Happy reading
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Arga menjatuhkan dirinya di kasur dengan keras, ia memijit pelipisnya yang terasa pening. Ia baru saja melihat kepulangan Tasya dengan kedua orang tuanya, mengapa sebagian hatinya tidak rela jika Tasya kembali ke rumah orang tuanya? Seharusnya Tasya berada di rumahnya seminggu lagi. Namun, karena gadis itu sakit dan ikatan Tasya dengan ibu tirinya sangat kuat menyebabkan Alex cepat sekali kembali ke Indonesia. Arga tak mengerti dengan dirinya sendiri, mengapa bisa seperti ini? Ia menggelengkan kepalanya kuat, tidak ingin memikirkan Tasya terlalu berlarut-larut. Bukankah Tasya hanya anak dari sahabat yang di titipkan padanya se-lagi sahabatnya itu bulan madu? Dan bukankah Tasya hanya gadis manja yang tak Arga sukai? Bahkan dirinya terkesan dingin selama Tasya tinggal di rumahnya. Seharusnya ia tidak begini, hatinya tidak menjerit tak memperbolehkan Tasya pulang. Mengapa saat ini Arga ingin sekali melihat wajah menggemaskan Tasya? Cih, dirinya munafik sekali.
"Sialan, sepertinya aku sudah tidak waras terus memikirkan gadis manja itu."ucap Arga pada dirinya sendiri. Memang benar! Seharusnya ia bahagia Tasya tak ada lagi di rumahnya, tidak ada lagi gadis manja yang akan merepotkannya, yang akan membuat kepalanya cukup pening dengan tingkah Tasya. seharusnya begitu, kan? Tapi mengapa hati kecil nya menolak keras egonya saat ini? Arga benar-benar tidak tau apa yang terjadi dengan hatinya.
Dering handphone membangunkan Arga yang telah berbaring di kasurnya, ia menghela nafas berat saat melihat nama yang tertera di layar handphone-nya, mengapa di saat seperti ini orang itu malah menelponnya?
"Ada apa?"tanya Arga langsung pada poinnya, saat ia menggeser ikon berwarna hijau di handphone-nya. kali ini ia tidak mau berbasa-basi pada orang di seberang sana.
"......."
"Kenapa bisa? Saya sudah menyuruh kalian mengawasi nya dan memberikan yang terbaik untuknya."ucap Arga dengan nada dingin dan marahnya.
"......."
"Saya akan ke sana! jika terjadi sesuatu dengan dirinya, Kalian berurusan dengan ku."
Arga langsung mematikan sambungan telepon nya, muka nya mengeras menahan amarah. Ia langsung bergegas pergi dari rumah, ia ingin segera bertemu dengan seseorang yang sangat berarti di hidupnya selain Almarhum kedua orang tuanya. Rasa amarah dan khawatir mendominasi hatinya bahkan Tasya yang sedari tadi di pikirannya tak ia hiraukan kembali, dirinya hanya fokus pada satu titik yang sedang membutuhkannya di sana.
********
Tasya baru saja sampai di rumahnya dengan senyum yang mengembang, akhirnya ia bisa pulang setelah sekian lama ia tersiksa di rumah Arga. Sebenarnya ada satu alasan yang selalu membuat kepalanya cukup sakit jika berkeliling dan melihat rumah Arga, bayangan hitam putih selalu menghampirinya. Yang membuat Tasya ingin sekali cepat-cepat pulang. Tapi entah mengapa setelah ia menginjakkan kaki di rumahnya sendiri dan berbaring di kasurnya sendiri, pikiran Tasya semakin tertuju ke arah Arga. Mengapa dirinya merasa sepi tidak mendengar omelan Arga yang cukup tajam di dengar oleh telinganya? Oh, Tasya sudah gila!
"Is, muka om Arga kenapa selalu ada di kepalaku sih? Ini gak bisa di biarkan, muka om galak itu harus di singkirkan. Sebaiknya aku mandi saja, mungkin dengan begitu otak ku kembali pada tempat yang seharusnya."
Tok.. Tok..
Suara ketukan pintu membuat Tasya sedikit terkejut, saat gadis itu ingin melangkah ke kamar mandi.
"Sayang ini mama."
"Masuk aja mah, enggak Tasya kunci."teriak Tasya.
Ceklek.
Pintu di buka oleh Sandra dengan perlahan, ia tersenyum pada anaknya yang berdiri dengan menatapnya.
"Kamu kok bawa handuk, mau mandi?"
"Iya mah, badan Tasya terasa sangat lengket."
"Jangan mandi dulu sayang, badan kamu masih lemas, di basuh pakai handuk basah saja."
"Ih mama, Tasya jorok dong kalau gitu."
"Tidak ada penolakan sayang, mama tidak mau anak mama sakit lagi."
"Iya deh."
Tasya menurut dengan ucapan Sandra padanya, karena ia merasa bersalah telah membuat mamanya khawatir dan harus pulang dengan sangat cepat ke Indonesia.
"Papa mana mah?"
"Ada di kamar, yaudah kalau gitu mama mau ke kamar. Ingat loh kamu jangan mandi dulu."
"Iya mama ku sayang."
Sandra tersenyum melangkah keluar dari kamar Tasya, menghampiri suaminya yang sudah menunggu sedari tadi. Akibat bertemu dengan seseorang di Belanda, Alex semakin protektif kepadanya, sekali lagi ia menoleh ke arah Tasya. Wajah anak tirinya itu benar-benar mirip dengan seseorang yang tak sengaja tertabrak dengan dirinya sewaktu di belanda. Sandra menghela nafas berat, seakan beban yang ia pikul sangat berat sekali. Apakah ia akan kehilangan Tasya setelah mama kandung anaknya itu kembali? Entahlah Sandra tidak tau, tetapi Alex sudah berkata tidak akan pernah mengizinkan wanita itu bertemu dengan Tasya. Namun, dirinya yang sudah menjadi ibu sambung Tasya merasa iba dengan wanita yang menemuinya.
Tasya mengeryit heran melihat wajah mama nya yang terlihat murung. Namun, Tasya tak berani banyak bertanya. Gadis itu hanya diam menatap kepergian mamanya dalam diam.
********
Arga menatap seseorang yang terbaring lemah di hadapannya, ia mengelus kepala seseorang tersebut dengan lembut.
"Cepatlah membuka mata, aku sangat merindukanmu."bisik nya lirih. Hatinya sangat sakit, matanya seketika terpejam terbayang kejadian silam yang membuat hidup nya berantakan. Di saat orang tuanya meninggalkannya karena kecelakaan pesawat, di saat itu juga ia mendapatkan kabar bahwa orang yang ia sayang selain kedua orang tuanya juga terbaring lemah dengan banyaknya darah yang mengalir di kepalanya.
Andai dirinya bisa memutar waktu, Arga tidak akan seperti ini. Arga tidak akan pernah kehilangan binar mata yang selalu menatapnya dengan penuh cinta, dan Arga tidak akan harus merasakan kesepian seperti ini.
Kembalilah seperti kamu yang dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Mamaelly Bundhaneyusufhafsha
sejak tadi ceritanya agx mengeherankan
2021-07-23
0
Diana Marwah
Msih Teka-Teki
2021-06-04
0
Putrii Bahriie
.Siapa kah orang itu
sejak tadi bikin penasaran
2021-01-28
1