MEMINTA RESTU

Hari ini tepat 3 Bulan hubunganku dengan Adi. Aku bahagia bersamanya hingga rasa takut kehilangannyapun muncul di dalam hatiku. perasaan nyaman dan senanglah setiap kali aku bersamanya.

Karna rasa saling menyayangi inilah, akhirnya kami berdua memutuskan untuk membangun sebuah komitmen, agar kami semakin yakin dengan hubungan kami berdua. Dan kami mulai saling memprioritaskan satu sama lain. Hanya perasaan ingin slalu bersamanyalah saat ini yang ada dalam hatiku. Hanya dia bukan yang lain.

Karna rasa saling tak ingin kehilanganlah, Kamipun berniat untuk saling memperkenalkan ke keluarga masing masing dan meminta restu tentang hubungan kami berdua. Dihari kami berdua libur, Adi mengajakku ke rumahnya untuk memperkenalkanku dengan keluarganya. Keluarganyapun menyambutku dengan baik. Setelah dari rumah Adi, gantian Adi mengajakku untuk ke rumahku dan aku pun mengiyakannya. Setelah sampai di rumahku, aku memperkenalkan Adi kepada keluargaku sekalian meminta restu kepada mereka. Merekapun menyambut Adi dengan baik. Akhirnya keluarga kamipun merestui hubungan kami berdua. Kami semakin merasa senang karena sekarang udah tidak ada penghalang di hubungan kami. Keluarga juga sudah merestuinya.

Haripun sudah sore, kami berdua pergi keluar untuk mencari makan setelah meminta restu kepada keluarga.

"Aku sangat sangat sangat bahagia. Akhirnya kita udah dapat restu dari keluarga. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk melangkah ke jenjang berikutnya". Kata Adi

"Iya.. Aku juga lega.. udah gak ada hal yang harus kita khawatirkan lagi. Udah gak akan ad penghalang buat hubungan kita. Kamu tau gak apa yang paling aku syukuri saat ini?" kataku

"Apa?" Tanya Adi penasaran

"Hal yang aku syukuri saat ini adalah karena Tuhan sudah mempertemukan aku dengan orang yang tepat. Dan aku bersyukur itu adalah kamu". jelasku sambil tersenyum.

"Iiiihhhh.. lebay amat sihh sekarang. Pinter membuat orang semakin jatuh cinta". Kata Adi gemas sambil mencubit kedua pipiku.

"aku beneran taukkk..hahaha". jelasku sambulil tertawa

"Iya iya percaya.. makanannya udah dateng, makan dulu gih keburu dingan." kata Adi

Kamipun makan. Setelah selesai makan, kamipun beranjak pulang. Adi mengantarku pulang sampai di depan rumah. Adi menunggu sampai aku masuk rumah dan kemudian pulang.

keesokan harinya, kami beraktivitas seperti biasa. Adi menjemputku dan berangakat kerja bersama. Hanya saja hari ini aku berbeda dari hari biasanya. Aku terlihat lebih ceria dan lebih banyak senyum. Teman kerjaku mungkin mengganggap aku sudah gila.

"Vin, kamu sakit?" tanya salah satu teman kerjaku

"Enggak tuh.. Aku sehat kok." jawabku sambil tersenyum.

"Mungkin kamu agak sakit, kayaknya perlu periksa deh." Ejeknya

"Hahaha.. Aku sehat yaaa." Jawabku sambil tersenyum

Melihat aku diejek oleh teman kerjaku, dari jauh Adi hanya menahan tawa. Melihatnya menahan tawa aku langsung menghampirinya dengan gemas.

"Kamu jahat yaaa.." kataku sambil mencubit perutnya.

"Aduh,, aduh, sakit. maaf maaf.." katanya minta maaf sambil tertawa

"Tuh malah ngetawain". kataku sedikit cemberut

"Hahaha habis kamu ini kenapa kok dari pagi senyum senyum sendiri. Jadi dapet ejekan dari temen kan." kata Adi sambil tersenyum

"Aku lagi bahagia aja. Tapi gak tau kenapa yang pasti bukan karna kamu". jawabku masih cemberut.

"Haha bener nih bukan karna aku?" ejek Adi

"Tuh kan malah gantian ngejekin." aku makin cemberut..

"Udah ahh kerja dulu,, cemberutnya ditunda dulu jelek taukk." kata adi sambil mengusap rambutku

"Oke." aku tersenyum kemudian lanjut bekerja.

Aku merasa semakin senang melihat perlakuan Adi yang tak pernah berubah terhadapku. Dia slalu sabar menghadapi aku yang terkadang kekanak kanakan. Aku sangat bersyukur Karna Tuhan telah mempertemukan aku dengannya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***