Happy reading
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
Suasana rumah Arga tampak sepi sekali, karena pelayan sudah pada pulang semua, Tasya menghela nafas pelan saat di rasa perut nya sudah berbunyi karena ia sangat lapar. Ini kesalahan nya yang tak membuka pintu di saat pelayan memanggilnya untuk makan, karena ia terlalu malas bertemu dengan Arga yang saat galak menurut Tasya. Dan sekarang gadis itu menyesal telah mengabaikan ketukan pintu tersebut, karena sampai saat ini tak ada yang membawakannya makanan. Apakah om Arga tidak peduli padanya? tentu saja! Batin Tasya begejolak. Sekali lagi Tasya menghembuskan nafasnya kasar dan kembali membaringkan tubuhnya, mengapa di dunia ini yang peduli dengan nya hanya mama Sandra dan papa Alex, kedua orang tuanya. Sungguh miris, ia tidak bisa keluar lagi, dan Kelvin pun masih ada di luar kota.
Bunyi pintu terbuka membuat Tasya bangkit dari tidurnya, ia melihat Arga yang bersidekap dada di depan pintunya dengan menatap tajam ke arahnya, selalu saja membuat jantung nya seakan ingin lepas dari tempatnya. Ini perasaan takut atau sebaliknya? Ah sudah lah tak perlu di pikirkan, Tasya harus menghadapi Arga sekarang.
"Seperti ratu eh, ingin di layani makan. Tak mau membuka pintu saat pelayan mengetuk pintu kamarmu."ejek Arga dengan suara datar nya yang membuat Tasya menelan ludahnya gugup.
"Tasya mengantuk om, jadi tidak mendengar adanya pintu yang di ketuk."alibi Tasya dengan suara lirihnya.
"Sekarang buatkan saya makanan, saya sangat lapar. Tidak ada pelayan di rumah ini lagi, jadi kamu harus memasak sendiri."
"Tapi om, kata om sendiri Tasya tidak boleh menyentuh dapur."
"Ini pengecualian anak manja, jangan mencari alasan ketika kau ingin bertingkah seperti ratu di rumah ini, itu tidak akan pernah mungkin terjadi. Kau menumpang di sini, berarti kau harus menuruti semua apa perintahku, termasuk memasak."
"Tapi om, Tasya tidak bisa memasak."
"Aku tidak peduli, cepat ke dapur dan siapakan makanan untukku."ucap Arga dengan suara galaknya membuat Tasya mau tidak mau melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju dapur di ikuti oleh Arga yang masih menatapnya dengan sangat tajam.
"Jangan merusak dapur ku."peringat Arga.
Tasya hanya bisa menghela nafas lelah, jika dapur nya tidak ingin kotor atau rusak karena ulah nya, mengapa om Arga masih menyuruhnya? Dasar manusia galak dan nyebelin yang pernah Tasya temui.
"Jangan galak om! Om tambah tua jika marah-marah seperti ini, dan tidak laku-laku nantinya."cicit Tasya yang memberanikan diri mengungkapkan kekesalannya terhadap Arga.
"Sialan, siapa kau yang berani mengejek ku seperti itu? Cepat kerjakan apa yang aku suruh tadi, jangan banyak mengeluh! Dasar gadis manja."
Tasya hanya mengangguk dengan lesu, kakinya melangkah dengan gontai menuju dapur sedangkan Arga duduk di kursi makan dengan memainkan handphonenya membalas pesan atau e-mail yang masuk tentang pekerjaannya sekaligus membalas pesan yang sangat penting di hidupnya.
Sedangkan Tasya, gadis itu kebingungan apa yang harus ia lakukan pertama kali di dapur, sungguh ia sangat bingung karena ini pertama kalinya ia memasak sendiri. Tasya ingat pertama melihat Sandra memasak, yang di lakukan mama nya terlebih dahulu adalah menyiapkan bahan masakan dan memotong sayur. Tasya hanya mengingat ketika Sandra menumis kangkung dengan telur goreng itu saja, dengan memberanikan diri Tasya mulai mengambil bahan-bahan yang ia perlukan. dengan sedikit ragu Tasya mengambil pisau tajam yang berada di depannya.
"Potong kangkung dengan pisau ya, kan? Atau di petik pakai tangan? Biar lebih cepat pakai pisau aja deh."ucap Tasya pada dirinya sendiri. Tasya mulai memotong kangkungnya dengan perlahan, jika begini ia jadi sangat rindu dengan Sandra. Hingga gadis itu melamun tanpa sadar membuat tangannya teriris sedikit.
"Awww."Tasya memekik kaget saat merasa tangannya sangat sakit dan perih, gadis itu menelan ludahnya susah payah saat melihat darah keluar dari jari telunjuknya. Wajahnya langsung pucat saat melihat darah tersebut.
Arga yang mendengar pekikan Tasya berlari dengan cepat menuju dapur, di lihatnya Tasya yang hampir jatuh dengan gerakan sangat cepat Arga menahan tubuh Tasya dengan memeluk tubuh ramping itu.
"Apa yang kau lakukan?"geram Arga yang merasakan tubuh Tasya gemetar.
"Da...rah om."ucap Tasya terbata.
"Ini hanya luka kecil, mengapa kau pucat dengan tubuh gemetar seperti ini, kau memang sangat manja."
"Tasya takut darah, om."lirihnya dengan meneteskan air matanya menatap sayu ke arah Arga.
"Astaga, tubuhmu panas."panik Arga yang langsung membopong Tasya menuju sofa. Arga tidak tau jika efek dari takut darah akan seperti ini, melihat Tasya menangis membuat sudut hatinya merasakan iba.
"Hiks...hiks sakit om."
"Jangan menangis, aku kan mengambil obat untuk membalut lukamu."ucap Arga yang sedikit lembut karena ia merasa panik dengan wajah pucat Tasya. Dengan cepat Arga mengambil kotak P3K di lemarinya. Lalu menghampiri Tasya kembali yang terisak dengan bibir gemetar.
"Mana jarimu."
Tasya memberikan jarinya kepada Arga dengan gemetar, dengan serius Arga mulai mengobati luka Tasya di rasakan tangan Tasya yang sangat dingin membuat Arga merasa bingung harus bagaimana, haruskah ia membawa Tasya ke rumah sakit? Tangan Arga refleks menyentuh kening Tasya saat sesudah ia mengobati luka kecil yang mengeluarkan darah di jari telunjuk Tasya.
"Astaga, panasmu semakin tinggi."
"Tasya mau mama."
Tanpa kata Arga langsung menggendong Tasya menuju kamar gadis itu, wajah dingin nya seketika berubah khawatir terhadap gadis yang berada di gendongannya.
"Mama."lirih Tasya membuat Arga hanya bisa menghela nafas nya dengan membaringkan tubuh Tasya di kasur nya.
Arga menyeka keringat yang keluar cukup banyak dari kening Tasya dengan lembut, entah mengapa hatinya merasa tidak rela jika Tasya sakit.
"Di..ngin."
Arga bingung tak mungkin ia meninggalkan Tasya di saat gadis itu sedang sakit seperti ini, entah bisikan dari mana Arga perlahan mulai berbaring di samping Tasya memeluk gadis itu erat saat Tasya mengucapkan kata dingin dengan tubuh menggigil tetapi kening berkeringat.
"Aku di sini."ucap Arga lirih memeluk Tasya erat dan mengecup kening gadis itu penuh perhatian.
🥀🥀🥀🥀🥀🥀🥀
banyak yang koment kenapa lama sekali update thor?
maaf sebelum nya, saya sudah update part sebelumnya dari hari minggu dan baru lulus review hari rabu. jadi jika aku belum update bisa jadi karena review yang sangat lama. mohon mengerti karena update cerita di sini harus pakai review dulu, harus sabar.🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
Diana Marwah
Sama drah Sedikit Takut, aplgi klau Lahiran atau Haid, gmna ya??
2021-06-04
0
Dewii
Kok bisa gitu ya, cuma liat darah doang terus kalo haid gimana??
2021-06-01
1
ibah
menarik
2021-02-11
0