Tawa jahat menggelegar dalam sebuah goa,
karena ajian yang dia titipkan dalam tubuh seorang wanita desa itu mulai menambah kekuatan magis nya. Karena mendapat tumbal pertama nya.
"Whaaaa hahahahahahaaaaaaaa ..."
"Aku tidak menyangka dia menitip guna-gunaku di tubuh yang sangat strategis! Aku yakin! Kekuatanku semakin tak tertandingi."
"Whaaahahahahahahahaaaaa ..."
Semakin banyak laki-laki yang mati terjepit di antara kedua pahanya, semakin banyak pula energi yang membuat ilmu hitam semakin sakti."
"Bhahaahahhahahaaaaa ..."
"Ngiung ..." nyamuk masuk ke mulut lebar yang masih menganga itu.
"Uhuk ... huk uhuk ... uhuk ...!!!"
"Gila!!! Nyamuk sialan," gerutu orang itu karena keselek nyamuk yang masuk kekerongkongannya dan membuatnya terbatuk batuk.
***
Sebulan sudah Aruna mengurung diri di kamar, namun ini panen di kebun abah Aruna, Aruna sangat kasian melihat umaknya yang bolak-balik rumah untuk mengambil dan membawa kembali makanan ke ladang. Memang Aruna yang memasak, namun umaknya harus bolak-balik rumah untuk mengambil air ataupun makanan. Padahal jarak antara rumah dan ladang lumayan jauh.
Dilihat Aruna jam sudah jam 10 pagi. Ia menata makanan di rantang, setelah makanan dan minuman siap Aruna memberanikan diri untuk keluar, untuk mengantar makanan. Karena dia tidak tega melihat umak nya bolak balik rumah-ladang. Aruna menyusuri jalan desa membawa bekal untuk orang tuanya di ladang.
"Suit ... suit ...!!" seorang pemuda bersiul melihat Aruna lewat di depan mereka. Sedang yang lain nya mencoba merayu dengan kata-kata. Namun Aruna hanya berlalu dingin.
Setelah menjadi janda semakin gila saja para lelaki desa pada Aruna. Namun melewati kerumunan para perempuan, hanya kata kata cacian dan hinaan saja yang terdengar. Lama berjalan akhirnya Aruna sampai di pondok yang ada di ladang orang tua nya.
Suminten kaget melihat kedatangan Aruna di ladang. Suminten segera berlari menghampiri Aruna.
"Nak ... kenapa kamu ke ladang kamu kan sakit ..." lirih Suminten.
"Enda mak ... Aruna baik dan sehat, biar Aruna mulai sekarang ikut umak abah ke ladang ya..." lirih Aruna.
"Aruna ngga tega lihat umak bolak balik terus kerumah keladang ," ucap Aruna sambil menata makanan yang ia bawa.
"Kalo kamu mau nya begitu mak ikut saja.
tapi kamu masak nya di ladang saja, bahaya kamu sendirian masuk hutan gini," seru Suminten.
"Mak minum mak ... ini Aruna bawakan teh hangat," seru Aruna menyuguhi umak nya minuman.
Suminten sangat senang melihat Aruna yang sangat peduli padanya. Dibelai nya pucuk kepala rambut Aruna itu.
"Semoga nasibmu lebih baik ya nak kedepannya," ucap suminten.
"Iya mak ... semoga," jawab Aruna.
"Sini teko sama gelas dua buah, umak mau ngantarin abah kamu minuman" seru Suminten
"Mak istirahat saja, biar Aruna yang bawakan minum buat abah," jawab Aruna.
Aruna meraih teko dan gelas, ia segera membawa minuman ke tengah ladang.
"Aruna ... kamu baik baik aja ..." seru Wahyu melihat anaknya datang.
"Aruna baik abah ... maafin Aruna ngerepotin abah dan umak sebulan ini," lirih Aruna.
"Ini bah ... minum," kata Aruna menyuguhkan teh buat abah nya.
"Naryo ...!!! sini istirahat minum dulu!!!" Teriak Wahyu memanggil seseorang yang membantu mnya di kebun.
"Iya bah ..." jawab Naryo dari kejauhan.
Aruna duduk ber alas tikar disamping Abah nya. Wahyu kini sedang menikmati teh nya.
Dari kejauhan Naryo terpana melihat wanita di samping Wahyu.
"Weh ... cantik betul anak abah Wahyu ini" lirih hati Naryo.
"Ayo sini ... jangan melamun!" Seru Wahyu.
Naryo segera duduk di tikar bergabung dengan Wahyu dan anak nya.
"Nak Naryo ... ini anak abah Aruna, Aruna ... ini Naryo, dia sebelumnya kerja di ladang pak Dantor, namun sepertinya pak Dantor ngga berkebun lagi. Jadi abah ajak Naryo kerja sama abah," terang Wahyu.
Aruna menundukan sejenak wajah nya sambil menyebut nama nya. Naryo juga sedari tadi menunduk, tidak sanggup memandang wajah cantik Aruna. Namun tidak lupa ia juga menebutkan nama nya.
"Maaf abah ... boleh saya lanjut panen?" Tanya Naryo.
"Oh silahkan ... nanti kali haus ambil air di sini ya " seru Wahyu.
"Abah ... Aruna nyusul umak ya di pondok," seru Aruna
"Iya Run hati-hati ..." jawab Wahyu.
Sedang Wahyu istirahat sejenak, menikmati teh manis hangat. Selesai di kebun abahnya Aruna pulang ke rumah. Wahyu dan Suminten di bantu Naryo mempersiapkan hasil panen kebun mereka untuk di jual ke kota nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Nur Farida
🤣🤣🤣
2022-11-24
0
Isyeu Lismaya
haha siluman keselek nyamuk
2022-05-13
1
siti mustainah
nganga masuk nyamuk deh😂
2022-02-20
1