Alex mencari keberadaan Anes di Mall besar tersebut, namun dia tidak menemukannya, kemudian dia mencoba menghubungi gadis itu namun tidak diangkat, pesan singkat juga tidak di balas cuma R doang. Alex akhirnya mengirim pesan singkat kepada Amel.
"Dimana kalian?" Alex mengirim pesan kepada Amel.
Sementara Anes dan Amel ternyata sudah berada di dalam bioskop. Anes tahu kalau Alex berkali kali mencoba menghubunginya, namun dia tidak menghiraukannya.
"Nes, nih calon suami kamu kirim pesan ke aku," ucap Amel dengan beribisik karena takut mengganggu yang lain.
"Udah biarin aja!" sahut Anes yang tetap fokus menatap layar bioskop.
"Ting!" (suara pesan singkat masuk ke ponsel Amel).
"C****epat kasih tahu saya, atau mau saya pecat!!!!" Alex kembali mengirim pesan kepada Amel.
"Duh nes, ini pak Alex mau pecat aku kalau aku nggak bales, kalu aku di pecat jadi pengangguran, gimana mau beli kaset drama, make up, baju, tas, sepatu, jajan dan lainnya, bisa mati kelaparan nih aku," rengek Amel
"Ck.Dasar lebay kamu mel, orang tuamu kan kaya, nggak mungkin biarin anak mereka mati kelaparan, dipecat ya nasib."
"Anesssss, aku bilang aja dimana ya ya ya," rengek Amel.
"Terserah! " jawab Anes.
"Di bioskop Pak." Amel membalas pesan singkat Alex.
Alex yang menerima balasan dari Amel pun langsung menuju ke bioskop, sesampainya didepan bioskop, Alex mengirim pesan lagi.
"Suruh Anes keluar, saya tunggu didepan bioskop, atau kamu benar-benar mau saya pecat!!!"
Amel memberikan ponselnya dan memperlihatkan isi pesan tersebut kepada Anes.
"Dasar tukang ngancam," gerutu Anes.
"Ya udah ayo keluar," ajak Anes.
"Kamu aja yang keluar, tanggung nih lagi seru-serunya."
"Kamu nggak papa aku tinggal?" tanya Anes.
Amel menganggukkan kepalanya dengan mata fokus menatap layar bioskop.
Anes keluar dari bioskop dan menghampiri Alex.
"Kenapa Pak Alex mencari saya?" tanya Anes sewot.
"Ada yang mau saya jelasin sama kamu?"
"Soal apa Pak, perasaan nggak ada masalah yang perlu dijelasin!"
"Itu tadi tidak seperti apa yang kamu lihat." Alex mencoba menjelaskan
"Terus seperti apa, saya tahu saya bukan siapa-siapa Bapak, jadi Bapak tidak usah repot-repot menjelaskan," Anes merasa kesal.
"Kamu itu calon istri saya, saya tidak mau ada kesalahan pahaman diantara kita."
"Salah paham? Bagaimana mungkin saya berani salah paham kepada Anda, saya mengerti kita cuma dijodohin dan mungkin sebenarnya saya bukan pilihan Bapak!" Anes mulai terisak.
"Udah sana, urus saja Nona Vanya!" teriak Anes sambil berlari meninggalkan Alex.
Anes terus berlari dengan perasaan yang tidak karuan, entah kenapa dia merasa sakit hati melihat calon suaminya berada di sebuah toko perhiasan dengan seorang perempuan, dan perempuan itu jelas-jelas seseorang yang dia kenal. Anes merasa tidak nyaman dengan heels yang dia pakai, karena tadi ia sempat keseleo saat berlari, lalu dia melepaskan heelsnya dan terus berjalan.
"Menyebalkan, udah tahu sebentar lagi bakal nikah masih aja jalan sama cewek lain, walaupun kita dijodohin nggak seharusnya dia kayak gini!" maki Anes.
"Ah sial, kenapa dia salah paham! " umpat Alex. Kemudian dia berlari mengejar Anes dan memeluknya dari belakang.
(Source: Instagram)
"Apa yang Bapak lakukan, lepaskan saya!" Anes yang menjinjing heelsnya, mencoba melepaskan diri dari pelukan Alex. Dia mengerahkan sekuat tenaga untuk melepas pelukan Alex namun tetap saja sia-sia, pelukan Alex begitu erat.
"Kamu dengarkan saya dulu, baru saya lepaskan."
"Lepaskan Pak, malu di lihat orang."
"Saya tidak peduli!" ucap Alex dengan tetap memeluk Anes dari pada belakang.
"Baiklah, apa yang ingin Bapak katakan, dan cepatlah pergi, Nona Vanya mungkin sedang menunggu Anda," ucap Anes dengan nada merendah.
"Kamu cemburu?" tanya Alex.
"Cemburu? saya bahkan tidak punya hak buat cemburu kepada siapapun, memangnya saya siapa? " jawab Anes dengan nada menahan tangis.
"Kamu calon istri saya" ucap Alex
Mendengar kata yang diucapkan Alex barusan, membuat jantung Anes berdetak sangat kencang. Lagi-lagi kata calon istri diucapkan oleh Alex.
"Iya, calon istri yang cuma dijodohkan tidak lebih!" ucap Anes. Air matanya mulai lolos membasahi pipinya.
"Tidak, bahkan kamu lebih dari itu Nes, kamu segalanya bagiku sekarang, kamu hidupku dan kamu satu-satunya, bahkan walaupun tidak dijodohkan, aku tetap menginginkan kamu, " ucap Alex dalam hati. Ingin sekali Alex mengucapkan kata-kata itu namun lidahnya terasa kaku untuk mengatakannya.
" Terserah kamu mau bilang apa, yang jelas saya dan Vanya tidak ada hubungan apa-apa, saya hanya minta dia menemani saya mencari cincin pernikahan kita," ucap Alex.
"Maksud Bapak?" selidik Anes.
"Ya, tadinya saya ingin memberi kamu kejutan, tapi sekarang kamu sudah tahu, sekarang ayo kamu pilih sendiri cincin kawin kita."
"Kenapa harus Nona Vanya Pak, berarti dia tahu kita akan menikah, ahhh bapak kan sudah janji buat merahasiakannya, tapi kenapa Bapak malah bilang ke Nona Vanya, Bapak ingkar janji.Bug bug bug." Anes membalik tubuhnya dan memukul mukul dada bidang Alex.
Alex hanya tersenyum dengan kelakuan calon istrinya tersebut, dia mengeratkan pelukan yang sempat mengendur. Kini ia memeluknya dari depan, bukan dari belakang lagi.
" Kamu tenang saja, saya tidak bilang kalau saya akan menikah sama kamu," ucap Alex sambil membelai rambut Anes dalam pelukannya.
"*Duh perasaan macam apa ini, nyaman sekali berada di p*elukannya, please Anes jangan baper dulu belum tentu dia punya perasaan sama kamu Anes, mungkin dia khilaf," Anes berbicara sendiri dalam hatinya yang untuk saat ini terasa sangat damai, ia hanya ingin menikmati momen ini.
" Sudah, sekarang ayo kembali ke toko dan pilih sendiri cincin yang kamu suka," Alex melepaskan pelukannya dan mengajak Anes kembali ke Mall besar tersebut.
Anes hanya mengangguk dan berjalan mengikuti Alex yang sudah berjalan didepannya. Saat Alex menoleh kebelakang, ia melihat Anes berjalan sambil menahan sakit di kakinya akibat keseleo tadi. Kemudian Alex berbalik menghampiri Anes dan berjongkok didepan Anes, ia menyentuh kaki Anes dan Anes meringis kesakitan. Lalu Alex membaik badannya dengan tetap berjongkok membelakangi Anes.
"Ayo naiklah!" ucap Alex.
"Tidak usah Pak, saya bisa jalan sendiri."
"Tidak usah membantah, ini perintah!" ucap Alex tegas, Anes pun mengikuti perintah Alex, ia kemudian naik ke punggung calon suaminya tersebut.
Akhirnya mereka kembali ke toko perhiasan setelah Alex mengobati luka di kaki Anes.
Ini gambaran saat Anes di gendong Alex di punggungnya ya say, jangan bilang kok bajunya beda sama yang diatas,, susah say kalau harus cari yang plek jiplek sama,, jadi bayangin aja baju, waktu dan tempatnya samaan 😁😁.
(source:instagram)
Dan ini ilustrasi cincin kawin berlian yang mereka pilih
(source:pinterest)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Praised94
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
2023-10-16
0
susi 2020
🥰🥰
2023-10-01
0
susi 2020
🤣🤣
2023-10-01
0