Sore ini Wahyu dan Naryo berangkat ke kota, untuk membawa hasil panen ke tengkulak-tengkulak besar di kota. Carteran mobil pik up sudah penuh hasil panen.
"Bah ... jangan lupa belikan alat masak baru buat di rumah, karena yang lama mau ibu bawa ke ladang besok," pinta Suminten.
"Iya mak ... abah berangkat ya," jawab Wahyu.
"Aruna ... abah berangkat," ucap Wahyu sambil pamit ke Aruna.
"Iya bah ... hati-hati," jawab Aruna sambil memeluk abahnya.
Aruna dan Suminten mengantar Wahyu sampai depan rumah. Naryo hanya melihat Aruna yang berdiri di teras rumah untuk mengantar kepergian Wahyu, abahnya. Naryo sudah masuk mobil pik up, dia tidak sanggup melihat Aruna apalagi bersapaan dengannya. Mobil pik up yang membawa sayuran pergi meninggalkan rumah itu.
"Kapan abah pulang mak?" Lirih Aruna,
"Kalo ngga tengah malam ya besok pagi," jawab Suminten.
"Ayo masuk nak ... sudah mulai gelap, sepertinya malam ini akan turun hujan " seru Suminten.
Benar saja gerimis mulai turun.
Keadaan desa memang sangat sepi. Walau rumah rumah di terangi listrik, namun kebanyakan Warga desa hanya menggunakan lampu redup, karena mereka takut tak mampu membayar listrik jika banyak menyalakan lampu.
Hanya rumah rumah besar dan warung warung di desa yang terang benderang, serta yang memiliki tv dan lainnya. Ada sepasang mata yang dari tadi sore mengamati rumah Aruna. Orang itu ingin melancarkan rencananya malam ini, mumpung ayah Aruna tidak ada di rumah.
Hujan rintik-rintik menuruni permukaan bumi, mulai menjadi irama musik yang mengisi malam itu. Seorang laki laki mengintip keadaan rumah Aruna.
"Aruna ... kamu isturahat, umak juga mau tidur," ucap Suminten.
"Iya mak ..." jawab Aruna sambil mematikan lampu kamarnya.
Suminten mulai mematikan lampu ruangan tengah nya.
"Emm ... empp ... emmmmmmm ..." ringis Suminten karena seseorang membekap mulut nya.
Mulut Suminten di ikat orang itu. Tangan nya juga di ikat di kursi rumahnya. Kemudian orang itu masuk ke kamar Aruna. Ia mulai menyerang Aruna, Aruna tidak mau mengalah, dia melawan sekuat tenaga di kegelapan kamar nya.
"Tolong ... tolong ...!!!" Teriak Aruna pecah.
Suminten panik karena Aruna dalam bahaya, Suminten berusaha keluar rumah menyeret perlahan kursi yang terikat dengan tangannya.
Di kamar Aruna terus berontak,
"Plakkkk!!! plakkkkk!!!" Tamparan keras dari laki-laki yang berusaha memperkosa Aruna mendarat di pipi kiri dan kanan Aruna.
Sedang Suminten sudah sampai di teras rumahnya,
Suara jeritan Aruna meminta tolong sangat jelas terdengar. Namun suasana sepi memberi ke untungan bagi si pemerkosa, Aruna terus berontak melawan
"Sletsh ...!!!" benda tajam menggores lengan Aruna, terasa sakit dan perih.
"Aaaaakkk ...!!!" Jerit teriakan Aruna,
karena sabetan itu berulang di lengan tangan sebelahnya.
Karena kedua tangannya terluka Aruna tidak berdaya lagi melawan si pemerkosa itu.
Aruna menendang si pemerkosa. Kaki aruna tepat mengenai perut si pemerkosa.
Si pemerkosa marah "Bughhhh ...!!!"
Satu tinju mendarat di rahang Aruna. Membuat Aruna tidak sadarkan diri seketika.
Dia melepaskan semua yang melekat di tubuh Aruna. Dia menyalakan lampu kamar Aruna agar bisa melihat seluruh tubuh Aruna secara detil . Si pemerkosa melepas kan tutup wajahnya dan segera menyerbu tubuh Aruna masih tidak sadarkan diri.
"Hemm ... ini dia yang selalu membuatku penasaran," gumam si pemerkosa.
Dia menyerbu apa ia inginkan dari tubuh Aruna dan terus melakukannya tanpa ampun. Mulut Aruna yang mengeluarkan darah saja tetap ia serang.
"Gila ... kenapa tubuh sebagus ini tidak ada yang memiliki," guman si pemerkosa, dia terus ber aksi buas menuntaskan ke inginan nya.
Permukaan kulit leher Aruna yang tadi nya putih menjadi penuh bintik merah akibat ulah pemerkosa ini. Dia menyerbu tubuh Aruna yang tidak sadarkan diri tanpa ampun.
Mahkluk penunggu guna-guna mulai ber aksi.
Laki-laki itu terus sibuk ber aksi menuntaskan hasratnya, hingga dia tidak melihat mahluk yang mengerikan bertukar tempat dengan Aruna. Aruna Asli di sembunyikan oleh makhluk itu.
Kini yang terbujur kaku itu adalah jelmaan penunggu liang Aruna yang menyerupai Aruna. Sedang si pemerkosa terus mendalami keinginannya tanpa dia ketahui yang dia geluti bukan Aruna, melainkan siluman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
siti mustainah
tragis
2022-02-20
1
Sumiati
matilah kau
2021-06-06
1
ahmad ardi
hoi
2021-03-06
2