Di pantry, Amel yang ingin mengambil minum melihat sahabatnya tampak kesal, ia kemudian menghamprinya. Anes dan Amel memang lebih suka membuat minum sendiri daripada harus menyuruh OB.
"Kamu kenapa Nes, mukanya kok ditekuk gitu?" tanya Amel.
"Itu tuh, Presdir yang baru, ngeselinnya minta ampun deh, nggak ada ramah-ramahnya sama sekali. Pokoknya beda banget sama Pak Arya," jawab Anes kesal.
"Tapi kan dia ganteng Nes," sahut Amel.
"Ganteng aja nggak cukup kali Mel! Attitude juga perlu!" timpal Anes.
"Sabar. Sabaaarrr Buukk, sebel-sebel gitu nanti lama-lama jatuh cinta lhooo," goda Amel.
"Ih apaan sih Mel nggak jelas tau nggak. Ya udah aku mau anterin teh dulu buat dia".
"Lho itu buat Presdir? Kirain kamu buat untuk kamu sendiri, kenapa kamu yang buatin kan ada OB?" tanya Amel penasaran.
Anes tak menjawab pertanyaan Amel, dia hanya mengangkat kedua bahunya sambil berlalu meninggalkan Amel.
Tok tok tok,,
" permisi Pak ini teh yang Bapak minta".
"Letakkan dimeja! " Jawab Alex, tanpa melihat ke arah Anes, dia sibuk dengan dokumen dokumen penting Perusahaan yang ada di depannya.
Anes meletakkannya di atas meja, sesuai perintah bosnya tersebut dan tetap berdiri di depan Alex beberapa saat.
"Kenapa masih disini?" tanya Alex jutek.
"Saya...."
"Kamu boleh keluar!" usir Alex.
Anes hanya mengangguk dan berbalik badan menuju pintu.
"Tunggu sebentar!" Alex agak meninggikan suaranya.
"Ada apa lagi sih, " batin Anes.
"Ya Pak, ada lagi yang bisa saya bantu?" tanya Anes dengan senyum terpaksa.
Alex tidak menjawab, dia mengambil teh yang ada didepannya dan meminumnya.
"Takarannya pas, sesuai seleraku rasanya beda, ini lebih nikmat," batin Alex.
"Tehnya tidak enak," Alex asal bicara.
"Maaf Pak".
"Mulai besok, kamu yang akan membuatkan saya teh setiap hari!".
"Tapi tadi kata Bapak teh yang saya buat tidak enak. Kenapa..."
"Tidak ada yang bisa membantah perintah saya, lakukan saja apa yang saya minta, mengerti?!" Alex meninggikan nada bicaranya.
"Baik Pak," jawab Anes malas.
"Dasar orang aneh, " batin Anes.
"Kamu boleh pergi".
Lagi-lagi, Anes keluar dari ruangan Presdir dengan perasaan kesal. Dia terbiasa menjadi sekretaris Pak Arya yang orangnya sangat baik, tidak pernah berkata kasar kepada Anes.
Alex hanya tersenyum kecil melihat Anes tampak kesal karenanya. Dia kembali melanjutkan memeriksa dokumen-dokumen yang tadi.
🌼🌼🌼
Jam makan siang pun tiba, seperti biasa, Anes makan siang bersama Amel di kantin yang berada di lantai dasar kantor tersebut.
"Huh dasar orang gak ada terima kasihnya, dia bilang tehnya gak enak, tapi malah suruh aku buatin setiap hari. Dikira pembantunya apa!" hardik Anes, masih saja merasa kesal mengingat kejadian tadi.
Ricko yang melihat Anes ngomel-ngomel hanya tersenyum dan menghampirinya. Sudah lama ia menyukai gadis itu, tepatnya sejak pertama kali Anes mulai bekerja di Parvis Group 2 tahun yang lalu. Ricko langsung menyukai Anes pada pandangan pertama.
"Sabar, ntar cantiknya ilang lho kalau ngomel terus. ini minum dulu Nes," Ricko menyodorkan minuman kepada Anes
"Bisa aja deh kamu Ko". Anes menerima minuman yang diberikan Ricko kepadanya dan langsung meminumnya.
Anes bukannya tidak tahu kalau Ricko memiliki perasaan khusus kepadanya. Ricko tampan dan baik, namun Anes tidak memiliki perasaan yang sama seperti Ricko. Dia hanya menganggapnya teman baik.
"Pasti cool banget ya Nes, waktu Pak Alex bicara. Pasti aura kegantengannya keluar bertambah parah saat dia memerintahkan ini itu. Apalagi ditambah senyum," tebak Amel sambil tersenyum membayangkan.
"Senyum dari Hong-Kong!" ketus Anes.
"Tahu nggak, aku udah baik mau buatin teh buat dia, bukannya bilang terimakasih, eh malah bilang tehnya gak enak. Dan parahnya lagi, aku disuruh buatin dia teh setiap hari. Aneh kan tu orang?" lanjutnya lagi.
"Nggak Papa kali Nes, itung-itung latihan jadi istri yang baik. Siapa tau jodoh. Uhhh so sweet banget," celetuk Amel.
"Bener-bener deh, suka ngaco kalau ngomong. So sweet darimananya Amel?".
" Terus kamu mau Nes bikinin teh tiap hari buat si bos. Kan ada OB Nes. Biasanya kan itu tugasnya OB, " tanya Ricko sambil duduk di kursi sebelah Anes, sedangkan Amel duduk tepat di depan Anes.
"Ya mau gimana lagi Ko, mau nggak mau harus mau, " jawab Anes.
Dan mereka melanjutkan makan siang yang tadi sudah mereka pesan. Mereka makan sambil bercanda dan tertawa.
Tidak jauh dari mereka bertiga, tampak seorang wanita memperhatikan keseruan mereka dengan mimik muka tidak suka, mungkin dia iri melihat keakraban mereka,karena dia tidak memiliki sahabat seperti mereka. Wanita itu tak lain tak bukan adalah Vanya.
"Eh tuh liat, Nenek Lampir sinis amat lihatin kita makan, kayak mau nelen kita hidup-hidup, ihh merinding aku," bisik Amel.
"Sstt, jangan gitu mel, ntar dia dengar bisa berabe urusan," sahut Anes.
"Panas tuh pasti lihat kita bercanda kayak gini, secara dia nggak punya teman disini, apalagi kita semeja sama Ricko makannya cemburu pasti tuh. Doi kan naksir sama Ricko. Setiap laki-laki ganteng yang ada disini dia taksir," Amel melirik ke arah Ricko.
"Kenapa kamu nggak mau sama dia Ko?" lanjutnya lagi.
"Mmm, dia bukan tipeku, aku udah punya cewek yang aku suka," jawab Ricko sambil melirik Anes.
"Udah lanjutin makannya, ngobrol mulu dari tadi, makan yang banyak Mel biar kuat ngeghibahnya hehehe," ujar Anes.
🌼🌼🌼
Di dalam ruangan Presdir, David yang baru saja masuk langsung menyerahkan sebuah berkas.
"Bos ini informasi tentang Nona Anes yang anda minta," ujar David.
"Cepat sekali kamu mendapatkannya, tidak sia-sia kamu menjadi kepercayaan ku".
Alex segera membuka dan membacanya.
"ANESKA SALSABILA PUTRI," gumam Alex.
"Nona Anes merupakan putri tunggal dari pasangan Hari Saputra dan Ratna Suryaningrum. Nona Anes merupakan lulusan dari salah satu universitas di Australia. Setelah lulus SMA, dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di sana, dan sekitar 2 tahun yang lalu, ia lulus kuliah dan langsung bekerja di perusahaan ini." jelas David.
"Sekarang usianya 24 tahun, dan dia masih jomblo sampai detik ini. Tapi, banyak laki-laki yang mencoba mendekatinya, termasuk Ricko salah satu karyawan disini," imbuhnya.
Alex menatap tajam David sambil mengernyitkan dahinya setelah mendengar penjelasan David yang terakhir, seolah-olah bertanya apa maksud David mengatakan hal itu kepadanya.
"Kali-kali aja bos penasaran dengan kisah percintaannya juga, " celetuk David.
Alex semakin gemas dengan asisten pribadinya yang juga sahabatnya itu.Ia menatap David dengan tatapan mematikan.
David membuang pandangannya ke sembarang arah, karena ia tak ingin Alex merutukinya.
" O Ya, Kalau boleh saya tahu, kenapa Anda meminta saya mencari informasi tentang Nona Anes, tidak biasanya peduli dengan seorang gadis?" tanya David.
"Kau ingat kejadian sekitar 2 tahun yang lalu ketika aku kecelakaan di Australia? Waktu itu, aku tidak sadarkan diri, tapi sebelum tidak sadarkan diri, aku sempat melihat wajah gadis itu walaupun waktu itu hujan dan malam tapi aku masih ingat dengan sorot mata dan wajahnya,sampai akhirnya aku tak sadarkan diri dan ketika sadar aku sudah berada di rumah sakitnya Frans".
"Maksud Bos, apakah gadis yang dulu Anda suruh cari adalah Nona Anes?" tanya David mulai mengerti.
Alex hanya mengangguk tanda mengiyakan pertanyaan David.
"O ya, saya ingat nama gadis itu memang ANESKA SALSABILA PUTRI, tapi waktu saya mencari dia ke alamat yang ia tinggalkan di resepsionis rumah sakit, dia sudah kembali ke Indonesia," lanjut David.
" Jadi ingatanku tidak salah, dia memang benar-benar gadis waktu itu".
" Memang benar dia Bos, barusan saya mengirim photo Nona Anes ke dokter Frans, yang waktu itu menangani Anda di rumah sakit. Beruntung dokter Frans masih ingat kejadian waktu itu dan beliau mengiyakan ketika saya bertanya apakah gadis itu yang ada dalam photo.
Dokter Frans adalah sahabat Alex dan kebetulan waktu Alex kecelakaan dia di bawa ke rumah sakit milik dokter Frans dan dokter Frans sendiri yang menanganinya.
"Cepat sekali kamu mendapatkan informasi, bahkan kita baru membahasnya dan kamu langsung bergerak cepat, kau memang selalu bisa diandalkan," ucap Alex kepada David.
David hanya tersenyum mendengar pujian dari bosnya tersebut.
"Akhirnya aku menemukanmu," gumam Alex lirih hampir tak terdengar, namun David mendengarnya dan kembali tersenyum. Dia senang kalau akhirnya bosnya itu bisa kembali membuka hatinya kembali untuk seorang perempuan.
🌼 🌼 🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
Eka Suryati
Semoga mereka berjodoh
Eh, emamng berjodoh sih
2023-05-05
0
Eka Suryati
Anes rupany memang sudah dicari2 akex ya
2023-05-04
0
Sri Hastuti
judulnya bisa jadi mantanku ibu tiriku 😂
2023-01-05
0