunjung dilakukan pria itu.

Ram paham. Mungkin suaminya masih kikuk. Ia sebenarnya juga menahan debaran yang menggila dari tadi. Tapi, sebagai seorang istri. Ia paham apa yang menjadi kewajibannya.

Bagas menatap wajah Ram. Matanya yang bulat mengerjap lucu. Netranya turun melihat bibir gempal istrinya. Bagas menelan saliva.

Cup.

Eh ...

Bersambung.

Aih aih.... Bagas melanggar janji... Hehehe ...

jika Allah berkehendak. Maka dengan mudah Ia membolak-balikkan hati manusia. Seperti yang terjadi pada Bagas dan Ram.

Mereka pasangan yang sah. Banyak doa-doa baik dilantunkan untuk mereka.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***