"Dimana sih mas Alex, kenapa lama nggak balik-balik, aku mau mandi tapi gimana cara lepasin gaun ini, aku nggak bisa melepas sendiri, masa aku harus minta tolong dia sih buat lepasin kan malu, apa yang harus aku lakukan? tidak mungkin aku tidur mengenakan gaun ini, tapi aku juga tidak bawa baju satupun, huh dasar menyebalkan. Kenapa coba tadi dia ngelarang aku bawa baju, ah aku sungguh sudah lelah aku ingin segera melepas gaun ini dan juga mahkota ini tentunya lalu tidur istirahat, terasa remuk semua ni badan, " Anes merutuk sambil mondar- mandir dia dalam kamar.
" Terus bagaimana kalau dia meminta haknya sebagai suami malam ini, ini kan malam pertama kami sebagai suami istri, duh bagaimana ini, aku tidak mungkin bisa menolak karena ini sudah menjadi kewajibanku sebagai istri." Anes mendadak merasa lemas memikirkan hal itu, dia masih belum siap terlebih lagi dia merasa sangat capek malam ini.
Tanpa Anes sadari, sejak tadi Alex memperhatikannya dari ambang pintu. Ia menyenderkan bahunya di pintu dengan kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana sambil tersenyum melihat tingkah istrinya yang menurutnya sangat menggemaskan.
Kemudian Alex mendekati Anes yang kini tengah menghadap kearah jendela karena sudah capek mondar mandir dari tadi.
Alex sudah berada tepat dibelakang Anes siap membantu melepaskan resleting gaun yang dikenakan oleh Anes . Sontak Anes kaget dan menoleh kebelakang.
"Mas Alex, apa yang kamu lakukan?" tanya Anes malu-malu.
"Baju ini hanya bisa dilepaskan dengan bantuan orang lain, dan disini hanya ada kita berdua, jadi biarkan aku membantu membukanya."
Anes hanya mengangguk dan terdiam, membiarkan suaminya melepaskan bajunya, lengkap dengan mahkota yaang menghiasi kepalanya.
"Aahh akhirnya. " Anes merasa lega setelah bajunya terlepas. Dia tidak menyadari kalau seseorang dibelakangnya menegang melihat pemandangan didepannya. Punggung Anes yang terekspos hanya tertutup rambutnya yang tergerai, membuat Alex menelan salivanya. Jantungnya bekerja diluar kendali, begitu sangat cepat seperti habis lari maraton.
" Terima kasih," ucap Anes sambil menolehkan kepalanya dengan senyum manisnya. Dia menyadari perubahan pada raut wajah Alex yang memerah dan...
"Cup," Alex mengecup tengkuk Anes.
Seketika Anes merasa merinding di sekujur tubuhnya, aliran darahnya berhenti. Tubuhnya merasa kaku. Dia merasa nyawanya tak berada di raganya namun jantungnya masih berdetak bahkan sangat kencang.
Tiba-tiba, Alex berbalik badan dan melangkahkan kakinya dengan tegas menuju ke arah pintu. Sesampainya di ambang pintu, ia menolehkan kepalanya dan menatap tajam ke arah istrinya.
"Mandi dan istirahatlah! baju-baju kamu ada di closet room yang pintu sebelah kanan dan yang sebelah kiri itu kamar mandi," ucap Alex kemudian dia keluar dan menutup pintu kamarnya.
Anes yang berhasil menguasai dirinya kembali pun melangkah ke arah kamar mandi yang ditunjukkan oleh Alex
" Dia mau kemana lagi?" tanya Anes pada dirinya sendiri sambil memasuki kamar mandi.
Setelah mandi, dia memakai handuk kimono dan rambutnya ia bungkus dengan handuk, Dia mengendap-endap keluar dari kamar mandi, dan menuju pintu disebelahnya.
"Mana mungkin bajuku tiba-tiba ada disini, jelas-jelas tadi aku tidak membawa satupun baju," keluhnya.
Sesampainya didalam closet room, dia terpana melihat isi dalam closet tersebut. Disana terdapat pakaian, jam tangan, sepatu - sepatu mahal dan lainnya milik Alex yang tertata rapi ditempatnya masing-masing.
"Ini wardrobenya mas Alex, lalu dimana bajuku, apa aku disuruh pakai bajunya?" dia terus berjalan dan belok kiri, disitu dia terbelalak melihat pakaian-pakain wanita, tas dan sepatu, heels dan aksesoris perempuan lainnya. Semua terlihat mahal dan tertata dengan rapi.
"Ini wardrobe wanita, tapi semua ini punya siapa, atau mungkin ini milik pacarnya, tapi ini semua ini masih baru, apa dia menyiapkan ini khusus buatku, ah tau ah yang penting ada baju yang bisa ku pakai," Anes berbicara sendiri sambil melihat-lihat.
Anes mengambil satu setel piyama berwarna pink dan memakainya. Lalu, ia keluar kembali ke kamar.
Beberapa saat ia menunggu Alex, namun Alex tak juga kembali ke kamar hingga akhirnya ia tertidur di sofa.
Tak berselang lama, Alex kembali ke kamar dan mendapati istrinya tertidur di sofa, lalu dia memindahkannya keatas tempat tidur. Kemudian, dia menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah mandi, Alex naik ke tempat tidur. Dia terus memandangi wajah istrinya sambil membelai rambut panjang istrinya. Lalu ia mencium kening istrinya dan ikut menyusul Anes tidur karena ia juga merasa sangat lelah hari ini.
POV ANES
Duh rasanya canggung sekali dia berdiri begitu dekat di belakangku untuk melepas baju ini, tapi aku ingin segera melepasnya dan itu harus dengan bantuannya.
"Ahhh akhirnya." Aku mendesah lega, ketika baju ini bisa lepas. Aku ingin mengucapkan terima kasih kepadanya, eh tapi kenapa mukanya jadi merah kayak gitu.
"cup"
Ya ampun apa yang dia lakukan, kenapa rasanya semua aliran darahku berhenti, aku tidak bisa berpikir jernih dan jantungku? Apa yang akan dia lakukan. Akankah dia meminta haknya malam ini, ah aku belum siap, aku harus bagaimana. Eh tunggu kenapa dia malah pergi. Ah sudahlah sebaiknya aku mandi saja dulu.
POV ALEX
"Cup"
Aku mengecup punggung Anes. Kalau tetap disini, aku tidak yakin aku bisa menahan diri, lebih baik pergi untuk menenangkan diri sebentar. Lalu aku cepat-cepat berbalik badan menuju pintu, aku lupa memberitahunya dimana letak baju gantinya dan aku menoleh kepadanya.
"Mandi dan istirahatlah, baju-baju kamu ada di closet room yang pintu sebelah kanan dan yang sebelah kiri itu kamar mandi." Itu yang ku katakan padanya, ya ampun aku benar-benar harus pergi, pemandangan itu melemahkan imanku.
💠Jangan lupa like komen dan votenya ya, serta jadikan cerita ini sebagai favorit kalian, terima kasih 🙏💠
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
susi 2020
😘😘🥰
2023-10-01
0
susi 2020
🥰🤣😍
2023-10-01
0
Eka Suryati
next
2023-05-10
0