#6. Hutan Gunung Wutan

Pagi itu matahari bersinar sangat cerah. Setelah cukup lama menatap pondok hasil buatannya yang sudah lama ia tinggali, chen khu mulai melangkahkan kaki, tujuannya adalah berkelana mencari guru beladiri. Ia berjalah ke arah timur dan menjadikan matahari terbit sebagai kompasnya. Chen khu tidak ingin keluar hutan dan melewati desanya kembali karena puing - puang bekas desanya membuat hatinya teriris, makanya dia mengambil arah berlawanan, berharap secepat mungkin mendapatkan seorang guru yang hebat.

***

Hutan gunung wutan merupakan hutan yang masih perawan. belum ada seorangpun yang pernah memasukinya. Hutan ini masih banyak dihuni oleh hewan buas dan siluman. itulah mengapa tidak ada orang yang berani untuk masuk sangat dalam ke hutan.

Ada sebuah legenda yang menceritakan bahwa sebenarnya di gunung wutan dulunya pernah terdapat sebuah desa yang penduduknya terdiri dari pendekar - pendekar aliran hitam yang sangat bengis. mereka tidak pernah ragu untuk membunuh orang - orang yang tidak berdosa hanya untuk memuaskan hasrat membunuh mereka.

Tapi ada seorang pendekar aliran putih yang sangat sakti kemudian menghancurkan desa tersebut, tapi dalam legenda itu juga dikisahkan bahwa sang pendekar juga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya di desa itu karena luka yang dialaminya juga sangat parah.

Tetapi legenda itu hanya dianggap dongeng,karena tidak ada seorang pun yang pernah melihat sisa - sia dari desa tersebut.

***

Chen Khu yang sudah cukup lama berjalan melintasi rimbunnya pepohonan dan semak - semak mulai merasakan ada sesuatu yang aneh.

sebelumnya dia selalu mendengar kicau burung atau ada saja hewan kecil yang melintas didepannya, tapi sekarang jangankan hewan yang melintas, kicau burungpun tidak ada yang terdengar. insting chen khu mulai marasakan bahwa ada sesuatu yang mengawasinya, bulu kuduknya mulai berdiri.. tapi rasa takut itu coba dilawannya dengan tekadnya yang terus membara.

Tiba - tiba....

Sesosok siluman serigala yang sudah berusia ratusan tahun muncul dihadapan chen khu. lututnya gemetar, tekadnya sekarang tidak mampu menyembunyikan rasa takutnya, hanya permintaan terakhir ibunya yang terngiang di telinganya, yang menyadarkan dirinya agar tidak tenggelam dalam rasa takut.

Chen khu berlari menghindari siluman tersebut. berkat pelatihan dari alam yang didapatkannya selama beberapa bulan terakhir dia dapat dengan mudah berlari melintasi semak dan batang pohon, tapi siluman yang mengejarnya juga bukan siluman sembarang. Siluman serigala yang sudah hidup ratusan tahun ini malah lebih cekatan dari Chen khu.

Menyadari lawannya mempunyai kecepatan yang luar biasa, insting chen khu mulai berjalan.. dia berlari zig zag diantara pepohonan atau sesekali menerobos semak - semak.

Sudah tidak terhitung luka gores yang dialaminya akibat duri dari semak yang dilaluinya, tapi nalurinya untuk bertahan hidup membuatnya mengabaikan semua rasa sakit itu.

Cukup lama chen khu bertahan dari kejaran siluman serigala, tapi fisiknya mulai kelelahan.. gerakannya yang semula lincah mulai melambat, sedangkan kecepatan dari siluman serigala tidak berkurang sama sekali. Chen khu mulai melawan.. sesekali ada kesempatan dia melepaskan anak panah ke arah siluman tersebut, beberapa anak panah mengenai sasaran tapi itu bukan hal yang berarti bagi siluman yang sudah berusia ratusan tahun.

Akhirnya.. karena kelelahan, kaki chen khu tersandung akar pohon, dia terjatuh dan terguling, menyadari hidupnya yang akan berakhir, chen khu melepaskan anak panah yang terakhir sambil berbaring kearah siluman serigala yang akan menerkamnya, dan tiba - tiba... BLAAARRR... sebuah ledakan keras terdengar.. siluman serigala terkapar di tanah, tubuhnya hangus bagai disambar petir. Chen khu memandang takjub... dia tidak menyangka anak panah yang dilepaskannya akan menghasilkan sebuah serangan yang luar biasa dahsyatnya sampai membunuh siluman serigala. Dia pun berdiri dan memeriksa tubuh siluman serigala itu, tetapi masih tidak percaya dengan apa yang sudah dilakukannya.