Chapter 5

"Sudah waktunya pulang, Pak Alex belum keluar dari ruangannya," gerutu Anes.

"tunggu sebentar lagi deh."

Beberapa saat kemudian, Alex keluar dari ruangannya dan diikuti oleh David.

"Kenapa belum pulang?" tanya Alex.

"Saya menunggu Anda Pak, rasanya tidak sopan jika saya pulang duluan," jawab Anes sesopan mungkin.

"Yasudah sekarang kamu boleh pulang." Ucap Alex sambil keluar meninggalkan ruangan Anes dan menuju ke lift.

Anes yang mengekori Alex ragu-ragu untuk masuk ke lift bersama Alex dan David.

"Kenapa masih di luar, apa kamu tidak ingin pulang?" tanya Alex yang melihat Anes masih berdiri di depan lift.

"Saaya..."

" Cepat masuk! semua sudah pada pulang, apa kamu mau tidur disini menemani satpam?" Alex meninggikan suaranya.

Anes segera masuk dan memencet tombol liftnya. Di dalam lift, suasana hening tak ada yang bersuara. Hingga akhirnya pintu lift terbuka.

" Ting! "(suara pintu lift terbuka)

Di depan perusahaan, Alex sudah ditunggu sopir pribadinya, ia segera masuk ke dalam mobil.

" Kamu pulang naik apa? " tanya Alex.

" Mungkin naik taksi Pak," jawab Anes.

"Ayo masuk!" perintah Alex.

"Maksud Bapak?". Anes tak mengerti

"Cepat masuk, biar saya antar".

Anes masih tak percaya kalau kata-kata itu keluar dari mulut bosnya.

"Tidak usah Pak, takut merepotkan".

"Tidak usah membantah!" ucap Alex dengan nada tinggi.

"Semua sudah pada pulang, Amel juga udah pulang, numpang si bos aja nggakpapa kali ya," batin Anes.

Anes langsung masuk ke dalam mobil.

"Pak David mana Pak?"

" Dia pulang bawa mobil sendiri," jawab Alex dan Anes hanya ber-oh-ria dengan jawaban Alex.

Mobil mewah itu pun melaju ke alamat yang ditunjukkan oleh Anes. Sebenarnya, Alex sudah tau alamat rumah Anes, tapi dia pura-pura tidak tahu.

Setelah sampai didepan rumahnya, Anes langsung turun dari mobil.

"Terima kasih Pak atas tumpangannya, Bapak tidak mampir dulu?"

"A*duh pakai nyuruh mampir segala, dasar ni mulut asal bicara*!" gerutu Anes dalam hati.

"Lain kali saja," jawab Alex dingin.

"Baiklah kalau begitu sa..."

Belum selesai Anes bicara, mobil yang ditumpangi Alex sudah melaju menjauhinya.

"Wooooiiii dasar bos songong! untung ganteng!" teriak Anes.

Anes segera masuk ke rumah, membersihkan diri dan memejamkan matanya.

Sementara di apartemen mewahnya, Alex belum bisa memejamkan matanya, dia duduk di sofa yang ada di kamarnya sambil minum secangkir teh.

" Kenapa rasanya tak seenak buatan Anes padahal sama-sama teh?" gumam Alex. Kemudian dia meletakkan cangkir itu dan menuju ke tempat tidurnya, lalu dia mencoba memejamkan matanya, namun bayangan wajah Anes terlintas dalam pikirannya hingga akhirnya Alex terlelap.

 

🌼🌼🌼

 

Keesokan harinya, sesuai perintah Alex, Anes membuatkan secangkir teh untuknya

"Tok tok tok, permisi Pak ini teh Anda." Anes meletakkannya di depan Alex.

"Ya," jawab Alex singkat, dia sibuk dengan kerjaannya tanpa mempedulikan Anes didepannya.

"O ya nanti siang Bapak ada meeting dengan, klien di restoran X." Anes mengingatkan Alex.

"Saya tahu. Kamu bisa keluar sekarang!" usir Alex.

"Baik Pak, saya permisi."

Kemudian Anes keluar menuju ruangannya.

Jam makan siang pun tiba, seperti biasa Anes makan siang dengan Amel di kantin yang ada di dasar lantai kantor tersebut, mereka selalu memilih makan di sana, karena menurut mereka di sana makanannya lebih enak dan ekonomis tentunya.

"Seriusan tadi malam kamu diantar Pak Alex pulangnya nes?!" tanya amel setelah mendengar cerita Anes soal dirinya yang diantar Alex tadi malam.

"Hmmmm," jawab Anes singkat sambil mengunyah makanannya.

Ricko yang melihat dua temannya itu langsung ikut gabung bersama mereka.

"Kalian ngomongin apa, asyik banget kayaknya?" tanya Ricko penasaran.

" Itu, Si Anes tadi malam pulangnya di antar... "

" Diantar taksi seperti biasa maksud Amel hehehe." Potong Anes sebelum Amel menyelesaikan bicaranya.

Anes menatap Amel dengan tajam, tanda dia meminta Amel untuk tidak ember mulutnya. Karena Anes tidak mau ada gossip yang tidak-tidak jika ada yang mendengar.

Seolah mengerti dengan arti tatapan Anes, Amel pun memilih diam dan melanjutkan makannya.

"Ohh gitu," sahut Ricko mendengar ucapan Anes.

Mereka melanjutkan makan sambil ngobrol dan bercanda seperti biasa.

Setelah selesai makan siang, Anes dan Amel terlebih dahulu kembali ke kantor meninggalkan Ricko yang masih ingin bersantai sejenak di kantin.

Saat menunggu pintu lift terbuka tiba-tiba ponsel Anes bergetar.

"Drrt.. Drrt.. Drrtt"

Anes melihat layar ponselnya, nomor tak di kenal. Ia malas menjawab ponselnya. Tapi, karena ponselnya terus bergetar dengan terpaksa Anes mengangkatnya.

"Hallo ini siapa?"

"Kamu di mana?" suara bariton itu seolah-olah ingin memecahkan gendang telinga Anes, secara otomatis Anes menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Ternyata si songong yang telepon," batin Anes.

Anes kembali menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Saya habis makan siang Pak di lantai dasar, ini baru mau kembali ke kantor, Bapak mencari saya?" tanya Anes santai sambil menunduk dan menggerak-gerakkan kakinya.

"Ting!"(suara lift terbuka)

Begitu mendengar suara pintu lift terbuka, Anes langsung ngeloyor masuk tanpa melihat yang ada di depannya.

"Bruk!" Anes menabrak seseorang didepannya hingga ia kehilangan keseimbangan.

"Anes!" teriak Amel melihat sahabatnya yang hampir jatuh.

Beruntung, Anes tak sampai jatuh, karena tangan seseorang yang ia tubruk itu secara reflek menyangga badan Anes dengan tangan yang satu dengan menggenggam ponsel dan tangan satunya lagi memegang tangan Anes. (Bayangin aja kayak orang berdansa yang ceweknya kayak mau jatuh ke lantai gitu hehehe).

"Pak Alex," ucap Anes lirih.

Ternyata orang yang hendak keluar lift dan di tubruknya adalah Alex.

Anes merasa ada yang aneh dengan dirinya. Jantungnya berdebar-debar tak karuan.

"Duh kenapa jantungku lagi-lagi berdetak nggak normal kayak gini sih" batin Anes.

Untuk beberapa saat mereka berdua masih dalam posisi yang Sama dengan mata saling menatap.

"Ehem!" suara David membuat Alex dan Anes kaget. Mereka secara otomatis menjauhkan diri masing-masing, lalu mematikan ponsel mereka yang masih menyala.

"So sweet banget kayak di drama-drama!" celetuk Amel menyaksikan adegan tadi.

"Kamu ikut saya meeting," ucap Alex tanpa ekspresi.

"Baik Pak, saya ambil dulu berkas-berkas yang perlu dibawa untuk meeting," jawab Anes gugup. Ia belum bisa mengembalikan detak Jantungnya ke keadaan normal.

"Tidak perlu! David sudah membawanya." Jawab Alex sambil berjalan menuju mobil yang sudah menunggu ya di depan kantor.

Anes mengikuti bosnya dari belakang.

Sementara Amel kembali ke kantor.

Anes membuka pintu mobil yang didepan dan hendak masuk, tetapi di sana dia melihat David sudah duduk di samping sopir lengkap dengan sabuk pengamannya,ia hanya tersenyum melihat Anes yang salah membuka pintu mobil. Anes kembali menutup pintu mobil dan buru-buru berputar menuju pintu mobil yang ada di belakang sopir karena Alex duduk tepat di belakang David.

Melihat tingkah Anes yang menurutnya konyol, Alex hanya tersenyum kecil

"Dasar," gumam Alex lirih.

 

🌼🌼🌼

 

Mereka sampai di sebuah restoran mewah berbintang lima, kedatangan mereka disambut oleh para pelayan restoran. Salah satu pelayan mengantarkan mereka ke tempat dimana klien telah menunggu. Klien tersebut menyambutnya dengan senyum lebar

"Ohh selamat datang Pak Alex, perkenalkan saya Rudi dan ini sekretaris saya Lisa."

Alex tak menjawab, ia langsung duduk dikursi dan diikuti Anes serta David

"Apakabar Nona Anes, lama tidak bertemu," sapa rudi

"Baik Pak Rudi," jawab Anes. Dia selalu merasa risih dengan tatapan pria paruh baya itu terhadapnya setiap kali Anes ikut meeting Pak Arya dulu.

Rudi adalah direktur sebuah perusahaan yang sudah beberapa tahun ini menjalin kerja sama dengan Parvis Group.

Meeting berjalan dengan lancar. Selama meeting Pak Rudi tidak henti-hentinya terus mencuri pandang terhadap Anes, sesekali ia menggoda Anes dengan kedipan matanya.

Sejak tadi, Alex melihat ada yang tidak beres dengan tatapan Pak Rudi terhadap Anes. Entah kenapa dia tak suka melihat laki-laki itu menatap Anes seperti itu.

Setelah meeting selesai mereka melanjutkan makan. Anes terpaksa harus makan lagi untuk menghormati klien tersebut.

"Saya permisi ke toilet sebentar," Anes beranjak dari tempat duduknya menuju ke toilet.

Keluar dari toilet, dia bertemu dengan Pak Rudi.

"Bapak ngapain disini?" tanya Anes kaget.

"Saya barusan juga dari toilet, dan sekalian nunggu kamu," jawab Rudi dengan senyum penuh arti.

"Maksud Bapak,?"

"Ayolah Anes, sudah lama saya menyukai kamu, saya selalu terpesona dengan kecantikan kamu."

"Maaf Pak, saya harus pergi," Anes mencoba menghindari Rudi. Namun sebelum Anes menjauh tangan Rudi sudah memegang tangan Anes dan memepet gadis itu ditembok.

"Bapak mau apa?" tanya Anes melihat Rudi mendekatkan wajahnya.

Rudi tidak menjawab, dia mencoba mendekatkan bibirnya ke bibir Anes. Sekuat tenaga Anes mendorong laki-laki paruh baya tersebut hingga dia jatuh ke lantai.

"Bapak jangan kurang ajar sama saya!" hardik Anes, ia kelihatan sangat marah.

Dengan cepat Rudi mencengkeram lengan Anes hingga Anes meringis kesakitan.

"Dasar wanita kurang ajar! Tak tahu diri! Beraninya kau menolak ku!" Rudi semakin mengeratkan cengkeramannya, Anes berusaha melepaskan diri dari Rudi, tapi tenaganya tak cukup kuat untuk melawan laki-laki didepannya.

"Bug!"

Tiba-tiba seseorang mendaratkan sebuah pukulan keras kepada Rudi hingga laki-laki itu jatuh tersungkur ke lantai.

"Pak Alex," ucap Anes

"Berani-beraninya kau menyentuhnya!" ucap Alex sangat marah. Matanya memancarkan aura kembaran yang sangat dalam.

"bug!"

Alex menarik kerah kemeja yang dikenakan Rudi dan melayangkan pukulan lagi ke wajah Rudi hingga sudut bibirnya berdarah.

"Pak Alex dengarkan saya dulu, ini tidak seperti yang Anda kira, wanita ini mencoba menggoda saya."

"Diam kau, dasar Tua Bangka, bajingan!"

Alex hendak melayangkan pukulannya lagi, namun ditahan oleh Anes.

"Sudah Pak cukup!" ucap Anes.

Alex tak mendengarkan perkataan Anes, ia terus memukuli laki-laki tersebut.

"Sudah Pak cukup, saya mohon," kali ini Anes memeluk Alex dari belakang.

"Ya ampun, berani-beraninya aku memeluk dia kayak gini, gimana kalau dia marah, ah yang penting usaha, siapa tahu dengan begini dia berhenti memukuli Pak Rudi," batin Anes.

Alex kaget dengan perlakuan Anes yang tiba-tiba memeluknya dari belakang, ada semacam perasaan tenang dan nyaman dalam dirinya. Pukulan terakhir yang siap ia layangkan kepada Pak Rudi pun ia urungkan. Ia menarik tangan Anes dan membawanya pergi.

" Saya pastikan kerja sama kita berakhir sampai disini!" ucap Alex, sebelum meninggalkan laki-laki itu yang meringis kesakitan akibat pukulan Alex.

"Urus laki-laki brengsek itu, bawa dia ke rumah sakit untuk mengobati lukanya dan batalkan semua kerja sama dengan perusahaannya!" perintah Alex saat melihat David yang menunggunya di meja makan. Tadi Alex juga beralasan ingin ke toilet karena dia sudah curiga dengan Rudi sejak awal.

" Baik Bos," jawab David tanpa banyak bertanya.

Sementara sekretaris Rudi hanya bengong tak mengerti dengan ucapan Alex barusan.

Alex terus menarik tangan Anes sampai di mobil.

" Keluar!" perintah Alex kepada sopir pribadinya.

" Kau pulanglah sendiri naik taksi, saya akan menyetir mobil sendiri," lanjutnya lagi sambil menyerah sejumlah uang kepada sopirnya untuk membayar taksi.

"Baik Tuan," sopir pribadinya pun turun dari mobil.

Alex langsung masuk ke dalam mobil

"Cepat masuk!" perintah Alex. Anes langsung masuk mengikuti perintah bosnya.

"Kamu pikir saya sopir, pindah ke depan!" kesal Alex.

Anes hanya diam dan mengikuti perintah Alex. Ia pindah ke depan kesamping kemudi mobil.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam tanpa bicara.

"Ternyata Pak Alex baik juga, dia sampai segitunya membelaku, sampai-sampai membatalkan kontrak dengan perusahaan pak Rudi, dan dia masih berbaik hati menyuruh Pak David untuk membawanya ke rumah sakit," celoteh Anes dalam hati sambil memandangi Alex yang memegang kemudi mobil. Ia masih merasa takjub dengan apa yang dilakukan bosnya tadi.

" Kenapa liatin saya?" tanya Alex tanpa menoleh. Dia masih kelihatan sangat marah.

" Emm, terimakasih tadi Bapak sudah menolong saya, dan maaf gara-gara saya Bapak jadi membatalkan kontrak kerja sama yang sudah terjalin beberapa tahun ini."

Alek tak menjawab.

" Apa Bapak marah sama saya, karena kerja sama itu batal?"

" Diam, jangan banyak bicara!"

"Apa dia marah gara-gara kerja sama itu batal, tapi kan dia sendiri yang membatalkannya, " gumam Anes dalam hati.

Suasana pun menjadi hening kembali.

"Seandainya kamu tahu Nes, aku marah karena laki-laki itu mencoba menyentuhmu, bukan karena kerjasama itu," ucap Alex dalam hati dengan tetap fokus menyetir.

Setelah sampai didepan rumahnya, Anes langsung turun dan mobil Alex langsung pergi meninggalkannya.

"Emang dasar orang aneh!" teriak Anes, kemudian ia masuk ke rumah.

Di apartemennya, Alex masih tampak kesal bila mengingat kejadian tadi, dimana laki-laki itu berusaha mencium Anes didepan matanya.

"Sial, kenapa aku sangat marah dan benci sekali ketika melihat gadis itu disentuh laki-laki brengsek itu. Ada apa denganku," Alex menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

Paginya di kantor, Alex tampak seperti biasa yang menunjukkan wajah tanpa ekspresinya, begitupun Anes, dia bersikap biasa seolah-olah semalam tidak terjadi apa-apa karena dia tidak ingin satu kantor heboh jika tahu Alex membatalkan kerjasama perusahaannya dengan perusahaan Rudi karena dirinya.

💠 Selama membaca 💠

Terpopuler

Comments

Eka Susanty

Eka Susanty

hajar jangan kasih kendorrr

2023-10-18

0

Praised94

Praised94

/Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile/

2023-10-16

0

susi 2020

susi 2020

😍😍😍

2023-10-01

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 chapter 25
26 chapter 26
27 chapter 27
28 chapter 28
29 chapter 29
30 chapter 30
31 chapter 31
32 chapter 32
33 chapter 33
34 chapter 34
35 chapter 35
36 chapter 36
37 chapter 37
38 chapter 38
39 chapter 39
40 chapter 40
41 chapter 41
42 chapter 42
43 chapter 43
44 chapter 44
45 chapter 45
46 chapter 46
47 chapter 47
48 chapter 48
49 chapter 49
50 chapter 50
51 chapter 51
52 chapter 52
53 chapter 53
54 chapter 54
55 chapter 55
56 chapter 56
57 chapter 57
58 chapter 58
59 chapter 59
60 chapter 60
61 chapter 61
62 chapter 62
63 chapter 63
64 chapter 64
65 Pengumuman
66 chapter 65
67 chapter 66
68 chapter 67
69 chapter 68
70 chapter 69
71 chapter 70
72 chapter 71
73 chapter 72
74 chapter 73
75 chapter 74
76 chapter 75
77 chapter 76
78 chapter 77
79 chapter 78
80 chapter 79
81 chapter 80
82 chapter 81
83 Chapter 82
84 chapter 83
85 chapter 84
86 chapter 85
87 chapter 86
88 chapter 87
89 chapter 88
90 chapter 89
91 chapter 90
92 chapter 91
93 chapter 92
94 chapter 93
95 Selamat hari raya idul Fitri 1441H
96 chapter 94
97 chapter 95
98 chapter 96
99 chapter 97
100 chapter 98
101 chapter 99
102 chapter 100
103 chapter 101
104 chapter 102
105 chapter 103
106 chapter 104
107 chapter 105
108 chapter 106
109 chapter 107
110 chapter 108
111 chapter 109
112 chapter 110
113 chapter 111
114 chapter 112
115 chapter 113
116 chapter 114
117 chapter 115
118 chapter 116
119 chapter 117
120 chapter 118
121 chapter 119
122 chapter 120
123 chapter 121
124 chapter 122
125 chapter 123
126 chapter 124
127 chapter 125
128 chapter 126
129 chapter 127
130 chapter 128
131 chapter 129
132 chapter 130
133 chapter 131
134 chapter 132
135 chapter 133
136 chapter 134
137 chapter 135
138 chapter 136
139 chapter 137
140 chapter 138
141 chapter 139
142 chapter 140
143 chapter 141
144 chapter 142
145 chapter 143
146 chapter 144
147 chapter 145
148 chapter 146
149 chapter 147
150 chapter 148
151 chapter 149
152 chapter 150
153 chapter 151
154 chapter 152
155 chapter 153
156 chapter 154
157 chapter 155
158 chapter 156
159 Pengumuman
160 chapter 157
161 chapter 158
162 chapter 159
163 chapter 160
164 chapter 161
165 chapter 162
166 chapter 163
167 chapter 164
168 chapter 165
169 chapter 166
170 chapter 167
171 chapter 168
172 chapter 169
173 chapter 170
174 chapter 171
175 chapter 172
176 chapter 173
177 chapter 174
178 chapter 175
179 chapter 176
180 chapter 177
181 chapter 178
182 chapter 179
183 chapter 180
184 chapter 181
185 chapter 182
186 chapter 183
187 chapter 184
188 chapter 185
189 chapter 186
190 chapter 187
191 chapter 188
192 chapter 189
193 chapter 190
194 chapter 191
195 chapter 192
196 chapter 193
197 chapter 194
198 chapter 195
199 chapter 196
200 chapter 197
201 chapter 198
202 chapter 199
203 chapter 200
204 chapter 201
205 chapter 202
206 chapter 203
207 chapter 204
208 chapter 205
209 chapter 206
210 chapter 207
211 chapter 208
212 chapter 209
213 chapter 210
214 chapter 211
215 Chapter 212
216 Chapter 213
217 Chapter 214
218 Chapter 215
219 Chapter 216
220 Chapter 217
221 Chapter 218
222 Chapter 219
223 Chapter 220
224 Chapter 221
225 Chapter 222
226 Chapter 223
227 Chapter 224
228 Chapter 225
229 Chapter 226
230 Chapter 227
231 Chapter 228
232 Chapter 229
233 Chapter 230
234 Chapter 231
235 Chapter 232
236 Chapter 233
237 Chapter 234 (End)
238 Terima kasih
239 Pengumuman
240 Extra part 1
241 Extra part 2
242 Extra part 3
243 Pengumuman
244 Novel baru rilis
245 Novel baru
246 Novel Rega dan Gisel.
247 Sebatas Ibu Pengganti
248 One night mistake with calon ipar
249 Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)
Episodes

Updated 249 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
chapter 25
26
chapter 26
27
chapter 27
28
chapter 28
29
chapter 29
30
chapter 30
31
chapter 31
32
chapter 32
33
chapter 33
34
chapter 34
35
chapter 35
36
chapter 36
37
chapter 37
38
chapter 38
39
chapter 39
40
chapter 40
41
chapter 41
42
chapter 42
43
chapter 43
44
chapter 44
45
chapter 45
46
chapter 46
47
chapter 47
48
chapter 48
49
chapter 49
50
chapter 50
51
chapter 51
52
chapter 52
53
chapter 53
54
chapter 54
55
chapter 55
56
chapter 56
57
chapter 57
58
chapter 58
59
chapter 59
60
chapter 60
61
chapter 61
62
chapter 62
63
chapter 63
64
chapter 64
65
Pengumuman
66
chapter 65
67
chapter 66
68
chapter 67
69
chapter 68
70
chapter 69
71
chapter 70
72
chapter 71
73
chapter 72
74
chapter 73
75
chapter 74
76
chapter 75
77
chapter 76
78
chapter 77
79
chapter 78
80
chapter 79
81
chapter 80
82
chapter 81
83
Chapter 82
84
chapter 83
85
chapter 84
86
chapter 85
87
chapter 86
88
chapter 87
89
chapter 88
90
chapter 89
91
chapter 90
92
chapter 91
93
chapter 92
94
chapter 93
95
Selamat hari raya idul Fitri 1441H
96
chapter 94
97
chapter 95
98
chapter 96
99
chapter 97
100
chapter 98
101
chapter 99
102
chapter 100
103
chapter 101
104
chapter 102
105
chapter 103
106
chapter 104
107
chapter 105
108
chapter 106
109
chapter 107
110
chapter 108
111
chapter 109
112
chapter 110
113
chapter 111
114
chapter 112
115
chapter 113
116
chapter 114
117
chapter 115
118
chapter 116
119
chapter 117
120
chapter 118
121
chapter 119
122
chapter 120
123
chapter 121
124
chapter 122
125
chapter 123
126
chapter 124
127
chapter 125
128
chapter 126
129
chapter 127
130
chapter 128
131
chapter 129
132
chapter 130
133
chapter 131
134
chapter 132
135
chapter 133
136
chapter 134
137
chapter 135
138
chapter 136
139
chapter 137
140
chapter 138
141
chapter 139
142
chapter 140
143
chapter 141
144
chapter 142
145
chapter 143
146
chapter 144
147
chapter 145
148
chapter 146
149
chapter 147
150
chapter 148
151
chapter 149
152
chapter 150
153
chapter 151
154
chapter 152
155
chapter 153
156
chapter 154
157
chapter 155
158
chapter 156
159
Pengumuman
160
chapter 157
161
chapter 158
162
chapter 159
163
chapter 160
164
chapter 161
165
chapter 162
166
chapter 163
167
chapter 164
168
chapter 165
169
chapter 166
170
chapter 167
171
chapter 168
172
chapter 169
173
chapter 170
174
chapter 171
175
chapter 172
176
chapter 173
177
chapter 174
178
chapter 175
179
chapter 176
180
chapter 177
181
chapter 178
182
chapter 179
183
chapter 180
184
chapter 181
185
chapter 182
186
chapter 183
187
chapter 184
188
chapter 185
189
chapter 186
190
chapter 187
191
chapter 188
192
chapter 189
193
chapter 190
194
chapter 191
195
chapter 192
196
chapter 193
197
chapter 194
198
chapter 195
199
chapter 196
200
chapter 197
201
chapter 198
202
chapter 199
203
chapter 200
204
chapter 201
205
chapter 202
206
chapter 203
207
chapter 204
208
chapter 205
209
chapter 206
210
chapter 207
211
chapter 208
212
chapter 209
213
chapter 210
214
chapter 211
215
Chapter 212
216
Chapter 213
217
Chapter 214
218
Chapter 215
219
Chapter 216
220
Chapter 217
221
Chapter 218
222
Chapter 219
223
Chapter 220
224
Chapter 221
225
Chapter 222
226
Chapter 223
227
Chapter 224
228
Chapter 225
229
Chapter 226
230
Chapter 227
231
Chapter 228
232
Chapter 229
233
Chapter 230
234
Chapter 231
235
Chapter 232
236
Chapter 233
237
Chapter 234 (End)
238
Terima kasih
239
Pengumuman
240
Extra part 1
241
Extra part 2
242
Extra part 3
243
Pengumuman
244
Novel baru rilis
245
Novel baru
246
Novel Rega dan Gisel.
247
Sebatas Ibu Pengganti
248
One night mistake with calon ipar
249
Jenna (Pengasuh Ceo Lumpuh)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!