Walau Jessica sendiri sudah mengatakan bahwa dirinya telah sepenuhnya menerima kehadiran Samuel dalam kehidupannya, namun siapa yang bisa menebak kenyataan yang ada didalam hatinya bahwa Jessica tidak pernah benar-benar menerima kehadiran anak tirinya itu.
Jessica terpaksa menerima kehadiran Samuel, hanya demi mempertahankan keutuhan rumah tangganya dengan Jeffrey
Jessica sangat mencintai Jeffrey, walau hubungan mereka sangat ditentang oleh orang tuanya. Jessica lebih memilih meninggalkan rumah dan kawin lari bersama Jeffrey.
Mengenai pertanyaan yang dilontarkan Shailene, rupanya Jessica memilih diam dan Shailene pun langsung bisa memahami maksud diamnya Jessica, sepertinya Jessica begitu enggan membahas anak tirinya itu
..."Mn, Shailene... sepertinya kami harus segera pulang."...
..."Ah begitu ya... padahal kita sudah lama banget enggak ketemu loh, kamu sering-sering lah main ketempatku, ajak Rey..."...
..."Iya iya Shailene... aku akan mengunjungimu lagi nanti. aku janji, setelah kamu dan Allisya sudah diperbolehkan pulang kerumah, aku dan Rey akan pergi mengunjungimu kesana, oke?"...
..."Hmph Awas ya! janji loh. aku kabarin nanti. yasudah deh, sekarang kalian boleh pulang."...
..."Sayangku, sekali lagi selamat ya atas kelahiran anak keduamu..."...
Setelah digendong oleh Jessica kini Allisya berpindah beradaa di tangan Shailene, Shailene memperhatikan wajah bayinya
..."Ng sayang, ini beneran Allisya... anak kita?"...
..."Tsk. Shailene, pertanyaan kamu ini— ada-ada saja..."...
...Entah kenapa Shailene merasa asing dengan bayinya sendiri, "James, Sayang... Apa kamu telah salah ambil box bayi?"...
...James terkekeh-kekeh mendengarnya, "Sayang, ini box bayi jelas-jelas atas nama anak kita. Allisya Woodley. ada tertera namanya disini, apa kamu pikir suamimu ini buta huruf huh?"...
..."James sayang, beritahu aku, anak kita tidak mungkin tertukar kan? ng, ba-bagaimana kalau- kalau kita melihat rekaman CCTV diruang NICU? ng, ini hanya- hanya untuk menghilangkan kekhawatiranku saja. kumohon sayang... yah?" pinta Shailene...
..."Jangan mengada-ngada, berhenti mencemaskan hal yang tidak perlu. jelas-jelas anak kita ini selalu ada dalam pengawasanku dan suster-suster dirumah sakit ini juga."...
..."Entahlah James, perasaanku saat ini sangat tidak tenang... aku merasa seperti- seperti aku sudah kehilangan sesuatu... Sayang, jangan lupa perawat disini juga manusia, mereka bisa saja lalai... siapa tahu bayi kita—" ...
..."Sttt... Shailene, coba tenanglah sedikit. apa kamu ini sedang mengalami gejala baby blues? aku akan panggilkan dokter sekarang untuk mengetahuinya."...
..."Ja-james, lihat... ini aneh! Allisya bahkan sekarang tidak mau menyusu padaku... James aku benar-benar takut anak kita sudah ditukar"...
..."Sayang aku panggilkan dokter, aku panggilkan dokter sekarang! tolonglah kamu jangan mikir yang aneh-aneh dulu, ok? jangan sampai karena kamu terlalu banyak pikiran, asi kamu jadi gak keluar. kasihan nantinya anak kita... lebih baik dengarkan dulu penjelasan dari dokter yah?"...
..."Tapi bagaimana kalau—"...
..."Shailene kita ini sedang berada dirumah sakit yang terkenal dengan pelayan terbaiknya, jangan menaruh curiga seperti itu, mereka yang bekerja disini sudah melakukan yang terbaik."...
...James kemudian teringat, bahwa dirinya sudah memakaikan Allisya gelang kaki yang bertuliskan namanya "Ah aku baru ingat, Aku memakaikannya gelang kaki ini... lihat, bertuliskan Allisya Woodley. aku harap dengan melihat ini kamu sedikit jauh lebih tenang, dan tidak berpikiran kalau anak kita sudah ditukar."...
..."Entahlah James, tapi perasaanku masih khawatir tidak jelas"...
..."Mungkin ini karena kamu terlalu capek juga sayang, sekarang istirahatlah. untuk sementara, biar Allisya menyusu dari botol, kamu sudah pompa ASI kan?" ...
..."Mn. James, maaf membuatmu khawatir."...
..."Tidak apa-apa sayang, istirahatlah. semoga setelah bangun perasaanmu akan jauh lebih baik. tidak usaha khawatir, tidurlah dengan perasaan yang tenang... aku disini akan terus terjaga, aku akan menjaga kedua anak kita."...
..."Sayang, terima kasih."...
Kamila merasa sangat frustasi karena semalaman mendengar tangisan bayi yang menganggu, sampai dirinya tidak ada pilihan lain selain memasukan obat tidur kedalam susu bayi itu agar membuatnya diam. Kamila sama sekali tidak peduli jika tindakannya tersebut akan membahayakan bayi itu.
..."Arghhh sialan! sangat menjengkelkan!"...
Kamila mulai berpikir keras, haruskah dia menyingkirkan bayi Shailene? membunuhnya? sial. dia tidak terpikir kearah sana sebelumnya. dalam rencananya dia belum memikirkan persoalan ini.
..."Apa aku harus membunuhnya? sial bayi ini tidak juga mati setelah aku memberinya obat tidur dengan dosis yang tinggi. Arghhh!! Sial! sial! sial! sangat merepotkan!" ...
..."Apa yang harus kulakukan dengan bayi sialan ini sekarang? apa aku harus membunuhnya? hmph sangat merepotkan. dan lagi pula aku tidak sudi mengotori tanganku sendiri untuk membunuh darah daging dari wanita kep*rat itu."...
Sekarang tepat jam delapan malam, Kamila membawa bayi Shailene itu kesebuah taman yang letaknya tak jauh dari apartemennya
Kamila melihat sekeliling, taman ini adalah taman yang sudah terbengkalai. hanya terdapat satu buah kursi taman yang bahkan sudah karatan, disini sama sekali tidak ada penerangan
...Kamila mendengar lolongan anj*ng menggonggong, dia lalu tersenyum keji "Karena kamu terus menangis dan itu sangat mengangguku, jadi untuk menyingkirkanmu aku akan meninggalkanmu disini, bagaimana menurutmu adek bayi? lebih baik dari menguburmu hidup-hidup bukan? haha, lagi pula... merawatmu juga tidak akan memberi keuntungan apapun untukku. tsk. kamu sama menjengkelkannya seperti ibumu."...
..."Cih. cuma karenamu aku tidak tidur hampir sepanjang malam. suara tangisanmu yang jelek itu terus-menerus mengangguku, sampai membuat kupingku sengau. bisamu hanya terus menangis dan merepotkanku."...
..."Nah sekarang kamu dengar suara itu kan? aku akan meninggalkanmu bersama mereka. sekarang kamu boleh menangis sepuasmu, keluarkan suara tangisan jelekmu yang menganggu itu... haha segerombolan anj*ng itu akan menemanimu, sayangku kamu pasti akan sangat senang disini."...
..."Ini pertemuan terakhir kita, aku harap sih begitu. selamat tinggal. bye bye bayi merepotkan. menangislah yang kencang, menangislah sekenceng kencangnya, bersenang-senanglah dengan segerombolan anj*ng liar itu. tapi perlu diingat, kehidupanmu bisa sampai berakhir seperti ini, tentu saja bukan kesalahanku. kamu harus tahu, ini adalah sebuah karma dari kedua orang tuamu, karena mereka sudah berani menyinggung orang sepertiku. kalau kamu tidak menerima nasibmu yang jelek ini, maka kutuklah mereka. sekali lagi, aku ucapankan selamat tinggal. Shailene, ucapkanlah selamat tinggal untuk anakmu yang satu ini haha."...
Tanpa ada rasa iba sedikitpun, Jessica langsung pergi meninggalkan bayi malang itu sendirian. terlebih Jessica hanya memakaikannya sehelai kain, bayi itu pun menangis tak henti-hentinya karena kedinginan
Taman terbengkalai ini sangatlah sepi, terlebih jarak antara taman dengan rumah warga lumayan jauh. wajar jika tidak ada yang mendengar suara tangisan bayi
Suara gonggongan anj*ng terdengar semakin mendekat, tak lama tiga ekor anj*ng berlarian ke arah bayi mungil itu. tiga ekor anj*ng tersebut lalu berputar-putar disekitar kursi taman seraya memperhatikan tajam dan mengendus-endus bayi dihadapannya itu
Bayi yang malang itu terus menangis, sampai pada akhirnya ada seorang wanita yang kira kira berusia 40 tahunan datang mendekat kearahnya
Wanita yang diketahui bernama Dian ini mendengar suara tangisan bayi ketika dia tengah berjalan dijalan sekitaran taman, Dian yang penasaran ingin memastikan pendengarannya tersebut benar ataukah hanya ilusinya saja; Dian berjalan menelusuri suara tangisan itu
Betapa terkejutnya Dian ketika melihat seorang bayi yang tengah dikelilingi oleh tiga ekor anj*ng lapar disekitarnya, walau di taman tersebut tidak ada penerangan tetapi untungnya cahaya bulan kala itu sedang terang-terangnya
..."Astaga... jadi ternyata benaran ada seorang bayi disini... siapa yang telah tega meninggalkannya dikondisi seperti ini, benar-benar manusia keji."...
Dian langsung berlari ke arah bayi itu dan langsung berusaha mengusir segerombolan anj*ng yang terlihat lapar tersebut
Hust Hust Hust
Segerombolan anjing tersebut nyatanya terusik dengan kehadiran Dian yang tiba-tiba, segerombolan anjing itu tampak marah dan terus menggonggong menunjukkan taringnya seperti hendak bersiap-siap menerkam Dian
..."Hust hust Pergi sana, pergi sana, jangan menganggu."...
Walau ketakutan, Dian tetap berusaha mengusir segerombolan anj*ng liar itu. dia melihat sebuah balok kayu tepat dibawah kursi taman, tanpa pikir panjang Dian langsung mengambilnya kemudian dengan berani mengusir segerombolan anj*ng itu dengan seutas balok tersebut
▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒▒
Versi revisi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ☠ᵏᵋᶜᶟ印尼🇮🇩小姐ᗯ𝐢DYᗩ 𝐙⃝🦜
ralat, bukannya yg buang alisya itu kamila ya?😊😊😊 salah tulis ya , marie
2020-07-19
4