Aku melihat seluruh tempat dimana itu hanyalah padang rumput yang begitu luas.
Desiran angin mencoba menyejukkan hatiku namun tidak peduli hal tersebut hatiku masih panas akan kemarahan yang dilakukan oleh kedua teman idiotku.
"Kenapa kita ada disini ?" Aku bertanya dengan nada marah.
"Kau bertanya denganku tapi dengan siapa aku bertanya ?" Rian menjawab dengan bangga.
"Sebaiknya kita cari kota atau desa disekitar sini" Balas iwan sembari mengambil hp dari kantongnya. "Untuk sekarang mari kita liat gps dimana kita berada"
"Kau benar kenapa kita tidak berpikir seperti itu" balas Rian dengan senang.
"Tunggu sinyal tidak ada disini"
"Apa!!"
Aku lupa mereka idiot.
"kita tidak tahu dimana sekarang namun mari kita mencari arah mata angin terlebih dahulu" ucapku sambil meletakkan tanganku di pinggang.
"Jadi bagaimana kita mencari arah mata angin ?" tanya Rian dengan polos.
"Pertanyaan yang bagus. aku akan mengajarkan kalian bagaimana menentukan arah mata angin dengan matahari" jawabku dengan memegang kacamata imajinasi.
Saat aku melihat keatas dan aku langsung terkejut..
Terkejut mungkin bukan kata yang cocok saat ini..
Tapi entah bagaimana menyampaikan perasaan ini.
Takut mungkin bisa juga dikatakan begitu..
"Hei kenapa matahari ada dua" Iwan bertanya dengan polos.
"Bukankah dari tadi matahari ada dua atau kalian tidak melihat itu" Balas Rian dengan santai.
"Oi! kenapa kalian begitu santai!" Ucapku dengan panik.
Mereka berdua menatapku dan akhirnya menyadari...
"Apa kita di dunia lain ?" tanya Iwan dengan polos.
"Kau bertanya denganku namun dengan siapa aku bertanya ?" Balas Rian dengan bangga.
Aku menghela napasku dengan panjang untuk menenangkan diriku.
"Mungkin cara pertama tidak dapat dilakukan karena mataharinya ada dua namun masih ada cara kedua yaitu mencari sumber air"
"Apakah kau haus ini aku punya minuman" ucap Rian sembari mengambil minuman di tasnya.
"Aku juga haus" Balas Iwan mengambil air minum yang diberikan Rian kepadanya.
Rian memberikan minumannya juga kepadaku juga.
Aku mengambil dan meminumnya.
"Mau kue" ucap rian sembari mengambil kue dari tasnya
Aku dan Iwan duduk dan mengambil kue dari Rian.
"Ini tidak buruk" Ucap Iwan dengan senang.
Aku mengangguk setuju..
tunggu kayaknya ada yang salah.
"Hei kenapa kita malah bersantai disini" Ucapku dengan marah.
"kempa kwu mwarah" (kenapa kau marah) balas Iwan tidak jelas karena mulutnya masih ada makanan.
"Tolong telan sebelum bicara" Ucapku dengan rasa bersalah.
"Ya aku pikir saat kau mencari sumber air aku pikir kau haus" Balas Rian.
"Kalau ada air maka ada kemungkinan di hilirnya ada sebuah desa atau kota"
Rian dan Iwan mengangguk secara bersamaan.
"Kalau begitu mari kita berangkat" Ucap Rian bersiap berangkat dari duduknya.
"Tunggu aku masih belum memakan kueku" balasku dengan canggung.
-_- -_-
2 Hour Later...
"M-ari ki-ta ist-ira-hat seb-entar" ucap Rian dengan terbata bata akibat kelelahan.
"Aku Juga lelah" Sambung Iwan.
Aku menatap mereka dengan wajah dingin.
Kami baru saja berjalan selama dua jam dan perpindahan kami hanya beberapa ratus meter dari tempat kami tadi dan mereka sudah lelah.
Yah tentu saja mereka lelah karena tas besar yang mereka bawa.
"Apakah kalian tidak membuang sebagian dari barang bawaan kalian"
""Tidak"" Jawab mereka bersamaan.
...
"Tidak ada pilihan lain sebaiknya kita istirahat"
""Yes"" balas mereka dengan bahagia.
Mereka langsung mengambil sebuah tikar dalam tas mereka dan duduk secara bersamaan.
Melihat mereka berdua yang begitu santai dan tanpa rasa khawatir membuatku kesal.
Kita di dunia lain dan mereka menganggap ini seperti piknik.
"Rei sisa kue masih banyak" Rian menawariku sebuah kue.
"Cih apa boleh buat" Aku mengambilnya tanpa ragu dan duduk di tikar yang mereka ambil.
Sialan aku juga terbawa suasana ini.
"Aku masih tidak percaya kita di dunia lain" Ucap Iwan sambil mengunyah makanannya.
"Apakah kita di tempat syuting film dan matahari itu cuma efek CGI" Balas Rian dengan penasaran.
"Eh!? apakah itu mungkin" Jawabku dengan tidak percaya.
"Kau bertanya denganku tapi dengan siapa aku bertanya" Jawab Rian dengan bangga.
"Bilang aja tidak tahu.. lama - lama bikin kesal"
Disaat kami mengobrol tiba tiba aku mendengar sesuatu.
"Hei kalian dengar itu" [Rei]
"Dengar apa ?" [Iwan]
"Suara air mengalir" [Rei]
"Aku pikir apa ?" [Rian]
"Ayo kita cari sumbernya" [Iwan]
"Tapi sebelum itu kue terakhir itu milikku" [Rei]
"..."
...
Kami berjalan menelusuri tempat dimana aku mendengar suara air mengalir.
Suaranya semakin dekat dengan kami.
Sepertinya suara tersebut tidak jauh lagi.
Di balik pohon tersebut suaranya sudah makin dekat.
Saat kami dekat dengan pohon dan melihat di balik pohon tersebut.. kami melihat sesuatu yang tidak pantas dan menyakitkan mata.
"Oh ada orang.. kenapa kalian disini ?" Ucap pria berotot yang masih melakukan kegiatan alam miliknya.
""""Maaf!!""" Ucap kami serentak langsung berbalik untuk tidak melihat kegiatan alam miliknya.
Sialan..
Jika ini novel isekai jepang bukankah bagian disini adalah wanita cantik namun kenapa kami menemukan pria berotot..
Aku menghela napas panjang.
...
Setelah selesai melakukan kegiatan alam miliknya kami menjelaskan semuanya kepadanya kenapa kami ada disini namun kami tidak menyebutkan bahwa kami berasal dunia lain.
"Oh jadi kalian tersesat" Ucap pria berotot tersebut sambil tertawa "pantas saja kalian mencari sumber air yang mengalir"
"Yah walaupun sumbernya bukan berasal dari Heroine" Balas Rian dengan tidak senang.
Sepertinya Rian juga memikirkan apa yang aku pikirkan.
"??"
"Jangan pedulikan perkataannya" Balasku dengan senyum kecut.
"Mari ikuti aku disana ada rombongan kami yang menuju kota mungkin kalian bisa mengikuti kami menuju kota" Ucap paman menunjuk tempat dia datang.
Kami pun mengikuti pria berotot tersebut dan melihat begitu banyak rombongan.
"Alex kenapa kau begitu lama" Ucap pria kurus berambut pirang.
"Maaf sesuatu terjadi membuatku lama"
"Siapa mereka ?"
"Mereka aku temukan tersesat di hutan"
"Nama saya Rei dan kedua teman saya Iwan dan Rian" Ucapku sambil menunjuk kedua temanku.
"Aku Rachel dan pria berotot ini Alex"
Rachel mengulurkan tangannya kepadaku. Aku langsung buru buru menyambutnya.
Rachel tersenyum melihat tingkahku.
"Jadi kalian datang dari mana ? pakaian yang kalian kenakan tidak pernah aku lihat di ibukota kekaisaran manapun"
"Kami datang dari indonesia?" jawabku
"Indonesia? dimana itu?"
"Setidaknya itu merupakan negara kepulauan yang jauh" balasku dengan canggung.
"Oh"
Rachel hanya mengangguk dan tidak mempertanyakannya lagi.
"Hei Rachel apa yang kau lakukan kita akan berangkat"
Suara tersebut datang dari rombongan kereta kuda tidak jauh dari kami.
Kami mendekati kereta kuda tersebut dan disana ada seseorang supir paruh baya.
"Siapa mereka ?" tanya supir kepada Rachel.
"Mereka orang tersesat dan ingin mengikuti kita menuju kota"
"Hei kereta kuda tidak gratis kau harus bayar kau tahu" Ucapnya dengan kasar kearah kami.
"Kami yang akan bayar mereka" Balas alex dengan cepat.
"Tidak alex kami tidak mau merepotkanmu lebih dari ini" Kataku dengan terburu buru.
"Berapa biayanya ?"
"20 Silver satu orang. apakah kalian bisa bayar" Ucapnya dengan nada begitu merendahkan diri kami.
Rian yang mendengar itu merasa marah .
"Paman kami tidak punya uang tapi kami punya makanan apakah boleh itu sebagai ganti pembayarannya"
"Kalau makanan aku tidak kehabisan apapun"
"Apakah kau yakin"
Rian mengeluarkan sebuah bungkus makanan snack singkong dari dunia kami.
Rian memberikannya kepada supir paruh baya tersebut untuk mencicipinya.
"Apa ini ?" Tanya supir tersebut dengan heran.
"Coba ambil satu dan kau akan tahu bagaimana enaknya ini" Balas Rian dengan tersenyum.
sang supir mengambil satu dan mencicipinya.
"Apa ini kenapa rasanya enak sekali aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya teksturnya yang lembut di padu dengan kerenyahan yang tiada tara dan rasanya begitu manis dan asam begitu menyatu"
Reaksi sang supir seperti seorang juri makanan kelas dunia..
Walaupun yang di makannya cuma keripik singkong yang umum di dunia kami.
Rian tersenyum bangga.
"Bagaimana paman"
"Tentu kalian boleh naik" Jawab supir tersebut dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya.
Alex dan Rachel melihat hal tersebut menjadi penasaran.
"Nanti akan aku bagi ke kalian saat di dalam kereta" Ucap Rian sambil tersenyum bangga.
Alex dan Rachel begitu senang setelah mendengar itu.
...
Perjalanan kami pun menuju kota dimulai.
Bersambung..
Ruang curhat pemain...
"Hei kenapa judul novel milik kita "Tiga orang idiot pergi ke dunia lain" bukankah itu aneh" [Rei]
"Kau benar kenapa ya tidak "Tiga orang tampan pergi ke dunia lain" bukankah para pembaca akan bertambah banyak" [Rian]
"Tidak tidak.. kenapa tidak "Tiga orang bos tampan pergi ke dunia lain" bukankah akan banyak pembaca" [Iwan]
"Eh kenapa tiga bos tampan?" [Rian]
"Bukankah diberanda kebanyakan judulnya seperti itu" [Iwan]
"ya itu tidak aneh sih karena kebanyakan yang baca novel disini adalah wanita jadi jelaslah mereka cari judul yang ada tampannya dan juga kaya layaknya bos"[Rei]
"Sedangkan kita tidak kaya maupun tampan" [Iwan]
"Ya.. kau benar" [Rian]
Suasana menjadi suram..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
zura po
agak mirip gintama suasananya
2021-09-23
1
Fixcy Xi
👀
2021-07-22
0
Riepra
cok goblok njirr nguakak, matahari ada dua
2021-07-21
4