3. Di Sekolah

“Pagi Bu Ayana!”

Aku menghentikan langkah dan berbalik. Yaaa, Ren versi anak SMU ada di hadapanku sekarang. Kelakuannya sama-sama bocah. Kalau Ren, aku masih bisa berlapang dada dan mengalah karena dia adalah suamiku, karena aku memang mencintai Ren yang seperti itu.  Tapi kalau dia?

“Pagi Andrian.”

Aku sudah akan berlalu setelah menjawab sapaannya dengan sopan. Tapi tentu saja bocah yang benar-benar bocah ini, tidak akan melepaskanku dengan mudah.

“Hari ini lebih lama dari biasanya ya?”

“Apa?” Anak ini sedang bicara tentang apa?

“Tapi apa tidak apa-apa berciuman di depan gerbang sekolah seperti itu?”

“Apa!” Wajahku pasti merah padam sekarang. Aku seperti ingin tenggelam ke dasar bumi. Kepergok murid sendiri. Seperti maling yang ketahuan mencuri oleh saudaranya yang polisi. Malunya berkali lipat. “Hahaha, Andrian sedang bicara apa ya?” cari celah meloloskan diri dari murid sendiri.

“Walaupun ibu menutupinya dengan tas, tapi siapa pun yang melihat pasti tahu kalian sedang berciuman.”

“Tunggu, itu karena kalau aku tidak menciumnya dia tidak mau membuka kunci mobil.”

Aku semakin ingin tenggelam ke dasar bumi. Malunya berkali lipat. Tapi apa perlunya menjelaskan alasannya pada bocah ini. Semuanya terucap spontan.

“Ibu tidak perlu menjelaskannya, karena mendengar alasannya semakin membuatku kesal.”

Apa! Ada apa dengannya.

“Sampai bertemu di kelas Bu.”

Dan dia pergi berlalu begitu saja meninggalkanku yang membeku diselimuti malu. Aaaa, kenapa dengan pagi ini. Aku bahkan sudah merasa kelelahan sebelum mulai kelas pagi.

...***...

Aku benar-benar kehabisan energi hari ini. Ada apa juga dengan tatapan keras kepalanya itu. Ingin aku memanggilnya dan memarahinya. Tapi alasannya apa. Karena dia memelototiku sepanjang pelajaran. Apa itu bisa kupakai sebagai alasan. Aku benar-benar ingin menjitak kepala Andrian.

Akhirnya selesai, waktunya makan siang. Kubawa bekal menuju tempat biasanya aku makan siang dengan guru lainnya.

“Bu Aya sini!”

Mereka sudah terlihat makan, aku berjalan cepat menuju kursi taman di depan lab Kimia. Tempat yang sudah seperti kami sewa setiap siang untuk makan.

“Hari ini menunya daging paprika dan tumis timun telur ya Bu?”

“Lho kok tahu?” aku bahkan belum duduk, apalagi membuka kotak bekal makan siang.

“Hehehe, suami Ibu sudah update postingan. Captionnya sambil menunggu my baby @Ayana_wijaya telepon. Makan siang dulu ya. Muah, muah, muah. Gambar bibir dan hati lima kali. Haha, suami Ibu manis sekali ya.”

“Hahaha” Aku harus menjawab apa coba, tertawa saja, biar mereka berhenti meledek.

“Sudah menelpon suaminya belum Bu? Ditungguin lho”

Aku langsung lemas karena ingat belum menelepon.

“Sebentar ya Bu, saya telepon dulu.” Sambil tersenyum malu aku berjalan menjauh. Duduk di depan lab. Menjauhkan jangkauan suara yang bisa mereka dengar. Kalau suaraku pelan mereka tidak akan bisa mendengar walaupun niat ingin menguping sekali pun.

Sudah selesai menelepon akhirnya. Aku bernafas lega. Sambil kulihat hp di tanganku. Anak ini benar-benar ya, kapan dia dewasanya. Buat malu saja.

“Ternyata ibu bisa bersikap seperti itu ya.”

Eh, siapa? Suara ini. Aku terperanjat, bahkan hampir tersungkur. Andrian duduk sambil meluruskan kaki. Di tangannya dia memegang hp. Di dekat kakinya ada kotak bekal. Sudah rapi, sepertinya sudah selesai makan siang. Tapi tunggu! Kenapa bocah sepertinya makan siang di tempat seperti ini. Sendirian. Parahnya lagi, kenapa aku tidak menyadari ada mahluk hidup bernafas dari jarak sekitar tiga meter ini. Sorot matanya sudah terlihat melunak dibanding sepanjang pelajaran tadi.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” masih menahan malu dan canggung.

“Makan,” jawabnya singkat. Aku sadar menatapnya tajam, tapi memang aku harus percaya kalau dia sedang duduk makan siang. Andrian bergerak dari duduk, ia menjangkau kotak makan siang di dekat kakinya. Membukanya, menunjukan padaku. Kosong. Baiklah dia memang makan siang. Sorot mataku melunak.

“Sejak kapan kamu di sini?”

“Sebelum Ibu Guru datang.”

“Baiklah Andrian kenapa kamu makan siang di sini?” kata-kataku sudah lembut, seperti saat membujuk Ren, rayuan level 2.

“Memang saya tidak boleh makan di sini?” Tunggu, bocah ini, kenapa tidak menjawab malah balik bertanya. Aku musti jawab apa coba. Memang tidak ada larangan juga, tapi kenapa duduk sendirian di tempat seperti ini. Sedangkan aku tahu dia termasuk siswa yang sangat populer di sekolah. Baik itu di antara sesama siswa laki-laki atau lebih-lebih dengan siswa perempuan. Tapi kenapa dia malah duduk di sini sendirian. Ah sudahlah, aku tau dia tidak akan menjawab sekarang.

“Apa kamu mendengar semuanya?” Telepon tadi, dan tingkahku serta kata-kataku yang memalukan tadi.

“Apa?” Dia tersenyum. Agak sinis menurutku. Bocah ini sedang mempermainkanku.

“Ibu Aya sudah selesai belum, istirahat siang sudah mau selesai.” Aku menoleh saat Ibu Ari setengah berteriak memanggilku. Benar, aku juga belum makan siang. Kutatap muridku sekali lagi, dia tidak bergeming malah ikut menatapku.

“Ibu belum makan kan? Istirahat sudah mau berakhir”

Baiklah, aku harus menyerah sekarang, bicara sekarang tidak akan membuatku menang darinya. Aku meninggalkannya, masih menyimpan seribu tanya. Sekarang saat aku sudah duduk di kursi taman, aku melihat tubuhnya. Samar tertutup pagar. Tapi, jelas-jelas dia ada di sana. Tunggu, jangan-jangan selama ini selama istirahat dia selalu ada di sana. Sambil memakan makan siangku, apa aku coba bertanya dengan dua guru ini saja. Mereka sama-sama mengajar di kelasku.

“Bu Ari dan bu Maya ingat nggak? Di kelas saya ada murid namanya Andrian Winata.” Ragu-ragu akhirnya kutanyakan juga.

“Tentu ingat bu, diakan masuk top five siswa tertampan di sekolah. Hehe”

Wajah Bu Ari dan tawanya terlihat tidak becanda. Tunggu memang di sekolah ada pemilihan siswa tertampan apa?

“Kalo pelajaran Ibu gimana?”

“Pintar” Bu Ari

“Ia dia cerdas anaknya” Bu Maya

Nah, aku juga menganggap Andrian itu anak yang cerdas. Jawaban itu sudah menjawab bahwa tidak ada yang aneh dengan Andrian.

“Dibandingkan dengan anak-anak populer seperti Hanan dan Jaya dia itu gak hanya tampangnya yang oke, kecerdasannya juga luar biasa. Sumber keributan di kelas ibu dua anak populer yang banyak gaya itu kan. Hehe.”

Aku menyeringai membenarkan.

Hanan : seorang selebgram populer. Pusing kepalaku kalau sudah membahasnya, lewatkan.

Jayastan : seunik namanya, lewati juga dia, aku sudah merinding karena kesal.

“Bu Aya tahu kan di sekolah ada fansclubnya Andrian juga? Macam artis korea gitu, mereka jual-jual foto-foto dan barang-barang Andrian.”

“Apa! Tunggu becanda kan Bu?”

“Lho Ibu gak tau ya, anak-anak seni merangkap jadi fansclubnya Andrian kan.”

Dan cerita ala fandom korea yang sering aku baca di internet dijelaskan panjang lebar oleh bu Ari. Eh, ibu guru yang satu ini memang masih single, apa dia punya banyak waktu dan energi untuk hal seperti ini ya. Top five siswa tampan di sekolah. Anak-anak seni yang bahkan merangkap menjadi fansclubnya. Kalian pasti tidak akan percaya, kalau bocah yang sedang kita bicarakan itu sedang duduk tidak jauh dari sini. Makan siang dengan bekal makan siangnya sendirian.

Sepertinya aku harus bicara dengan Andrian. Memangilnya sehabis sekolah mungkin bisa juga. Tapi alasannya apa. Tentu saja karena aku cemas sebagai gurunya. Apalagi coba. Murid populer di kelas bahkan di sekolah, makan siang sendirian di depan lab Kimia.

Apa dia sedang di bully. Hei mana mungkin. Dengan wajah seperti itu. Dia bahkan punya fansclub, fotonya bahkan laku dijual. Apa dia sedang depresi. Hei, kotak makan siangnya saja kosong. Apa ada anak depresi yang doyan makan begitu. Eh sosial medianya apa ya, tunggu apa perlu aku sampai sejauh ini. Kalau Ren sampai tahu aku bersikap seperti ini sama laki-laki lain bisa mati aku. Walaupun dia muridku sendiri. Aku pernah berantem karena chat salah satu muridku yang konsultasi masalah sekolah waktu itu.

Alasannya apalagi.

“Sama aja, dia kan laki-laki, mau dia muridmu dia juga laki-laki. Titik. Aku tidak suka. Aku benci. Aku cemburu.“

Haaah! Membayangkan pertengkaran itu membuatku kesal sendiri. Menjelaskan pada Ren hanya akan menghabiskan energi. Alhasil akulah yang harus menahan diri terlibat lebih jauh dengan urusan muridku. Khususnya murid laki-laki. Besok saja coba bicara dengan ketua kelas dulu. Baiklah sudah waktunya pulang.

Bu maya sudah menunggu di dekat gerbang saat aku muncul dari gerbang kecil di samping. Aku melambai padanya dan setengah berlari mendekat.

“Maaf Bu agak lama, membereskan berkas buat besok dulu.”

“Nggak papa Bu, saya lagi balasin komen juga. Hehe.”

Tanyakan apapun pada Bu Ari, yang sedang update, gosip yang lagi hits, dia akan menjawab dengan gamblang dan jelas. Aku cuma bak remahan rengginang di belantara sosial media yang mendunia. Hahaha. Tentu saja itu berkat suamiku, aturan larangan hp di rumah benar-benar mengubah hidupku.

Bersambung

"Hentikan Ren, aku sedang minta dukungan pembaca. Hallo, aku Ayana, dukung kami ya. Terimakasih. @Ayana"

Terpopuler

Comments

✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾

✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾

sumpah ini suaminya manis gini lahh kan jadi ikutan baper

2025-01-15

0

Amellya Adjjah

Amellya Adjjah

Ren emang manis..
bikin baper sama sikap dan tingkahny🤭🤭

2024-05-08

1

Sweet Girl

Sweet Girl

kepo sama awal mula AyanaRen kenalan.

2023-08-21

3

lihat semua
Episodes
1 1. Simpan Hpmu
2 2. Terkunci
3 3. Di Sekolah
4 4. Home Sweat Home
5 5. Side Story
6 6. Selamat Pagi
7 7. Ren Memasak
8 8. Chapter Bonus : Ayana
9 9. Makan Siang Bersama
10 10. Setrika Pakaian (Part 1)
11 11. Setrika Pakaian (Part 2)
12 12. Kencan (Part 1)
13 13. Kencan (part 2)
14 14. Kencan Part 3
15 15. Rumahku Syurgaku
16 16. Kirana
17 Side Story
18 Bias Kak Aya siapa?
19 Side Story
20 Muridku (Part 1)
21 Muridku (Part 2)
22 Muridku (Part 3)
23 Sore Di Depan Kompleks
24 Malam yang panjang
25 Andrian (Part 1)
26 Andrian (Part 2)
27 Andrian (Part 3)
28 Andrian (Part 4)
29 Side Story
30 Cerita 2 tahun lalu (Part 1)
31 Cerita 2 Tahun lalu (Part 2)
32 Cerita 2 Tahun lalu (Part 3)
33 Cerita 2 tahun lalu (Part 4 end)
34 Ulang tahun pernikahan
35 Memulai Pagi
36 Pertanyaan
37 Dewasanya Ren
38 Side Story (Perjodohan)
39 Side Story (Pengintaian Dimulai)
40 Side Story (Ketahuan Bu Aya)
41 Side Story (Jatuh Cinta)
42 Energi ekstra
43 Surat Andrian
44 Side Story (Di Kantor)
45 Side Story ( Mas Gilang)
46 Side Strory (Bala Bantuan)
47 Side Story (Restu Mas Gilang)
48 Side Story (Makan Malam)
49 Galau
50 Mengigau
51 Keributan Pagi (Part 1)
52 Keributan Pagi (Part 2)
53 Side Story (Surat Panggilan Wali Murid)
54 Pertemuan Wali Murid
55 Side Story (Pengakuan Mita)
56 Side Story (Panggilan untuk Renan)
57 Khawatir Kepada Siapa?
58 Side Story ( Menjaga Cinta)
59 Pintu Masuk Syurga
60 Side Story ( Bu Tiwi)
61 Harinya Ren
62 Nonton Film Berlanjut
63 Pulang Ke Rumah Mama
64 Side Story ( Hijab)
65 Menginap
66 Kesibukan kerja
67 Final Episode (Panggilan Kakak)
68 Terimakasih ^_^
Episodes

Updated 68 Episodes

1
1. Simpan Hpmu
2
2. Terkunci
3
3. Di Sekolah
4
4. Home Sweat Home
5
5. Side Story
6
6. Selamat Pagi
7
7. Ren Memasak
8
8. Chapter Bonus : Ayana
9
9. Makan Siang Bersama
10
10. Setrika Pakaian (Part 1)
11
11. Setrika Pakaian (Part 2)
12
12. Kencan (Part 1)
13
13. Kencan (part 2)
14
14. Kencan Part 3
15
15. Rumahku Syurgaku
16
16. Kirana
17
Side Story
18
Bias Kak Aya siapa?
19
Side Story
20
Muridku (Part 1)
21
Muridku (Part 2)
22
Muridku (Part 3)
23
Sore Di Depan Kompleks
24
Malam yang panjang
25
Andrian (Part 1)
26
Andrian (Part 2)
27
Andrian (Part 3)
28
Andrian (Part 4)
29
Side Story
30
Cerita 2 tahun lalu (Part 1)
31
Cerita 2 Tahun lalu (Part 2)
32
Cerita 2 Tahun lalu (Part 3)
33
Cerita 2 tahun lalu (Part 4 end)
34
Ulang tahun pernikahan
35
Memulai Pagi
36
Pertanyaan
37
Dewasanya Ren
38
Side Story (Perjodohan)
39
Side Story (Pengintaian Dimulai)
40
Side Story (Ketahuan Bu Aya)
41
Side Story (Jatuh Cinta)
42
Energi ekstra
43
Surat Andrian
44
Side Story (Di Kantor)
45
Side Story ( Mas Gilang)
46
Side Strory (Bala Bantuan)
47
Side Story (Restu Mas Gilang)
48
Side Story (Makan Malam)
49
Galau
50
Mengigau
51
Keributan Pagi (Part 1)
52
Keributan Pagi (Part 2)
53
Side Story (Surat Panggilan Wali Murid)
54
Pertemuan Wali Murid
55
Side Story (Pengakuan Mita)
56
Side Story (Panggilan untuk Renan)
57
Khawatir Kepada Siapa?
58
Side Story ( Menjaga Cinta)
59
Pintu Masuk Syurga
60
Side Story ( Bu Tiwi)
61
Harinya Ren
62
Nonton Film Berlanjut
63
Pulang Ke Rumah Mama
64
Side Story ( Hijab)
65
Menginap
66
Kesibukan kerja
67
Final Episode (Panggilan Kakak)
68
Terimakasih ^_^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!