Dian kemudian membawa bayi mungil yang malang itu kerumahnya; Dian mengelus-elus lembut dahi bayi yang tengah tertidur lelap dalam gendongnya itu
..."Kasian sekali kamu nak, tidak habis fikir, siapa sebenarnya yang tega sampai meninggalkanmu sendirian ditempat berbahaya seperti tadi... huff~" ujarnya memelas...
Dian yang baru sampai setelah berjalan sekitar 20 menitan disambut oleh teriakan anaknya dari dalam rumah
..."Cuma disuruh ke supermarket depan saja, lama sekali."...
..."Masih syukur ibu mau pergi beliin, memang sedikit lambat karena ibu perginya juga kan jalan kaki. Lydia, akhir-akhir ini juga kaki ibu sering sekali merasa sakit, ng ibu..."...
..."Ibu apa? minta uang? mau pergi berbobot? Cih!"...
..."Ibu tidak akan pergi periksa lagi kedokter, karena memang biayanya sangat mahal. ibu cuma mau beli obat di Apotek saja."...
..."Sudahlah. mana sini pembalutnya? lagi sakit nih perutku, jangan bikin aku emosi! setiap pulang kerumah, tidak pernah sekalipun mendengar kabar baik, selalu dan selalu keluhan orang tua, hmph."...
Dian memiliki seorang anak perempuan bernama Lydia, yang saat ini usianya 24 tahun.
..."Bu! denger tidak? Mana pembalutnya?" tanya Lydia dengan nada bicara sinis...
Posisi Lydia saat ini sedang duduk membelakangi ibunya. Lydia belum mengetahui ibunya membawa pulang seorang bayi dari luar, namun tidak lama Lydia menoleh
..."Gak cuma lelet, ternyata Ibu juga jadi tuli ya sekarang? aku bilang mana pembalutnya, eh?!!!"...
...Melihat ibunya menggendong seorang bayi, Lydia terbelalak. Saking terkejutnya Lydia langsung berdiri dari posisi duduknya, "Astaga... bu?!!! itu- itu anak siapa? bu, anak siapa itu? jawab!" tanya nya...
...Dian tersenyum tulus melihat ke arah bayi yang tengah digendongnya "Ng Ini, ibu— entahlah anak siapa Lydia, ibu menemukannya ditaman."...
..."Huh? Apa maksudnya dengan ibu menemukannya ditaman?"...
..."Ng..."...
..."Bayi ini ditaman tanpa orang tuanya, begitu?"...
..."Hng."...
..."Jawab aku!" bentak Lydia...
...Dian mengangguk "Mn, i-iya iya Lydia."...
..."Astaga... sekarang cepat bawa bayi itu kembali ketempat ibu menemukannya tadi."...
..."A-apa?"...
..."Tidak dengar? aku bilang bawa bayi itu kembali ketempat dimana ibu menemukannya! sekarang! ayo cepat! jangan buat aku mengulangi kata-kataku lagi!"...
..."Tidak! tidak bisa Lydia! tidak boleh!"...
..."Memangnya Kenapa?"...
..."Nak, kamu harus tahu, ibu menemukannya saat bayi ini sedang dalam bahaya, dia dikelilingi oleh segerombolan anj*ng liar disana, jadi mana bisa ibu dengan tega membawanya kembali ketempat berbahaya seperti tadi itu?"...
..."Tsk. terus ibu pikir aku peduli? mada bodoh!orang tua bayi ini saja membuangnya. ayo sekarang ibu kembalikan bayi itu ketempat ibu menemukannya tadi. ayo!"...
..."Coba kamu lihat dulu, bayi mungil ini sangat cantik."...
..."Tsk. aku tidak peduli! sama sekali tidak peduli! dengar tidak? lagian apa gunanya bayi itu sangat cantik? tetap saja bayi itu ujung-ujungnya akan menjadi beban lagi buat aku."...
..."Ng, Lydia... apa benar-benar tidak bisa kita coba—"...
..."Tidak bisa!"...
..."Coba kamu pikirkan lagi, ibu sudah jatuh hati pada bayi mungil ini, tolonglah Lydia."...
..."Ibu ini masih punya otak, kan? jadi tolong pakai otak ibu itu untuk berpikir jernih. sekali ini saja."...
..."Lydia... ibu hanya..."...
..."Ibu pikir, bayi ini nantinya mau dikasih makan apa? bisa tidak dikasih makan rumput? tinggal mengambilnya dari depan rumah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya."...
..."Soal itu..."...
..."Soal itu pasti jadi aku yang menanggungnya, iya kan? beli susu, popok dan perlengkapan bayi lainnya... memangnya ibu pikir bisa dibeli pakai daun yang tinggal dipetik dari pohon? coba tolong ibu pikirin lagi baik-baik."...
..."Lydia ibu masih tetap ingin merawatnya."...
..."Tidak pernah bisa memanjakan anakmu ini dengan harta, jadi minimal tidak usah membebaninya."...
..."Lydia, ini adalah perbuatan baik yang suatu saat nanti pasti akan ada balasannya... Lydia, bayi ini ingin tetap hidup dan dia berhak hidup. tuhan mempertemukan ibu dengannya, itu berarti tuhan percaya kalau keluarga kita mampu menghidupinya."...
..."Cukup! sudah cukup! kepalaku sangat-sangat pusing! ibu sama sekali tidak punya rasa kasihan pada anak sendiri. ibu gak tahu diri! ibu sadar diri tidak sih? kalau ibu sendiri juga beban buat aku?"...
..."Lydia, maaf..."...
..."Ibu itu bukan sosok malaikat, ok? dan kita ini bukan orang yang bergelimangan harta. harus sadar diri dengan keadaan sendiri, tidak usah belagu mau nolong orang segala."...
..."Lydia, ijinkan ibu merawatnya. ibu janji ini tidak akan membebanimu karena ini."...
..."Sudahlah. terserah."...
..."Jadi, ibu boleh merawat bayi ini kan?"...
..."Terserah. tapi tidak akan ada yang berubah dengan uang bulanan ibu."...
..."Ya, iya... itu tidak jadi masalah. terima kasih, Lydia"...
..."Cih. kalau nanti kekurangan uang, jangan pernah menghubungiku untuk mengeluh padaku. ibu coba rasakan cari uang sendiri sana, ibu pikir cari uang itu gampang? asal ibu tahu aku sampai menjual diriku sendiri demi menghidupi ibu, dan ibu bisanya hanya tinggal minta-minta saja."...
..."Tsk. rupanya masih ingat punya keluarga?"...
Hampir satu bulan Jeffrey tidak pulang kerumah, entah dimana dia tinggal selama itu. mungkin juga ditempat wanita lain.
..."Wah Jessica, luar biasa sekali caramu menyambut ku... aku sangat terkesan. Dimana Samuel?" tanya Jeffrey...
..."Samuel? hanya itu yang kamu tanyakan setelah tidak pulang kerumah selama hampir satu bulan lamanya? perlukah aku selalu mengingatmu setiap kali kamu lupa, kalau kamu punya dua orang anak? suamiku, tidakkah kamu pikir kamu perlu kedokter untuk mengobati pikunmu? aku rasa kamu terlalu dini untuk memiliki penyakit itu."...
..."Jessica, aku benar-benar sedang malas berdebat denganmu. aku sedang dalam keadaan capek setelah pulang bekerja, jadi ttolonglahjangan bertele-tele, beritahu aku sekarang dimana Samuel? aku lihat tidak ada dikamarnya."...
..."MMaksudku sangat baik, Aku cuma sedang mengingatkanmu bahwa kamu itu ayah dari dua orang anak."...
..."Aku pulang hanya untuk bertemu dengan anakku, setelah itu aku akan pergi lagi. tolong beritahu aku dimana Samuel?"...
..."Tidak tahu."...
..."Kamu yang selalu dirumah, bagaimana bisa kamu tidak tahu? kalau terjadi apa-apa padanya bagaimana?"...
..."Memangnya apa yang bakalan terjadi pada anakmu itu dirumah, hah? dia mungkin hanya sedang bermain diruangan lain."...
..."Kalau begitu cari dia, beritahu kalau aku pulang."...
..."Jeffrey tolong bersikaplah adil!"...
Entah kenapa Jeffrey bersikap tidak adil pada kedua anaknya, Jeffrey terlihat jelas lebih peduli pada anak dari hasil diluar nikahnya, ketimbang anak yang telah dilahirkan oleh istri sahnya sendiri, Jessica
Sejak Rey lahir kedunia, seingat Jessica, Jeffrey tidak pernah sekalipun terlibat dalam hal mengurus anak keduanya itu. bahkan Jeffrey pun tidak pernah menanyakan bagaimana perkembangan Rey. yang dia tanyakan pertama kali selalu tentang Samuel, Samuel dan Samuel. Jessica harus selalu menyinggung nama Rey untuk mengingatkan Jeffrey bahwa dirinya memiliki dua orang anak.
Saat Jessica menanyakan alasan kenapa Jeffrey terlihat lebih peduli pada Samuel dibandingkan pada Rey, dia akan terus memberi alasan yang sama; pria itu akan mengatakan, bahwa sikapnya itu semata-mata hanya karena dia merasa iba pada anak itu, karena Samuel ditinggalkan oleh ibunya terlalu cepat
Mungkin pada awalnya Jessica bisa menerima alasan tersebut, namun semakin lama Jessica semakin dibuatnya tak mengerti. cara Jeffrey bersikap membeda-bedakan kedua anaknya terlalu mencolok, Jeffrey begitu mengistimewakan Samuel, seolah-olah anak itu adalah anak satu-satunya. dia benar-benar seperti meniadakan Rey sebagai anak keduanya. hal tersebut sudah pasti melukai hati Jessica, anaknya Rey tidak sepantasnya mendapatkan perlakuan semacam itu.
Seharusnya Jeffrey sangat menyayangi Rey, karena Rey adalah anak yang telah dinanti-nantikannya selama bertahun-tahun pernikahan. namun kenyataannya, semenjak hadirnya Samuel dikehidupan pernikahan mereka, rupanya semuanya berubah menjadi tidak sesuai dengan harapan Jessica
Jeffrey sangat jarang sekali pulang kerumah, dia akan pulang hanya satu bulan sekali atau hanya saat Samuel menginginkannya pulang. setiap pulang pun tidak pernah dipakainya untuk memperbaiki hubungan dengan Jessica, mereka justru akan semakin renggang; karena setiap mereka bertemu tidak pernah tidak terjadi cekcok atara keduanya
..."Tsk. Kamu menyuruhku untuk bersikap adil? sedangkan kamu sendiri? Apa yang kamu lakukan selama ini? jangan pikir aku tidak tahu, Jessica."...
..."Hmph. Memangnya apa yang sudah kulakukan selama ini, hah? kamu tahu apa? selama ini aku sudah dengan sabar memperlakukan anak hasil dari perselingkuhanmu dengan sangat-sangat baik. tapi apa balasanmu untuk anakku Jeffrey?"...
..."Dengan baik, katamu? kamu terus mencoba membeda-bedakan posisi mereka berdua, dan kamu bilang itu baik?"...
..."Apa! aku tidak pernah melakukannya!"...
..."Hanya mengontrol ekspresi wajahmu saja kamu tidak becus! selalu saja! kamu mengekspresikan kebencianmu terhadap anakku."...
..."Jeffrey, aku...."...
..."Jessica, haruskah aku berulang-ulang kali menjelaskan ini padamu? tolonglah, aku sampai bosan mengatakannya. kapan kamu akan mengerti maksudku? aku memperlakukan Samuel sedikit lebih baik karena dia berbeda dengan Rey, kamu masih ada disini, kamu bisa mencurahkan kasih sayang lebih pada anakmu, sedangkan Samuel? dia bahkan tidak bisa mendapatkan itu darimu, kalau saja... kalau saja kamu bisa dengan tulus menerimanya, memperlakukannya dengan lebih baik dan mau menganggapnya sebagai anakmu sendiri, mungkin aku akan bersikap lebih adil terhadap keduanya."...
..."Memperlakukan Samuel sedikit lebih baik? dengan alasan itu apa itu masuk akal? coba kamu ingat-ingat, selama ini apa kamu pernah menunjukkan kasih sayangmu pada Rey?"...
..."Aku membelikannya banyak hadiah yang serupa dengan apa yang kuberikan pada Samuel."...
..."Hanya itu?"...
..."Karena kesibukan-ku, aku memang tidak pernah membantumu merawatnya. tapi lagi pula, itu kan memang tugasmu sebagai seorang ibu... aku sudah sibuk mencari uang untuk menafkahi kalian."...
..."Kapan terakhir kali kamu menyapa Rey?"...
..."Aku tidak pernah berpapasan dengan anak itu..."...
..."Dan kamu tidak pernah mencarinya."...
..."Sudahlah Jessica, aku pergi mencari Samuel sendiri."...
..."Rey sedang ada dikamarnya, dia sedang belajar."...
..."Oh."...
..."Temui dia, dan tanyakan kabarnya. tsk. jangan sampai anakmu yang satu itu lupa bahwa dia masih punya Papa."...
..."Jessica!"...
..."Apa?! hanya sekedar saran... kalau tidak mau, ya tidak apa-apa. aku yakin Rey juga sudah terbiasa mendapatkan perlakuan seperti ini."...
..."Jessica bukankah aku pernah bilang? kalau kamu memang sudah tidak tahan, lebih baik kita bercerai saja. istirahatkan-lah dirimu. sepertinya kamu sudah benar-benar terlalu lelah, berhentilah menjadi Jessica yang sangat naif dan palsu. tsk. selalu saja berpura-pura menerima semuanya, padahal hatimu sendiri sangat menolak. kelapangan dada yang selalu kamu tunjukan padaku itu palsu. sikapmu, semuanya palsu!"...
..."Kamu selalu seperti ini, tidak pernah menghargai apa yang sudah aku perjuangan-kan!"...
..."Kamu mulai panik, Jessica?"...
..."Apa?!"...
..."Tidak perlu panik begitu, Jess... tenang saja, aku tidak akan menceraikanmu dalam waktu dekat."...
..."Jeffrey aku tidak percaya, kamu akan menceraikan-ku?"...
..."Haih, Sebenarnya... aku hanya akan menunggu sampai kamu sendiri yang menyerah pada pernikahan kita ini... pfft, aku sangat menantikan saat-saat dimana aku melihatmu dengan keberanianmu yang kecil itu datang padaku untuk melayangkan gugatan cerai."...
...Kemudian Jeffrey menambahkan "Tsk. walaupun, sejujurnya aku sendiri tidak yakin. apakah mungkin, wanita sepertimu... yang bisanya hanya bergantung pada pria, akan berani mengambil keputusan semacam itu? Pfft. Jessica, aku yakin kamu bahkan tidak berani membayangkan hidup sulit tanpaku diluaran sana? karena kamu sadar posisimu sekarang tidak punya apa-apa. dan ingat, kamu sudah bukan lagi bagian dari keluarga Hills. kamu sudah didepak ayahmu sendiri."...
Pertengkaran mereka hampir selalu disaksikan oleh Rey; Rey selalu diam-diam bersembunyi dibalik dinding, menyaksikan sendiri dan telah mendengar segala pertengkaran orang tuanya itu. walau Rey masih berusia empat tahun, anak itu seolah-olah sudah mengerti dengan situasi yang terjadi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Watiryan
menarik ceritanya
2021-03-11
0
🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟ印尼🇮🇩小姐ᗯ𝐢DYᗩ 𝐙⃝🦜
kalau terus begitu mana bisa tahan dengan terus bersama . nyesek atiku, marie 😂😂😂
2020-07-19
3
Candy Mpl
menarik ceritanya
2020-03-13
0