Pagi itu chen khu sibuk mencari pokok kayu yang bisa dia gunakan sebagai bahan untuk membuat pondok, karena badannya yang masih kecil mskpn lebih kekar jika dibandingkan dengan bocah seumurannya, dia berpikir tdk perlu mencari kayu yang terlalu besar untuk di jadikan bahan. pokok kayu sebesar lengan atau betisnya pasti cukup kuat untuk menahan berat tubuhnya. yang terpenting, pondok yang dibuatnya harus tinggi agar aman dari serangan binatang buas yang bisa datang kapan saja.
Setelah mengumpulkan batang atau pokok kayu, chen khu mulai merakit batang - batang kayu tersebut menjadi kerangka sebuah pondok. dengan luas 2 kali 3 meter, chen khu merasa itu sudah cukup untuknya tinggal seorang diri. hampir seharian chen khu akhirnya berhasil menyelesaikan pekerjaannya,tinggal atap yang belum terpasang, tapi besok bisa dilanjutkan, yang terpenting saat ini, dia harus mencari hewan buruan atau buah - buahan untuk dimakan.
Malam ini chen khu sudah bisa beristirahat dipondok buatannya, meskipun masih beratapkan langit, tapi dia sudah bisa tidur nyenyak malam ini tanpa harus khawatir terjatuh.
seperti berlomba dengan matahari, chen khu tidak mau membuang waktu membuatkan atap untuk pondoknya dengan menganyam daun dari pohon aren. chen khu sangat cekatan melakukannya, hidup dari keluarga petani membuatnya mengetahui hal - hal seperti ini secara autodidak dari ayah dan ibunya. chen khu juga tidak ingin berlama - lama mengerjakannya karena tujuan utamanya adalah membalaskan dendam untuk keluarganya dan seluruh warga desa. satu hal yang masih menjadi harapannya, semoga saja kelak dia masih bisa menyelamatkan ayahnya.
Tak membutuhkan waktu lama, chen khu sudah menyelesaikan seluruh pekerjaannya. dengan senyum lebar dia menyaksikan hasil karyanya.
"Yaaah.. meskipun tak sebagus buatan ayah.. tapi ini sudah sangat bagus" ucapnya dalam hati, sambil membayangkan sosok ayah yang selalu menjadi panutannya selama ini.
Matahari sudah diatas kepala ketika chen khu merasa lapar sudah mulai menyerangnya.
"baik.. aku akan memulai latihanku dengan menentukan target berburu" batinnya.
Hari itu chen khu menargetkan 3 ekor ayam hutan sebagai santapannya.
langkahnya sangat senyap seperti seorang pemburu yang sangat berpengalaman, mengendap diantara semak dan.. ssspp..!! sebuah anak panah melesat dari busurnya dan mengenai tepat leher seekor ayam hutan. 1 target sudah diperoleh.
Chen khu melanjutkan perburuannya, kali ini setelah menemukan target dia kembali mengendap. anak panah sudah di pasang dan dengan penuh keyakinan, chen khu melepaskan anak panahnya...tapi kali ini dia harus gigit jari. anak panahnya hanya mengenai batang pohon. dengan kesal chen khu memperhatikan busur panah yang di pegangnya, seolah - olah menyalahkan busur tersebut atas kegagalan yang baru saja dialaminya.
"mungkin hari ini aku sedang sial" batinya, karena sampai hari mulai gelap dia tidak lagi menemukan buruan yang dicarinya.
Hari berganti, tidak terasa sudah lebih dari sebulan chen khu melatih fisik dan instingnya dengan cara berburu, tapi disuatu malam dia menyadari kalau hanya dengan panah dan insting dia tidak akan mampu mengalahkan para pendekar dari kelompok kalajengking merah yang beranggotakan para pendekar.
"aku harus mencari guru beladiri untuk bisa menjadi seorang pendekar dan membalaskan dendamku. Akan kuhilangkan nama kalajengking merah dari dunia ini. Dengan seperti itu mungkin arwah ibu,saudaraku dan para warga desa akan tenang".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 208 Episodes
Comments
Harman LokeST
foooooikkkuuuuuuuuuosssssssss teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssss Chen Chu
2024-02-05
0
Albertus Sinaga
janji balas dendam
2023-01-15
1
Rasyid Tuna Rasyid
lanjut
2022-02-26
2