Mohon kebijakan para pembaca setelah epesode ini memuat hal hal yang dewasa.
warning 21 ke atas 🔞🔞🔞🔞
***
Wahyu dan Suminten mendapat firasat aneh. Entah kenapa, mereka berdua sama sama gelisah.
Bandi mulai mendekati Aruna.
"Semua mahluk hidup pasti mati Arun," lirih Bandi sambil membelai leher Aruna dan menciuminya.
"Tapi ... Aruna takut, Aruna takut aa mati," lirih Aruna
(Aa panggilan lembut dari kata kaka)
"Apapun yang terjadi kedepannya, aa rela, aa sangat bahagia bisa menikah denganmu, sekarang izinkan aa melakukan tugas aa sebagai suamimu," lirih Bandi semakin mendalami aksinya.
Bandi mulai melepas pakaiannya dan pakaian Aruna.
Membuat warga desa yang mengintip semakin merinding. Dia merebahkan Aruna di tempat tidur dan menciumi Aruna, melakukan hal yang dia mau dari tubuh Aruna. Dia bermain manja di bagian tubuh yang lain. Setelah puas meninggalkan bintik merah di tempat favoritenya Bandi terus memanjakan Aruna. Aruna merem melek dibuatnya, tidak pernah dia merasakan perasaan ini. Karena sebelum nya jika ia didekati laki-laki dia langsung tidak sadarkan diri.
Warga yang mengintip semakin merinding dan berkeringat dingin menonton kejadian di kamar itu dari balik lubang kecil.
Bandi menaiki tubuh Aruna, dan diserbu nya habis bibir Aruna yang manis itu. Warga kaget melihat sosok Aruna menjadi menyeramkan, karena dari kepala sampai pinggang wujud manusia, namun bukan wajah Aruna, dari pinggang ke bawah berwujud ular. Warga menganga karena ketakutan dan tegang.
Bandi mulai memasang aba aba untuk menunaikan ritual malam pengantin nya. Namun Bandi merasa aneh, tubuh Aruna yang dia nikmati sebelum nya menjadi jauh berbeda. Memang dilihat Aruna, namun di rasa beda.
Aruna yang asli sudah hilang kesadaran. Setiap kali akan proses bersatu tubuh, Aruna yang asli di hilangkan oleh si siluman yang bersemayam dalam tubuh nya. Karena yang di sentuh laki-laki itu bukan Aruna, melainkan siluman ular yang menghuni liangnya yang menjelma jadi dirinya.
Namun Bandi tidak ambil pusing, dia tetap melangsungkan keinginannya, Bandi menaikan kaki Aruna, hingga kaki Aruna tepat mendarat di bahunya. Warga yang mengintip semakin merinding, karena yang dikira Bandi kaki Aruna, itu adalah batang tubuh ular yang menggeliat di leher Bandi.
Bandi menerobos perlahan pertahanan Aruna dengan miliknya, dia langsung berteriak histeris saat berhasil menerobos. Sedang dari segi pandangan Aruna, Aruna melihat sosok hitam yang mencekik Bandi, sama seperti sosok yang mencekik Victor dan laki-laki lainnya yang memperkosa nya dulu.
Warga yang sedari tadi mengintip langsung menyerbu dan menghancur dinding kamar Aruna. Mereka merasa telah menangkap basah Aruna.
Sosok siluman ular itu langsung berganti wujud dengan Aruna yang asli. Sedang Bandi sudah terkapar di lantai tidak bernyawa. Aruna sangat takut, dia langsung membalut tubuh nya dengan selimut.Namun warga langsung menyeret dirinya yang hanya berbalut kain.
Suminten dan Wahyu terperanjat mendengar keributan dan teriakan Bandi dari kamar Aruna. Mereka segera berlari menuju kamar Aruna.
Betapa kagetnya Wahyu dan Suminten, melihat kamar Aruna yang tidak berdinding lagi, serta Bandi yang tidak bernyawa tengah di angkat warga, sedang Aruna sudah diseret warga secara paksa. Suminten dan Wahyu berlari mengejar warga yang menyeret putrinya yang hanya berbalut kain.
Pentungan desa di pukul berkali-kali tanda darurat, seluruh warga desa berlari menuju aula tempat suci. Di depan aula, Aruna yang hanya berlilit kain yang menutupi tubuh nya di ikat di tiang aula. Di depannya terbujur kaku 6 jasad laki-laki.
"Lihat ... keadaan 6 mayat ini!!! mereka mati dengan keadaan yang sama," teriak Naning ketua Adat.
"Mereka mati dengan cara yang sama!" Teriak Bindar, salah satu warga yang melihat kejadian di hutan.
"Benar! Kami berempat saksi mata, kami melihat dengan mata kepala kami sendiri lima pemuda ini mati di liang maut Aruna," teriak Kapul.
"Benar! Bahkan Bandi juga mati saat menyentuh wanita itu!!! Aku dan beberapa warga lain melihat langsung bagaimana Bandi mati," teriak Tejo.
"Dia wanita siluman ...!!!" Teriak salah satu warga yang juga ikut mengintip Bandi dan Aruna sebelumnya.
Sedang Wahyu dan Suminten terkulai di tanah melihat putri mereka diikat, warga memperlakukan Aruna seperti menangkap penyihir saja.
"Harus diapakan dia???" Teriak Naning kepala adat.
"Bakar!!!" Teriakan beberapa warga serentak.
Para warga mulai menumpuk kayu bakar di halaman tempat suci yang ada tiang besi tegak berdiri.
Setelah kayu disiram minyak bumi yang warga peroleh dari menambang di hutan siap.
Mereka menyeret Aruna menuju tumpukan kayu bakar itu. Lalu mengikat Aruna di tiang pancang yang sudah di kelilingi kayu bakar.
"BAKARRRRR ...!!!" Teriak semua warga bersamaan.
Wahyu dan Suminten terpaksa di ikat warga di tiang, agar tidak mengganggu warga meng eksekusi anak nya. Suminten berteriak histeris melihat Aruna yang di ikat di tumpukan kayu bakar. Wahyu memejamkan kedua matanya, dia tidak mampu melihat anak nya.
Warga mulai mencocolkan api ke tumpukan kayu bakar. Api langsung berkobar, melalap kayu bakar yang disiram minyak bumi. Teriakan Suminten pecah, melihat Aruna di dalam kobaran api.
Wahyu menjerit melihat anak kesayangannya dibakar hidup hidup oleh warga desa.
"Aruna Aaaak ..." teriak Suminten melihat kobaran api yang menyala di tempat Aruna di ikat. Tangis suminten pecah melihat aruna di bakar. Wahyu meringis menahan tangisnya, hatinya sangat sakit, kenapa warga setega itu pada Aruna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
siti mustainah
kasihan Aruna
2022-02-20
1
Sumiati
kasian aruna thor kirim penuelamat dong
2021-06-06
0
Arjun Rafa
author GK asik ach...masa peran utama modyarrr GT aja
2021-03-30
1